Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

OLEH

RISPA RESMIDA SARI HASIBUAN 111101011

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Tingkat Stres pada

Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI

OLEH

RISPA RESMIDA SARI HASIBUAN 111101011

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(3)

(4)

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya skripsi yang berjudul: Hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama proses skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik mulai dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, tentulah akan terasa sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku pembantu dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Evi Karota Bukit S.Kp, MNS selaku pembantu dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan sebagai dosen penguji I yang telah memberikan masukan pada skripsi ini

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku pembantu dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Almh. Ibu Salbiah, S.Kp., M.Kep sebagai pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu dan perhatiannya dengan penuh kesabaran dalam memberikan


(6)

masukan, arahan, dukungan serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Wardiyah daulay, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen penguji II yang telah

memberi masukan pada skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Kedua orang tua saya, yakni Bapak saya Alm. Akhiruddin Efendi Hasibuan dan Ibu saya Ikhlas Rasoki yang telah memberikan bantuan, dukungan material dan moral serta doa demi kemudahan dalam menyelesaikan pendidikan, juga kakak saya Enni, Indah, dan adik saya fauziah, septi yang telah memberikan dukungan dan doa untuk saya.

8. Sahabat – sahabat terbaik saya, Anggi, Ari, Ema, Habibul, Rafika, Silvia, Yuni, Warnila, serta semua teman-teman S1 2011 Fakultas Keperawatan yang telah membantu dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menempuh pendidikan dan penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya, dan penulis juga menerima saran yang membangun dari semua pihak untuk hasil yang lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih

Medan, Agustus 2015 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN……….. viii

DAFTAR SKEMA ... ix

DAFTAR TABEL……… x

ABSTRAK………. xi

BAB 1 PENDAHULUAN………. 1

1. Latar belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 4

3. Pertanyaan penelitian ... 4

4. Tujuan penelitian... 4

5. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

1. Konsep stres ... 6

1.1 Definisi stres... 6

1.2 Sumber stres ... 6

1.3 Gejala dan tanda stres... 7

1.4 Penggolongan stres... 8

1.5 Tingkat stres ... 8

1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres ... 10

1.7 Efek-efek stres... 11

1.8 Penanggulangan stres ... 12

2. Definisi olahraga ... 12


(8)

2.2 Jenis-jenis olahraga ... 13

2.3 Hubungan olahraga dengan stres ... 14

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 15

1. Kerangka konsep ... 15

2. Definisi operasional ... 16

3. Hipotesa penelitian ... 17

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 18

1. Desain Penelitian... 18

2. Populasi dan sampel ... 18

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4. Pertimbangan Etik ... 21

5. Instrumen Penelitian... 23

6. Validitas dan reliabilitas... 24

7. Pengumpulan Data ... 25

8. Pengolahan dan Analisa Data... 26

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

1. Hasil penelitian... 30

1.1 Distribusi karakteristik data demografi responden ... 30

1.2 Distribusi kebiasaan berolahraga ... 31

1.3 Distribusi tingkat stres... 32

1.4 Distribusi hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres... 32

2. Pembahasan ... 33

1.1 Analisa kebiasaan berolahraga ... 33

1.2 Analisa tingkat stres ... 34

1.3 Analisa hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres ... 36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

1. Kesimpulan ... 39

2 . Saran... 40


(9)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal penelitian……….. 44

Lampiran 2 Lembar penjelasan tentang penelitian………. 45

Lampiran 3 Lembar persetujuan menjadi responden……….. 46

Lampiran 4 Content Validity Index………. 49

Lampiran 5 Hasil reliabilitas……… 51

Lampiran 6 Master data……….. 57

Lampiran 7 Pengolahan data……… 70

Lampiran 8 Permohonan Validitas ……… 78

Lampiran 9 Persetujuan Validitas……….. 80

Lampiran 10 Komisi Etik……… 82

Lampiran 11 Lembar Uji reliabilitas ………. 83

Lampiran 12 Lembar Pengambilan Data………. 84

Lampiran 13 Surat Pernyataan Selesai Penelitian ……… 85

Lampiran 14 Lembar Bimbingan……… 87

Lampiran 15 Taksasi Dana……… 89


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi operasional variabel penelitian ... 16

Tabel 4.1 Populasi dan Sampel ... 20

Tabel 4.2 Panduan interpretasi uji hipotesa ... 29

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi ... 31

Tabel 5.2 Distribusi Kebiasaan berolahraga mahasiswa keperawatan... 31

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat stres mahasiswa keperawatan ... 32


(12)

Judul : Hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Nama : Rispa Resmida Sari Hasibuan NIM : 111101011

Program : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2014/2015

ABSTRAK

Stres dikalangan mahasiswa semakin meningkat karena kehidupan pada setiap individu berbeda-beda dalam kesibukan menuntut ilmu dan memperoleh kemahiran di Universitas. Tekanan menimbulkan aspek negatif pada pencapaian akademik seorang mahasiswa dan perubahan gaya hidup seperti kekurangan tidur, pola makan yang berubah, rasa takut menghadapi ujian, serta kurangnya berolahraga. Berolahraga secara teratur dapat meningkatkan kemampuan adaptasi seseorang terhadap stres. Olahraga akan membuat tubuh menjadi bugar dan memberi manfaat bagi kesehatan serta menumbuhkan rasa senang dan membuat pikiran lebih tenang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling, pada 235 mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Instrumen penelitian yang digunakan kuesioner data demografi, kuesioner kebiasaan berolahraga dan tingkat stres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas (72.8%) mahasiswa mempunyai kebiasaan berolahraga dan mayoritas (83.4%) mahasiswa mengalami stres sedang. Dari uji koefisien korelasi Spearman

didapat nilai p sebesar 0,034 (p<0,05) dan (r) = -0,138 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres, dengan kekuatan hubungan sangat lemah dan arah korelasi negatif. Berdasarkan hasil ini disarankan kepada peneliti selanjutnya meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres tidak hanya dari segi kebiasaan berolahraga.


(13)

(14)

Judul : Hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Nama : Rispa Resmida Sari Hasibuan NIM : 111101011

Program : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2014/2015

ABSTRAK

Stres dikalangan mahasiswa semakin meningkat karena kehidupan pada setiap individu berbeda-beda dalam kesibukan menuntut ilmu dan memperoleh kemahiran di Universitas. Tekanan menimbulkan aspek negatif pada pencapaian akademik seorang mahasiswa dan perubahan gaya hidup seperti kekurangan tidur, pola makan yang berubah, rasa takut menghadapi ujian, serta kurangnya berolahraga. Berolahraga secara teratur dapat meningkatkan kemampuan adaptasi seseorang terhadap stres. Olahraga akan membuat tubuh menjadi bugar dan memberi manfaat bagi kesehatan serta menumbuhkan rasa senang dan membuat pikiran lebih tenang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling, pada 235 mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Instrumen penelitian yang digunakan kuesioner data demografi, kuesioner kebiasaan berolahraga dan tingkat stres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas (72.8%) mahasiswa mempunyai kebiasaan berolahraga dan mayoritas (83.4%) mahasiswa mengalami stres sedang. Dari uji koefisien korelasi Spearman

didapat nilai p sebesar 0,034 (p<0,05) dan (r) = -0,138 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres, dengan kekuatan hubungan sangat lemah dan arah korelasi negatif. Berdasarkan hasil ini disarankan kepada peneliti selanjutnya meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres tidak hanya dari segi kebiasaan berolahraga.


(15)

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Menurut Hans (1950 dalam Hidayat, 2010), stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan terjadinya fenomena yang mempengaruhi semua dimensi dalam kehidupan seseorang. Menurut prihatini (2008), stres juga diartikan sebagai tekanan, kecemasan dan gangguan yang tidak menyenangkan berasal dari luar diri seseorang. Olpin dan Hesson (2009) bahwa stres adalah mengenai perasaan dan pikiran seseorang yang mengganggu terhadap diri dengan tingkatan stres ringan, stres sedang, stres berat menunjukkan pengukuran perceived stress scale.

Stres dapat terjadi pada setiap orang, termasuk pelajar atau mahasiswa. Hal ini dibuktikan dari penelitian di Universitas Malaysia dengan jumlah responden 396 terdapat 41,9% mengalami stres pada mahasiswa (Sherina, 2004). Universitas Iran menunjukkan bahwa stres mahasiswa yang berjumlah 129 dengan tingkat rendah 26,22%, tingkat sedang 20,50%, tingkat berat 14,75% pada mahasiswa (Marjani, 2008). Universitas Thailand menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang mengalami stres yaitu 62,4% dengan 17 mahasiswa terdapat 2,4% mengalami stres berat pada mahasiswa (Saipanish, 2003).

Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana (Budiman, 2006). Fenomena stres dikalangan pelajar universitas merupakan satu topik yang sering menjadi bahan kajian kebanyakan orang. Terdapat banyak faktor yang bisa


(17)

menyebabkan seseorang pelajar mengalami stres seperti lingkungan, akademik, hubungan interpersonal dan cara pemikiran pelajar juga bisa menimbulkan stres pada pelajar. Faktor yang mempengaruhi tingkat stres kemampuan individu mempersiapkan stresor, intensitas terhadap stimulus, jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama, lamanya pemaparan stresor, pengalaman masa lalu, tingkat perkembangan pada kehidupan pelajar (Rasmun, 2004).

Kehidupan pelajar berbeda-beda pada setiap individu dalam kesibukan menuntut ilmu dan memperoleh kemahiran di universitas. Stres yang dialami mahasiswa dalam keadaan seperti rasa cemas, bingung dan panik, konsentrasi yang menurun serta tanda dan gejala fisiologi ditujukan pada kejadiannya. Tekanan terlalu tinggi menimbulkan aspek negatif pada pencapaian akademik seseorang pelajar. Aspek negatif fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya tahan tubuh menurun terhadap penyakit,sering pusing, badan terasa lemah, lesu dengan perubahan gaya hidup. Stres yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup dapat menyebabkan stres pada semasa periode ujian. Perubahan gaya hidup diantaranya adalah kekurangan tidur, pola makan yang berubah, rasa takut menghadapi ujian, serta kurangnya berolahraga (Rasmun, 2004).

Olahraga adalah salah satu metode untuk mengatasi stres yang dialami seseorang. Olahraga akan membuat tubuh menjadi bugar dan memberi manfaat bagi kesehatan seperti dapat mengontrol berat badan, kesehatan kardiovaskuler, memanjangkan umur, pencegahan kanker, kontrol diabetes, meningkatkan harga diri dan juga sebagai penyangga melawan depresi, ansietas dan stres (Berstein, 2006).


(18)

3

Olahraga secara teratur sebanyak tiga sampai empat kali dalam seminggu dan tiap kalinya 35-45 menit (Sharkey, 2003). Olahraga yang dilakukan mahasiswa saat ini yaitu berjalan, bersepeda, lari, dan olahraga beregu seperti futsal, senam, bulu tangkis dengan kebiasaan minimal dua kali seminggu dengan durasi 20 menit. Kebiasaan olahraga tidak mencakup pekerjaan yang dilakukan, melainkan olahraga yang dilakukan dengan waktu khusus meskipun beraktivitas sehari-hari. Kesibukan mahasiswa besar yang berhubungan dengan fisik, sehingga kesadaran yang dikhususkan menjadi berkurang. Mahasiswa menganggap bahwa aktivitas yang dilakukan sudah termasuk olahraga. Mahasiswa yang tidak beraktivitas fisik atau beraktivitas fisiknya tidak ideal lebih banyak dibandingkan yang teratur berolahraga (Kusmana, 2006).

Depkes (1994 dalam Ruhayati, 2011) aktivitas fisik mempengaruhi kebugaran tubuh atau kesehatan dengan membiasakan diri olahraga yang teratur. Setiap orang berbeda-beda pengaruhnya ke dalam tubuh. Salah satu faktornya seperti jenis kelamin yaitu antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan berkaitan dengan kesehatan maksimal otot yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin hormon. Perbedaan dikarenakan perempuan memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dan hormon serta kadar hemoglobin yang lebih rendah.

Maka kebiasaan berolahraga mampu mempengaruhi tingkat stres pada tiap individu dengan mekanisme kompleks yang berbeda antara satu sama lain. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti mengenai hubungan kebiasaan berolahraga


(19)

dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?

3. Pertanyaan penelitian

3.1 Bagaimana kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?

3.2 Bagaimana tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?

3.3 Bagaimana hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara? 4.Tujuan penelitian

4.1 Tujuan umum

Mengidentifikasi hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.2 Tujuan khusus

4.2.1 Mengidentifikasi kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(20)

5

4.2.2 Mengidentifikasi tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.2.3 Mengidentifikasi bagaimana hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Manfaat penelitian

5.1 Bagi mahasiswa keperawatan

Diharapkan dalam menjalani kegiatan perkuliahan di keperawatan mahasiswa dapat beradaptasi dengan stres yang dialami serta mengatasi stres dengan sikap positif agar tidak menghambat pendidikan selanjutnya.

5.2 Bagi pendidikan keperawatan

Diharapkan kepada pendidikan keperawatan dapat meningkatkan metode pembelajaran yang efektif dalam perkuliahan sehingga mahasiswa keperawatan tidak akan mengalami stres yang berkelanjutan dalam menjalani kegiatan akademiknya.

5.3 Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini sebagai dasar untuk peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.


(21)

1.1 Definisi stres

Sunaryo (2004), menyatakan bahwa stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi. Rasmun (2004), menyatakan stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang terganggu. Menurut Selye (1976 dalam potter & perry 2005), stres adalah segala situasi dimana tuntunan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan. Respon atau tindakan yang terganggu pada individu termasuk situasi dalam fisiologis dan psikologis. Situasi stres ini yang membuat tubuh memproduksi hormon adrenalin yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik, tetapi masalah kejiwaan seseorang. Daya tahan tubuh menjadi lemah dan rendah pada saat stres menyerang. Menurut Taylor (2009), stres merupakan pengalaman emosional negatif yang disertai perubahan biokimia, fisiologi dan perilaku yang dapat diarahkan terhadap usaha untuk mengubah kejadian stres tersebut.

1.2 Sumber stres

Stres yang dialami manusia dapat berasal dari berbagai sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan lingkungan. Sumber-sumber stres tersebut, seperti sumber stres di dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan dan kenyataan berbeda. Permasalahan yang terjadi tidak sesuai


(22)

7

dengan dirinya dan tidak mampu diatasi, maka dapat menimbulkan suatu stres. Sumber stres di dalam keluarga ditandai dengan adanya perselisihan masalah keluarga, keuangan serta adanya tujuan berbeda diantara keluarga. Permasalahan ini akan selalu menimbulkan suatu keadaan yang dinamakan stres. Sumber stres di dalam lingkungan yang umumnya, seperti lingkungan pekerjaan. Secara umum disebut stres pekerja karena lingkungan fisik, akibat kurangnya hubungan interpersonal serta kurang adanya pengakuan masyarakat sehingga tidak dapat berkembang (Hidayat, 2007).

1.3 Gejala dan tanda stres

Respon stres secara fisiologis berupa perilaku yang termasuk pengurangan produktivitas mencakup simptom (Robbins, 2001). Jenis simptom stres:

1. Stres perilaku

Cepat marah, kecemasan, ketidaksabaran, terlalu agresif, menghindari situasi yang sulit dan bekerja secara berlebihan.

2. Stres kognitif

Ketidakmampuan membuat keputusan, sulit menyelesaikan tugas, pemikiran negatif yang konstan, kebingungan, sulit berkonsentrasi.

3. Stres somatik

Tekanan darah tinggi, migrain, serangan jantung, stroke, asma, senang terkena pilek, irritable bowel syndrom.


(23)

1.4 Penggolongan stres

Menurut Sri kusmiati dan Desminiarti (1990 dalam Sunaryo, 2004) dapat digolongkan stres fisik disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi atau rendah, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik. Stres kimiawi disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit. Stres fisiologik disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua. Stres psikis/ emosional disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal sosial, budaya atau keagamaan.

1.5 Tingkat stres

Menurut Rasmun (2004), ada tiga tingkatan stres. Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya semangat bekerja besar, yakin atau percaya, gangguan tidur. Stres ringan biasanya hanya dalam beberapa menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.

Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Stres sedang dapat memicu terjadinya penyakit. Stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah tidak mampu atau tidak tanggap, gangguan daya ingat, cemas dan takut.


(24)

9

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun. Stres berat juga dapat memicu terjadinya penyakit. Stresor yang menimbulkan stres berat adalah kelelahan fisik yang mendalam, tidak memiliki tenaga, mudah bingung dan panik.

Alat ukur tingkat stres adalah kuesioner dengan sistem skoring yang akan diisi oleh responden dalam suatu penelitian. Kuesioner yang dipakai untuk mengetahui tingkat stres pada mahasiswa antara lain:

1. Perceived stress scale (PSS-10)

Perceived stress scale (PSS-10) merupakan self report questionnaire yang terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi beberapa bulan yang lalu dalam kehidupan subjek penelitian. Pertanyaan dalam perceived stress scale ini akan menanyakan perasaan dan pikiran responden dalam satu bulan terakhir. Responden akan diminta untuk mengindikasiakn seberapa sering perasaan dan pikiran mengganggu terhadap diri sendiri dengan membulatkan jawaban atas pertanyaan. Tidak pernah diberi skor 0, hampir tidak pernah diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, cukup sering diberi skor 3, sangat sering diberi skor 4. Semua penilaian disesuaikan dengan total skor tingkatan stres ringan, stres sedang, stres berat. Pertanyaan terdiri dari merasa sedih dan terganggu karena hal yang terjadi tanpa diduga, tidak dapat mengontrol hal-hal penting, gelisah dan tertekan, yakin pada kemampuan diri, merasa yang terjadi sesuai kehendak, tidak dapat menyelesaikan yang harus dikerjakan, dapat mengontrol rasa mudah tersinggung, merasa pecundang dan murung, marah diluar kendali, kesulitan menumpuk yang tidak dapat diatasi (Olpin dan Hesson, 2009).


(25)

1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres

Menurut Rasmun (2004), Setiap individu akan mendapat efek stres yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu:

1. Kemampuan individu mempersiapkan stresor

Jika stresor di persepsikan akan berakibat buruk bagi individu tersebut, maka tingkat stres yang dirasakan akan semakin berat. Sebaliknya, jika stresor dipersepsikan tidak mengancam dan individu tersebut mampu mengatasinya, maka tingkat stres yang dirasakan akan lebih ringan.

2. Intensitas terhadap stimulus

Jika intensitas serangan stres terhadap individu tinggi, maka kemungkinan kekuatan fisik dan mental individu tersebut mungkin tidak akan mampu mengadaptasinya.

3. Jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama

Jika pada waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah stresor yang harus dihadapi, stresor yang kecil dapat menjadi pemicu yang mengakibatkan reaksi berlebihan.

4. Lamanya pemaparan stresor

Memanjangnya lama pemaparan stresor dapat menyebabkan menurunnya kemampuan individu dalam mengatasi stres.

5. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi stresor yang sama.


(26)

11

6. Tingkat perkembangan

Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stresor yang berbeda sehingga risiko terjadinya stres pada tingkat perkembangan akan berbeda.

1.7 Efek-efek stres

Perubahan dalam tubuh meliputi perubahan fungsi tubuh, perasaan, dan tingkah laku disebabkan oleh stres yang menimbulkan efek –efek dapat berupa positif dan negatif. Efek positif dari stres terdapat pada status mental meliputi kreativitas meningkat, kemampuan berfikir meningkat, memiliki orientasi kesuksesan yang lebih tinggi, motivasi meningkat. Pada emosional terdapat sesuai dengan kemampuan mengontrol diri meningkat, responsif terhadap lingkungan sekitar, relasi interpersonal meningkat, serta moral meningkat. Efek positif terhadap fisik seperti tingkat energi meningkat, stamina meningkat, fleksibilitas otot dan sendi meningkat, terbebas dari penyakit yang berhubungan dengan stres.

Efek negatif dari stres pada fisik seperti sakit kepala, sakit pinggang, sakit dada, palpitasi jantung, tekanan darah meningkat,imunitas menurun, sakit abdomen, gangguan tidur. Pada pikiran adalah merasa cemas, iritabilitas meningkat, tidak dapat beristirahat, depresi, sedih, marah, sulit untuk fokus, daya ingat menurun. Efek negatif stres mengenai sikap diantaranya, makan berlebihan, tidak mau makan, mudah marah, mengkonsumsi alkohol, frekuensi merokok meningkat, kurang bersosialisasi, sulit melafalkan kata-kata, masalah dengan orang-orang sekitar bertambah (Hawari, 2013).


(27)

1.8 Penanggulangan stres

Kepribadian seseorang dapat berpengaruh terhadap cara bagaimana individu menanggulangi kejadian stres. Kejadian stres berlangsung dari waktu ke waktu pada setiap individu dengan lingkungan yang saling mempengaruhi. Penanggulangan stres merupakan pikiran dan perilaku yang dibutuhkan untuk mengelola permintaan secara internal dan eksternal. Penanggulangan stres ada terdapat empat metode meliputi: kognitif adalah menganggap stresor itu sebagai tantangan dan mengelakkan dirinya dari perfectionisme. Emosional adalah mencari dukungan sosial dan mendapat nasehat dari yang lain. Perilaku adalah melaksanakan rencana manajemen waktu dan berusaha untuk mengubah pola hidup untuk eliminasi stresor. Fisik adalah pelatihan relaksasi yang progresif, berolahraga dan meditasi (Berstein, 2006).

2. Olahraga

2.1 Definisi olahraga

Serangkaian gerak tubuh yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya (Gorowijoyo, 2005). Olahraga merupakan cara efektif dalam mengurangi stres. Olahraga merupakan cara yang alami untuk mengekspresikan tanda respon melawan atau menghindar. Olahraga teratur salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olahraga adalah menggerakkan tubuh dalam jangka waktu tertentu (Kusmana, 2006).


(28)

13

2.2 Kebiasaan berolahraga

Durasi olahraga yang baik dilakukan yaitu 35 sampai 45 menit, dan frekuensinya 3 sampai 4 kali perminggu (Wenger & Bell, 1986 dikutip dari Sharkey, 2003). Seseorang dikatakan mempunyai kebiasaan berolahraga seharusnya melakukan minimal dua kali seminggu dengan durasi 20 menit setiap waktunya. Pemulihan diri cukup memberi kesempatan pada otot dan persendian. Kebiasaan yang dilakukan pada kegiatan olahraga atau perbuatan yang dilakukan setiap saat dalam bergerak (Kusmana, 2006).

Kebiasaan berolahraga atau aktivitas fisik yang teratur dilakukan berdasarkan jenis kelamin berbeda. Perbedaan yang dikaitkan karena kekuatan maksimal otot dalam tubuh. Perempuan yang cenderung memiliki jaringan lemak lebih banyak dibanding laki-laki serta hormon dan kadar hemoglobin yang rendah (Ruhayati, 2011).

2.3 Jenis-Jenis Olahraga

Menurut Yulianti (2004), jenis olahraga pada dasarnya terbagi menjadi dua kategori seperti olahraga anaerobik melibatkan penggunaan energi yang banyak secara khusus memerlukan kekuatan otot dan tenaga, contohnya olahraga beregu atau futsal, senam, bulu tangkis dan lain-lain. Olahraga aerobik atau aktivitas yang melibatkan intensitas ini biasanya diukur melalui frekuensi denyut jantung. Contoh olahraga aerobik yang baik adalah lari, bersepeda, berjalan dan lain-lain.


(29)

2.4 Hubungan olahraga dengan stres

Otak akan memberi respon kimia pada suatu aktivitas fisik seseorang. Reseptor neuron yang diikat oleh polipeptida dapat menghilangkan efek dari stres. Jika stres tersebut bersifat kronis, bahan kimia termasuk neurotransmitter dan hormon akan menetap di aliran darah. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan nyeri kepala, penurunan fungsi sistem imun, lelah, kelainan jantung, dan gangguan emosional (Carruthers, 2006). Efek terjadi disebabkan oleh perubahan struktur dan fisiologis menghubungkan partisipasi olahraga yang berulang. Olahraga membantu dalam memulihkan ekspresi genetik yang alamiah ketika menghadapi suatu kejadian stres dan sembuh dari kejadian tersebut (Booth, 2002). Olahraga yang teratur meningkatkan kepekaan insulin. Kepekaan insulin meningkat karena peningkatan volume otot, aliran darah kepada otot-otot yang aktif (Stewart, 2005).

Olahraga dapat menurunkan gangguan mood yang berkaitan dengan stres. Efek ini berhubungan dengan peningkatan neurontransmitter terutamanya serotonin dan dopamin serta sekresi endorfin (Greenwood, 2008). Salah satu cara yang bermanfaat untuk melawan efek stres yang dapat merugikan kesehatan adalah olahraga. Maka, olahraga yang teratur dapat mempengaruhi tingkat stres dengan adanya perubahan kimia dalam otak setelah berolahraga. Perubahan tersebut mencakup transportasi dan metabolisme neurontransmitter yang mengubah aktivasi neurontransmitter (Brannon, 2007).


(30)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Keterangan : diteliti

tidak diteliti

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres 1. Kemampuan individu mempersiapkan stresor 2. Intesitas terhadap stimulus

3. Jumlah stresor yang dihadapi dalam waktu yang sama.

4. Lamanya pemaparan stres 5. Pengalaman masa lalu 6. Tingkat perkembangan

Tingkat stres 1. Stres ringan 2. Stres sedang 3. Stres berat Kebiasaan berolahraga


(31)

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah batasan dan cara pengukuran yang akan diteliti (Supardi, 2013). Adapun definisi operasional dari penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi

Operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala ukur 1 Kebiasaan

berolahraga Gerak tubuh teratur dan terencana dilakukan dengan sadar dinilai berdasarkan frekuensi minimal dua kali seminggu dengan durasi minimal 20 menit setiap waktunya pada mahasiswa Kuesioner 3 pertanyaan Ya (Frekuensi minimal 2x,durasi minimal 20 menit Tidak (Tidak dengan frekuensi minimal 2x dan tidak dengan durasi minimal 20 menit) Nominal

2 Tingkat stres Kondisi yang menunjukkan perasaan dan pikiran yang mengganggu pada diri mahasiswa Kuesioner 10 pertanyaan Perceived stress scale (PSS-10) Stres ringan (1-14) Stres sedang (15-26) Stres berat(>26) Ordinal


(32)

17

3. Hipotesis penelitian

Hipotesis penelitian merupakan prediksi dari hasil penelitian atau hubungan yang diharapkan antar variabel. Hipotesis penelitian menterjemahkan tujuan penelitian ke dalam dugaan yang jelas dari hasil penelitian yang diharapkan (Saryono, 2011).

Menurut Arikunto (2006), ada dua jenis hipotesis yaitu, hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Berdasarkan kerangka penelitian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

(Ho) : Tidak ada hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(Ha) : Ada hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(33)

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Populasi dan sampel 2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 reguler Ilmu keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan jumlah 571 orang. Terdiri dari mahasiswa angkatan 2011 dengan jumlah 130 orang, mahasiswa angkatan 2012 dengan jumlah 134 orang, mahasiswa angkatan 2013 dengan jumlah 165 orang, mahasiswa angkatan 2014 dengan jumlah 142 orang. Mahasiswa S1 reguler angkatan 2010 tidak termasuk populasi dengan pertimbangan bahwa sedang menjalani profesi yang susah dijumpai di Fakultas Keperawatan.

2.2 Sampel

2.2.1. Teknik Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Desain sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah


(34)

19

Stratified Random Sampling. Stratified artinya strata atau kedudukan subjek (seseorang). Jenis sampling ini digunakan peneliti untuk mengetahui beberapa variabel pada populasi yang merupakan hal yang penting untuk mencapai sampel yang representative (Nursalam, 2008). Populasi dibagi dalam strata-strata yang telah ditentukan dipilih sub sampel secara random (simple atau sistematik). Cara mendapatkan sampel, yaitu berdasarkan NIM ganjil sesuai jumlah sampel yang dibutuhkan sampai terpenuhi dari setiap angkatan.

2.2.2. Jumlah Sampel

Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin:

= 1 + N (d)N

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d = Tingkat Signifikan (P= 0,05) (Nursalam, 2008).

Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel secara keseluruhan adalah:

= 1 + N (d)N

= 1 + 571 (0,05)2 =571 1 + (1.4275) = 235 mahasiswa571

Maka jumlah sampel secara proporsional berdasarkan rumus slovin, populasi sebanyak 571 mahasiswa dibutuhkan sampel 235 mahasiswa. Penetuan jumlah sampel dilakukan perhitungan secara proporsional dengan ketentuan:


(35)

ℎ ! !"#! $ $# =jumlah mahasiswa per kelompok $ - .

Maka,

a. Jumlah sampel mahasiswa 2011= /01

23/. 235 = 53 mahasiswa b. Jumlah sampel mahasiswa 2012= /04

23/. 235 = 55 mahasiswa c. Jumlah sampel mahasiswa 2013= /52

23/. 235 = 68 mahasiswa d. Jumlah sampel mahasiswa 2014= /4

23/. 235 = 59 mahasiswa Jumlah sampel = 53 + 55 + 68 + 59 = 235 mahasiswa

Tabel 4.1Populasi dan Sampel

No Angkatan Populasi Sampel

1 2011 130 53

2 2012 134 55

3 2013 165 68

4 2014 142 59


(36)

21

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) yang beralamat di jalan Prof. Ma’as No.3 kampus Universitas Sumatera Utara (USU) program studi S1 Ilmu Keperawatan. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan lokasi penelitian yang merupakan daerah kampus dimana penelitian berada sehingga diharapkan akan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada 28 April sampai 12 Mei 2015.

4. Pertimbangan Etik

Etik penelitian bertujuan melindungi hak-hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas dan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden. Penelitian ini dilakukan setelah peneliti dinyatakan lulus dalam ujian proposal dan telah mendapatkan persetujuan dari komisi etik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Menurut Hidayat (2007) beberapa pertimbangan etik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Otonomi, penelitian memberikan kebebasan kepada responden untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian. 2. Informed consent, bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian sebelumnya. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan


(37)

tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka harus menadatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.

3. Anonimity, artinya tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

4. Confidentiality, merupakan masalah etik dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah pada kuesioner terkait responden dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil riset.

5. Beneficience, selalu berupaya bahwa kegiatan yang diberikan kepada responden mengandung prinsip kebaikan bagi responden guna mendapatkan suatu metode atau konsep baru untuk kebaikan responden.

6. Normaleficience, penelitian yang digunakan tidak mengandung unsur bahaya atau merugikan apalagi sampai mengancam jiwa bagi reponden.

7. Veracity, penelitian yang dilakukan harus dijelaskan secara jujur tentang manfaat, efek dan apa yang didapatkan jika responden terlibat dalam penelitian. 8. Justice, peneliti harus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap melakasanakan prinsip justice (keadilan) pada saat melakukan penelitian.


(38)

23

5. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga mudah diteliti (Saryono, 2013). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar kuesioner. Pernyataan dibuat berdasarkan variabel-variabel yang akan diukur berdasarkan kerangka konsep penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Instumen ini terdiri dari tiga bagian yaitu pertama berisi data demografi. Bagian kedua berisi tentang pertanyaan kebiasaan berolahraga mahasiswa terdiri dari 3 pertanyaan dengan menggunakan skala guttman yang terdiri dari 2 pilihan, yaitu : Ya adalah frekuensi minimal 2 kali dan durasi minimal 20 menit dan tidak adalah frekuensi tidak minimal 2 kali dan durasi tidak minimal 20 menit. Dimana, jika menjawab pertanyaan 1, 2 dan 3 atau 1 dan 2 saja dengan jawaban (a) dinyatakan nilai 1, jika menjawab pertanyaan 1 dengan jawaban (b) dinyatakan nilai 0 dan disamakan dengan pertanyaan 2, 3 pada jawaban (b) juga diberi nilai 0.

Bagian ketiga berisi tentang tingkat stres terdiri dari 10 pertanyaan dengan menggunakan kuesioner perceived stress scale (PSS-10). PSS adalah self report quetioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi tingkat stres dalam satu bulan terakhir tentang perasaan dan pikiran yang menganggu. Skor PSS diperolehi dengan reversing responses (sebagai contoh, 0=4, 1=3, 2=2, 3=1, 4=0) terhadap empat soal yang bersifat positif (pertanyaan 4, 5, 7, 8) dan menunjukkan skor minimal 0 dan skor maksimal 40 (Olpin dan Hesson, 2009).


(39)

Kategori berdasarkan perbandingan dengan skor rata-rata (mean) 1. Stres ringan (total skor 1-14)

2. Stres sedang ( total skor 15-26) 3. Stres berat (total skor >26) 6. Validitas dan reliabilitas

Validitas berarti untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengumpulan itu mampu memberikan gambaran mengenai perubahan sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lain (Azwar, 2005).

Kedua instrumen dimodifikasi oleh peneliti dan sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity). Kedua kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh dosen keperawatan yaitu Bapak Mula Tarigan, S.Kp., M.Kes dan Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns, M.Kep dengan nilai CVI adalah 0,9.

Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur dan mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel. Dalam penelitian ini digunakan uji reabilitas internal yaitu pemberian instrumen hanya satu kali dengan satu bentuk instrumen yang diuji cobakan. Uji reliabilitas ini dilakukan sebelum dilakukan pengumpulan data dengan kriteria sama sebanyak 30 mahasiswa yang


(40)

25

dilakukan pada tanggal 2 April 2015 di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Uji reliabilitas kuesioner kebiasaan berolahraga menggunakan rumus Kuder dan Richardson 20 (K-R 20) karena jumlah soal ganjil. Kuesioner tingkat stres menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Hasil reliabilitas yang telah dilakukan di dapatkan hasil pada kebiasaan berolahraga adalah 1 dan tingkat stres adalah 0,84.

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres mahasiswa keperawatan Universitas Sumatera Utara. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dengan cara:

1. Setelah proposal penelitian disetujui, peneliti mengajukan surat ke bagian komisi etik keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan ethical clearance dalam melakukan penelitian. 2. Mengajukan surat izin penelitian ke Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

3. Setelah mendapatkan izin penelitian, kemudian melaksanakan pengumpulan data yang telah ditentukan berdasarkan jumlah sampel pada masing-masing angkatan.

4. Peneliti mempekenalkan diri serta menjelaskan kepada calon responden mengenai tujuan dan manfaat penelitian.

5. Meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent.


(41)

6. Responden mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti. Responden diperbolehkan untuk bertanya apabila ada item pertanyaan dalam kuesioner yang kurang jelas.

7. Mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk memeriksa kelengkapan pengisian dan bila ada data yang kurang, bias langsung dilengkapi.

8. Pengolahan dan Analisa Data 8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan merubah atau membuat seluruh data yang dikumpulkan menjadi suatu bentuk yang dapat disajikan, dianalisa dan ditarik suatu kesimpulan (Fajar, et al., 2009). Ada empat tahapan dalam pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. Editing (mengedit data): peneliti memeriksa kembali kuesioner (daftar pertanyaan) yang telah diisi pada saat pengumpulan data. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti meliputi:

a. Peneliti memeriksa jawaban responden dapat dibaca dengan jelas b. Peneliti memeriksa semua pertanyaan yang diajukan kepada

responden telah dijawab untuk memastikan semua data sudah lengkap.

c. Peneliti memeriksa hasil isian yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti.

d. Peneliti memeriksa apakah masih ada kesalahan-kesalahan lain yang terdapat pada kuesioner. Dan pada penelitian ini semua kuesioner


(42)

27

diisi dengan lengkap oleh responden sehingga tidak ada kuesioner yang di droup out.

2. Coding (mengkode data): setelah editing selesai dilakukan, peneliti merubah data dari hasil pengumpulan data (kuesioner) yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka. Pengkodean ini sangat diperlukan karena data yang dikumpulkan banyak macamnya. Kuesioner pada penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup sehingga untuk mengkode data pada penelitian ini dilakukan dengan cara menberikan symbol tertentu (biasanya dalam bentuk angka) untuk setiap jawaban.

Coding bertujuan untuk mempermudah analisa data dan mempercepat entri data ke komputer.

3. Processing (memasukkan data): setelah seluruh data terkumpul dan terisi sesuai dengan tujuan penelitian serta sudah melewati tahap editing dan coding, selanjutnya peneliti memproses data agar dapat dianalisis. Proses data dilakukan dengan cara mengentri data ke dalam komputerisasi.

4. Cleaning: peneliti melakukan pemeriksaaan ulang/pengecekan kembali terhadap data yang dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan pemasukkan data atau tidak saat dimasukkan ke pemprograman.


(43)

8.2 Analisa data

Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat digunakan untuk menganalisa data demografi, variabel independen yaitu kebiasaan berolahraga dan variabel dependen yaitu tingkat stres. Analisa univariat ini ditampilkan berupa distribusi frekuensi dan persentase. Analisis bivariat yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap dependen. Pada penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik korelasi Spearman. Interpretasi hasil uji korelasi didasarkan pada nilai p, kekuatan korelasi, serta arah korelasinya.


(44)

29

Tabel 4.2 Panduan interpretasi hasil uji hipotesa berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasinya

No. Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan korelasi 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat 2. Nilai p P< 0,05

P> 0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji

Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji

3. Arah korelasi + (positif)

- (negatif)

Searah, semakin besar nilai suatu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya

Berlawanan arah, semakin besar nilai suatu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.


(45)

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian korelasi yang mengkaji pembahasan tentang hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan terhadap 235 mahasiswa dari 28 April sampai 12 Mei 2015.

1. Hasil penelitian

Hasil penelitian akan dijabarkan mulai dari karakteristik mahasiswa keperawatan berdasarkan data demografi, distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini juga akan menggambarkan distribusi frekuensi dan persentase dari hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

1.1 Distribusi karakteristik data demografi responden

Deskripsi karakteristik mahasiswa keperawatan mencakup jenis kelamin dan angkatan. Data demografi untuk melengkapi data mahasiswa, sehingga tidak dianalisis hubungannya dengan kebiasaan berolahraga maupun dengan tingkat stres mahasiswa keperawatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari mahasiswa keperawatan Universitas Sumatera Utara (n= 235) mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan frekuensi 202 mahasiswa dan persentase 86.0%. Sedangkan berjenis kelamin laki-laki 33 mahasiswa dan persentase 14.0%. Frekuensi pada angkatan 2011 ada 53 mahasiswa dengan persentase 22.6%, angkatan 2012 ada 55


(46)

31

mahasiswa dengan persentase 23.4%, angkatan 2013 ada 68 mahasiswa dengan persentase 28.9%, dan angkatan 2014 ada 59 mahasiswa dengan persentase 25.1%.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase data demografi pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (n= 235)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 33 202 14.0 8.6

Total 235 100

Angkatan 2011 2012 2013 2014 53 55 68 59 22.6 23.4 28.9 25.1

Total 235 100

Sumber: Data Primer

1.2 Kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi mahasiswa yang mempunyai kebiasaan berolahraga adalah 171 mahasiswa dengan persentase 72.8%, dan yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga adalah 64 mahasiswa 27.2%.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (n=235)

Kebiasaan berolahraga Frekuensi (n) Persentase (%) Ya Tidak 171 64 72.8 27.2

Total 235 100


(47)

1.3 Tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan frekuensi 35 mahasiswa dan persentase 14.9% mengalami stres ringan, 196 mahasiswa dengan persentase 83.4% mengalami stres sedang dan 4 mahasiswa dengan persentase 1.7% mengalami stres berat. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (n= 235)

Tingkat stres Frekuensi (n) Persentase (%) Stres ringan

Stres sedang Stres berat

35 196 4

14.9 83.4 1.7

Total 235 100

Sumber: Data Primer

1.4 Hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Analisis hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, diukur dengan menggunakan uji korelasi spearman. Hasil analisa data yang dilakukan dengan uji korelasi spearman didapat koefisien korelasi (r) hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu (r) -0,138 dengan tingkat signifikan (p) 0,034 (<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres, dengan kekuatan hubungan sangat lemah dan arah korelasi negatif.


(48)

33

Tabel 5.4 Hasil analisa hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Variabel r p

Kebiasaan berolahraga Tingkat stress

-0,138 0,034

Sumber : Data Primer 2. Pembahasan

2.1 Kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Olahraga adalah gerak tubuh yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya (Gorowijoyo, 2005). Olahraga teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani pada suatu kondisi kompleks yang terdiri dari kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas otot dan kesehatan kardiorespiratori. Olahraga yang teratur juga membantu dalam kontrol berat badan beserta perubahan pola makan dapat mengurangi resiko menderita diabetes juga dapat memanjangkan umur. Laki-laki dan perempuan yang mempunyai tingkat kebugaran fisik yang lebih tinggi dapat menunda angka kejadian penyakit yang dipicu pada kardiovaskuler dan kanker (Taylor, 2009). Olahraga teratur tidak hanya membantu dalam mengurangi kejadian penyakit, tetapi dapat memberi manfaat pada kebugaran tubuh sebagai penyangga melawan kejadian depresi, ansietas, dan stres yang dialami (Berstein, 2006).

Olahraga yang dilakukan mahasiswa dapat berupa olahraga beregu atau futsal, senam, bulu tangkis, lari, bersepeda, berjalan, dan lain-lain. Olahraga tersebut dilakukan dengan teratur, sehingga menjadi kebiasaan bagi mahasiswa


(49)

untuk menjaga tubuh bugar, pikiran tenang dan memberi manfaat yang baik bagi kesehatan. Mahasiswa yang melakukan olahraga-olahraga tersebut dijadikan kebiasaan tersendiri. Kebiasaan berolahraga dari beberapa macam diatas, yang melibatkan penggunaan energi secara khusus memerlukan kekuatan otot, tenaga dan melalui frekuensi denyut jantung (Yulianti, 2004). Kusmana (2006), menyatakan bahwa seseorang dikatakan mempunyai kebiasaan berolahraga seharusnya melakukan minimal dua kali seminggu dengan durasi 20 menit setiap waktunya.

Hasil analisa data mengenai kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terhadap 235 mahasiswa. Mahasiswa yang mempunyai kebiasaan berolahraga terdapat 171 (72.8%) dan yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga terdapat 64 (27.2%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa keperawatan mempunyai kebiasaan berolahraga.

Penelitian Tan lee pin (2011), menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki jadwal perkuliahan yang padat. Kurangnya waktu mahasiswa untuk melakukan olahraga yang teratur. Sejalan dengan penelitian tersebut, menunjukkan bahwa adanya kebiasaan berolahraga yang dilakukan mahasiswa dengan didapati separuh dari mahasiswa yaitu 40 (50%) terhadap 80 mahasiswa.


(50)

35

2.2 Tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Rasmun (2004), menyatakan stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang terganggu. Menurut Selye (1976, dalam Potter & Perry 2005), stres adalah segala situasi dimana tuntunan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan. Respon atau tindakan yang terganggu pada individu termasuk situasi dalam fisiologis dan psikologis. Situasi stres ini yang membuat tubuh memproduksi hormon adrenalin yang berfungsi untuk mempertahankan diri.

Menurut Rasmun (2004), ada tiga tingkatan stres. Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya semangat bekerja besar, yakin atau percaya, gangguan tidur. Stres ringan biasanya hanya dalam beberapa menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus. Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Stres sedang dapat memicu terjadinya penyakit. Stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah tidak mampu atau tidak tanggap, gangguan daya ingat, cemas dan takut. Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun. Stres berat juga dapat memicu terjadinya penyakit. Stresor yang menimbulkan stres berat adalah kelelahan fisik yang mendalam, tidak memiliki tenaga, mudah bingung dan panik.


(51)

Hasil analisa data mengenai tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terhadap 235 mahasiswa. Analisa data menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengalami tingkat stres sedang. Hasil didapatkan bahwa 35 (14.9%) mahasiswa mengalami stres ringan, 196 (83.4%) mahasiswa mengalami stres sedang dan terdapat 4 (1.7%) mahasiswa mengalami stres berat. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan cenderung mengalami stres sedang.

Tingkat stres pada mahasiswa dipengaruhi berbagai faktor dalam kegiatan akademik atau perkuliahan. Stres yang dialami berasal dari diri sendiri, keluarga, ligkungan sekitar yang banyak menghabiskan waktu. Mahasiswa tidak terlepas dari stres karena berbeda antara satu individu dengan yang lain. Perkuliahan yang yang diajalani masing-masing individu sama, tetapi kemampuan untuk mengatasi yang berbeda. Penelitian Tan lee pin (2011), menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki tuntutan perkuliahan yang kompleks. Penyebab stres pada mahasiswa bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua, kompetensi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit dengan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan. Sejalan dengan penelitian tersebut, menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengalami tingkat stres sedang terhadap 80 mahasiswa. Dimana terdapat 20 (25.0%) mahasiswa mengalami stres ringan, terdapat 55 (68.8%) mahasiswa mengalami stres sedang dan 5 (6.3%) mahasiswa mengalami stres berat.


(52)

37

2.3 Hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Hasil analisa data yang dilakukan dengan uji korelasi spearman didapat koefisien korelasi (r) hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu (r) -0,138 dengan tingkat signifikan (p) 0,034 (<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres, dengan kekuatan hubungan sangat lemah dan arah korelasi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa penelitian ini diterima.

Olahraga yang teratur dapat membantu mengurangi stres. Berolahraga membantu lebih sehat, meningkatkan energi, membuat pikiran lebih fresh, dan membuat tidur pulas serta menumbuhkan rasa senang. Mahasiswa membutuhkan kesehatan atau kebugaran tubuh setiap waktu. Kebiasaan berolahraga dapat menurunkan gangguan mood dan efek-efek negatif yang dapat merugikan kesehatan serta menambah kesenanganan. Sehingga, dengan membiasakan berolahraga yang teratur maka semakin baik pula dalam menjalani perkuliahan untuk menghindarkan atau mencegah dari tingkat stres, baik stres ringan, stres sedang, maupun stres berat.

Mahasiswa yang lebih aktif dalam berolahraga atau dengan membiasakan diri dengan menyesuaikan diri terhadap stres baik emosional dan mental serta kelainan kepribadian. Kepribadian seseorang dapat berpengaruh terhadap respon yang diberikan saat menanggulangi stres. Selain dari pada olahraga terdapat


(53)

metode yang lain untuk penanggulangan stres yang secara kognitif, emosional, dan perilaku (Berstein, 2006).

Pada penelitian Tan lee pin (2011), tidak terdapat hubungan antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres di kalangan mahasiswa. Hal ini di karenakan kurangnya pelaksanaan manajemen stres secara efektif pada mahasiswa demi pencegahan stres. Sejalan dengan penelitian Tinker (2009), bahwa ditemukan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil penurunan tingkat stres pada kelompok yang melakukan olahraga dibanding tidak olahraga. Hasil ini bisa didapatkan untuk mengetahui perbedaan dengan faktor stres misalnya tuntutan orang tua akan prestasi akademik, kenyamanan ruang kelas, kualitas makanan, frekuensi ujian, dan banyak sedikitnya waktu rekreasi (Sreeramareddy, 2007).


(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 235 mahasiswa pada kelas reguler di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dapat disimpulkan bahwa:

1.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempunyai kebiasaan berolahraga adalah 171 (72.8%), dan yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga adalah 64 (27.2%).

1.2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengalami tingkat stres sedang. Distribusi frekuensi dan persentase mahasiswa mengalami stres ringan adalah 35 (14.9%), stres sedang adalah 196 (83.4%), stres berat adalah 4 (1.7%).

1.3 Hasil analisa data yang dilakukan dengan uji korelasi spearman

didapat koefisien korelasi (r) hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu (r) -0,138 dengan tingkat signifikan (p) 0,034 (<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres, dengan kekuatan hubungan sangat lemah dan arah korelasi negatif.


(55)

2. Saran

2.1 Bagi mahasiswa keperawatan

Mahasiswa harus tahu tanda dan gejala stres yang dialami agar dapat mengatasinya dengan sikap yang positif agar pendidikan dapat dilanjutkan dengan baik.

2.2 Bagi pendidikan keperawatan

Peneliti menyarankan agar pihak fakultas melaksanakan manajemen stres secara efektif pada mahasiswa melalui motivasi dan konseling demi pencegahan stres.

2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan pedoman melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel lainnya. Peneliti selanjutnya meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres tidak hanya dari segi berolahraga.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Akandere, M., (2002). The Effect of Physical Exercise On Anxiety. The Sport Journal. United States Sport Academy

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, S. (2005). Pengukuran Skala Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta

Benjamin, N., Greenwood, B. E., Fleshner, M., (2008). Exercise Learned Helplessness, and the Stress Resistant Brain. Neuromolecular Medicine, 10, 81-98

Berstein, N., (2006). Essentials of Psychology. USA: Cengagae Learning, 413-414

Booth, F. W., Chakravarthy. M. V., Spangenburg, E. E., (2002). Exercise and Gene Expression Physiological Regulation of the Human Genome through Physical Activity. Journal of Physiology. 543, 399-411

Brannon, L., Feist J., (2007). Health Physiology. An Introduction to Behavior and Health. 16, 452-475

Budiman, A. (2006). Kebebasan Negara Pembangunan. Jakarta: Pustaka Alvabet Carruthers, C., (2006). Psycological effect of exercise. Beginner Triathlete, 1-6 Folkman, S., (2004). Coping: Pifalls and promise. Annual Review of Psychology

Gorowijoyo, S., (2006). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: ITB

Hawari, D. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI

Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

. (2010). Konsep Stres dan Adaptasi Stres. Jakarta: Salemba Medika

Kusmana, D. (2006). Olahraga untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung. Jakarta: FKUI

Marjani, A. (2008). Stress Among Medical Studentsof Gourgan. Journal of Kathmandu University Msedical, 3, 421-425


(57)

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Olpin, M., Hesson, M., (2009). Stress management for life. 2th edition. USA: Wadswot Cengage Learning

Potter, P. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Prihatini, D. (2008). Analisis hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat di tiap ruang rawat inap RSUD Sidikalang. Tesis Mahasiswa Keperawatan USU

Rasmun. (2004). Stres, Koping, dan Adaptasi. Jakarta: CV Sagung Seto

Robbins, S. P. (2001). Organisasional Behavior. 9th edition. Englewood Cliffs New Jersey. Prentice Hall

Ruhayati. (2011). Kebugaran Jasmani. Jakarta: FKUI

Saipanish, R. (2003). Stress Among Medical Students in a thai Medical School. Medical Teach, 5, 502

Saryono, Angraini, D. N. (2013). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Sharkey, B. J. (2003). Kebugaran dan kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo persada Sherina, M. S (2004). Psychological Stres Among Under Medical Students.

Journal Malaysia Medical, 11, 207

Stewart, K. J., Bacher, A.C., Turner, K., (2005). Exercise and Factors Associated with Metabolic Syndrom in older Adults. American Journal of Preventative Medicine, 28, 9-18

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Supardi, S. E., (2009). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media Sreeramareddy. 2007. Psychology Morbidity, Sources of strss and coping

strategies among undergraduate Medical Students of Nepal: Biomed Central

Tan lee pin. 2011. Tingkat stres mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 21 Juni 2015 http//www.repositoryusu.co.id


(58)

43

Taylor, S. E., (2009). Health Psychology. McGraw-Hill International Edition, 6, 147-184

Tinker, A., 2009. Stress and Exercise, Departement of Psychology Yulianti, D. (2004). Manajemen Stres. Jakarta: EGC


(59)

15 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan Judul

Menetapkan Judul

Menyiapkan Sidang Proposal (Konsul dan Revisi)

Sidang Proposal Revisi Proposal

Uji Validitas dan Realibilitas Pengumpulan Data Penelitian Analisa Data

Penyusunan laporan Skripsi Ujian Skripsi

Revisi


(60)

45

Lampiran 2

Lembar Penjelasan Tentang Penelitian

Judul : Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Peneliti : Rispa Resmida Sari Hasibuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa keperawatan S1 reguler akan diberikan lembar yang berisikan pertanyaan terkait dengan kebiasaan berolahraga pada mahasiswa dan memilih salah satu jawaban yang benar menurut responden. Pertanyaan tingkat stres dipilih sesuai jawaban yang benar menurut responden. Jika mahasiswa bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka mahasiswa diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Mahasiswa bebas menolak maupun mengakhiri keterlibatan dalam penelitian ini tanpa ada sanksi apapun, kerahasiaan informasi yang disampaikan akan dijaga dan tidak akan digunakan untuk hal diluar kepentingan penelitian ini.

Medan, April 2015 Peneliti,


(61)

Lampiran 3

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama (Inisial) :

Jenis Kelamin : (P)/(L)

Setelah mendapat penjelasan yang cukup, dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:

Nama : Rispa Resmida Sari Hasibuan Nim : 111101011

Judul :Hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

.

Saya akan memberi jawaban sesuai dengan keyakinan saya untuk membantu penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan suka rela tanpa ada unsur paksaaan dari pihak manapun.

Medan, April 2015


(62)

47

Kuesioner penelitian

Hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Olahraga adalah serangkaian gerak tubuh yang teratur dan terencana dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Olahraga yang dilakukan mahasiswa seperti berjalan, bersepeda, lari, dan olahraga beregu seperti futsal, senam, bulu tangkis dan lainnya. Seseorang dikatakan mempunyai kebiasaan berolahraga seharusnya melakukan minimal dua kali seminggu dengan durasi 20 menit setiap waktunya.

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan anda

1. Apakah anda melakukan gerak tubuh yang teratur dan terencana dilakukan dengan sadar?

a. Ya b. Tidak

Jika anda menjawab ya, akan dilanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Jika anda menjawab tidak, maka tidak perlu melanjutkan ke pertanyaan berikutnya.

2. Berapa kali anda berolahraga dalam satu minggu? a. 2 kali atau lebih

b. Tidak ada

3. Berapa lama setiap kali berolahraga? a. < 20 menit


(63)

Perceived Stress Scale

Soal dalam perceived stress scale ini akan menanyakan seberapa sering tentang perasaan dan pikiran yang menganggu anda dalam satu bulan terakhir. Anda di minta untuk memberi tanda (√) pada kolom jawaban atas pertanyaan.

0= Tidak pernah

1= Hampir tidak pernah 2= Kadang-kadang 3= Cukup sering 4= Sangat sering

Pertanyaan

Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda

Skor

0 1 2 3 4

1.Merasa sedih karena hal-hal yang terjadi tanpa di duga

2. Merasa tidak dapat mengontrol hal-hal penting dalam kehidupan

3. Merasa tertekan dalam proses pembelajaran

4. Merasa yakin terhadap kemampuan diri dalam menangani masalah

5. Merasa bahwa hal yang terjadi sesuai dengan keinginan

6. Tidak dapat menyelesaikan hal-hal yang harus dikerjakan

7. Dapat mengontrol perasaan mudah tersinggung

8. Merasa seperti pecundang karena tidak dapat melakukan sesuatu 9. Marah karena yang terjadi diluar kendali

10. Merasa bahwa kesulitan yang menumpuk dan tidak dapat diatasi


(64)

49

Lampiran 4

Conten Validity Index

Kuesioner Kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

No Pertanyaan kebiasaan berolahraga :

Olahraga adalah serangkaian gerak tubuh yang teratur dan terencana dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Olahraga yang dilakukan mahasiswa seperti berjalan, bersepeda, lari, dan olahraga beregu seperti futsal, senam, bulu tangkis, dan lainnya. Seseorang dikatakan mempunyai kebiasaan berolahraga seharusnya melakukan minimal dua kali seminggu dengan durasi 20 menit setiap waktunya.

Skor 1 2 3 4

1 Apakah anda melakukan gerak tubuh yang teratur dan terencana dilakukan dengan sadar?

a. Ya b. Tidak

Jika anda menjawab ya, akan dilanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Jika anda menjawab tidak, maka tidak perlu melajutkan ke pertanyaan berikutnya.

2 Berapa kali anda berolahraga dalam satu minggu a. 2 kali atau lebih b. Tidak ada

3 Berapa lama setiap kali berolahraga a. <20 menit b. >20 menit

9:; =<=>?@A GFEH@IJ@@I K IL?@L HFEHLIMML<=>?@A BCDEF

=

/// = 0,91


(65)

Conten Validity Index

Kuesioner tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

No Pertanyaan Skor

1 2 3 4

1 Merasa sedih karena hal-hal yang terjadi tanpa diduga √

2 Merasa tidak dapat mengontrol hal-hal penting dalam kehidupan √

3 Merasa tertekan dalam kehidupan √

4 Merasa yakin terhadap kemampuan diri untuk menangani masalah √

5 Merasa bahwa hal yang terjadi sesuai dengan keinginan √

6 Tidak dapat menyelesaikan hal-hal yang harus dikerjakan √ 7 Dapat mengontrol perasaan mudah tersinggung dalam kehidupan √ 8 Merasa seperti pecundang karena tidak mampu melakukan sesuatu √

9 Marah di luar kendali √

10 Merasa banyak kesulitan yang menumpuk dan tidak dapat di atasi √

9:; =<=>?@A GFEH@IJ@@I K IL?@L HFEHLIMML<=>?@A BCDEF

=

0N41 = 0,95


(66)

51

Tabel Kerja Uji Reliabilitas dengan Rumus KR 20

No (P) Pertanyaan 1(q1) Pertanyaan 2 (q2) Pertanyaan 3 (q3)

X X2

1 1 0 1 2 4

2 1 1 0 2 4

3 1 1 1 3 9

4 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0

6 1 1 1 3 9

7 1 1 1 3 9

8 0 0 0 0 0

9 1 1 1 3 9

1 1 1 3 9

11 1 1 1 3 9

12 0 0 0 0 0

13 1 1 1 3 9

14 0 0 0 0 0

15 1 1 1 3 9

16 1 1 1 3 9

17 1 1 0 2 4

18 1 0 1 2 4

19 1 1 0 2 4

20 1 1 0 2 4

21 1 0 1 2 4

22 1 1 1 3 9

23 1 1 1 3 9

24 1 1 0 2 4

25 1 1 1 3 9

26 1 1 0 2 4

27 1 1 0 2 4

28 1 1 0 2 4

29 1 1 1 3 9

30 1 1 1 3 9

NP 25 22 17 ∑X=64 ∑X2=220

P 0,83 0,73 0,56

Q=1-P

0,17 0,27 0,44


(67)

