Plak Gigi Pada Anak Masalah Dan Penanggulangan

(1)

PLAK GIGI PADA ANAK :

MASALAH DAN PENANGGULANGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

JAGJIT SINGH A/L NERMEL SINGH NIM : 060600148

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Tahun 2010

Jagjit Singh A/L Nermel Singh

Menyikat Gigi Pada Anak : Masalah dan Penanggulangan VII + 29 halaman

Masalah gigi dapat juga terjadi pada anak jadi bukan hanya terbatas pada orang dewasa. Perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak mereka adalah penting terutama anak balita. Gigi anak yang tidak sehat akan menyebabkan masalah-masalah lain seperti susah mencerna makanan menyebabkan kesehatan mereka dapat terganggu.

Plak gigi adalah material lembut yang melekat erat pada permukaan gigi dan tidak dapat dibuang kumur-kumur saja. Plak gigi adalah salah satu penyebab masalah penyakit karies dan gingivitis. Plak mikroorganisme menyebabkan fermentasi karbohidrat dari makanan dan minuman menjadi pembentukan ion-ion asam pada permukaan gigi.

Usaha pengendalian plak dapat dimulai sejak gigi sulung erupsi pertama karena penyingkiran plak gigi adalah penting bagi pencegahan penyakit periodontal dan juga karies. Saran yang dianjurkan adalah menyingkirkan semua plak segera setelah makanan atau minuman yang mengandung sukrosa. Alat utama bagi menyingkirkan plak adalah sikat gigi secara mekanis.


(3)

Kesehatan gingiva dan periodontal sangat penting bagi anak yang dapat dicapai melalui kebersihan mulut yang optimal. Kebersihan gigi dan mulut dapat menghalangi terbentuknya penyakit pada gigi, jaringan periodontal dan jaringan lain di mukosa mulut. Orang tua disarankan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang optimal bagi anak mereka, termasuk semua permukaan gigi maksila dan mandibula. Anak di bawah 5-6 tahun tidak mudah menguasai teknik menyikat gigi, sehingga dianjurkan untuk memulai menyikat gigi dengan metode scrub.


(4)

PLAK GIGI PADA ANAK :

MASALAH DAN PENANGGULANGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

JAGJIT SINGH A/L NERMEL SINGH NIM : 060600148

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk mempertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, April 2010

Pembimbing : Tanda Tangan

1. Taqwa Dalimunthe, drg., Sp.KGA ……… NIP : 1952 0314 1979 02 2001


(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 21 April 2010

TIM PENGUJI

KETUA : Yati Roesnawi, drg NIP : 130810202

ANGGOTA : Essie Octiara, drg., Sp.KGA NIP : 132231991

Taqwa Dalimunthe, drg, Sp.KGA NIP : : 1952 0314 1979 02 2001


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat rahmatnya skripsi ini telah selesai disusun dan diajukan bagi memenuhi salah satu syarat bagi mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak, baik berupa moral maupun material, maka dengan sepenuhnya penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada :

1. Taqwa Dalimunthe, drg., Sp.KGA sebagai pembimbing skripsi ini yang telah begitu sabar dan banyak meluangkan waktu, tenaga, dan memberikan pemikiran serta masukan kepada penulis sehinga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Seluruh dosen-dosen Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara selaku dosen pembimbing akademis yang telah membimbing penulis dalam memberikan arahan dan pengajaran selama menjalankan proses belajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.

4. Sahabat-sahabatku dan teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(8)

5. Teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Kedokteran Gigi Anak serta pihak lain. Semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat membalas semua kebaikan dan memberikan kemudahan kepada kita.

Dengan kerendahan hati penulis berharap semoga skipsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.

Medan, Februari 2010 Penulis,

(Jagjit Singh A/L Nermel Singh) NIM : 060600148


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. HALAMAN PERSETUJUAN……… HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………...

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR GAMBAR …...………... vii

BAB 1 PENDAHULUAN……….1

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT………. 4

2.1 Komposisi Plak ………..……….. 4

2.2 Mekanisme Pembentukan Plak ………...………5

2.3 Hubungan Antara Mikroorganisme Plak dengan Karies Pada Anak ……..6

2.4 Hubungan Antara Mikroorganisme Plak Dengan Gingivitis ………10

BAB 3 PENANGGULANGAN PLAK DENGAN PENYIKATAN GIGI ………13

3.3 Bentuk dan Tipe Sikat Gigi ………. 13

3.2 Petunjuk Pembersihan Gigi Menurut Usia ……….……… 16

3.3 Metode Sikat Gigi Pada Anak ………..22

BAB 4 KESIMPULAN ……… 28


(10)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1. Bentuk sikat gigi pada anak ……… 14

2. Pasta gigi sebesar biji kacang hijau ……… 16

3. Cara membersihkan gigi dan mulut anak ……….. 18

4. Baby tooth brush ……… 18

5. Posisi lap to lap ……….. 20

6. Cara menyikat gigi dengan posisi bersebelahan …………. 21


(11)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Tahun 2010

Jagjit Singh A/L Nermel Singh

Menyikat Gigi Pada Anak : Masalah dan Penanggulangan VII + 29 halaman

Masalah gigi dapat juga terjadi pada anak jadi bukan hanya terbatas pada orang dewasa. Perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak mereka adalah penting terutama anak balita. Gigi anak yang tidak sehat akan menyebabkan masalah-masalah lain seperti susah mencerna makanan menyebabkan kesehatan mereka dapat terganggu.

Plak gigi adalah material lembut yang melekat erat pada permukaan gigi dan tidak dapat dibuang kumur-kumur saja. Plak gigi adalah salah satu penyebab masalah penyakit karies dan gingivitis. Plak mikroorganisme menyebabkan fermentasi karbohidrat dari makanan dan minuman menjadi pembentukan ion-ion asam pada permukaan gigi.

Usaha pengendalian plak dapat dimulai sejak gigi sulung erupsi pertama karena penyingkiran plak gigi adalah penting bagi pencegahan penyakit periodontal dan juga karies. Saran yang dianjurkan adalah menyingkirkan semua plak segera setelah makanan atau minuman yang mengandung sukrosa. Alat utama bagi menyingkirkan plak adalah sikat gigi secara mekanis.


(12)

Kesehatan gingiva dan periodontal sangat penting bagi anak yang dapat dicapai melalui kebersihan mulut yang optimal. Kebersihan gigi dan mulut dapat menghalangi terbentuknya penyakit pada gigi, jaringan periodontal dan jaringan lain di mukosa mulut. Orang tua disarankan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang optimal bagi anak mereka, termasuk semua permukaan gigi maksila dan mandibula. Anak di bawah 5-6 tahun tidak mudah menguasai teknik menyikat gigi, sehingga dianjurkan untuk memulai menyikat gigi dengan metode scrub.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

Banyak orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada perkembangan anak. Itulah sebabnya perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak sangat penting terutama anak balita. Kondisi gigi susu akan menentukan pertumbuhan gigi tetap anak. Bila anak memiliki gigi yang tidak sehat, anak akan sulit mencerna makanan sehingga proses pertumbuhannya akan terganggu dan anak akan mudah terserang penyakit. Setiap orang tua sebaiknya menanamkan suatu prinsip dalam dirinya bahwa anak harus bebas dari rasa sakit gigi dan memberi mereka awal kehidupan yang baik sehingga mereka mampu bersaing di masa depan.1

Kesehatan gingiva dan periodontal sangat penting bagi anak yang dapat dicapai melalui kebersihan mulut yang optimal. Kebersihan gigi dan mulut dapat menghalangi terbentuknya penyakit pada gigi, jaringan periodontal dan jaringan lain di mukosa mulut. Kesehatan jaringan tersebut juga berhubungan dengan faktor predisposisi dan mikroba penyebab karies dan gingivitis.2

Penelitian Essie O. dan Yati R. tahun 2001 pada 67 orang anak di Panti Pungai Binjai menunjukkan prevalensi karies gigi susu anak umur 2-5 tahun adalah 84,21% sedangkan untuk gigi tetap anak umur 6-14 tahun adalah 64,59%.3 Hasil

penelitian Eka C., dkk tahun 2004 pada 317 anak di empat Posyandu Desa Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung menunjukkan prevalensi karies botol anak umur 15-60 bulan adalah tinggi yaitu 56,78%.4


(14)

Menurut McCall pada awal tahun 1933, gingivitis sering dijumpai pada anak. Loe menjelaskan bahwa gingivitis dan periodontitis masih mempunyai angka prevalensi yang tinggi meskipun sudah terdapat penurunan dibandingkan sebelumnya. Perbaikan pada kesehatan jaringan periodontal dapat dilihat pada anak di negara berkembang, ini terjadi karena perbaikan pada kebersihan mulut. Hampir 80%-90% dari populasinya menyikat gigi sekali atau dua kali sehari.2

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa 64,9% anak usia 1-4 tahun tidak menyikat giginya dan hanya sebanyak 1% anak usia tersebut menyikat giginya pada waktu-waktu yang tepat. Kemudian pada anak usia sekolah dasar terdapat 23,4% anak yang tidak menyikat giginya dan 5,6% anak yang menyikat giginya pada waktu-waktu yang tepat. Mengetahui hal tersebut, dapat diperkirakan bahwa pengetahuan anak SD mengenai waktu yang tepat untuk menyikat gigi ternyata masih rendah. Oleh karena itu informasi tersebut harus lebih ditekankan lagi, misalnya melalui Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Waktu menyikat gigi dianjurkan setiap kali sesudah makan dan sebelum tidur.5 Lama

penyikatan tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan selama 2 menit,5-7 yang

penting penyikatan dilakukan secara sistematis supaya tidak ada bagian-bagian yang terlewati.5

Usaha pengendalian plak dapat dimulai sejak gigi sulung erupsi pertama. Tujuan pengendalian plak pada bayi adalah untuk menjaga flora mulut secara normal. Walaupun gigi anak hanya merupakan gigi susu yang keberadaannya hanya sementara, namun kesehatan gigi susu berpengaruh terhadap kesehatan gigi anak di kemudian hari. Karena itu, sebagai orang tua perlu mengetahui bagaimana merawat


(15)

gigi anak sejak bayi dengan cara yang benar agar kesehatan gigi dan mulut anak teratasi.5

Menyikat gigi memainkan peran penting dalam pencegahan penyakit mulut, dan menjaga kualitas kesehatan secara menyeluruh pada anak. Itulah sebabnya, menyikat gigi telah menjadi suatu aktivitas setiap hari yang penting bagi anak.6

Skripsi ini akan membahas pembentukan plak, dan pengaruhnya terhadap terjadinya gingivitis dan karies serta cara pencegahannya melalui menyikat gigi. Melalui tulisan ini diharapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi dan dokter gigi dapat meningkatkan pengetahuan pencegahan gingivitis dan karies terutama pada pasien anak.


(16)

BAB 2

PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada empat faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host, agen, substrat dan waktu. Plak gigi tergolong dalam faktor agen.

Plak juga dianggap sebagai penyebab utama gingivitis pada anak. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan penurunan penyakit periodontal pada anak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa menyikat gigi masih merupakan metode yang efektif untuk mencegah berkembangnya penyakit jaringan periodontal.

2.1 Komposisi Plak

Menurut Loe dkk (1965), komposisi mikroorganisme plak dewasa dan anak adalah sama.2 Definisi plak gigi menurut Dawes dkk (1963) adalah material lembut

yang melekat erat pada permukaan gigi dan tidak dapat dibuang dengan kumur-kumur air saja. Diduga bahwa 1 mm3 plak gigi dengan berat 1 mg berisi lebih dari

200 juta mikroorganisme. Mikroorganisme lain seperti mikoplasma, ragi dan protozoa juga terdapat pada plak yang matang. Polisakarida yang lengket dan produk lain dari matriks plak merupakan 10% - 40% volume dari plak supragingiva.


(17)

Walaupun terdapat lebih dari 350 spesies bakteri pada rongga mulut, hanya beberapa yang dapat berkolonisasi pada permukaan gigi yang baru dibersihkan. Proses ini tergantung pada kehadiran dan interaksi molekul bakteri dengan permukaan gigi yang dilapisi pelikel, namun molekul ini lemah terhadap perubahan akibat agen kemis. Perlekatan plak terjadi karena tingginya energi bebas pada permukaan gigi dan mikroorganisme.8

2.2 Mekanisme Pembentukan Plak

Proses pembentukan plak dibagi atas empat fase yaitu fase I, II, III dan IV : Fase I :

Pembentukan awal mikroorganisme disebut pioneer colonizers karena tahan dan dapat bersaing dengan flora mulut lainnya. Bakteri awal adalah Streptokokus

oralis, Streptokokus mitior dan Streptokokus sanguis. Penumpukan dari

mikroorganisme ini adalah karena interaksi antara adhesi protein pada permukaan mikroorganisme yang berkolonisasi dan reseptor karbohidrat dari komponen saliva yang terdapat pada permukaan gigi. Setelah deposisi awal, Streptococcus sanguis

mulai berekspansi menjauhi permukaan gigi membentuk plak.

Dalam jangka waktu yang pendek, permukaan gigi yang dekat dengan gingiva ditutupi dengan mikroorganisme .Semua aktivitas ini terjadi dalam 2 hari pertama pembentukan plak. Setelah 24 hingga 48 jam, plak terus terbentuk pada margin gingiva.


(18)

Fase II :

Terjadi pertambahan ketebalan plak setelah 3 dan 4 hari dibandingkan 2 hari yang pertama. Plak gingiva menjadi matang dan dapat hidup diantara mikroorganisme berbeda.

Fase III :

Setelah inisiasi 5 hingga 7 hari, plak mulai berpindah ke subgingiva dan mikroorganisme beserta produk-produknya berpenetrasi dan bersirkulasi pada poket.

Fase IV :

Tujuh hingga 11 hari setelah inisiasi, berbagai flora bertambah termasuk spirochetes, vibrous, dan fusiforms. Plak gingiva memenuhi sulkus gingiva sementara spirochetes dan vibrous bergerak disekeliling luar dan apikal sulkus.

Untuk mengetahui oral higiene anak dapat dilakukan dengan mengukur plak menggunakan Indeks plak menurut Silness dan Loe Plaque :

Skor 0 = permukaan gigi bersih

Skor 1 = permukaan gigi kelihatan bersih, tetapi plak dapat dijumpai pada sepertiga gingiva

Skor 2 = plak kelihatan sepanjang margin gingiva Skor 3 = permukaan gigi ditutupi plak yang banyak8

2.3 Hubungan Antara Mikroorganisme Plak Dengan Karies Pada Anak

Banyak penelitian tentang kesehatan gigi pada anak telah dilakukan di Sweden. Karies pada anak umur hingga 3 tahun biasanya dijumpai pada insisivus maksilaris terutama permukaan labial. Menurut Wendt dkk, karies pada permukaan


(19)

aproksimal biasanya pada insisivus atas, Grindefjord menyatakan pada umur 3 ½ tahun permukaan oklusal pada molar kedua adalah permukaan paling banyak karies.

Pada gigi permanen, karies oklusal (pit dan fisur) terjadi lebih awal dari karies aproksimal. Sebuah studi di Finnish selama delapan tahun, yang berfokus pada molar pertama permanen anak usia 7-15 tahun, dijumpai bahwa prevalensi karies tinggi terjadi pada permukaan oklusal diantara umur 7-9 tahun, dan pada permukaan aproksimal usia 12 dan 13. Mejàre et al. telah menunjukkan bahwa tahap progresif dari setengah dalam enamel ke setengah luar dentin pada permukaan mesial gigi molar satu permanen adalah empat kali lebih cepat pada grup anak berusia muda (6-12 tahun) dibanding usia lebih tua ((6-12-22 tahun).

Banyak studi telah memeriksa hubungan antara karies gigi sulung dan gigi permanen, ternyata terdapat hubungan antara karies pada gigi sulung dengan terjadinya karies pit dan fisur pada gigi permanen. Anak yang gigi sulungnya bebas karies maka gigi permanennya akan lebih tahan terhadap karies.

Adalah penting untuk menambah pengetahuan yang lebih baru tentang prevalensi dan insidens karies berkavitas dan tidak berkavitas. Prevalensi karies lesi berkavitas dan tidak berkavitas berbeda diantara negara, pada negara maju dijumpai lebih tinggi dibandingkan negara berkembang.9

Faktor penyebab karies adalah :

- Mikroorganisme asidogenik yang mengkolonisasi permukaan gigi - Host : anatomi dan posisi gigi

- Diet : asupan karbohidrat terfermentasi, terutama sukrosa


(20)

Pembentukan lesi karies secara klinis merupakan hubungan yang berkomplikasi satu sama lain diantara beberapa faktor dalam lingkungan mulut dan jaringan keras gigi. Pembentukan karies dimulai dengan fermentasi mikroorganisme dari karbohidrat, berlanjut ke formasi beberapa asam organik dan penurunan pH. Mulanya, H+ akan diambil oleh buffer dalam plak dan saliva, bila pH berlanjut

menurun (H+ bertambah) maka medium berair akan kehilangan OH- dan (PO3)4-,

yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk H2O dan (HPO2)4-. Akibatnya pH

menjadi turun ke tahap kritis yaitu 5,5 yang menyebabkan larutnya permukaan mineral gigi.7,8

Mikroorganisme yang dikaitkan dengan etiologi pembentukan karies bersifat asidogenik dan asidurik. Untuk memulai lesi karies di enamel, mikroorganisme dapat berkolonisasi pada permukaan gigi dan bersaing dengan spesies yang kurang membahayakan, membentuk biofilm yaitu plak gigi. Pada awal tahun 1960, Fitzgerald dan Keyes menunjukkan bahwa mikroorganisme tertentu yang diisolasi dari plak gigi manusia, bila diinokulasi ke marmut bebas mikroorganisme dengan diet sukrosa tinggi, menunjukkan terjadinya penyebaran bakteri yang cepat. Oleh karena itu, karies gigi dianggap sebagai penyakit infeksi yang dapat menjalar.8

Plak mikroorganisme menyebabkan fermentasi karbohidrat dari makanan dan minuman kearah pembentukan ion-ion asam pada permukaan gigi. Ketidakefektifan buffer saliva menyebabkan plak menjadi tebal. Plak yang tebal biasanya pada pit dan fisur yang dalam, diantara permukaan interproksimal terutama daerah kontak dan sekeliling restorasi yang berlebih dan kasar. Prosedur oral higiene mekanikal tidak


(21)

efektif dalam menyingkirkan plak dari tempat ini, karena merupakan tempat awal terjadinya karies.7

Kuantitas plak yang terbentuk pada permukaan gigi bersih dipengaruhi interaksi faktor etiologi, faktor resiko internal dan eksternal serta faktor protektif. Faktor faktor tersebut adalah : Populasi mikroorganisme oral total, kualitas flora mikroorganisme oral, anatomi dan morfologi permukaan gigi, kadar kebasahan dan tensi permukaan gigi, sekresi saliva dan lain-lain properti saliva, asupan karbohidrat terfermentasi, mobilitas lidah dan bibir, tekanan pengunyahan dan abrasi dari makanan, tahap erupsi dari gigi, derajat inflamasi gingiva dan volume eksudat gingiva, kebiasaan oral higiene individu, penggunaan fluor dan lain-lain produk preventif, seperti agen kontrol plak kimia.

Banyak pendapat terhadap hipotesis plak spesifik. Loesche pada 1982 dan 1986 membuat suatu hipotesis plak spesifik yang menunjukkan bahwa sebagian dari spesies spesifik flora plak dianggap sebagai patogen utama karies gigi. Termasuk ke dalam patogen utama adalah mikroorganisme berhubungan dengan karies manusia dan juga menyebabkan karies pada binatang percobaan. Mikroorganisme paling utama tersebut adalah Streptokokus mutans. Beberapa spesies laktobasili juga dianggap sebagai patogen karies utama disamping Streptokokus mutans dan

Streptokokus sobrinus. Laktobasili adalah asidogenik dan juga lebih asidurik

dibanding Streptokokus mutans. Streptokokus mutans berkorelasi kuat sebagai etiologi lesi enamel dan permukaan akar permulaan, karena ia dapat beradhesi dan mengkolonisasi permukaan gigi.8


(22)

Laktobasilus lebih tergantung pada permukaan beretensi bagi pengkolonisasian yang berat. Streptokokus mutans adalah sebagai inisiasi dan diikuti laktobasili dalam menghasilkan plak kariogenik. Laktobasili akan bereaksi cepat terhadap diet karbohidrat dan frekuensi asupan, disamping juga memberi efek asidogenik karena bersifat asidurik. Laktobasili juga mengindikasikan mikroorganisme lainnya seperti Streptokokus mutans. Jumlah laktobasili yang masih tinggi pada lesi kavitas karies yang telah disingkirkan mengindikasikan diet karbohidrat tinggi.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tahap kolonisasi Streptokokus mutans pada anak adalah berkorelasi dengan saliva yang berisi Streptokokus mutans

pada ibunya. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Bratthall, 1978, van Houte et al, 1981 , Kohler et al, 1984 dan Caufield et al, 1988. Mereka menjumpai hasil yang sama yaitu ibu dengan Streptokokus mutans tinggi akan mempunyai anak dengan jumlah mikroorganisme tinggi. Walaupun korelasi antara karies atau jumlah

Streptokokus mutans pada ibu dan anak mereka dapat dijelaskan sebagai faktor

genetik, ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa tahap kolonisasi atau penyakit pada anak adalah tergantung pada tahap Streptokokus mutans pada ibunya waktu terjadi transmisi.8

2.4 Hubungan Antara Mikroorganisme Plak Dengan Gingivitis

Menurut McCall pada tahun 1933, gingivitis sering dijumpai anak. Menurut Loe (1999), prevalensi gingivitis maupun periodontitis masih tinggi tetapi sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kesehatan gingiva dan periodontal adalah penting


(23)

bagi anak dan kebersihan mulut yang optimal adalah penting untuk mencapainya. Kebersihan mulut berkaitan dengan gigi, jaringan periodontal, dan lain-lain jaringan mulut lunak dan keras. Kesehatan bagian-bagian ini biasanya berasosiasi dengan faktor predisposisi dan variabel mikroorganisme yang sama.Walaupun bukan semua gingivitis akan menyebabkan penyakit periodontal yang destruktif, tetapi jelas bahwa kebanyakan penyakit periodontal berawal dari gingivitis. Menurut Loe dkk, adanya interaksi positif diantara gingivitis dan plak gigi. Pencegahan penyakit periodontal berhubungan dengan pencegahan gingivitis, gingivitis dapat juga melemahkan kesehatan pada umumnya.2

Etiologi gingivitis pada permulaan abad ke dua puluh berkaitan dengan banyak faktor, termasuk karies dan trauma gigi, pernafasan mulut, dan defisiensi vitamin C. Tahap kebersihan mulut dihubungkan dengan makanan lunak atau lengket.2 Observasi secara klinis dan penelitian secara epidemik telah menunjukkan

suatu hubungan yang kuat antara plak gigi dengan keparahan penyakit periodontal.6,12

Penyakit periodontal dan karies gigi selalu dikenal sebagai patologi gigi paling utama dan penyakit yang paling prevalen pada manusia. Walaupun penyakit periodontal kurang prevalen pada anak dibanding dewasa, namun penyakit periodontal adalah progresif dan pencegahan yang sesuai harus dimulai sejak usia dini. Profesi harus berkerja lebih keras dalam memberi pendidikan kebersihan mulut sejak usia dini. Metode yang paling baik untuk mencegah penyakit gingiva dan periodontal adalah dengan menjaga kebersihan mulut.2

Brucker pada 1943 menulis bahwa keuntungan menyikat gigi sebagai tindakan pencegahan penyakit gigi, termasuk gingivitis, adalah sesuatu yang harus


(24)

dijelaskan dengan tepat. Brucker juga menambahkan bahwa penyakit periodontal sukar dihilangkan secara tuntas walaupun pada mereka yang menyikat gigi dengan teratur. Tidak ada pembersihan gigi secara alami terutama pada daerah servikal dan proksimal karena plak akan selalu berakumulasi. Menurut Loe pada 1999 tidak ada makanan walaupun apel atau wortel yang dapat membersihkan daerah tersebut. Plak hanya dapat disingkirkan dengan baik secara metode mekanis. Metode paling umum dan efektif untuk membersihkan gigi adalah sikat gigi, namun menyingkirkan plak interdental masih dirasakan sulit.2

Kegagalan menyingkirkan plak akan menyebabkan gingivitis, suatu penelitian telah menunjukkan bahwa penyingkiran plak selama 3 minggu dapat mengobati gingivitis. Penyingkiran plak gigi adalah penting bagi pencegahan penyakit periodontal dan juga karies.6,12

Penyingkiran plak secara mekanis dalam jangka waktu tidak melebihi 48 jam cukup untuk pencegahan gingivitis. Saran yang dianjurkan adalah menyingkirkan semua plak segera setelah makanan atau minuman yang mengandung sukrosa.12

Penyingkiran plak secara supragingiva setiap hari akan mencegah pembentukan plak supragingiva guna mencegah penyakit berlanjut dan membantu penyembuhan jaringan periodontal.6


(25)

BAB 3

PENANGGULANGAN PLAK DENGAN PENYIKATAN GIGI

Usaha pengendalian plak dapat dimulai sejak gigi sulung pertama erupsi, plak dihilangkan dengan menyikat gigi dan kumur-kumur walaupun gigi anak hanya merupakan gigi susu yang keberadaannya hanya sementara Terdapat berbagai cara untuk membersihkan gigi, yaitu menggunakan sikat gigi (elektrik atau manual), benang dan lainnya, tetapi yang paling umum digunakan adalah sikat gigi. Tersedia berbagai alat untuk membersihkan gigi, alat yang utama adalah sikat gigi.5 Pada bab

ini akan diterangkan mengenai sikat gigi yang dipakai untuk membersihkan gigi serta cara penggunaannya.

3.1 Bentuk dan Tipe Sikat Gigi

Sikat gigi adalah kontrol plak mekanis, hampir setiap orang tentunya sudah mengetahui mengenai sikat gigi, baik bentuk maupun ukurannya.5 Alat utama yaitu

sikat gigi terbagi menjadi sikat gigi biasa yaitu sikat gigi yang biasa digunakan sehari-hari dengan kekuatan tangan., sikat gigi otomatis yang digerakkan dengan motor listrik dan sikat gigi dengan tambahan semprotan air. Alat-alat bantu adalah seperti benang gigi, pembersih interdental dan alat-alat lainnya.5,13

Sikat gigi yang digunakan untuk anak adalah yang lembut dari bahan nilon. Penting untuk diingat bahwa sikat gigi anak harus berbeda dengan sikat gigi dewasa baik dari ukuran kepala sikat maupun kekerasan bulunya. Ukuran sikat gigi untuk anak yang biasa digunakan ialah sikat gigi dengan panjang tangkai 13 cm, panjang


(26)

kepala 2 cm dan lebar kepalanya 0,6 cm.5 American Dental Association (ADA)

menganjurkan ukuran kepala sikat kecil dengan panjang 1-1,25 inci (2,5-3,0 cm), lebar 5/16-3/8 inci (8,0-9,5 cm), dengan 2-4 baris rumpun dan berisi 5-12 rumpun.13

(gambar 1)14.

Gambar 1 : Bentuk sikat gigi pada anak14

Terdapat beberapa jenis bulu sikat gigi yaitu sangat lembut, lembut, dan sedang.5 Klasifikasi lain adalah keras, sedang dan lembut.12 Selain sikat gigi

berumpun banyak, juga ada yang berserabut jarang, baik untuk membersihkan daerah sulkus gusi.15 Kepala sikat kecil supaya bisa menjangkau seluruh bagian mulut anak.

Bulu sikat memegang peran utama dalam penyikatan gigi. Sekarang ini bulu sikat gigi banyak menggunakan bahan plastik, karena keuntungannya yaitu : 5

1. Kualitas dan ukuran bulu plastik dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan. 2. Bulu sikat gigi plastik lebih berpotensial untuk membersihkan, karena tidak menyerap cairan dan mikroorganisme.


(27)

3. Bulu sikat gigi plastik cepat mengering, sehingga jika seseorang melakukan beberapa kali penyikatan dalam sehari, maka sikat gigi dibutuhkan hanya satu.

4. Lebih fleksibel dan dapat membersihkan daerah gingiva bebas serta interdental.

5. Lebih efektif untuk menyingkirkan plak karena lebih lentur, lebih halus dan tipis .

Tangkai sikat gigi umumnya dibuat lurus. Walaupun sekarang ini terdapat berbagai variasi tetapi pemilihannya tergantung pada selera individu, asalkan fungsi pembersih dari sikat gigi tetap optimal.

Bentuk sikat gigi bervariasi karena desain dan konstruksi sikat gigi mengalami perubahan setiap tahunnya dan penggabungan variasi yang baru ditemukan. Tetapi walaupun demikian banyak dokter gigi yang masih tetap mempertahankan konsep sikat gigi yang terdahulu. Konsep membersihkan gigi sudah mengalami perubahan, penyikatan gigi tidak hanya bertujuan untuk membersihkan bagian-bagian kotor yang mudah terlihat atau hanya membersihkan gigi saja, tetapi perhatian juga ditujukan untuk membersihkan plak dan gusi.

Sikat gigi harus dibersihkan di bawah air mengalir setiap selesai digunakan untuk menyingkirkan sisa makanan atau pasta gigi yang tertinggal. Setelah itu sikat gigi diletakkan dalam posisi berdiri agar lekas kering dan tidak lembab.6 Sikat gigi

juga harus diganti setiap 2-3 bulan pemakaian karena bulu sikat gigi sudah tidak dapat bekerja dengan baik dan dapat melukai gingiva.5

Penyikatan gigi anak minimal dua kali sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur pada malam hari). Penyikatan gigi dilakukan kurang lebih selama 2 menit dan


(28)

lebih diperhatikan menyikat gigi molar yang rentan terhadap terjadinya karies. Pasta gigi yang digunakan seukuran sebutir kacang hijau.16 (gambar 2)17

Gambar 2: pasta gigi sebesar biji kacang hijau17

3.2 Petunjuk Pembersihan Gigi Menurut Usia

Meskipun penyuluhan terhadap kebersihan gigi dan mulut telah banyak dilakukan, baik melalui media cetak maupun media elektronik, melalui pengajaran di sekolah dan melalui usaha yang dilakukan oleh masyarakat, namun prevalensi karies masih tinggi. Hal ini disebabkan anak tidak menyikat gigi seperti yang diajarkan, misalnya menyikat sebelum tidur dan setelah sarapan pagi, serta menyikat tidak terburu-buru. Bahkan banyak juga anak yang mengemil setelah menyikat gigi pada malam hari. Alasan tersebut menyebabkan orang tua bertanggungjawab terhadap kebersihan gigi dan mulut anak dengan cara membantu dan mengawasinya.

Menyikat gigi dianjurkan 2 kali sehari, ini berdasarkan teori pembentukan plak. Plak terbentuk segera setelah makan, bila tidak segera dibersihkan pH rongga mulut akan menurun menyebabkan pembentukan plak bertambah. Aktivitas ini terjadi dalam 2 hari pertama pembentukan plak. Jadi dengan menyikat gigi 2 kali sehari


(29)

berarti memutus aktivitas plak untuk berkolonisasi dengan reseptor karbohidrat pada saliva yang menyebabkan terjadinya karies dan gingivitis.

Usia lahir sehingga 3 tahun

Pada usia ini adalah tanggung jawab orang tua untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut yang optimal pada anak. Adalah penting bagi orang tua agar berada bersama anak ketika membersihkan gigi anaknya. Pengajaran kebersihan mulut sejak dini akan mempengaruhi perilaku terhadap kesehatan gigi dan mulut sehingga usia lanjut. Jika ada keluhan orang tua haruslah membawa anaknya berkunjung ke dokter gigi.2

Sebelum erupsi gigi, kavitas oral haruslah dibersihkan dengan kain kasa yang dibalut keliling jari. Setelah gigi sulung mulai erupsi, yaitu pada usia 6 bulan, gigi dapat dibersihkan menggunakan kain yang dibasahi. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi dan gusi dengan tepat karena makanan sering tertinggal pada permukaan tersebut. Teknik pelaksanaannya yaitu dengan membalut sebatang kayu berbentuk persegi atau lonjong dengan kain yang dibasahi. Selain itu dapat juga dengan menggunakan jari telunjuk yang dibalut kain atau handuk basah kemudan digosokkan pada gigi yang sedang erupsi dan secara lembut dilakukan pemijitan gusi. Pelaksanaan pembersihan tersebut harus dilakukan dalam keadaan nyaman baik bagi ibu maupun bayi. Posisi yang dapat dilakukan yaitu bayi digendong di atas satu tangan dalam posisi telentang, sementara tangan ibu yang satu lagi melakukan pembersihan.18 (gambar 3).19


(30)

Gambar 3 : Cara membersihkan gigi dan mulut anak19

Pemakaian sikat gigi dan pemberian pasta gigi tidak dianjurkan pada usia sampai 1 tahun. Karena ukuran mulut bayi masih sangat kecil dan kemampuan bayi dalam melakukan proses penelanan belum maksimal, sehingga gerakan sikat gigi terbatas daan kemungkinan pasta gigi dapat tertelan. Setelah gigi molar erupsi, sikat gigi khusus bayi (gambar 4)20 dapat digunakan. Sikat gigi dibasahkan dan diolesi

pasta gigi fluor yang sedikit. Jumlah pasta gigi yang direkomendasikan adalah sebesar ujung kuku anak. Menurut Jackson et al pada 1999, bayi tidak dapat berkumur dengan efisien dan jika terlalu banyak fluor yang masuk ke dalam mulut akan mengakibatkan fluorosis.2


(31)

Orang tua disarankan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut yang optimal bagi anak mereka, termasuk semua permukaan gigi maksila dan mandibula. Objektif utama adalah aplikasi fluor topikal yang sedikit, penyingkiran plak gigi, dan pembentukan kebiasaan membersihkan gigi yang akan berlanjut ke masa depan. Waktu optimal menyikat gigi adalah sebelum tidur tetapi biasanya dilakukan oleh anak sebelum atau setelah mandi.2

Pada usia 2-3 tahun anak mungkin mau menyikat giginya sendiri, disarankan agar orang tua yang mengolesi pasta gigi fluor dengan jumlah yang benar pada sikat gigi. Setelah anak menyikat gigi orang tua harus memeriksa kembali dan menyikat gigi anak pada daerah yang belum tercakup.2 Bagi anak di bawah usia tiga tahun

hendaknya penyikatan gigi masih dilakukan oleh orang tua. Posisi yang mudah untuk melakukan penyikatan gigi pada usia ini adalah posisi lap to lap (gambar 5)21, dua

orang duduk saling berhadapan dengan lutut saling bertemu dan anak diletakkan di atasya dengan posisi menghadap ke atas. Gerakan tangan dan tubuh ditahan oleh tangan orang yang memangku, sementara orang yang satu lagi melakukan penyikatan gigi.

Teknik ini dapat dilakukan oleh satu orang yang duduk di atas lantai dengan kaki diluruskan. Kemudian kepala anak diletakkan diantara kedua paha, sedangkan kaki dan tangan anak ditahan oleh kedua kaki. Posisi ini agak sulit dilakukan namun dapat memberikan hasil yang cukup baik dalam melakukan penyikatan gigi anak.18


(32)

Gambar 5 : Posisi Lap to lap21

Usia 3-6 tahun

Kemandirian anak pada usia ini adalah bervariasi, sebagian anak memerlukan bantuan dari orang tua dan yang lainnya dapat menyikat gigi sendiri. Sehingga direkomendasikan kemandirian dikombinasikan dengan pengawasan. Contohnya, anak menyikat gigi sendiri setelah makan dan orang tua membersihkan dengan lebih teliti waktu sebelum tidur. Pada usia ini adalah waktu yang optimal untuk mengadopsi kebiasaan menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur. Kalau anak merasa susah menyikat gigi setelah makan, berkumur juga sudah cukup.2

Pada usia ini semua gigi susu telah erupsi sehingga penting untuk membersihkan margin gingiva dan interproksimal. Posisi yang mudah saat mengajarkan cara menyikat gigi yaitu orang tua berdiri saling berdampingan di depan cermin (gambar 6)22. Kepala anak disandarkan pada tangan orang tua, dagu anak

ditarik ke bawah dengan menggunakan tangan tempat bersandarnya kepala anak. Sedangkan tangan orang tua yang satu lagi memandu tangan anak untuk melakukan penyikatan gigi.18


(33)

Gambar 6 : Cara menyikat gigi dengan posisi bersebelahan22

Posisi lain yang juga dapat dilakukan adalah orang tua dan anak berdiri saling berhadapan (gambar 7)23. Kemudian tangan orang tua memandu tangan anak untuk

melakukan penyikatan gigi. Kerugian posisi ini adalah kurangnya pengendalian gerakan terhadap posisi anak.18


(34)

Usia 6-12 tahun

Pada usia ini anak lebih sibuk dengan sekolah dan aktivitas lain. Walaupun anak dapat menyikat gigi sendiri pada usia ini, pengawasan dari orang tua tetap direkomendasikan. Ini adalah tahap akhir untuk membentuk kebiasaan baik. Anak dapat menggunakan sikat gigi yang lebih besar, tetapi bulu sikat gigi harus lembut. Anak juga boleh mengoleskan pasta gigi sendiri dan diajar cara berkumur yang benar waktu menyikat gigi dengan pasta gigi fluor. Anak harus berkunjung ke dokter gigi setiap tahun.2

Usia 12 tahun – remaja

Remaja mempunyai potensi mencapai kebersihan mulut secara mandiri, tetapi masih ada yang kurang termotivasi karena masalah lainnya atau karena pengajaran kebersihan mulut tidak diberikan sejak usia dini. Pada usia ini harus diberikan informasi tentang kebersihan gigi dan mulut secara lengkap, sudah dapat menggunakan sikat gigi dewasa, tetapi sikat gigi yang kecil lebih direkomendasikan karena dapat mencapai semua permukaan gigi. 2

3.3 Metode Sikat Gigi pada Anak

Ilmu kedokteran gigi pada masa sekarang ini lebih menekankan kepada bidang preventif daripada bidang kuratif, kedua bidang ini mempunyai perbedaan yang mendasar. Pencegahan dilakukan dimulai dari keadaan yang sehat dan mempertahankannya dengan menggunakan cara yang paling umum dan sederhana sedangkan pengobatan dimulai dari penyakit itu sendiri menuju perbaikan dan


(35)

mempertahankannya dengan teknik yang sesuai dan baik.

Plak gigi adalah penyebab langsung karies dan penyakit gigi. Penumpukan plak yang tidak dapat dilihat secara visul dapat dilihat dengan menggunakan disclosing material. Disclosing material ini juga berguna untuk menilai dan mendidik kebersihan mulut anak, karena mudah untuk menunjukkan dan menerangkan bagian-bagian yang masih perlu untuk dibersihkan lagi.5

Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan debris yang melekat pada permukaan gigi dan gusi. Berbagai cara yang ada dapat dikombinasikan dan disesuaikan dengan kebiasaan seseorang dalam menyikat giginya. Cara yang terbaik dapat ditentukan oleh dokter gigi setelah melakukan pemeriksaan mulut pasien anak dengan teliti.8 Tetapi yang terpenting adalah anak

menunjukkan cara menyikat giginya sehari-hari, kemudian dokter gigi dapat mendemonstrasikan hal-hal yang perlu diubah atau ditambah dalam kebiasaannya.5

Agar penyikatan gigi optimal perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:5

1. Teknik penyikatan gigi yang dipakai sedapat mungkin membersihkan semua permukaan gigi dan gusi serta dapat menjangkau daerah daerah interdental.

2. Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi dan abrasi gigi (ausnya gigi).


(36)

Beberapa teknik menyikat gigi : 1. Teknik Vertikal

Untuk menyikat bagian depan gigi kedua rahang ditutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka.5

2. Teknik Scrub atau teknik Horizontal

Anak di bawah 5-6 tahun tidak mudah menguasai teknik menyikat gigi. Semua teknik kecuali metode scrub memerlukan keterampilan. Kalau dipaksakan suatu metode yang sulit bagi anak akan melemahkan semangatnya untuk menyikat gigi. Biasanya adalah lebih baik untuk mengajarkan teknik Scrub terlebih dahulu, dan setelah ada kemajuan, baru dikenalkan satu dari teknik lainnya dalam mengembangkan minat dan kerja sama anak.24

Anak harus menggunakan teknik ”horizontal scrub”, yaitu meletakkan sikat gigi secara horizontal pada gigi atas dan digerakkan ke belakang - ke depan dengan gerakan menyikat maju mundur. Anak dapat meyikat gigi sendiri tetapi harus dijaga oleh orang tuanya untuk menyikat semua tiga sisi gigi mereka yaitu luar, dalam dan dataran pengunyahan. Untuk memastikan anak sudah menyikat giginya dengan baik, orang tua harus berada dalam kamar mandi waktu penyikatan gigi. Mengajari anak menyikat gigi mereka sendiri agar mereka terbiasa menyikat gigi. Seharusnya orang tua menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. Penyikatan pada lidah juga penting. Semakin lama menyikat gigi semakin baik karena plak lebih banyak disingkirkan.5,6,12,25


(37)

3. Teknik Roll

Bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi, sehingga sebagian bulu sikat menekan gusi, gusi menjadi berwarna pucat. Ujung bulu sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan gigi. Pada waktu bulu sikat melalui mahkota gigi kedudukannya hampir tegak lurus dengan permukaan gigi. Permukaan atas mahkota gigi juga ikut disikat. Gerakan ini diulangi 8-12 kali pada setiap daerah dengan sistematis supaya tidak ada yang terlewat. Cara penyikatan ini terutama bertujuan untuk pemijatan gusi, supaya kotoran dapat keluar dan untuk pembersihan daerah sela-sela gigi.5,11,12,25

4. Teknik Charter

Ujung bulu sikat diletakkaan pada permukaan gigi, membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dan ke atas. Dalam posisi ini tepi bulu sikat berkontak dengan tepi gusi. Bulu sikat agak ditekan, sehingga ujungnya masuk ke daerah antara 2 gigi. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaran kecil, tetapi ujung bulu sikat harus tetap di tempat semula. Setiap bagian dapat dibersihkan 2-3 gigi. Jika suatu bagian sudah dibersihkaan dengan membentuk lingkaran-lingkaran kecil tersebut, maka pembersihan dapat berpindah ke lain-lain bagian. Metode ini merupakan juga cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan pendukung gigi, walaupun agak sukar untuk dilakukan.5,11,12,25

5. Teknik Bass

Bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut 45 derajat dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga menyentuh tepi gusi sehingga saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi digerakkan dengan


(38)

gerakan kecil ke depan dan ke belakang selama lebih kurang 15 detik. Setiap daerah penyikatan meliputi 2-3 gigi. Teknik ini hampir sama dengan teknil Roll, hanya berbeda pada cara menggerakkan sikat giginya dan cara penyikatan permukaan belakang gigi depan. Untuk permukaan belakang dari gigi depan, sikat gigi dipegang secara vertikal. Teknik ini yang sekarang banyak diajarkan.5,11,12,25

Meskipun teknik ini dianjurkan untuk anak namun orang tua harus mengawasi agar bulu sikat gigi tidak masuk kedalam sulkus. Koordinasi yang kurang baik dari gerakan anak ketika menyikat gigi dapat menyebabkan ruptur pada gingiva.

6. Teknik Fones atau teknik sirkuler

Bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaran-lingkaran besar, sehingga gigi dan gusi rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus. Daerah di antara 2 gigi tidak mendapat perhatian khusus. Untuk permukaan belakang gigi, gerakan yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil, jika sukar maka gerakannya dapat diubah ke kanan dan ke kiri. Teknik ini dianjurkan untuk anak, karena mudah untuk dilakukan. Setelah selesai melakukan pembersihan gigi, lakukanlah kumur-kumur, sehingga plak dan kotoran lain yang sudah lepas dapat dihilangkan. Kumur-kumur saja tanpa didahului dengan tindakan membersihkan, tidak akan dapat menghilangkan plak atau kotoran dalam mulut.5,12

7. Teknik Leonard

Penyikatan gigi dilakukan ke atas dan ke bawah pada permukaan fasial gigi posterior, gigi dalam keadaan tertutup rapat sewaktu penyikatan dilakukan. Penyikatan juga dilakukan terhadap gingiva untuk menstimulasinya. Teknik ini harus


(39)

dilakukan berhati-hati karena dapat melukai gingiva.12

8. Teknik Stillman

Metode ini awalnya adalah untuk menstimulasi gingiva. Sikat gigi diletakkan secara inklinasi 45 derajat pada apeks gigi. Sebagian sikat gigi berada pada gingiva dan sebagian lagi pada gigi. Sikat gigi digerakkan dengan tekanan sedikit untuk menstimulasi gingiva.12,25

Selama bertahun-tahun dokter gigi telah menasehatkan pasien supaya menyikat gigi segera setelah makan. American Dental Association (ADA) telah memodifikasi pernyataan ini bahwa pasien harus sering menyikat gigi. Melalui penelitian telah ditunjukkan bahwa jika plak disikat setiap hari, tidak akan membahayakan rongga mulut.12 Lama penyikatan tidak ditentukan, tetapi biasanya

dianjurkan selama 2 menit.5-7

Faktor yang terpenting untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal adalah dengan mengetahui cara-cara penyikatan gigi yang dapat menjangkau semua bagian gigi, tidak melukai jaringan pendukung gigi dan tidak merusak gigi itu sendiri. Penyikatan gigi adalah penting dilakukan secara sistematis supaya tidak ada bagian-bagian yang terlampaui.5


(40)

BAB 4 KESIMPULAN

Kesehatan gingiva dan periodontal sangat penting bagi anak yang dapat dicapai melalui kebersihan mulut yang optimal. Kebersihan gigi dan mulut dapat menghalangi terbentuknya penyakit pada gigi, jaringan periodontal dan jaringan lain di mukosa mulut. Kesehatan jaringan tersebut juga berhubungan dengan faktor predisposisi dan mikroba penyebab karies dan gingivitis.

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak gigi tergolong dalam faktor agen yang merupakan salah satu dari empat factor penyebab karies. Plak juga dianggap sebagai penyebab utama gingivitis pada anak dan menyikat gigi masih merupakan metode yang efektif untuk mencegah berkembangnya penyakit jaringan periodontal.

Ilmu kedokteran gigi pada masa sekarang ini lebih menekankan kepada bidang preventif daripada bidang kuratif, kedua bidang ini mempunyai perbedaan yang mendasar. Pencegahan dilakukan dimulai dari keadaan yang sehat dan mempertahankannya dengan menggunakan cara yang paling umum dan sederhana sedangkan pengobatan dimulai dari penyakit itu sendiri menuju perbaikan dan mempertahankannya dengan teknik yang sesuai dan baik.

Usaha pengendalian plak dapat dimulai sejak gigi sulung pertama erupsi. Terdapat berbagai cara untuk membersihkan gigi dan menghilangkan plak, yaitu menggunakan sikat gigi (elektrik atau manual), benang dan lainnya, tetapi yang paling umum digunakan adalah sikat gigi.


(41)

Terdapat berbagai cara bagi membersihkan gigi anak menurut usia. Anak di bawah 5-6 tahun tidak mudah menguasai teknik menyikat gigi. Biasanya adalah lebih baik untuk mengajarkan teknik Scrub terlebih dahulu, dan setelah ada kemajuan, baru dikenalkan teknik lainnya dalam mengembangkan minat dan kerja sama anak.


(42)

DAFTAR RUJUKAN

1. Heryaman SD. Pentingnya kesehatan gigi dan mulut anak. <http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=608&Itemid= 1> (20 Nov 2009).

2. Harold D et al. Promotion of gingiva and periodontal health from childhood. In : Bimstein E et al eds. Periodontology and Gingiva Health and Disease. United Kingdom : Martin Dunitz Ltd, 2001.

3. Octiara E, Roesnawi Y. Karies gigi, oral hygiene dan kebiasaan membersihkan gigi pada anak Panti Karya Pungai di Binjai. Dentika Dent J 2001 ; 6(1) : 18-23.

4. Chemiawan E, Riyanti E, Tjahyaningrum SN. Prevalensi nursing mouth caries pada anak 15-60 bulan berdasarkan frekuensi penyikatan gigi di posyandu desa Cileunyi Wetan kecamatan Cileunyi kabupaten Bandung. Bandung, 2004. <http://www.resources.unpad.ac.id/unpad_content/uploads/publikasi-dosen/Prevalensi%20Nursing%20Mouth%20Caries%20Pada%20Anak%20Us ia%2015.pdf> (Januari 2009).

5. Ariningrum R. Beberapa cara menjaga kebersihan gigi dan mulut. Cermin Dunia Kedokteran 2000 ; (126) : 45-51.

6. University of Iowa, Department of Pediatric Dentistry. Toothbrushing protocol for preschool and child care settings serving children 3-5 years of age.2004.<http://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/hslc/ecdh/Health/Oral%20Health/Oral %20Health%20Program%20Staff/Recommendationsf.htm> (Januari 2009).


(43)

7. Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. London : Mosby International Ltd, 1998 : 9-25.

8. Axelsson P, Karlstad. Diagnosis and risk prediction of dental caries. (2). Illinois : Quintessence Publishing Co, Inc, 2000.

9. Skeie MS. Dental caries in children aged 3-10 years longitudinal and cross-sectional studies. 2005 ; 10-15.

10.Tarigan R. Karies gigi. (1). Jakarta : Penerbit Hipokrates, 1990.

11. Ramfjord SP, Ash MM. Oral hygiene. In : Hacke G ed. Periodontology and Periodontics : Modern Theory and Practice. USA : Ishiyaku EuroAmerica Inc, 2000 : 223-37.

12.Yankell SL, Paxer UP. Toothbrushes and toothbrushing methods. In : Harris NO et al eds. Primary Preventive Dentistry. Stamford : Appleton & Lange, 1999 : 77-101

13. Daliemunthe SH. Perawatan periodontal. Medan : USU Press, 2006 : 170-1.

14.Anonymous. <www.oraline.net/customdecoration/kids_10770.asp> (20 November 2009).

15.Dewi O. Pemilihan sikat gigi individual. Dentika Dent J 2003; 8(1) : 54-60. 16.Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press,

2008: 75-81

17.Anonymous.<http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://z.about.com/d/ dentistry/1/0/1/HPIM6960.JPG&imgrefurl=http://dentistry.about.com/od/chil drensdentistry/ss/brushkidsteeth.htm&usg>. (20 November 2009)


(44)

18.Riyanti E. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini. <http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/file/padresources/pengen alan%20dan%20perawatan%20kesehatan&20gigi%20anak%20sejak%20dini. pdf> (20 Nov 2009).

19.Anonymous.<www.oraline.net/customdecoration/kids_10771.asp>(20 November 2009).

20.Anynomous.<http:tw100183023.trustpass.alibaba.com/product/103>.(20 November 2009)

21.Anynomous.<http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://rosevillepediatr icdentists.com/images/Picture_078.jpg&imgrefurl=http://rosevillepediatricden tists.com/1st_visit.html&usg>. (20 November 2009)

22.Anynomous.<http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://z.about.com/d/ dentistry/1/0/H/HPIM6938.JPG&imgrefurl=http://dentistry.about.com/od/chil drensdentistry/ss/brushkidsteeth_3.htm&usg>. (20 November 2009)

23.Anynomous.<http://www.drvee.wordpress.com/2009/09/11/childrens-dental>. (20 November 2009)

24.Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan gigi anak. (2). Alih bahasa. Agus Djaya. Jakarta : Widya Medika, 1991 : 31-41

25.Perry DA, Beemsterboer PL. Periodontology for the Dental hygienist. (3). New York : Saunders, 2006 : 236-45.


