Analisis tingkat stres kerja staf Sales Promotion Girl [SPG] produk kosmetik di Kota Yogyakarta.

(1)

x

ANALISIS TINGKAT STRES STAF SALES PROMOTION GIRL (SPG)

PRODUK KOSMETIK DI KOTA YOGYAKARTA Disusun Oleh :

Nama : C. Neni Ike Wulandari NIM : 002214134

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres yang dirasakan oleh Sales Promotion Girl (SPG) produk kosmetik di tempat kerja. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Proporsional Sampling. Sampel penelitian ini sebanyak 30 orang responden di Kota Yogyakarta. Analisis data menggunakan analisis faktor dan analisis regresi linier berganda.

Dalam penelitian ini penulis memilih enam (6) faktor yang menjadi penyebab stres, yaitu factor beban kerja, tuntutan peran, peraturan kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja , dan faktor konsumen yang menyulitkan. Analisis mean arithmatic Menunjukkan bahwa penilaian karyawan terhadap faktor-faktor penyebab stres adalah cukup (2,34 sampai dengan 3,66), kecuali faktor tuntutan peran yang termasuk kategori rendah yaitu 1,33 sampai dengan 2,33. Uji F menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab stres secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat stres SPG produk kosmetik.


(2)

xi

ABSTRACT

This research was conducted to know stress level of Sales Promotion Girl (SPG) of cosmetics products in their work place. Research samples unit was collected with proportional sampling method. There were 30 samples used in this study in Yogyakarta. Data were analyzed with factors analyses and multiple regression analyses.

In this research, researcher identified 6 factors which caused stress. They factor’s were work load, demand role, work regulation, leadership, work environment and complicated customer factor. Results from mean arithmetic analyses showed that employee assessment on factors affecting stress was moderate category (2,34 – 3,66) except demand role factors which included low category (1,33 – 2,33). F test showed that 6 factors identified previously significantly influenced SPG’s level stress rate simultaneously.


(3)

i

ANALISIS TINGKAT STRES KERJA STAF SALES PROMOTION GIRL

(SPG) PRODUK KOSMETIK DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1)

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

C. Neni Ike Wulandari NIM : 002214134

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007


(4)

(5)

(6)

(7)

v

PERSEMBAHAN

Terpujilah

TUHAN ALLAH

semesta raya

,

IA

menjadikan

segalanya tepat dan indah pada waktunya………”

Jesus Christus, Allah Bapa yang hidup. Thank u for guiding me in every step of

the way, for giving me blessing N unconditional love. I thank U coz I know

You are there N You’ll always be there for me.

Semua y ang

t er j adi dal am hi dupk u, k us er ahk an pada –

Mu.

Thank u for

PLANNING MY LIFE.

YOU ARE THE BEST

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk : Jess Christus Yang Maha Kuasa

Papa R. Y. KARYOTO & Mama F. ETI SUSIATI tersayang, terimakasih untuk semua kasih sayang, doa, support dan kesabarannya selama ini. Love U ALL…….

Mbak – mbak ku “ LOLA, POPI, RURI”& Suami – suami mbk ku terimakasi atas kasih dan suportnya serta doanya

Untuk keponakan – keponakanku “ PINKAN, MARCEL, ANDIKA “ yang selalu bikin Bunda kangen. Bunda sayang kalian

Buat SAYANG – KU “YULI & NOVI “ makasi ya untuk kasih sayAng dan semangatnya sampai skripsi ini selesai


(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Bapa di Surga atas segala kasih dan anugerah yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Tingkat Stres pada Sales Promotion Girl ( SPG ) Produk Kosmetik di Kota Yogyakarta “

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dorongan dari semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS, selaku Dekan Fakultas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE. MBA, selaku Dosen Pembimbing Satu yang telah sabar dan banyak memberikan pengarahan dan masukannya sehingga skripsi ini dapat selesai

3. Bapak Drs. V. Supriyanto, SU, selaku Dosen Pembimbing Dua yang telah sabar dan banyak memberikan pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat selesai

4. Bapak Drs. Th. Sutadi, MBA, selaku Dosen Tamu Penguji

5. Papa & Mama tersayang. Doain dhek dapat kerja ya……….. dan sukses. Muach………..

6. Mbk2ku dan suami msg2. Heeeeeheee. Makaciiiiiiiii

7. Keponakan – keponakanku yang selal bikin aku kangen untuk pulang. Muach……….

8. Sayang – ku ……. Love u………. cepat selesaikan kuliahnya n cari kerja Occcccccc

9. Temen – temen dekatku Tante, Cebong, Keke, B’ Bayu, B’ Insan, Oka, BRANDALZ N T’GENK…. Ayo………. “Bilyard, DUGEM, N Kali


(9)

vii

Code”…. Tapi jangan lupa selesaikan tanggung jawab masing – masing ya….

10. Teman – temanku di Padang, Lesuik, Ola, Ipeh, Kucai, Boy, Riki (Cha). Aqu….kangen!!!!!!!!!!!!!

11. Cah – cah Pondok MELATI yang ruame tenan, Tante, Cebong, Keke, Bekti, Olong, Jenong, Cheril, Sherly, Pink, Grace, Mbk Yuni, Pidelz, Mince, Swett, Ka2k, Omzq, Oliv N buanyak lagi…….. Jangan lupa tetap kompak ya walaupun ribut2 kecil…..

12. Temen – temen kampusku “ Eno, Phe Bhe, Rusman, Yos, n yang blm selesai “. Cepetan kelarin……….

13. Anak – anak HOLDEN “ Decky, Ipang, Berta, Yo2k, Alid, Om Joko n Lainnya”. JANGAN MABOK TEYUZZZZ YA…….

Penulis menyadari bahwa hasil karya penulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga hasil karya penulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, September 2007


(10)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ……… i

Halaman Persetujuan Pembimbing ……….... ii

Halaman Pengesahan Skripsi ………. iii

Halaman Pernyataan ……….. iv

Persembahan ……….. v

Kata Pengantar ……… vi

Daftar Isi ……….... viii

Intisari ……….... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……….... 4

C. Batasan Masalah ………... 4

D. Tujuan Penelitian ……….. 6

E. Manfaat Penelitian ……….... 6

F. Sistematika Penulisan ………... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Stres Kerja ……….. 8

B. Penyebab – penyebab Stres kerja ………. 10

C. Akibat – akibat Stres Kerja ………... 19

D. Pengaruh Faktor – faktor Penyebab Stres Terhadap Tingkat Stres ………... 20

E. Kerangka Penelitian ……….. 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….. 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 25

C. Poplasi dan Sampel ………. 25


(11)

ix

E. Metode Pengumpulan Data ……….. 27

F. Metode Pengujian Instrumen ………. 29

G. Metode Analisis Data ……….. 31

BAB IV ANALISIS DATA A. Uji Validitas dan Reliabilitas ……….... 35

B. Profil Responden ……….. 38

C. Pengelompokan dan Penamaan Faktor ………. 41

D. Analisis Penilaian SPG Terhadap Faktor – Faktor Penyebab Stres dan Tingkat Stres ……….. 44

E. Analisis Pengaruh Faktor – faktor Penyebab Stres Terhadap Tingkat Stres ……….. 50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 53

B. Saran ………. 53

Daftar Pustaka ……….... 56


(12)

x

ANALISIS TINGKAT STRES STAF SALES PROMOTION GIRL (SPG)

PRODUK KOSMETIK DI KOTA YOGYAKARTA Disusun Oleh :

Nama : C. Neni Ike Wulandari NIM : 002214134

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres yang dirasakan oleh Sales Promotion Girl (SPG) produk kosmetik di tempat kerja. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Proporsional Sampling. Sampel penelitian ini sebanyak 30 orang responden di Kota Yogyakarta. Analisis data menggunakan analisis faktor dan analisis regresi linier berganda.

Dalam penelitian ini penulis memilih enam (6) faktor yang menjadi penyebab stres, yaitu factor beban kerja, tuntutan peran, peraturan kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja , dan faktor konsumen yang menyulitkan. Analisis mean arithmatic Menunjukkan bahwa penilaian karyawan terhadap faktor-faktor penyebab stres adalah cukup (2,34 sampai dengan 3,66), kecuali faktor tuntutan peran yang termasuk kategori rendah yaitu 1,33 sampai dengan 2,33. Uji F menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab stres secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat stres SPG produk kosmetik.


