Hubungan Antara Mikroorganisme Plak Dengan Gingivitis

Laktobasilus lebih tergantung pada permukaan beretensi bagi pengkolonisasian yang berat. Streptokokus mutans adalah sebagai inisiasi dan diikuti laktobasili dalam menghasilkan plak kariogenik. Laktobasili akan bereaksi cepat terhadap diet karbohidrat dan frekuensi asupan, disamping juga memberi efek asidogenik karena bersifat asidurik. Laktobasili juga mengindikasikan mikroorganisme lainnya seperti Streptokokus mutans. Jumlah laktobasili yang masih tinggi pada lesi kavitas karies yang telah disingkirkan mengindikasikan diet karbohidrat tinggi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tahap kolonisasi Streptokokus mutans pada anak adalah berkorelasi dengan saliva yang berisi Streptokokus mutans pada ibunya. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Bratthall, 1978, van Houte et al, 1981 , Kohler et al, 1984 dan Caufield et al, 1988. Mereka menjumpai hasil yang sama yaitu ibu dengan Streptokokus mutans tinggi akan mempunyai anak dengan jumlah mikroorganisme tinggi. Walaupun korelasi antara karies atau jumlah Streptokokus mutans pada ibu dan anak mereka dapat dijelaskan sebagai faktor genetik, ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa tahap kolonisasi atau penyakit pada anak adalah tergantung pada tahap Streptokokus mutans pada ibunya waktu terjadi transmisi. 8

2.4 Hubungan Antara Mikroorganisme Plak Dengan Gingivitis

Menurut McCall pada tahun 1933, gingivitis sering dijumpai anak. Menurut Loe 1999, prevalensi gingivitis maupun periodontitis masih tinggi tetapi sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kesehatan gingiva dan periodontal adalah penting Universitas Sumatera Utara bagi anak dan kebersihan mulut yang optimal adalah penting untuk mencapainya. Kebersihan mulut berkaitan dengan gigi, jaringan periodontal, dan lain-lain jaringan mulut lunak dan keras. Kesehatan bagian-bagian ini biasanya berasosiasi dengan faktor predisposisi dan variabel mikroorganisme yang sama. Walaupun bukan semua gingivitis akan menyebabkan penyakit periodontal yang destruktif, tetapi jelas bahwa kebanyakan penyakit periodontal berawal dari gingivitis. Menurut Loe dkk, adanya interaksi positif diantara gingivitis dan plak gigi. Pencegahan penyakit periodontal berhubungan dengan pencegahan gingivitis, gingivitis dapat juga melemahkan kesehatan pada umumnya. 2 Etiologi gingivitis pada permulaan abad ke dua puluh berkaitan dengan banyak faktor, termasuk karies dan trauma gigi, pernafasan mulut, dan defisiensi vitamin C. Tahap kebersihan mulut dihubungkan dengan makanan lunak atau lengket. 2 Observasi secara klinis dan penelitian secara epidemik telah menunjukkan suatu hubungan yang kuat antara plak gigi dengan keparahan penyakit periodontal. 6,12 Penyakit periodontal dan karies gigi selalu dikenal sebagai patologi gigi paling utama dan penyakit yang paling prevalen pada manusia. Walaupun penyakit periodontal kurang prevalen pada anak dibanding dewasa, namun penyakit periodontal adalah progresif dan pencegahan yang sesuai harus dimulai sejak usia dini. Profesi harus berkerja lebih keras dalam memberi pendidikan kebersihan mulut sejak usia dini. Metode yang paling baik untuk mencegah penyakit gingiva dan periodontal adalah dengan menjaga kebersihan mulut. 2 Brucker pada 1943 menulis bahwa keuntungan menyikat gigi sebagai tindakan pencegahan penyakit gigi, termasuk gingivitis, adalah sesuatu yang harus Universitas Sumatera Utara dijelaskan dengan tepat. Brucker juga menambahkan bahwa penyakit periodontal sukar dihilangkan secara tuntas walaupun pada mereka yang menyikat gigi dengan teratur. Tidak ada pembersihan gigi secara alami terutama pada daerah servikal dan proksimal karena plak akan selalu berakumulasi. Menurut Loe pada 1999 tidak ada makanan walaupun apel atau wortel yang dapat membersihkan daerah tersebut. Plak hanya dapat disingkirkan dengan baik secara metode mekanis. Metode paling umum dan efektif untuk membersihkan gigi adalah sikat gigi, namun menyingkirkan plak interdental masih dirasakan sulit. 2 Kegagalan menyingkirkan plak akan menyebabkan gingivitis, suatu penelitian telah menunjukkan bahwa penyingkiran plak selama 3 minggu dapat mengobati gingivitis. Penyingkiran plak gigi adalah penting bagi pencegahan penyakit periodontal dan juga karies. 6,12 Penyingkiran plak secara mekanis dalam jangka waktu tidak melebihi 48 jam cukup untuk pencegahan gingivitis. Saran yang dianjurkan adalah menyingkirkan semua plak segera setelah makanan atau minuman yang mengandung sukrosa. 12 Penyingkiran plak secara supragingiva setiap hari akan mencegah pembentukan plak supragingiva guna mencegah penyakit berlanjut dan membantu penyembuhan jaringan periodontal. 6 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 PENANGGULANGAN PLAK DENGAN PENYIKATAN GIGI