phenol biasa.
15
Disamping itu, ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati radang gusi dan radang tenggorokan.
1
2.2 Morfologi dan Klasifikasi
Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif, berbentuk kokus dengan diameter 0,5-1 µm dan tersusun seperti rantai. Bakteri ini bersifat
β hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis
β di sekitar koloni.
16,17
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif, nonmotil, tidak berspora, dan dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37
o
C dengan pH 7,4-7,6. Bakteri Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan- bulan dan bertahun-tahun. Pada suhu 50
C bakteri akan mati dalam 10 menit.
16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi, berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus pyogenes:
16
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pyogenes
Gambar 2.2 kiri Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan kanan koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
Sumber: texbookofbacteriology.net Diakses 8 September 2014
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak menginfeksi manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit, namun tidak menimbulkan gejala penyakit. Streptococcus pyogenes dapat menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada. Bila bakteri ini tersebar sampai ke jaringan yang rentan, maka infeksi supuratif dapat terjadi. Infeksi ini
dapat berupa faringitis, tonsilitis, dan impetigo.
20
2.3 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh rhinovirus 20, influenza virus 2 dan Streptococcus pyogenes 15-
30.
8
Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. Infeksi bakteri Grup A
Streptococcus β hemolitik dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat, karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler. Bakteri ini menyerang anak usia sekolah terutama usia 4-7 tahun, dan orang dewasa. Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host. Penularan infeksi melalui sekret hidung dan ludah droplet infection.
21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu. Penyebab paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan, malaise dan sakit kepala, biasanya suhu sedikit meningkat, dan eksudat pada faring menebal.
22
Gejala pada rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis,
timbul demam disertai rhinorhea sekresi mukus encer dari hidung, mual, nyeri tenggorok dan sulit menelan. Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis.
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu. Terdapat 2 bentuk faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi. Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik, sinusitis, iritasi kronik oleh rokok, dan minuman beralkohol. Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata, bergranular, dan pasien mengeluh tenggorok kering,
gatal dan akhirnya batuk berdahak. Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal. Pada pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering.
21
2.4 Mekanisme Kerja Antibakteri