Penggambaran Citra Tinjauan Tentang Image
16
perempuan, dan sebagian lagi disesuaikan dengan pendapat-pendapat umum atas tradisi menurut kriteria-kriteria feminis tertentu.
Menurut Dwi Ambarsari 2002, Konstruksi sosial yang membentuk pembedaan antara laki-laki dan perempuan itu pada kenyataannya mengakibatkan
ketidakadilan terhadap perempuan. Pembedaan peran, status, wilayah dan sifat mengakibatkan perempuan tidak otonom. Perempuan tidak memiliki kebebasan
untuk memilih dan membuat keputusan baik untuk pribadinya maupun lingkungan karena adanya pembedaan-pembedaan tersebut. Berbagai bentuk
ketidakadilan terhadap perempuan tersebut adalah, marginalisasi, stereotipe, beban ganda dan kekerasan terhadap perempuan. Sesungguhnya jika dicermati
lebih mendalam, perempuan mampu melakukan pekerjaan laki-laki walaupun dengan berbagai keterbatasan, tetapi laki-laki tidak dapat sama sekali melakukan
beberapa pekerjaan yang dibebankan oleh perempuan seperti harus bekerja sementara dia mengurus anaknya seharian, itu disebabkan perbandingan
emosional yang cukup jauh antara laki-laki dan perempuan.
Secara eksistensial, setiap manusia mempunyai harkat dan martabat yang sama, sehingga secara asasi berhak untuk dihormati dan diperlakukan sesuai dengan
harkat dan martabatnya. Secara mendasar, Hak Asasi Manusia meliputi, hak untuk hidup, hak untuk merdeka, hak untuk memiliki sesuatu, serta hak untuk
mengenyam pendidikan. Ketiga hak tersebut merupakan kodrat manusia. Siapapun tidak boleh mengganggu dan harus dilindungi. Hak untuk hidup
bersama dengan harkat dan martabat meliputi hak untuk mendapatkan pekerjaan dan berkarir dengan baik tanpa ada pembatasan dan penilaian buruk dimasyarakat.
17
Serangkaian pengertian dan penjabaran tentang perempuan mengenai hak dan ketidak adilan. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah perempuan yang
sudah bekerja sebagai SPG. Malihat dari sisi pekerjaanya yang mendapat stereotip negatif dari masyarakat.