Mekanisme Kerja Antibakteri Efektivitas ekstrak daun sirih hijau (piper betle l.) terhadap pertumbuhan bakteri streptococcus pyogenes in vitro

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal. Pada pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering. 21

2.4 Mekanisme Kerja Antibakteri

23 Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok, yaitu aktivitas bakteriostatik menghambat pertumbuhan bakteri, namun tidak membunuhnya dan bakterisida bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang luas. Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya, obat antibakteri dapat dibagi kedalam 5 kelompok, yaitu: 2.4.1 Menghambat Sintesis Dinding Sel Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel. Dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan. Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif. Struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk. 22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin, sefalosforin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin. 23 2.4.2 Mengganggu Keutuhan Membran Sel Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan menjaga keseimbangan zat di dalam sel. Kerusakan membran sitoplasma sel dapat menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein, asam nukleat, dan ion-ion penting sehingga sel menjadi rusak. Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini adalah polimiksin-B dan golongan azol klotrimazol, mikonazol, dan ketokonazol. 23 2.4.3 Menghambat Sintesis Protein Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya. Sintesis protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S. Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S. Penghambatan pada komponen ribosom- ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel. Antibiotik yang dapat menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida, makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol. 23 2.4.4 Menghambat Sintesis Asam Nukleat Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu kuinolon, rifampisin, sulfonamide, dan trimetropin. Rifampisin menghambat replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid DNA pada proses pembelahan sel. Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid RNA bakteri. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri. 23 2.4.5 Menghambat Metabolisme Sel Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Asam folat tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate PABA. Antibakteri seperti sulfonamide, trimetropin, asam p-aminosalisilat PAS dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut. 23

2.5 Metode Pengujian Antibakteri