Latar Belakang Masalah MAKNA KONOTATIF DALAM TERJEMAHAN AL-QURAN PADA TAFSIR AL-MISHBÂH KARYA M. QURAISH SHIHAB: STUDI KASUS SURAH AN-NISÂ

1 BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Kata merupakan unsur terpenting dalam kalimat, setiap kata mempunyai makna atau arti. 1 Makna segala informasi yang berkaitan erat dengan sebuah ujaran, maka dari itu makna menjadi objek utama dalam semantik. Jika kata dalam suatu kalimat tidak digunakan secara tepat maka maksud dan makna kalimat itu akan terganggu dan pesan yang akan disampaikan tidak akan sampai. Dalam ilmu semantik terdapat dua macam makna, yaitu makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna yang awal, makna yang wajar, makna yang sesuai dengan kenyataanya. Sedangkan makna konotatif adalah makna wajar yang memperoleh perasaan tertentu, emosi tertentu, dan rangsangan tertentu pula yang bervariasi dan tidak terduga. 2 Makna konotatif adalah makna yang tidak mudah dipahami, sedangkan dalam pemahaman lain diterangkan bahwa makna denotatif adalah makna asli yang dimiliki oleh sebuah leksem. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tersebut yang berhubungan dengan nilai rasa seseorang. 3 Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti salah satu makna yang telah dibahas di atas, yaitu makna konotatif. Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa makna konotatif adalah makna yang memiliki rasa. Adapun nilai rasa yang dimaksud adalah rangsangan yang mempengaruhi panca indera, perasaan, sikap, dan penilaian. Rangsangan dapat bersifat individu atau kolektif serta berdasarkan 1 J. S Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar, Jakarta: T.pn., 1995, h. 50. 2 J.D Parera, Teori Semantik, Jakarta: Erlangga 2004, h. 97-98. 3 Abdul Chaer, Linguistik Umum, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994, h. 292. 2 pengalaman. Makna konotasi mengandung nilai rasa positif, negatif, dan terkang netral. Berikut merupakan tiga contoh yang mengandung seluruh nilai konotasi. 1 Ibu guru sedang menasihati anak yang bebal 2 Para Ulama berkumpul di masjid Agung 3 Artis yang bernama Saikoji berbadan gemuk Pada ketiga contoh di atas, kata “bebal”, “agung”, dan “gemuk” mempunyai makna denotatif dan konotatifnya masing-masing. Kata bebal berarti bodoh yang berlebihan. Orang yang mengatakan kata tersebut kepada lawan bicaranya mengandung perasaan menghina dan merendahkan. Maka kata “bebal” tersebut mengandung makna konotatif negatif. Kata “agung” pada contoh kalimat yang kedua tidak hanya mempunyai makna “besar” namun mengandung makna lain yaitu “mulia” atau sesuatu yang dihormati.” Maka, kata agung di atas mengandung makna konotasi positif. Dalam contoh yang ketiga, kata gemuk mengandung makna konotasi netral jika disandingkan dengan kata “gembrot” yang memiliki nilai rasa yang negatif, kata “besar” memiliki nilai rasa yang positif. Ketiga kalimat di atas merupakan contoh kalimat konotatif dalam bahasa Indonesia. Dari contoh di atas, peneliti akan meneliti makna konotatif pada terjemahan surat Annisa dalam Tafsir al-Mishbâh karya M. Quraish Shihab.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah