30
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian korelasi yang mengkaji pembahasan tentang hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan terhadap 235 mahasiswa dari 28 April sampai 12 Mei 2015.
1. Hasil penelitian Hasil penelitian akan dijabarkan mulai dari karakteristik mahasiswa
keperawatan berdasarkan data demografi, distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini juga akan menggambarkan distribusi frekuensi dan persentase
dari hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
1.1 Distribusi karakteristik data demografi responden Deskripsi karakteristik mahasiswa keperawatan mencakup jenis kelamin
dan angkatan. Data demografi untuk melengkapi data mahasiswa, sehingga tidak dianalisis hubungannya dengan kebiasaan berolahraga maupun dengan tingkat
stres mahasiswa keperawatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari mahasiswa keperawatan Universitas Sumatera Utara n= 235 mayoritas berjenis kelamin
perempuan dengan frekuensi 202 mahasiswa dan persentase 86.0. Sedangkan berjenis kelamin laki-laki 33 mahasiswa dan persentase 14.0. Frekuensi pada
angkatan 2011 ada 53 mahasiswa dengan persentase 22.6, angkatan 2012 ada 55
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa dengan persentase 23.4, angkatan 2013 ada 68 mahasiswa dengan persentase 28.9, dan angkatan 2014 ada 59 mahasiswa dengan
persentase 25.1. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase data demografi pada mahasiswa di
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara n= 235 Karakteristik
Frekuensi n Persentase
Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan 33
202 14.0
8.6 Total
235 100
Angkatan 2011
2012 2013
2014 53
55 68
59 22.6
23.4 28.9
25.1
Total 235
100 Sumber: Data Primer
1.2 Kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi mahasiswa yang mempunyai kebiasaan berolahraga adalah 171 mahasiswa dengan persentase
72.8, dan yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga adalah 64 mahasiswa 27.2.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara n=235
Kebiasaan berolahraga Frekuensi n
Persentase Ya
Tidak 171
64 72.8
27.2 Total
235 100
Sumber: Data Primer
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan frekuensi 35 mahasiswa dan persentase 14.9
mengalami stres ringan, 196 mahasiswa dengan persentase 83.4 mengalami stres sedang dan 4 mahasiswa dengan persentase 1.7 mengalami stres berat.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara n= 235
Tingkat stres Frekuensi n
Persentase Stres ringan
Stres sedang Stres berat
35 196
4 14.9
83.4 1.7
Total 235
100 Sumber: Data Primer
1.4 Hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Analisis hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada
mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, diukur dengan
menggunakan uji korelasi spearman. Hasil analisa data yang dilakukan dengan uji korelasi spearman didapat koefisien korelasi r hubungan kebiasaan berolahraga
dengan tingkat stress pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu r -0,138 dengan tingkat signifikan p 0,034 0,05. Hal
ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres, dengan kekuatan hubungan sangat lemah dan arah korelasi
negatif.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4 Hasil analisa hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Variabel r
p Kebiasaan berolahraga
Tingkat stress -0,138
0,034 Sumber : Data Primer
2. Pembahasan 2.1 Kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara Olahraga adalah gerak tubuh yang teratur dan terencana yang dilakukan
orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya Gorowijoyo, 2005. Olahraga teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani pada suatu kondisi
kompleks yang terdiri dari kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas otot dan kesehatan kardiorespiratori. Olahraga yang teratur juga membantu dalam kontrol
berat badan beserta perubahan pola makan dapat mengurangi resiko menderita diabetes juga dapat memanjangkan umur. Laki-laki dan perempuan yang
mempunyai tingkat kebugaran fisik yang lebih tinggi dapat menunda angka kejadian penyakit yang dipicu pada kardiovaskuler dan kanker Taylor, 2009.
Olahraga teratur tidak hanya membantu dalam mengurangi kejadian penyakit, tetapi dapat memberi manfaat pada kebugaran tubuh sebagai penyangga melawan
kejadian depresi, ansietas, dan stres yang dialami Berstein, 2006. Olahraga yang dilakukan mahasiswa dapat berupa olahraga beregu atau
futsal, senam, bulu tangkis, lari, bersepeda, berjalan, dan lain-lain. Olahraga tersebut dilakukan dengan teratur, sehingga menjadi kebiasaan bagi mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
untuk menjaga tubuh bugar, pikiran tenang dan memberi manfaat yang baik bagi kesehatan. Mahasiswa yang melakukan olahraga-olahraga tersebut dijadikan
kebiasaan tersendiri. Kebiasaan berolahraga dari beberapa macam diatas, yang melibatkan penggunaan energi secara khusus memerlukan kekuatan otot, tenaga
dan melalui frekuensi denyut jantung Yulianti, 2004. Kusmana 2006, menyatakan bahwa seseorang dikatakan mempunyai kebiasaan berolahraga
seharusnya melakukan minimal dua kali seminggu dengan durasi 20 menit setiap waktunya.
Hasil analisa data mengenai kebiasaan berolahraga pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terhadap 235 mahasiswa.
Mahasiswa yang mempunyai kebiasaan berolahraga terdapat 171 72.8 dan yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga terdapat 64 27.2. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa keperawatan mempunyai kebiasaan berolahraga.