(13)

xi

ABSTRACT

This research was conducted to know stress level of Sales Promotion Girl (SPG) of cosmetics products in their work place. Research samples unit was collected with proportional sampling method. There were 30 samples used in this study in Yogyakarta. Data were analyzed with factors analyses and multiple regression analyses.

In this research, researcher identified 6 factors which caused stress. They factor’s were work load, demand role, work regulation, leadership, work environment and complicated customer factor. Results from mean arithmetic analyses showed that employee assessment on factors affecting stress was moderate category (2,34 – 3,66) except demand role factors which included low category (1,33 – 2,33). F test showed that 6 factors identified previously significantly influenced SPG’s level stress rate simultaneously.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah umum yang sangat sensitif bagi karyawan adalah stres dan perubahan. Perubahan yang sangat luar biasa dibutuhkan kemampuan untuk merespon perubahan tersebut dengan lebih cepat sehingga mengakibatkan stres atau tekanan pada karyawan. Pimpinan manajemen di banyak perusahaan karena dorongan hutang atau ketidakefisienan berusaha mengubah susunan perusahaan menjadi lebih fleksibel. Secara individu karyawan terlibat dalam perubahan ini dan harus membiasakan diri dengan perubahan tersebut. Tetapi sangat sedikit perusahaan yang membekali karyawannya dengan keahlian, strategi dan sumber daya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tesebut.

Sales Promotion Girl (SPG) merupakan salah satu tenaga penjualan perusahaan yang lebih difokuskan pada kegiatan promosi langsung kepada konsumen. SPG biasanya ditempatkan di toko-toko, swalayan, atau supermarket, mereka memberikan penjelasan yang lebih rinci kepada konsumen atas produk yang mereka jual. SPG terlibat dalam hubungan yang lebih kompleks dan penting yaitu dengan elemen dalam perusahaan dan dengan konsumen. SPG memiliki peranan komunikasi yang penting dalam menjembatani produk suatu perusahaan dengan konsumen. Mereka juga harus mampu untuk membangun motivasi dan kepercayaan diri meskipun dalam keadaan tertekan. Mereka harus bekerja berdekatan dengan bagian lain dalam


(15)

perusahaan, terkadang dibawah kondisi yang sangat tertekan, dan setelah jam kerja mereka pulang kerumah menjalankan peran mereka yang lain.

Scherer dan Brodzinski mendefinisikan stress sebagai interaksi antara individu dan lingkungannya yang disebabkan karena perubahan fisik maupun psikologi akibat dari deviasi dari keadaan normal (Davisson, 1994). Stres dapat terjadi karena faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal seperti tingkat penerangan yang rendah atau ventilasi yang kurang, sedangkan faktor internal seperti sikap individu dan kepribadian. Matteson dan Ivancevich

(1982) memandang stres sebagai respon terhadap kondisi yang menekan dalam lingkungan kita.

Karakteristik pekerjaan menyebabkan stres kerja memiliki banyak variasi dan dimensi. Dengan mempertimbangkan adanya pengaruh potensial dari perubahan-perubahan organisasi dan struktur organisasi ada beberapa tekanan-tekanan pekerjaan yang lebih umum dialami, yaitu: konflik peran, ambiguitas peran, beban kerja yang berlebihan, tekanan waktu, dan kurangnya dukungan sosial.

Tekanan peran dalam terjadi bila dua aspek pekerjaan tidak sesuai satu sama lain, yaitu ketika kombinasi pengharapan seseorang dan permintaan yang menjadi tuntutan organisasi menghasilkan tekanan. Karyawan yang mengalami konflik peran yang tinggi menyatakan tegangan lebih besar pada pekerjaan, kepuasan kerja lebih rendah, konflik pribadi, dan citra pribadi yang buruk.


(16)

Beban kerja yang berlebihan adalah tekanan yang membuat seseoarang merasa tidak sabar, tergesa-gesa, dan perasaan bahwa ia tidak melakukan apapun atau dia harus menyelesaikan semua pekerjaan hanya dalam sehari. Kelebihan kerja kuantitatifketika seorang individu tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Sedangkan kelebihan kerja kualitatif adalah munculnya perasaan tidak mampu untuk menyelesaikan semua pekerjaan tanpa melihat waktu yang tersedia.

Dukungan sosial yang buruk dapat menjadi salah satu tekanan. Dukungan sosial dapat meminimalisasi dampak stres yang mereka alami. Kuantitas dan kualitas hubungan sosial mereka dengan pasangan, teman, pekerja lain, supervisor memiliki pengaruh penting terhadap stres yang mereka alami. Usaha untuk meningkatkan dukungan sosial pada saat bekerja akan membuat terciptanya mekanisme yang efektif untuk megurangi stres pekerjaan, meningkatnya kesehatan dan mendorong orang untuk melawan efek dari stres tersebut.

Stres dapat muncul pada saat para SPG melakukan kontak dengan konsumen dan kemudian terjadi salah paham, perang mulut, atau perdebatan. Berhubungan dengan konsumen yang menyusahkan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pekerjaannya sebagai SPG. Mendengar ucapan orang lain menghadapi konsumen . Mendengar ucapan orang lain menghadapi konsumen yang sulit dapat membantu SPG untuk mengontrol emosi mereka ketika menghadapi situasi yang sama dan memberi mereka pembendaharaan kata yang dapat dipakai untuk menenangkan konsumen.


(17)

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang muncul adalah seberapa jauh tingkat stres yang dialami SPG produk kosmetik dan pengaruh faktor-faktor penyebab stres terhadap tingkat stres SPG produk kosmetik, sehingga peneliti mengambil judul :

ANALISIS TINGKAT STRES KERJA STAF SALESS PROMOTION GIRL (SPG) PRODUK KOSMETIK DI KOTA YOGYAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa tinggi tingkat stres yang dirasakan Staf Saless Promotion Girl

(SPG) produk kosmetik di tempat kerja?

2. Bagaimana penilaian Staf Saless Promotion Girl (SPG) produk kosmetik terhadap faktor – faktor penyebab stres di tempat kerja?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang (Handoko, 2000).

2. Banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab stres. Tetapi pada penelitian ini di fokuskan pada 6 faktor yang menjadi penyebab stres, seperti di bawah ini :


(18)

a. Perilaku kepemimpinan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Gitosudarmo, 2000).

b. Tuntutan peran, tuntutan peran adalah di mana seseorang harus memiliki cukup informasi tentang uraian tugas mereka dan harus memenuhi kriteria dari pekerjaan tersebut, misalnya penampilan (Gignac, 1997).

c. Konsumen yang menyulitkan, stres dapat muncul saat karyawan melakukan kontak dengan konsumen, dikarenakan salah paham, pertentangan dan permusuhan (Gignac, 1997).

d. Lingkungan fisik tempat kerja, faktor lingkungan seperti tata ruang yang tidak nyaman dapat membuat stres karyawan (Gignac, 1997). e. Kebijaksanaan administratif, kebijaksanaan administratif, adalah

kebijakan dari aspek administrasi yang diberikan kepada karyawan yang berhubungan dengan peraturan kerja (Matteson dan Ivancevich, 1982 : 65).

f. Beban kerja, beban kerja yang berlebihan adalah tekanan yang membuat seseorang merasa tidak sabar, tergesa-gesa dan perasaan bahwa ia harus menyelesaikan pekerjaan hanya dalam satu hari. Beban kerja yang sedikit adalah kebosanan dan kemalasan yang muncul karena hanya sedikit yang dikerjakan (Matteson dan Ivancevich, 1982 : 65).


(19)

3. Tingkat stres di ukur berdasarkan kesehatan fisik dan mental yang dialami karyawan.

4. Sampel penelitian sebanyak 100 orang merupakan Staf Sales Promotion Girl (SPG) produk kosmetik yang telah bekerja minimal selama 1 tahun.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres yang dirasakan Staf Sales Promotion Girl (SPG) produk kosmetik di tempat kerja.

2. Untuk mengetahui bagaimana penilaian Staf Sales Promotion Girl (SPG) produk kosmetik terhadap faktor – faktor penyebab stres di tempat kerja.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : 1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran, sumber informasi serta bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tingkat stres karyawan, dengan memberikan bimbingan dan pelatihan dalam melayani konsumen dan membantu mereka yang mengalami kesulitan dengan konsumen. 2. Penulis

Sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan dengan situasi kondisi yang sebenarnya di dunia kerja.


(20)

3. Universitas

Untuk kepentingan akademik, diharapkan temuan yang didapatkan ini bisa menjadi bahan bacaan maupun bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan atau materi perkuliahan yang berkaitan dengan tingkat stres karyawan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi urutan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan teori

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian. Dasar-dasar teoritik yang digunakan tersebut merupakan teori yang berhubungan dengan judul maupun topik dan hal lain yang menyangkut dan mendukung dasar teori dalam skripsi ini.

BAB III : Metodelogi Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode pengukuran data, dan metode analisis data.

BAB IV : Analisis Data

Bab ini merupakan inti yang memuat analisis data sesuai tujuan penelitian menggunakan alat analisis yang telah ditentukan.


(21)

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan.


(22)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Stres Kerja

Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu berlebihan dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Orang-orang yang mengalami stres bisa menjadi nervouse dan merasakan kekhawatiran kronis, bahkan mereka bisa terkena berbagai penyakit fisik seperti masalah pencernaan, tekanan darah tinggi, serta sulit tidur (Handoko, 2000).

Menurut Robbins (1996) stres merupakan kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan, atau tuntutan sesuai dengan harapan dan hasil yang ingin dicapai dalam kondisi penting dan tidak menentu.

Sedangkan menurut Anoraga (2001), stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental terhadap suatu perubahan dilingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Seorang ahli menyebut tanggapan dengan istilah “fight or flight response”. Jadi sebenarnya stres adalah suatu yang amat alamiah.

Atau dengan perkataan lain stres dapat diartikan serangkaian keadaan di mana seseorang berada, tetapi tidak dapat memberikan respon yang tepat dan memadai terhadap stimuli lingkungan yang dihadapinya. Atau, kalaupun ia


(23)

dapat memberikan respon, ia harus membayar sangat mahal, misalnya dalam bentuk keletihan yang kronis, ketegangan, keresahan, sakit, putus asa, kehilangan harga diri, dan berbagai kondisi negatif lainnya yang sejenis (Siagian, 1987).

Fincham dan Rhodes (dalam Munandar, 2001), menyimpulkan stres dari gejala-gejala dan tanda-tanda fatal, perilaku, psikologikal, dan somatik, adalah hasil dari kurang adanya kecocokan antara orang (dalam arti kepribadiannya, bakatnya, dan kecakapannya) dan lingkungannya yang mengakibatkan ketidakmampuannya untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif. Stres yang merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi energi, proses berfikir, kondisi fisik dan psikis seseorang merupakan reaksi jiwa raga terhadap perubahan yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

Pengertian stres kerja menurut Luthans (1995) menyatakan bahwa stres kerja sebagai suatu respon penyesuaian terhadap situasi eksternal yang menyebabkan penyimpangan-penyimpangan fisik, psikologis atau tingkah laku bagi para partisipan organisasi.

Berdasarkan pengertian stres kerja di atas, dapat dijelaskan bahwa stres kerja adalah stress yang terjadi dilingkungan kerja yang berupa keadaan di mana ada ketidakseimbangan antara kemampuan individu dengan tuntutan dari lingkuangan kerja.


(24)

B. Penyebab-penyebab Stres Kerja

Penelitian yang dilakukan oleh Gignac dan Appelbaum (1997) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab stres sebagai berikut :

1. Perilaku kepemimpinan, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Ambiguitas pekerjaan, ambiguitas pekerjaan adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup informasi tentang uraian tugas mereka. 3. Kebijaksanaan administratif, kebijakan administratif adalah kebijakan dari

aspek administrasi yang diberikan kepada karyawan yang berhubungan dengan peraturan kerja.

4. Beban kerja, beban kerja yang berlebihan adalah tekanan yang membuat seseorang merasa tidak sabar, tergesa-gesa dan perasaaan bahwa ia harus menyelesaiakan pekerjaan hanya dalam satu hari. Beban kerja yang tidak berlebihan adalah kebosanan dan kemalasan yang muncul karena hanya sedikit yang dikerjakan.

5. Tekanan waktu, tekanan waktu adalah batas waktu yang ditetapkan sehingga seseorang merasa kehilangan kontrol atas pekerjaannya.

6. Dukungan sosial, dukungan sosial adalah kuantitas dan kualitas hubungan sosial seseorang dengan keluarga, teman, pekerja lain, dan pimpinan.

7. Kehilangan kontrol, kontrol pekerjaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan dan mengontrol situasi yang mereka inginkan.


(25)

8. Perubahan struktur perusahaan, perubahan struktur perusahaan menyebabkan ketidaknyamanan dan stres, karena karyawan harus melakukan penyesuaian.

9. Struktur organisasi, struktur organisasi adalah jalan sebuah organisasi untuk menyesuaikan diri bersama-sama dengan melakukan penataan orang dan unit kerja yang menyulitkan.

10.Konsumen yang menyulitkan, stres dapat muncul saat karyawan melakukan kontak dengan konsumen, dikarenakan salah paham, pertentangan dan permusuhan.

11.Lingkungan fisik tempat kerja, faktor lingkungan seperti tata ruang yang tidak nyaman dapat membuat stres karyawan.

Luthans (1995) memberikan penjelasan bahwa sumber-sumber stres berasal dari empat faktor, yaitu :

1. Sumber dari luar organisasi, yang meliputi perubahan sosial, teknologi, keluarga, kondisi ekonomi dan financial, kelas dan ras serta kondisi lingkungannya.

2. Sumber dari dalam organisasi, yang meliputi strategi dan kebijaksanaan administrasi desain dan struktur organisasi, proses organisasi dan kondisi kerja.

3. Sumber dari dalam kelompok, yang dikategorikan menjadi tiga area yaitu : kurangnya kohesivitas kelompok, kurangnya dukungan kelompok dan interindividual, interpersonal dan intergrup konflik.


(26)

4. Sumber dari diri karyawan itu sendiri, misalnya peran yang ambigu, adanya konflik peran dan kepribadian individu yang mempengaruhi individu dalam bekerja.

Robbins (1996) menyatakan bahwa sumber potensial stres berasal dari tiga kategori yaitu sebagai berikut :

1. Sumber dari lingkungan

Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi desain dari struktur organisasi, ketidakpastian itu juga mempengaruhi tingkat stres dikalangan para karyawan dalam organisasi tersebut. Ketidakpastian ini terdiri dari : a. Ketidakpastian ekonomi, bila ekonomi suatu organisasi mengalami

penurunan maka para karyawan akan mengalami stres karena ketidakpastian ini akan diiringi dengan perampingan para karyawan, gaji yang dikurangi, dan sebagainya.

b. Ketidakpastian politik dalam negeri menyebabkan ketidakpastian struktur organisasi.

c. Ketidakpastian teknologi, inovasi baru dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara keterampilan dan pengalaman yang dimiliki para karyawan dengan tuntutan pekerjaan, hal ini menyebabkan stres bagi para karyawan.

2. Sumber dari organisasional

Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas tepat waktu (tuntutan tugas), beban kerja yang berlebihan (tuntutan peran),


(27)

kurangnya partisipasi karyawan dalam mengambil keputusan dalam organisasi (struktur organisasi), seorang pemimpin yang menuntut dan tidak peka (kepemimpinan organisasi), serta rekan kerja yang tidak menyenangkan (tuntutan antar pribadi).

3. Sumber dari individual

Sumber ini meliputi : masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta karakteristik kepribadian individu. Masalah dengan hubungan pribadi dan keluarga dapat menciptakan stres bagi para karyawan yang nantinya akan terbawa ketempat kerja. Kesulitan ekonomi yang dialami para karyawan dapat menciptakan stres sehingga akan mengganggu perhatian mereka terhadap kerja.