RUMUS KR-20

"//= Koefisien reliablitas internal seluruh item p = proporsi subjek yang menjawab item benar

q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q=1-p)

∑ P= jumlah hasil perkalian p dan q k = banyaknya item

s = standart deviasi dari tes Rumus standart deviasi:

Q =∑ R –

(∑U ) T V

W Q =220 − YZ[\

30 =220 −

YZT [\

30

Rumus standart deviasi:

Q =∑ R –

(∑U ) T V

W Q =220 − YZ[\

30 =

220 − YZT [\

30 Q = 1]

Z\^Y [\ 01 =

1] /05,2 01

Q =N0,201 = 2,78

"

//

= _

# − 1` a

#

− ∑ P

b

"//= _# − 1`# a

− ∑ P


(68)

53

"// = cd]/d e cf

T ] ∑ gh

fT e=c0]/0 e c ,3N] 1,23,3N e

"//=c0e c ,3N] 1,23,3N e R11 =(1,5) c , /

,3Ne


(69)

Reliability : TINGKAT STRES Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,841 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

s1 2,03 ,999 30

s2 1,93 1,048 30

s3 1,50 ,974 30

s4 1,90 ,885 30

s5 2,00 ,947 30

s6 1,77 ,774 30

s7 2,33 ,922 30

s8 1,63 1,098 30

s9 2,13 ,819 30


(70)

55

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

s1 17,37 31,068 ,530 ,827

s2 17,47 29,223 ,675 ,812

s3 17,90 29,748 ,685 ,812

s4 17,50 32,534 ,461 ,833

s5 17,40 32,938 ,381 ,840

s6 17,63 31,757 ,644 ,819

s7 17,07 31,513 ,542 ,826

s8 17,77 31,426 ,434 ,838

s9 17,27 31,513 ,629 ,819

s10 17,23 31,289 ,453 ,835

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(71)

MASTER DATA

Pertanyaan Kebiasaan berolahraga

No Angkatan

Jenis

kelamin 1 2 3 Total Kategori

1 1 1 1 1 1 1 3 1

2 2 1 1 1 1 1 3 1

3 3 1 1 0 0 0 0 0

4 4 1 1 1 1 0 2 1

5 5 1 1 1 1 1 2 1

6 6 1 1 0 0 0 0 0

7 7 1 1 1 1 1 3 1

8 8 1 1 1 1 1 3 1

9 9 1 1 0 0 0 0 0

10 10 1 1 1 1 1 3 1

11 11 1 1 1 1 0 2 1

12 12 1 1 0 0 0 0 0

13 13 1 1 1 1 1 3 1

14 14 1 1 1 1 1 3 2

15 15 1 1 0 0 0 0 0

16 16 1 1 1 1 1 3 1

17 17 1 1 1 1 1 3 1

18 18 1 1 1 1 1 3 1

19 19 1 1 1 1 0 2 1

20 20 1 1 1 1 1 3 1

21 21 1 1 1 1 0 2 1

22 22 1 1 0 0 0 0 0

23 23 1 1 0 0 0 0 0

24 24 1 1 1 1 1 3 1

25 25 1 1 1 1 0 2 1

26 26 1 1 0 0 0 0 0

27 27 1 1 1 1 0 2 1

28 28 1 1 1 1 0 2 1

29 29 1 1 1 1 0 2 1

30 30 1 1 1 1 0 2 1

31 31 1 1 1 1 1 3 1

32 32 1 1 1 1 1 3 1

33 33 1 1 1 1 1 3 1

34 34 1 1 0 0 0 0 0

35 35 1 1 0 0 0 0 0

36 36 1 1 1 1 0 2 1


(72)

57

38 38 1 1 1 1 0 2 1

39 39 1 1 0 0 0 0 0

40 40 1 1 1 1 1 3 1

41 41 1 1 1 1 1 3 1

42 42 1 1 0 0 0 0 0

43 43 1 1 1 1 1 3 1

44 44 1 1 1 1 0 2 1

45 45 1 1 1 1 1 3 1

46 46 1 1 1 1 1 3 1

47 47 1 2 1 1 1 3 1

48 48 1 2 1 1 1 3 1

49 49 1 2 1 1 1 3 1

50 50 1 2 1 1 1 3 1

51 51 1 2 1 1 1 3 1

52 52 1 2 1 1 1 3 1

53 53 1 2 1 1 1 3 1

54 1 2 1 0 0 0 0 0

55 2 2 1 0 0 0 0 0

56 3 2 1 1 1 1 3 1

57 4 2 1 1 1 0 2 1

58 5 2 1 0 0 0 0 0

59 6 2 1 0 0 0 0 0

60 7 2 1 0 0 0 0 0

61 8 2 1 0 0 0 0 0

62 9 2 1 1 1 0 2 1

63 10 2 1 1 1 1 3 1

64 11 2 1 0 0 0 0 0

65 12 2 1 0 0 0 0 0

66 13 2 1 0 0 0 0 0

67 14 2 1 0 0 0 0 0

68 15 2 1 1 1 0 2 1

69 16 2 2 1 1 1 3 1

70 17 2 2 1 1 1 3 1

71 18 2 1 1 1 0 2 1

72 19 2 1 1 1 0 2 1

73 20 2 1 0 0 0 0 0

74 21 2 1 1 1 0 2 1

75 22 2 1 0 0 0 0 0

76 23 2 1 0 0 0 0 0

77 24 2 1 1 1 0 2 1


(73)

79 26 2 2 1 1 1 3 1

80 27 2 1 1 1 0 2 1

81 28 2 1 0 0 0 0 0

82 29 2 1 0 0 0 0 0

83 30 2 1 1 1 1 3 1

84 31 2 2 1 1 1 3 1

85 32 2 1 1 1 0 2 1

86 33 2 2 1 1 0 2 1

87 34 2 2 1 1 0 2 1

88 35 2 1 1 1 0 2 1

89 36 2 2 1 1 1 3 1

90 37 2 1 0 0 0 0 0

91 38 2 1 1 1 1 3 1

92 39 2 2 1 1 1 3 1

93 40 2 1 0 0 0 0 0

94 41 2 1 1 1 0 2 1

95 42 2 1 1 1 0 2 1

96 43 2 1 1 1 1 3 1

97 44 2 1 0 0 0 0 0

98 45 2 1 0 0 0 0 0

99 46 2 2 1 1 1 3 1

100 47 2 2 1 1 1 3 1

101 48 2 1 1 1 1 3 1

102 49 2 1 1 1 0 2 1

103 50 2 2 1 1 0 2 1

104 51 2 1 0 0 0 0 0

105 52 2 1 0 0 0 0 0

106 53 2 1 0 0 0 0 0

107 54 2 1 1 1 0 2 1

108 55 2 1 1 1 1 3 1

109 1 3 1 1 1 0 2 1

110 2 3 1 0 0 0 0 0

111 3 3 1 1 1 0 2 1

112 4 3 1 1 1 0 2 1

113 5 3 1 1 1 1 3 1

114 6 3 1 1 1 0 2 1

115 7 3 1 0 0 0 0 0

116 8 3 2 1 1 1 3 1

117 9 3 1 0 0 0 0 0

118 10 3 1 1 1 0 2 1


(1)

81


(2)

(3)

83


(4)

(5)

85

Lampiran 15

Taksasi Dana

1.

Print

Rp. 250.000

2.

Fotokopi

Rp. 270.000

3.

Jilid Biasa

Rp. 150.000

4.

Biaya internet

Rp. 150.000

5.

Transportasi

Rp. 150.000

6.

Biaya tak terduga

Rp. 500.000 +

Jumlah

Rp. 1.570.000


(6)

Lampiran 16

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Rispa Resmida Sari Hasibuan

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tanggal lahir : Desa Gunung manaon/ 16 mei 1993

Agama : Islam

Alamat : Jalan Picauly no.4, Komplek Perumahan Dosen, Dr. Mansur

No. HP : 082165701146

Nama Ayah : Alm. Akhiruddin Efendi Hasibuan

Nama Ibu : Ikhlas Rasoki

Pendidikan : SD Negeri Gunung manaon 102520 (1999-2005) MTsN Model Padangsidimpuan (2005-2008)

SMA Negeri 5 Padangsidimpuan (2008-2011)