Penelitian Tan lee pin 2011, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki jadwal perkuliahan yang padat. Kurangnya waktu mahasiswa untuk melakukan
olahraga yang teratur. Sejalan dengan penelitian tersebut, menunjukkan bahwa adanya kebiasaan berolahraga yang dilakukan mahasiswa dengan didapati separuh
dari mahasiswa yaitu 40 50 terhadap 80 mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Rasmun 2004, menyatakan stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang terganggu. Menurut Selye 1976, dalam Potter
Perry 2005, stres adalah segala situasi dimana tuntunan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan. Respon
atau tindakan yang terganggu pada individu termasuk situasi dalam fisiologis dan psikologis. Situasi stres ini yang membuat tubuh memproduksi hormon adrenalin
yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Menurut Rasmun 2004, ada tiga tingkatan stres. Stres ringan adalah stres
yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya semangat bekerja besar, yakin atau percaya,
gangguan tidur. Stres ringan biasanya hanya dalam beberapa menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus
menerus. Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Stres sedang dapat memicu terjadinya penyakit. Stresor yang dapat menimbulkan
stres sedang adalah tidak mampu atau tidak tanggap, gangguan daya ingat, cemas dan takut. Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai
beberapa tahun. Stres berat juga dapat memicu terjadinya penyakit. Stresor yang menimbulkan stres berat adalah kelelahan fisik yang mendalam, tidak memiliki
tenaga, mudah bingung dan panik.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa data mengenai tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terhadap 235 mahasiswa. Analisa data
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengalami tingkat stres sedang. Hasil didapatkan bahwa 35 14.9 mahasiswa mengalami stres ringan, 196 83.4
mahasiswa mengalami stres sedang dan terdapat 4 1.7 mahasiswa mengalami stres berat. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan cenderung
mengalami stres sedang. Tingkat stres pada mahasiswa dipengaruhi berbagai faktor dalam kegiatan
akademik atau perkuliahan. Stres yang dialami berasal dari diri sendiri, keluarga, ligkungan sekitar yang banyak menghabiskan waktu. Mahasiswa tidak terlepas
dari stres karena berbeda antara satu individu dengan yang lain. Perkuliahan yang yang diajalani masing-masing individu sama, tetapi kemampuan untuk mengatasi
yang berbeda. Penelitian Tan lee pin 2011, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki tuntutan perkuliahan yang kompleks. Penyebab stres pada mahasiswa
bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua, kompetensi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit dengan meningkatnya
kompleksitas materi
perkuliahan. Sejalan
dengan penelitian
tersebut, menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengalami tingkat stres sedang
terhadap 80 mahasiswa. Dimana terdapat 20 25.0 mahasiswa mengalami stres ringan, terdapat 55 68.8 mahasiswa mengalami stres sedang dan 5 6.3
mahasiswa mengalami stres berat.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa data yang dilakukan dengan uji korelasi spearman didapat koefisien korelasi r hubungan kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada
mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu r -0,138 dengan tingkat signifikan p 0,034 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat
hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres, dengan kekuatan hubungan sangat lemah dan arah korelasi negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesa penelitian ini diterima. Olahraga yang teratur dapat membantu mengurangi stres. Berolahraga
membantu lebih sehat, meningkatkan energi, membuat pikiran lebih fresh, dan membuat tidur pulas serta menumbuhkan rasa senang. Mahasiswa membutuhkan
kesehatan atau kebugaran tubuh setiap waktu. Kebiasaan berolahraga dapat menurunkan gangguan mood dan efek-efek negatif yang dapat merugikan
kesehatan serta menambah kesenanganan. Sehingga, dengan membiasakan berolahraga yang teratur maka semakin baik pula dalam menjalani perkuliahan
untuk menghindarkan atau mencegah dari tingkat stres, baik stres ringan, stres sedang, maupun stres berat.
Mahasiswa yang lebih aktif dalam berolahraga atau dengan membiasakan diri dengan menyesuaikan diri terhadap stres baik emosional dan mental serta
kelainan kepribadian. Kepribadian seseorang dapat berpengaruh terhadap respon yang diberikan saat menanggulangi stres. Selain dari pada olahraga terdapat
Universitas Sumatera Utara
metode yang lain untuk penanggulangan stres yang secara kognitif, emosional, dan perilaku Berstein, 2006.
Pada penelitian Tan lee pin 2011, tidak terdapat hubungan antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres di kalangan mahasiswa. Hal ini di
karenakan kurangnya pelaksanaan manajemen stres secara efektif pada mahasiswa demi pencegahan stres. Sejalan dengan penelitian Tinker 2009, bahwa
ditemukan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil penurunan tingkat stres pada kelompok yang melakukan olahraga dibanding tidak olahraga. Hasil ini
bisa didapatkan untuk mengetahui perbedaan dengan faktor stres misalnya tuntutan orang tua akan prestasi akademik, kenyamanan ruang kelas, kualitas
makanan, frekuensi ujian, dan banyak sedikitnya waktu rekreasi Sreeramareddy, 2007.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN