1
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang Menurut Hans 1950 dalam Hidayat, 2010, stres merupakan respon tubuh
yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan terjadinya fenomena yang mempengaruhi semua dimensi dalam kehidupan seseorang.
Menurut prihatini 2008, stres juga diartikan sebagai tekanan, kecemasan dan gangguan yang tidak menyenangkan berasal dari luar diri seseorang. Olpin dan
Hesson 2009 bahwa stres adalah mengenai perasaan dan pikiran seseorang yang mengganggu terhadap diri dengan tingkatan stres ringan, stres sedang, stres berat
menunjukkan pengukuran perceived stress scale. Stres dapat terjadi pada setiap orang, termasuk pelajar atau mahasiswa.
Hal ini dibuktikan dari penelitian di Universitas Malaysia dengan jumlah responden 396 terdapat 41,9 mengalami stres pada mahasiswa Sherina, 2004.
Universitas Iran menunjukkan bahwa stres mahasiswa yang berjumlah 129 dengan tingkat rendah 26,22, tingkat sedang 20,50, tingkat berat 14,75 pada
mahasiswa Marjani, 2008. Universitas Thailand menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang mengalami stres yaitu 62,4 dengan 17 mahasiswa terdapat
2,4 mengalami stres berat pada mahasiswa Saipanish, 2003. Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi
untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana Budiman, 2006. Fenomena stres dikalangan pelajar universitas merupakan satu topik yang
sering menjadi bahan kajian kebanyakan orang. Terdapat banyak faktor yang bisa
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan seseorang pelajar mengalami stres seperti lingkungan, akademik, hubungan interpersonal dan cara pemikiran pelajar juga bisa menimbulkan stres
pada pelajar. Faktor yang mempengaruhi tingkat stres kemampuan individu mempersiapkan stresor, intensitas terhadap stimulus, jumlah stresor yang harus
dihadapi dalam waktu yang sama, lamanya pemaparan stresor, pengalaman masa lalu, tingkat perkembangan pada kehidupan pelajar Rasmun, 2004.
Kehidupan pelajar berbeda-beda pada setiap individu dalam kesibukan menuntut ilmu dan memperoleh kemahiran di universitas. Stres yang dialami
mahasiswa dalam keadaan seperti rasa cemas, bingung dan panik, konsentrasi yang menurun serta tanda dan gejala fisiologi ditujukan pada kejadiannya.
Tekanan terlalu tinggi menimbulkan aspek negatif pada pencapaian akademik seseorang pelajar. Aspek negatif fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya
tahan tubuh menurun terhadap penyakit,sering pusing, badan terasa lemah, lesu dengan perubahan gaya hidup. Stres yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup
dapat menyebabkan stres pada semasa periode ujian. Perubahan gaya hidup diantaranya adalah kekurangan tidur, pola makan yang berubah, rasa takut
menghadapi ujian, serta kurangnya berolahraga Rasmun, 2004. Olahraga adalah salah satu metode untuk mengatasi stres yang dialami
seseorang. Olahraga akan membuat tubuh menjadi bugar dan memberi manfaat bagi kesehatan seperti dapat mengontrol berat badan, kesehatan kardiovaskuler,
memanjangkan umur, pencegahan kanker, kontrol diabetes, meningkatkan harga diri dan juga sebagai penyangga melawan depresi, ansietas dan stres Berstein,
2006.
Universitas Sumatera Utara
Olahraga secara teratur sebanyak tiga sampai empat kali dalam seminggu dan tiap kalinya 35-45 menit Sharkey, 2003. Olahraga yang dilakukan
mahasiswa saat ini yaitu berjalan, bersepeda, lari, dan olahraga beregu seperti futsal, senam, bulu tangkis dengan kebiasaan minimal dua kali seminggu dengan
durasi 20 menit. Kebiasaan olahraga tidak mencakup pekerjaan yang dilakukan, melainkan olahraga yang dilakukan dengan waktu khusus meskipun beraktivitas
sehari-hari. Kesibukan mahasiswa besar yang berhubungan dengan fisik, sehingga kesadaran yang dikhususkan menjadi berkurang. Mahasiswa menganggap bahwa
aktivitas yang dilakukan sudah termasuk olahraga. Mahasiswa yang tidak beraktivitas fisik atau beraktivitas fisiknya tidak ideal lebih banyak dibandingkan
yang teratur berolahraga Kusmana, 2006. Depkes 1994 dalam Ruhayati, 2011 aktivitas fisik mempengaruhi
kebugaran tubuh atau kesehatan dengan membiasakan diri olahraga yang teratur. Setiap orang berbeda-beda pengaruhnya ke dalam tubuh. Salah satu faktornya
seperti jenis kelamin yaitu antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan berkaitan dengan kesehatan maksimal otot yang berhubungan dengan
luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin hormon. Perbedaan dikarenakan perempuan memiliki jaringan lemak yang lebih
banyak dan hormon serta kadar hemoglobin yang lebih rendah. Maka kebiasaan berolahraga mampu mempengaruhi tingkat stres pada tiap
individu dengan mekanisme kompleks yang berbeda antara satu sama lain. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti mengenai hubungan kebiasaan berolahraga
Universitas Sumatera Utara
dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, dapat dirumuskan sebagai
berikut: Apakah terdapat hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?
3. Pertanyaan penelitian 3.1 Bagaimana kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara? 3.2 Bagaimana tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara? 3.3 Bagaimana hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada
mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara? 4.Tujuan penelitian
4.1 Tujuan umum Mengidentifikasi hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada
mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 4.2 Tujuan khusus
4.2.1 Mengidentifikasi kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Mengidentifikasi tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4.2.3 Mengidentifikasi bagaimana hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara 5. Manfaat penelitian
5.1 Bagi mahasiswa keperawatan Diharapkan dalam menjalani kegiatan perkuliahan di keperawatan
mahasiswa dapat beradaptasi dengan stres yang dialami serta mengatasi stres dengan sikap positif agar tidak menghambat pendidikan selanjutnya.
5.2 Bagi pendidikan keperawatan Diharapkan kepada pendidikan keperawatan dapat meningkatkan metode
pembelajaran yang efektif dalam perkuliahan sehingga mahasiswa keperawatan tidak akan mengalami stres yang berkelanjutan dalam menjalani kegiatan
akademiknya. 5.3 Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini sebagai dasar untuk peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA