rantai mRNA menjadi ribosom 70S. Penghambatan pada komponen ribosom- ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel. Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida, makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol.
23
2.4.4 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu kuinolon, rifampisin, sulfonamide, dan trimetropin. Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid DNA pada proses pembelahan sel. Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid RNA bakteri. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri.
23
2.4.5 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Asam folat tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
PABA. Antibakteri seperti sulfonamide, trimetropin, asam p-aminosalisilat PAS dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut.
23
2.5 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen antibakteri.
2.5.1
Metode disc diffusion tes Kirby Bauer
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana, praktis, dan telah distandarisasi dengan baik. Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri. Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antibakteri.
24
Keuntungan metode ini adalah kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus. Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi.
2.5.2
E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme.
24
2.5.3 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi antibakteri.
24
2.5.4 Cup-plate technique Metode Lubang
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode disc diffusion. Pada metode ini, media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji.
24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang ditunjukkan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri
25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
10 mm Tidak ada
Sumber: Greenwood. 1995
2.6 Kerangka Teori
Infeksi Saluran
Pernapasan Atas ISPA
Sinusitis Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus pyogenes
Infeksi Sirih
Hijau Daun
Batang Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih Antiseptik
Fungisid Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri Daun sirih
Phenol Kavikol
Euganol Antibiotik
golongan Makrolid
Eritromisin ?
antibakteri
Mendenaturasi protein sel
bakteri Meningkatkan
permeabilitas membran
Bakterisida Menghambat
sintesis protein
bakteri
2.7 Kerangka Konsep