4 maupun yang tepat studi kasus Terjemahan Kitab Subulussalam Jilid III Bab
Pernikahan oleh Drs . Abubakar Muhammad” tahun 2010. Perebedaan yang
terdapat pada penelitian ini adalah objek yang digunakan sebagai bahan penelitian. Penelitian yang digunakan oleh Zainab adalah objek yang mengandung
istilah hukum sedangkan objek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah terjemahan ayat-ayat al-Quran.
Kedua, penelitian konotatif juga pernah dilakukan oleh Imam Arifin, Mahasiswa Tarjamah UIN Jakarta yang meneliti tentang “ Makna Konotasi Kata
Ambilan Bahasa Arab dalam Buku Mafahim Hizbut Tahrir Indonesia ” tahun
2014. Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini adalah objek yang digunakan. Penelitian y
ang dilakukan oleh Imam Arifin menggunakan objek “kata ambilan” sedangkan objek yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah terjemahan
al-Quran.
F. Landasan Teori
1. Teori Penerjemahan
Menurut Catford yang dikutip oleh Suryawinata dan Sugeng, “penerjemahan merupakan penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa
dengan materi tekstual dalam suatu bahasa dengan materi tekstual yang padan dalam bahasa lain Translation is the replecment of textual material in one
language by equivalent textual material in other language.
4
Perlu diperhatikan bahwa materi yang dimaksud Catford tidak harus sesuatu yang
tertulis. Jadi penerjemahan bisa berupa lisan maupun tulisan.
4
Suryawinata Sugeng, Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan Yoyakarta: Kanisius, 2003, h. 12.
5 Terdapat banyak macam-macam penerjemahan, diantaranya adalah
penerjemahan komunikatif dan penerjemahan semantik. Penerjemahan komunikatif adalah dimana seorang penerjemah harus memproduksi makna
kontekstual yang sedemikian rupa ketika menerjemahkan dengan menggunakan metode ini. Aspek kebahasaan dan aspek langsung dapat
dimengerti oleh pembaca. Metode ini mengharuskan penerjemah mengerti prinsip-prinsip
komunikasi.
5
Pendekatan penerjemahan
komunikatif berhubungan erat dengan pendekatan semantik.
2. Teori Makna Konotatif
Makna konotatif merupakan makna yang bukan makna aslinya. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai
nilai rasa, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi bisa juga disebut berkonotasi
netral. Konotasi bersifat merangsang dan menggugah pancaindra, perasaan, sikap, penilaian, dan keyakinan dan keperluan tertentu rangsangan-
rangsangan tersebut dapat bersifat individual dan kolektif. Makna konotasi umumnya tidak dikaitkan dengan kata, sedangkan kosakata tidak hanya
terdiri atas kata, tetapi juga terdiri atas beberapa kata, seperti kambing hitam. Makna kambing hitam bukan merupakan gabungan makna kambing dan
makna hitam, melainkan memiliki makna tersend iri, yaitu “orang yang
dipersalahkan”. Karena mempunyai makna yang tidak dapat ditelusuri dari
5
Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia, Tangerang: Dikara, 2010, h. 34
6 makna setiap kata pembetuknya, kambing hitam dikatakan pula mempunyai
makna idiomatis dan berkonotasi negatif.
6
G. Metodologi Penelitian