(1)

dilakukan berhati-hati karena dapat melukai gingiva.12 8. Teknik Stillman

Metode ini awalnya adalah untuk menstimulasi gingiva. Sikat gigi diletakkan secara inklinasi 45 derajat pada apeks gigi. Sebagian sikat gigi berada pada gingiva dan sebagian lagi pada gigi. Sikat gigi digerakkan dengan tekanan sedikit untuk menstimulasi gingiva.12,25

Selama bertahun-tahun dokter gigi telah menasehatkan pasien supaya menyikat gigi segera setelah makan. American Dental Association (ADA) telah memodifikasi pernyataan ini bahwa pasien harus sering menyikat gigi. Melalui penelitian telah ditunjukkan bahwa jika plak disikat setiap hari, tidak akan membahayakan rongga mulut.12 Lama penyikatan tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan selama 2 menit.5-7

Faktor yang terpenting untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal adalah dengan mengetahui cara-cara penyikatan gigi yang dapat menjangkau semua bagian gigi, tidak melukai jaringan pendukung gigi dan tidak merusak gigi itu sendiri. Penyikatan gigi adalah penting dilakukan secara sistematis supaya tidak ada bagian-bagian yang terlampaui.5


(2)

BAB 4 KESIMPULAN

Kesehatan gingiva dan periodontal sangat penting bagi anak yang dapat dicapai melalui kebersihan mulut yang optimal. Kebersihan gigi dan mulut dapat menghalangi terbentuknya penyakit pada gigi, jaringan periodontal dan jaringan lain di mukosa mulut. Kesehatan jaringan tersebut juga berhubungan dengan faktor predisposisi dan mikroba penyebab karies dan gingivitis.

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak gigi tergolong dalam faktor agen yang merupakan salah satu dari empat factor penyebab karies. Plak juga dianggap sebagai penyebab utama gingivitis pada anak dan menyikat gigi masih merupakan metode yang efektif untuk mencegah berkembangnya penyakit jaringan periodontal.

Ilmu kedokteran gigi pada masa sekarang ini lebih menekankan kepada bidang preventif daripada bidang kuratif, kedua bidang ini mempunyai perbedaan yang mendasar. Pencegahan dilakukan dimulai dari keadaan yang sehat dan mempertahankannya dengan menggunakan cara yang paling umum dan sederhana sedangkan pengobatan dimulai dari penyakit itu sendiri menuju perbaikan dan mempertahankannya dengan teknik yang sesuai dan baik.

Usaha pengendalian plak dapat dimulai sejak gigi sulung pertama erupsi. Terdapat berbagai cara untuk membersihkan gigi dan menghilangkan plak, yaitu menggunakan sikat gigi (elektrik atau manual), benang dan lainnya, tetapi yang paling umum digunakan adalah sikat gigi.


(3)

Terdapat berbagai cara bagi membersihkan gigi anak menurut usia. Anak di bawah 5-6 tahun tidak mudah menguasai teknik menyikat gigi. Biasanya adalah lebih baik untuk mengajarkan teknik Scrub terlebih dahulu, dan setelah ada kemajuan, baru dikenalkan teknik lainnya dalam mengembangkan minat dan kerja sama anak.


(4)

DAFTAR RUJUKAN

1. Heryaman SD. Pentingnya kesehatan gigi dan mulut anak. <http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=608&Itemid= 1> (20 Nov 2009).

2. Harold D et al. Promotion of gingiva and periodontal health from childhood. In : Bimstein E et al eds. Periodontology and Gingiva Health and Disease. United Kingdom : Martin Dunitz Ltd, 2001.

3. Octiara E, Roesnawi Y. Karies gigi, oral hygiene dan kebiasaan membersihkan gigi pada anak Panti Karya Pungai di Binjai. Dentika Dent J 2001 ; 6(1) : 18-23.

4. Chemiawan E, Riyanti E, Tjahyaningrum SN. Prevalensi nursing mouth caries pada anak 15-60 bulan berdasarkan frekuensi penyikatan gigi di posyandu desa Cileunyi Wetan kecamatan Cileunyi kabupaten Bandung. Bandung, 2004. <http://www.resources.unpad.ac.id/unpad_content/uploads/publikasi-dosen/Prevalensi%20Nursing%20Mouth%20Caries%20Pada%20Anak%20Us ia%2015.pdf> (Januari 2009).

5. Ariningrum R. Beberapa cara menjaga kebersihan gigi dan mulut. Cermin Dunia Kedokteran 2000 ; (126) : 45-51.

6. University of Iowa, Department of Pediatric Dentistry. Toothbrushing protocol for preschool and child care settings serving children 3-5 years of age.2004.<http://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/hslc/ecdh/Health/Oral%20Health/Oral


(5)

7. Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. London : Mosby International Ltd, 1998 : 9-25.

8. Axelsson P, Karlstad. Diagnosis and risk prediction of dental caries. (2). Illinois : Quintessence Publishing Co, Inc, 2000.

9. Skeie MS. Dental caries in children aged 3-10 years longitudinal and cross-sectional studies. 2005 ; 10-15.

10.Tarigan R. Karies gigi. (1). Jakarta : Penerbit Hipokrates, 1990.

11. Ramfjord SP, Ash MM. Oral hygiene. In : Hacke G ed. Periodontology and Periodontics : Modern Theory and Practice. USA : Ishiyaku EuroAmerica Inc, 2000 : 223-37.

12.Yankell SL, Paxer UP. Toothbrushes and toothbrushing methods. In : Harris NO et al eds. Primary Preventive Dentistry. Stamford : Appleton & Lange, 1999 : 77-101

13. Daliemunthe SH. Perawatan periodontal. Medan : USU Press, 2006 : 170-1.

14.Anonymous. <www.oraline.net/customdecoration/kids_10770.asp> (20 November 2009).

15.Dewi O. Pemilihan sikat gigi individual. Dentika Dent J 2003; 8(1) : 54-60. 16.Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press,

2008: 75-81

17.Anonymous.<http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://z.about.com/d/ dentistry/1/0/1/HPIM6960.JPG&imgrefurl=http://dentistry.about.com/od/chil drensdentistry/ss/brushkidsteeth.htm&usg>. (20 November 2009)


(6)

18.Riyanti E. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini. <http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/file/padresources/pengen alan%20dan%20perawatan%20kesehatan&20gigi%20anak%20sejak%20dini. pdf> (20 Nov 2009).

19.Anonymous.<www.oraline.net/customdecoration/kids_10771.asp>(20 November 2009).

20.Anynomous.<http:tw100183023.trustpass.alibaba.com/product/103>.(20 November 2009)

21.Anynomous.<http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://rosevillepediatr icdentists.com/images/Picture_078.jpg&imgrefurl=http://rosevillepediatricden tists.com/1st_visit.html&usg>. (20 November 2009)

22.Anynomous.<http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://z.about.com/d/ dentistry/1/0/H/HPIM6938.JPG&imgrefurl=http://dentistry.about.com/od/chil drensdentistry/ss/brushkidsteeth_3.htm&usg>. (20 November 2009)

23.Anynomous.<http://www.drvee.wordpress.com/2009/09/11/childrens-dental>. (20 November 2009)

24.Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan gigi anak. (2). Alih bahasa. Agus Djaya. Jakarta : Widya Medika, 1991 : 31-41

25.Perry DA, Beemsterboer PL. Periodontology for the Dental hygienist. (3). New York : Saunders, 2006 : 236-45.