Beberapa sumber stres kerja menurut Gibson, Ivancevich, dan

Donnely (1996), yaitu : 1. Kondisi pekerjaan

a. Kondisi kerja. Kondisi kerja yang buruk akan menyebabkan para karyawan menjadi jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Kondisi kerja yang buruk adalah jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, kondisi ini memberikan pengaruh yang besar terhadap kenyamanan kerja para karyawan.

b. Overload. Overload dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif, dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang


(28)

ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada pada tegangan tinggi. Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit, sehingga menyita kemampuan para karyawan.

c. Deprivational stress. George Everly dan Daniel Girdano (1980), memperkenalkan istilah deprivatioanal stress untuk menjelaskan kondisi pekerjaan yang tidak menantang atau tidak menarik lagi bagi para karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsure social (kurangnya komunikasi sosial).

d. Pekerjaan beresiko tinggi. Adanya beberapa jenis pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan beresiko tinggi atau berbahaya bagi keselamatan, seperti pekerjaan di pertambangan minyak lepas pantai, tentara, pemadam kebakaran, pekerja tambang, bahkan pekerja cleaning service yang biasa menggunakan gondola untuk membersihkan gedung-gedung bertingkat. Pekerjaan-pekerjaan ini sangat berpotensi menimbulkan stres kerja.

2. Konflik peran

Adanya sebuah penelitian tentang stres kerja menemukan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja di perusahaan yang memiliki struktur yang kurang jelas akan menyebabkan terjadinya stres karena konflik peran. Mereka stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh pihak manajemen (Rice, 1992). Realitas ini juga dialami para karyawan di Indonesia, di mana perusahaan


(29)

atau organisasi tidak punya garis-garis haluan yang jelas, aturan main, visi dan misi yang kerapkali tidak dikomunikasikan pada seluruh karyawannya. Akibatnya, sering muncul rasa ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga akhirnya timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaannya.

3. Pengembangan karir

Setiap orang pasti punya harapan-harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Harapan akan kesuksesan karir, akan menjadi fokus perhatian dan penantian dari hari kehari. Namun pada kenyataanya, impian dan cita-cita mereka untuk mencapai prestasi dan karier yang baik sering kali tidak terlaksana. Alasannya bias bermacam-macam, seperti ketidakjelasan sistem pengembangan karir dan penilaian prestasi kerja, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan atau karena tidak ada kesempatan lagi untuk naik jabatan.

4. Struktur organisasi

Salah satu penyebab kurangnya struktur organisasi karena perusahaan di Indonesia yang masih penuh dengan budaya nepotisme dan minimnya kejelasan strutur yang menjelaskan jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan jadi stres karena mereka merasa seperti anak ayam kehilangan induk sehingga segala sesuatunya menjadi tidak jelas.


(30)

Handoko (1995), menyatakan stres yang dialami oleh para karyawan disebabkan karena kombinasi stressors, ada dua kategori penyebab stres, yaitu :

a. On the job

1. Beban kerja yang berlebihan

Kondisi kerja yang berlebihan terjadi pada saat sebuah pekerjaan melampaui kapasitas atau kemampuan pekerja. Ketidakseimbangan antara kemampuan individu dan tuntutan kerja ini menyebabkan terjadinya stres kerja.

2. Tekanan atau desakan waktu

Pekerja harus menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa dukungan waktu yang cukup dan tidak adanya tenggang waktu. Hal ini menyebabkan pekerja merasa tertekan sehingga mengalami stres kerja. 3. Kualitas supervisor yang jelek

Kualitas seorang supervisor yang tidak memperhatikan prestasi kerja setiap karyawannya. Hal ini juga didukung oleh Parkinson yang menyatakan bahwa peningkatan prestasi harus diimbangi dengan pemberian tanggung jawab, bahwa semakin meningkat prestasi seorang karyawan maka tanggung jawab yang lebih besar harus diberikan kepadanya sehingga keseimbangan akan selalu tercipta. Sehingga jika kualitas supervisornya jelek maka tidak akan tercipta keseimbangan antara peningkatan prestasi pekerja dengan peningkatan tanggung jawabnya, hal ini menyebabkan terjadinya stres bagi kerja.


(31)

4. Iklim politik yang tidak aman

Keadaan politik yang tidak menentu menyebabkan struktur dalam organisasi menjadi berubah, misalnya situasi Negara yang tidak aman karena iklim politik yang tidak menentu sehingga menyebabkan organisasi untuk ditutup, hal ini menyebabkan stres bagi para karyawan.

5. Kemenduaan peran (role ambiguity)

Hal ini biasanya terjadi pada organisasi yang besar dan struktur organisasinya kurang baik sehingga karyawan kadang-kadang tidak tahu apa sebenarnya yang diharapkan perusahaan dan ia akan bekerja tanpa arah yang jelas. Kondisi ini akan menjadi ancaman bagi para karyawan karena mereka harus berhadapan dengan ketidak pastian akan perkembangan karir mereka nantinya. Ancaman ini jika tidak segera diatasi maka akan menimbulkan stres kerja. Akibatnya akan menimbulkan penurunan kinerja, meningkatnya ketidakpuasan kerja, kecemasan, stres dan keinginan keluar dari pekerjaan.

6. Konflik antar pribadi dan antar kelompok

Konflik yang terjadi akan menyebabkan timbulnya stres, karena pada dasarnya hubungan yang baik antar pribadi dan antar kelompok akan membantu para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.


(32)

b. Off the job

1. Kekuatiran financial

Adanya kekuatiran akan keuangan para karyawan menyebabkan mereka kesulitan berkonsentrasi dalam bekerja.

2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak

Anak-anak yang sering sakit-sakitan, anak-anak yang terkena narkoba, anak-anak yang terkena delinkuesi. Masalah-masalah ini akan menyebabkan para orang tua sebagai karyawan akan mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam bekerja.

3. Masalah-masalah fisik

Karyawan yang sering mengalami sakit secara fisik, akan lebih mudah tertekan dibanding karyawan yang jarang atau hampir tidak pernah mengalami sakit fisik. Karena mereka tidak akan dapat bekerja secara maksimal sehingga hasil yang dicapai juga tidak memuaskan. 4. Masalah-masalah perkawinan

Adanya masalah dalam perkawinan, misalnya terjadinya perceraian akan menyebabkan terganggunya konsentrasi karyawan dalam bekerja.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja dapat disebabkan oleh sumber-sumber stres kerja yang berasal dari lingkungan pekerjaan dan lingkungan diluar pekerjaan misalnya keluarga dan dari diri individu itu sendiri.


(33)

C. Akibat-akibat Stres Kerja

Stres di tempat kerja sering dihubungkan dengan sejumlah kondisi fisik dan sejumlah dampak negatif yang timbul di organisasi atau perusahaan yang lebih merugikan dibandingkan dengan kecelakaan kerja.

Luthans (1995) menyatakan bahwa akibat-akibat yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Gangguan fisiologis, seperti : tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, penyakit jantung, tukak lambung, radang persendian, dan gangguan fisik lainnya.

2. Gangguan psikologis, dimana stres dapat menimbulkan kemarahan, kecemasan, depresi, nervous, irritabilitas, dan kebosanan. Semua itu dapat mempengaruhi suasana hati dan keadaan emosi lain yang berkaitan erat dengan erat dengan prestasi kerja, menurunnya harga diri, kebencian terhadap pengawas, ketidakmampuan berkonsentrasi, dan menyebabkan keputusasaan serta timbulnya ketidakpuasan kerja.

3. Gangguan tingkah laku, misalnya : makan yang berlebihan atau nafsu makan berkurang, gangguan tidur, merokok, menggunakan alkohol secara berlebihan serta penggunaan obat-obatan yang berlebihan.

Sedangkan menurut Anoraga (2001), menyatakan bahwa akibat-akibat stres terhadap seseorang dapat bermacam-macam dan hal ini tergantung pada kekuatan konsep dirinya yang akhirnya menentukan besar-kecilnya toleransi orang tersebut terhadap stres. Tetapi meskipun demikian fleksibilitas dan adaptasibilitas juga diperlukan agar seseorang dapat menghadapi stresnya


(34)

dengan baik. Orang-orang yang kaku atau fanatik terhadap ambisi-ambisi dan norma-norma yang dipegangnya cenderung mengalami keadaan yang lebih buruk apabila dia tidak berhasil mengatasi stresnya. Reaksi-reaksi yang muncul apabila seseorang menerima stres dapat digolongkan sebagai reaksi jasmaniah (fisiologis) dan reaksi rohaniah (psikologis) yang meliputi kelakuan sikap menarik diri, bertingkah laku agresif, dan tingkah laku yang tidak terorganisasi.

D. Pengaruh Faktor-faktor Penyebab Stres Terhadap Tingkat Stres

Robbins (1996) menyatakan adanya perbedaan pada setiap individu dalam hal muncul tidaknya stres. Sumber stres yang berasal dari lingkungan kerja, organisasioanal dan individual, dampaknya untuk masing-masing karyawan akan berbeda, hal ini karena timbul tidaknya stres tergantung pada penafsiran dan persepsi masing-masing karyawan terhadap stressor yang dihadapinya. Stres kerja disebabkan oleh hampir semua kondisi kerja, kondisi kerja yang dapat menimbulkan stres kerja tergantung oleh persepsi dan reaksi individu terhadapnya. Dengan demikian sumber stres dapat berasal dari apapun yang dipersepsikan seseorang sebagai ancaman terhadap dirinya. Stres kerja dapat dialami oleh siapa saja yang berada dalam kondisi tertentu dan berada dalam berbagai jenis pekerjaan. Seseorang dengan jabatan tinggi maupun yang mempunyai jabatan yang lebih rendah dapat memiliki stres kerja yang sama.


(35)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat stres meliputi (Robbins,1996) :

a. Tuntutan tugas adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kerja seseorang (karyawan) termasuk didalamnya adalah desain dari pekerjaan atau tugas individual, kondisi kerja, dan layout fisik pekerjaan.

b. Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan-tekanan pada seseorang sebagai fungsi peran, khususnya dal;am organisasi. Peran yang berlebihan terjadi apabila karyawan diharapkan mengerjakan lebih dari waktu yang ditentukan.

c. Interpersonal adalah tekanan-tekanan karena pengaruh karyawan lain. Dukungan sosial yang kurang dari rekan kerja dan hubungan antar pribadi yang terbatas dapat menyebabkan stres, terutama antar karyawan dengan kebutuhan sosial yang tinggi.

d. Struktur organisasi menentukan tingkat perbedaan dalam suatu organisasi, tingkat aturan dan batasan, dan dimana keputusan-keputusan diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi seorang karyawan dapat menjadi sumber potensial stres.

e. Kepemimpinan organisasi menandai gaya manajerial dari atasan atau eksekutif dari suatu organisasi. Beberapa atasan atau pimpinan menciptakan suatu tekanan yang ditandai dengan ketegangan, ketakutan, dan pengawasan yang ketat.


(36)

f. Kehidupan organisasi dimana dalam hal ini empat tahap siklus organisasi menciptakan macam-macam masalah dan tekanan yang berbeda-beda bagi karyawan. Pada tahap pertumbuhan dan penurunan pada dasarnya penuh tekanan (stres). Kecenderungan stres hanya sedikit dalam tahap kedewasaan.

Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressor. Seorang karyawan dapat mengalami stress oleh hanya satu stressor, tetapi tingkat stres akan meningkat apabila terjadi kombinasi lebih banyak stressor.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak faktor-faktor penyebab stres, maka akan semakin besar pula kecenderungan tingkat stres yang dialami oleh karyawan (Handoko,2000).


(37)

E. Kerangka Penelitian

DAMPAK KARYAWAN

Pimpinan

Rekan Kerja

Tugas

Target

Peraturan

Pelanggan/Kon sumen

Rutinitas

Pribadi Perusahaan

Gangguan Fisiologis

Gangguan Pshikologis

Gangguan Tingkah laku

Kemerosotan Hasil Perush.

Target Tdk Tercapai

Terhambat kemajuan perusahaan

BURUK / BERMASALAH


(38)

Keterangan

Karyawan dalam kesehariaannya selalu dihadapkan pada hal-hal seperti pimpinan, rekan kerja, tugas, target, peraturan,pelanggan atau konsumen dan rutinitas lainnya yang berhubungna dengan kerja. Jika hal-hal yang ada pada lingkunga ini buruk atau bermasalah maka pada kenyataannya karyawan akan mengalami stres. Umumnya hal-hal buruk yang dialami oleh karyawan akan terbawa-bawa ke lingkungan kerjanya. Stres kerja sangatlah berpengaruh buruk sekali, baik untuk diri pribadi karyawan itu sendiri maupun bagi perusahaan. Semakin tinggi tingkat stres seorang karyawan maka semakin tinggi pula resiko yang akan dialaminya. Biasanya dampak dari stres ini bagi diri pribadi berupa ganguan fisiologis, psikologis dan gangguan tingkah laku. Stres kerja tidak hanya berdampak bagi individu dari karyawan itu tadi saja tetapi juga berdampak bagi perusahaan seperti kemerosotan hasil dari perusahan, target perusahaan tidak tercapai dan juga terhambatnya kemajuan dari perusahaan. Stres kerja yang di alami seorang karyawan ini tergantung juga kepada masalah yang dihadapinya. Semakin besar masalah yang dihadapi oleh seorang karyawan maka semakin besar pula tingkat stres yang di alami oleh karyawan itu tadi.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Case study atau studi kasus ialah metode studi eksploratif dan analitis yang sangat cermat dan intensif mengenai keadaan pribadi/person, suatu keluarga, satu institut, kelompok kebudayaan, atau suatu kelompok masyarakat, yang mana hasil penelitiannya hanya berlaku bagi subyek yang di teliti. (Pengantar Metodelogi Riset Sosial, DR Kartini Kartono)

Tujuan studi kasus ialah :

1. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres yang dirasakan staf

Sales Promotion Girls (SPG) di tempat kerjanya.

2. Untuk mengetahui bagaimana penilaian Staf Sales Promotion Girls

(SPG) terhadap faktor – faktor penyebab stres di tempat kerjanya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan diwilayah Kota Yogyakarta. Penelitian ini berlangsung pada bulan Desember 2006 sampai Januari 2007.

C. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah Staf Sales Promotion girl


(40)

(SPG) produk kosmetik yang bekerja diseluruh wilayah Kota Yogyakarta. Jumlah populasinya 316 orang.

2) Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (sugiyono, 2004). Dari populasi tersebut peneliti menetapkan besarnya sample sebanyak 100 responden.

3) Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang dijadikan sumber data yang sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sampling

non-probability sampling dengan teknik proporsional sampling.

Proporsional sampling merupakan pengambilan sampel dari populasi dengan jalan mengambil sejumlah anggota dari strata masing-masing sedemikian rupa, sehingga setiap stratum diwakili benar-benar oleh sekumpulan anggotanya, sebanding dengan perbandingan besarnya stratum tadi. Hal ini dilakukan pada populasi yang terdiri atas beberapa sub-populasi yang tidak homogin (yang heterogin). (Pengantar Metodelogi Riset Sosial, DR. Kartini Kartono, cetakan ke-VII). Dalam penelitian ini pertimbangannya adalah lama kerja dari SPG untuk produk kosmetik yaitu minimal satu tahun.


(41)

D. Karakteristik Responden

Berikut ini data nama produk kosmetik dan sebaran jumlah SPG yang digunakan sebagai sampel.

Tabel 3.1

Jumlah SPG Berdasarkan Nama Produk kosmetik

No. Nama Produk Jumlah

Populasi

Jumlah Sampel

1. Pixy Cosmetic 31 10 orang 2. Revlon Cosmetic 25 8 orang 3. La Tulip Cosmetic 21 7 orang 4. Sari Ayu Cosmetic 31 10 orang 5. Maybeline Cosmetic 25 8 orang 6. Body Shop Cosmetic 16 5 orang 7. Mirabela Cosmetic 19 6 orang 8. Mustika Ratu Cosmetic 34 11 orang 9. Red – A Cosmetic 18 6 orang 10. Tull Jie Cosmetic 15 5 orang 11. Clinik Cosmetic 18 6 orang 12. Ristra Cosmetic 24 8 orang 13. Biokos Cosmetic 27 9 orang 14. Meco Cosmetic 12 4 orang

Jumlah 316 100 orang

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang mendukung penelitian ini adalah : 1. Metode Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung guna memperoleh data yang diperlukan berdasarkan tujuan penelitian.


(42)

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung keadaan dan kegiatan yang terjadi.

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan secara sistematis kepada para responden yang menjadi sasaran kuesioner.

Kuesioner yang diberikan kepada responden terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu :

Bagian I : Berisi tentang karakteristik responden, yang menanyakan umur, penghasilan perbulan, dan pendidikan.

Bagian II : Berisi pertanyaan mengenai faktor-faktor penyebab stres. Bagian III : Berisi pertanyaan mengenai tingkat stres bagi para SPG.

Pengukuran faktor-faktor penyebab stres melalui kuesioner menggunakan skala Likert, kemudian masing-masing kategori tersebut dikuantitatifkan dengan memberikan skor sebagai berikut :

Sangat Setuju : bobot 5 Setuju : bobot 4 Netral : bobot 3 Tidak setuju : bobot 2 Sangat tidak setuju : bobot 1


(43)

Pengukuran tingkat stres Staf SPG juga menggunakan skala Likert, dengan skor sebagai berikut :

Selalu : bobot 5 Sering : bobot 4 Kadang-kadang : bobot 3 Sangat jarang : bobot 2 Tidak pernah : bobot 1

Sehingga batas nilai untuk setiap kategori adalah sebagai berikut : Rendah = 1,00 sampai dengan 2,33

Cukup = 2,34 sampai dengan 3,66 Tinggi = 3,67 sampai dengan 5,00

F. Metode Pengujian Instrumen

Instrument yang dugunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan harus diuji terlebih dahulu, pengujian tersebut meliputi:

1. Uji Validitas

Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui seberapa cermat suatu butir pertanyaan dari kuesioner dapat melakukan fungsi ukurnya. Dengan kata lain, uji validitas untuk mengetahui apakah alat penelitian telah mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat pengukur, semakin tepat validitas kuesioner yang diberikan kepada responden. Untuk itu digunakan rumus korelasi product moment,


(44)

2 2 2 2

)

(

.

)

(

)

)(

(

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

xy

=

keterangan :

rxy = korelasi produk moment

n = jumlah sampel

X = skor total dari semua item Y = skor dari setiap item

Pengujian validitas menggunakan bantuan computer dengan program SPSS 10.00. hasil analisis dilihat pada hasil output kolom Corrected Item-Total Correlation. Angka korelasi yang telah dikoreksi tersebut, kemudian dibandingkan dengan tabel statistic nilai r. Apabila nilai korelasi sebuah item (r hitung) > r tabel, berarti ada hubungan yang nyata antara item dengan totalnya sehingga butir tersebut dinyatakan valid.

2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari suatu alat ukur, maka semakin stabil berarti semakin stabil untuk digunakan mengukur suatu gejala. Test ini hanya digunakan untuk item yang valid. Tingkat reliabilitas diukur dengan menghitung koefisien alpha (α ) dari Cronbach yang besarnya berkisar dari 0 sampai 1. Semakin besar koefisien alpha semakin tinggi tingkat kepercayaan alat ukur tersebut.

Koefisien alpha dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1991 : 56) :


(45)

⎟ ⎠ ⎞ ⎜

⎝ ⎛ − − =

1 1

1 V

Vx M

M rtt

Keterangan :

rtt = reliabilitas konsumen

M = jumlah butir pertanyaan Vx = variansi butir

Vt = variansi total

Analisis reliabilitas dilakukan dengan mencari nilai koefisien reliabilitas secara keseluruhan untuk tiap instrument. Nilai koefisien reliabilitas yang digunakan adalah nilai koefisien alpha Cronbach. Butir-butir secara keseluruhan dalam instrument dinyatakan reliable apabila mempunyai nilai koefisien alpha Cronbach di atas 0,60.

G. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi (Sugiyono, 2004 : 142). Statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, dan perhitungan persentase.

Analisis persentase adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk mengetahui sekelompok responden yang paling banyak jumlahnya atau mempunyai nilai persentase tertinggi. Jadi analisis persentase digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh dari responden yang


(46)

berupa karakteristik atau data pribadi responden yang dilakukan dengan cara mengadakan perbandingan ukuran persentase jawaban responden. Adapun rumus analisis persentase :

% 100 × = N x P

Keterangan ; P : nilai persentase

x : jumlah responden dengan karakteristik tertentu N : jumlah responden

2. Rata-rata hitung (arithmetic mean)

Rata-rata hitung (arithmetic mean) digunakan untuk menghitung berapa rata-rata skor jawaban yang diberikan responden, sehingga dapat diketahui besarnya tingkat stres dari responden. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Prof. DR. Sugiyono, 2005) :

n x Σ = Χ Keterangan :

X = rata-rata hitung

x

Σ = jumlah skor jawaban

n = jumlah item pertanyaan

Nilai rata-rata yang diperoleh kemudian dikategorikan sebagai berikut : 33 , 1 3 1 5− =

= − = s Jumlahkela ah Skorterend ggi Skortertin Range


(47)

Sehingga batas nilai untuk setiap kategori adalah sebagai berikut : Rendah = 1,00 sampai dengan 2,33

Cukup = 2,34 sampai dengan 3,66 Tinggi = 3,67 sampai dengan 5,00

3. Analisis Regresi Linier Ganda

Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor penyebab stres terhadap tingkat stres SPG produk kosmetik. Analisis regresi linier ganda dapat dirumuskan sebagai berikut :

6 5 4 3 2

1+ Χ + Χ + Χ + Χ + Χ

Χ + =

Υ a b b b b b b

Keterangan :

Y = Tingkat stres X1 = Beban kerja

X2 = Tuntutan peran

X3 = Peraturan kerja

X4 = Kepemimpinan

X5 = Lingkungan kerja

X6 = Konsumen yang menyulitkan

a = Nilai konstanta b = Koefisien Regresi

4. Uji – F

Untuk mengetahui signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda maka dalam hal ini digunakan rumus dengan uji F. Adapun rumusnya adalah :


(48)

(

)

(

1

)

/ 1

/

2 2

− − −

=

k n R

k R

Fh

dimana :

R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independent n = jumlah anggota sampel

F hitung > F table = Ho ditolak Ha diterima F hitung < F table = Ho diterima Ha ditolak

Ho : tidak ada hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.


(49)

BAB IV ANALISIS DATA

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dalam setiap penelitian, penggunaan alat pengukur perlu mendapat perhatian agar hasil yang diperoleh adalah benar dan dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat pengukur yang ilmiah haruslah memenuhi kriteria valid (sahih) dan reliable

(andal). Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner tersebut terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid atau sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginkan sekaligus mengungkapkan data-data dari variabel yang diteliti. Cukupkan reliabilitas adalah kestabilan hasil pengukuran ketika alat ukur tersebut digunakan oleh siapa saja, kapan dan dimana saja dengan proses yang sama.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 10. nilai koefisien korelasi yang telah diperoleh tersebut, kemudian dibandingkan dengan tabel stastistik nilai r. Apabila nilai koefisien korelasi sebuah item pertannyaan yang mempunyai nilai r hitung > r table, berarti butir tersebut dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada


(50)

koefisien alpha. Jika alpha > r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.

1. Uji Validitas

Hasil uji validitas kuesioner menggunakan 30 orang responden untuk variabel penyebab stres disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Variabel Pneyebab Stres

Nama Item rxy r tabel Kesimpulan

Item 1 0,6137 0,231 Valid Item 2 0,4846 0,231 Valid Item 3 0,4949 0,231 Valid Item 4 0,6272 0,231 Valid Item 5 0,4802 0,231 Valid Item 6 0,3946 0,231 Valid Item 7 0,5890 0,231 Valid Item 8 0,7319 0,231 Valid Item 9 0,4900 0,231 Valid Item 10 0,7315 0,231 Valid Item 11 0,5264 0,231 Valid Item 12 0,4164 0,231 Valid Item 13 0,4132 0,231 Valid Item 14 0,4119 0,231 Valid Item 15 0,6699 0,231 Valid Item 16 0,5321 0,231 Valid Item 17 0,5831 0,231 Valid Item 18 0,9165 0,231 Valid Item 19 0,5518 0,231 Valid Item 20 0,5474 0,231 Valid Item 21 0,6504 0,231 Valid Item 22 0,6224 0,231 Valid

Sumber : Data primer diolah (lampiran 2)

Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa semua item pertanyaan untuk variabel penyebab stres menunjukan nilai rxy lebih besar dari nilai nilai r


(51)

tabel, r tabel untuk N = 30 dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,231, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan tersebut valid.

Hasil uji validitas kuesioner menggunakan 30 orang responden untuk variabel tingkat stres disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Tingkat Stres

Nama Item rxy R tabel Kesimpulan

Item 1 0,3782 0,231 Valid Item 2 0,3707 0,231 Valid Item 3 0,4218 0,231 Valid Item 4 0,4026 0,231 Valid Item 5 0,4386 0,231 Valid Item 6 0,4688 0,231 Valid Item 7 0,5546 0,231 Valid Item 8 0,4492 0,231 Valid Item 9 0,3745 0,231 Valid Item 10 0,4498 0,231 Valid

Sumber : Data primer diolah (lampiran 2)

Dari tabel 4.2 di atas terlihat bahwa semua item yang menunjukan nilai rxy lebih besar dari nilai r tabel, r tabel untuk N = 30 dengan taraf

signifikansi 0,05 adalah 0,231, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas kuesioner secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Koefisien ALpha Ketentuan Alpha

(alpha > 0,60)

Kesimpulan

Penyebab Stres 0,7524 0,60 Reliabel Tingkat Stres 0,7642 0,60 Reliabel


(52)

Sumber : Data Primer diolah (lampiran 2)

Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa semua variabel penelitian mempunyai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,60, sehingga denagn demikian dapat disimpulan bahwa kuesioner tersebut adalah reliable. B. Profil Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang merupakan

Sales Promotion Girl (SPG) produk kosmetika yang ada dibeberapa tempat di Yogyakarta. Profil responden akan disajikan menurut lama kerja, usia, pendidikan, penghasilan per bulan, dan status pekerjaan. Data selengkapnya disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4

Lama Kerja Responden

Lama Kerja Jumlah Persentase

1-2 tahun 31 orang 31 % 3-4 Tahun 49 orang 49 % Lebih dari 5 tahun 20 orang 20 %

Total 100 orang 100 %

Sumber : Data primer diolah (lampiran 3)

Berdasarkan penelitian terhadap 100 orang responden, menunjukan bahwa responden yang telah bekerja selama 1-2 tahun sebanyak 31 orang atau sebanyak 31%, responden yang telah bekerja selama 3-4 tahun sebanyak 49 orang atau sebanyak 49% , responden telah bekerja selama 5 tahun atau lebih sebanyak 20 orang atau sebanyak 20%. Jadi dapat disimpulakan bahwa responden terbanyak adalah responden yang telah berkerja selama 3-4 tahun.


(53)

Tabel 4.5 Usia Responden

Usia Jumlah Persentase

16-25 Tahun 70 Orang 70 % 26-35 Tahun 30 Orang 30 %

Total 100 Orang 100 %

Sumber : Data primer diolah (lampiran 3)

Berdasarkan penelitian terhadap 100 orang responden, menunjukan bahwa responden yang berusia 16-25 tahun sebanyak 70 orang (70%), sedangkan responden yang berusia 26-35 tahun sebanyak 30 orang (30 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak adalah yang berusia 16-25 tahun.

Tabel 4.6 Pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Persentase

SLTP 10 orang 10 % SLTA 66 orang 66 % Perguruan Tinggi 24 orang 24 %

Total 100 orang 100 %

Sumber : Data primer diolah (Lampiran 3)

Berdasarkan penelitian terhadap 100 orang responden, menunjukan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 10 orang (10 %), responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 66 orang (66 %), cukupkan responden dengan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 24 orang (24 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden paling banyak adalah responden dengan pendidikan SLTA.


(54)

Tabel 4.7

Penghasilan per Bulan Responden

Penghasilan per Bulan Jumlah Persentase

Kurang dari Rp 500.000 22 orang 22 % Rp 500.000 – Rp 1.000.000 71 orang 71 % Rp 1.000.000 – RP 2.000.000 7 orang 7 %

Total 100 orang 100 %

Sumber : Data primer di olah (lampiran 3)

Tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan penghasilan per bulan kurang dari Rp 500.000 sebanyak 22 orang (22 %), responden dengan penghasilan per bulan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 71 orang (71 %), cukupkan responden dengan penghasilan per bulan Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 7 orang (7 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak adalah respoden dengan penghasilan per bulan Rp 500.000 – Rp 1.000.000.

Tabel 4.8

Status Pekerjaan Responden

Status Pekerjaan Jumlah Persentase

Paruh waktu (part time) 35 orang 35 % Penuh waktu (full time) 65 orang 65 %

Total 100 orang 100 %

Sumber : Data primer diolah (Lampiran 3)

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekrja penuh waktu (full time) yaitu sebanyak 65 orang (65 %), sedangkan responden lainnya bekerja hanya paruh waktu (part time).


(55)

C. Pengelompokan dan Penamaan Faktor Tabel 4.9

Pengelompokan dan Penamaan Faktor

Faktor Variabel Indikator Nama

1 Item 1 Item 2

Item 3 Item 4

- Manejer tidak mendukung pekerjaan

- Manejer tidak puas atas puas kerja SPG

- Pengawasan yang ketat dari manejer

- Manejer yang pemarah bila terjadi kesalahan

Faktor kepemimpin

an

2 Item 5 Item 6

Item 7 Item 8

- Tidak nyaman dengan pakaian seragam

- Tata rias terlalu berlebihan

- Kurang percaya diri dengan penampilan

- Harus punya pengetahuan tentang produk kosmetik

Faktor tuntutan

peran

3 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12

- Tertekan dengan aturan yang dibuat

- Tidak puas dengan perjanjian kerja

- Tertekan dengan target penjualan - Tertekan karena harus aktif

melakukan promosi

Faktor peraturan

kerja

4 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16

- Beban kerja berlebihan

- Tidak mampu melakukan pekerjaannya

- Merasa bosan dengan pekerjaannya

- Sering kerja lembur

Faktor Beban Kerja

5 Item 17 Item 18 Item 19

- Sikap yang tidak baik dari konsumen

- Sering menerima keluhan dari konsumen

- Sering salah paham dengan konsumen

Faktor konsumen

yang menyulitkan

6 Item 20 Item 21 Item 22

- Tidak nyaman dengan tata ruang - Fasilitas kerja kurang memadai - Terjadi ganguan pada lingkungan

kerja

Faktor lingkungan

kerja


(56)

1. Kesimpulan

Berdasarkan di atas maka dapat disimpulkan :

•Dari 22 variabel yang diteliti dengan melakukan proses factoring bisa direduksi menjadi enam faktor.

•Faktor yang terbentuk

FAKTOR 1 : Dinamakan faktor kepemimpinan, terdiri atas indikator manajer tidak mendukung pekerjaan SPG, pengawasan yang ketat dari manajer, manajer yang pemarah bila terjadi kesalahan. Perilaku kepemimpinan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stres kerja karyawan. Hal ini dapat diatasi dengan menciptakan lingkungan yang lebih terbuka antara atasan dan bawahan, sehingga dapat terjalin komunikasi yang lebih baik.

FAKTOR 2 : Dinamakan faktor tuntutan peran, terdiri atas indikator tidak nyaman dengan pakaian seragam, tata rias terlalu berlebihan, kurang percaya diri dengan penampilan, dan harus punya pengetahuan tentang produk kosmetik. Hal ini berarti stres kerja dapat juga dipengaruhi oleh tuntutan peran sebagai seorang SPG. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan pelatihan dan peningkatan kemampuan bagi para SPG.

FAKTOR 3 : Dinamakan peraturan kerja, terdiri atas indikator tertekan dengan aturan yang dibuat perusahaan, tidak puas dengan perjanjian kerja, tertekan dengan target penjualan, dan tertekan karena harus aktif melakukan promosi. Peraturan yang sangat ketat dan mengekang kebebasan karyawan merupakan salah satu faktor penyebab stres. Hal ini dapat diatasi dengan


(57)

membuat kebijaksanaan yang dapat membuat para karyawan merasa dalam melakukan aturan yang ditetapkan perusahaan.

FAKTOR 4 : Dinamakan faktor beban kerja, terdiri atas indikator beban kerja yang berlebihan, tidak mampu melakukan perkerjaannya, merasa bosan dengan pekerjaannya, dan sering kerja lembur. Keadaan ini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan seorang SPG menjadi stres. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan beban kerja yang sesuai dengan kemampuan karyawan.

FAKTOR 5 : Dinamakan faktor konsumen yang menyulitkan, terdiri atas indikator sikap yang tidak baik dari konsumen, sering menerima keluhan dari konsumen dan sering salah paham dengan konsumen. Sikap yang tidak baik dan keluhan konsumen karena kesalahpahaman dapat juga menyebabkan karyawan mengalami stres. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan pelatihan terhadap karyawan tentang bagaimana menghadapi konsumen dengan baik.

FAKTOR 6 : Dinamakan faktor lingkungan kerja, terdiri atas indikator tidak nyaman dengan tata ruangan kerja, fasilitas kerja kurang memadai, dan terjadi gangguan pada lingkungan kerja. Keadaan lingkungan yang tidak mendukung seperti suara yang gaduh atau kurangnya fasilitas yang tersedia dapat menjadi salah satu faktor penyebab stres. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suasana kerja yang kondusif bagi para karyawan.


(58)

D. Analisis Penilaian SPG Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Stres dan Tingkat Stres.

Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana penilaian SPG produk kosmetik terhadap faktor-faktor penyebab stres. Untuk itu digunakan analisis mean arithmetic. Berdasarkan perhitungan menggunakan mean arithmetic diperoleh interval kelas sebesar 1,33. analisis terhadap penilaian SPG terhadapa faktor-faktor penyebab stres dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Analisis penilaian SPG terhadapa faktor 1

Tanggapan SPG terhadap faktor 1 yaitu faktor kepemimpinan menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10

Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 1

Item Mean Kategori

Manajer tidak mendukung pekerjaan SPG

2,63 Cukup Manajer tidak puas atas

kerja SPG

2,46 Cukup Pengawasan yang ketat

dari manajer

2,49 Cukup Manajer yang marah bila

terjadi kesalahan

2,49 Cukup

Total Mean 2,52 Cukup

Sumber : Data primer diolah (lampiran 4)

Hasil perhitungan mengunakan analisis meanarithmetic menunjukan bahwa tangapan SPG terhadap faktor 1 yaitu faktor kepemimpinan termasuk kategori cukup, yang ditunjukan dengan nilai rata-rata sebesar 2,52. Hal ini menunjukan bahwa SPG menganggap bahwa faktor 1 yang berkaitan dengan manajer yang tidak mendukung ketat dari manajer,


(59)

manajer yang pemarah bila terjadi kesalahan menjadi penyebab tingkat stres yang cukup.

2. Analisis penilaian SPG terhadap faktor 2

Tanggapan SPG terhadapa faktor 2 yaitu faktor tuntutan peran mengunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11

Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 2

Item Mean Kategori

Tidak nyaman dengan pakaian seragam

2,13 Rendah Tata rias terlalu berlebihan 2,39 Cukup Kurang percaya diri dengan

penampilan

2,27 Rendah Harus punya pengetahuan

tentang produk kosmetik

2,36 Cukup

Total Mean 2,29 Rendah

Sumber : Data Primer diolah (Lampiran 4)

Hasil perhitungan menunjukan bahwa tanggapan SPG terhadap faktor 2 yaitu faktor tuntutan peran termasuk kategori rendah, yang ditunjukan dengan nilai rata-rata sebesar 2,29. Hal ini menunjukan bahwa SPG menganggap bahwa faktor tuntutan peran yang berhubungan tidak nyaman dengan pakian seragam, tata rias terlalu berlebihan, kurang percaya diri dengan penampilan, dan harus punya pengetahuan tentang produk kosmetik relative, tidak menyebabkan stres.

3. Analisis penilaian SPG terhadap faktor 3

Tanggapan SPG terhadap faktor 3 yaitu faktor aturan perusahaan menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada tabel berikut :


(60)

Tabel 4.12

Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 3

Item Mean Kategori

Tertekan dengan aturan yang dibuat perusahaan

2,43 Cukup

Tidak puas dengan perjanjian kerja

2,58 Cukup Tertekan dengan

target penjualan

2,30 Rendah Tertekan karena harus

melakukan promosi

2,27 Rendah

Total Mean 2,39 Cukup

Sumber : Data primer diolah (Lampiran 4)

Hasil perhitungan menunjukan bahwa tanggapan SPG terhadap faktor 3 yaitu faktor peraturan kerja termasuk kategori cukup, yang ditunjukan dengan nilai rata-rata sebesar 2,42. Hal ini menunjukan bahwa SPG menganggap bahwa faktor 3 yang berkaitan dengan aturan yang dibuat perusahaan, perjanjian kerja, target penjualan dan harus aktif melakukan promosi menjadi penyebab tingkat stres yang cukup.

4. Analisis Peniliaan SPG terhadap faktor 4

Tanggapan SPG terhadap faktor 4 yaitu faktor beban kerja menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada tabel berikut :


(61)

Tabel 4.13

Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 4

Item Mean Kategori

Beban kerja yang berlebihan 2,25 Rendah Tidak mampu melakukan

pekerjaannya

2,39 Cukup Merasa bosan dengan

pekerjaannya

2,36 Cukup Sering kerja lembur 2,35 Cukup

Total Mean 2,34 Cukup

Sumber : Data primer diolah (lampiran 4)

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanggapan SPG terhadap faktor 4 yaitu beban kerja adalah termasuk kategori cukup, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 2,35. Hal ini menunjukan bahwa SPG mempunyai tingkat stres yang cukup terhadap pekerjaan yang dijalankannya. Tingkat stres yang cukup ini dapat berkaitan dengan beban kerja yang berlebihan, tidak mampu melakukan perkerjaannya, merasa bosan dengan pekerjaanya, dan sering kerja lembur.

5. Analisis penilaian SPG terhadap faktor 5

Tanggapan SPG terhadap faktor 5 yaitu faktor konsumen yang menyulitkan menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(62)

Tabel 4.14

Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 5

Item Mean Kategori

Sikap yang tidak baik dari konsumen

2,55 Cukup Sering menerima keluhan

dari konsumen

2,38 Cukup Sering salah paham dengan

konsumen

2,44 Cukup

Total mean 2,46 Cukup

Sumber : Data primer diolah (lampiran 4)

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanggapan SPG terhadap faktor 5 yaitu faktor konsumen yang menyulitkan termasuk kategori cukup, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 2,46. hal ini dengan sikap yang tidak baik dari konsumen, keluhan dari konsumen, dan salah paham dengan konsumen menjadi penyebab tingkat stres yang cukup.

6. Analsis Penilaian SPG terhadap Faktor 6

Tangapan SPG terhadap faktor 6 yaitu faktor lingkungan kerja menggunakan analisis mean arithmetic dapat dilihata pada tabel berikut :

Tabel 4.15

Penilaian Karyawan Terhadap Faktor 6

Item Mean Kategori

Tidak nyaman dengan tata ruang kerja

2,36 Cukup Fasilitas kerja kurang

memadai

2,73 Cukup Terjadi ganguan pada

lingkungan kerja

2,72 Cukup

Total Mean 2,60 Cukup


(63)

Hasil perhitungan menunjukan bahwa tanggapan SPG terhadapa faktor 6 yaitu faktor lingkungan kerja termasuk kategori cukup, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 2,60 hal ini menunjukan bahwa SPG menganggap bahwa faktor 5 yang berkaitan dengan tata ruang kerja, fasilitas kerja kurang memadai dan terjadi ganguan pada lingkungan kerja menjadi penyebab tingkat stres yang cukup.

7. Analisis penilaian SPG terhadap tingkat stres

Tanggapan SPG terhadap tingkat stress mengunakan analisis mean arithmetic dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.16

Penilaian Karyawan Terhadap Tingkat Stres

Item Mean Kategori

Mengalami sakit kepala / pusing 2,64 Cukup Mengalami hipertensi 1,97 Rendah Mengalami mual, diare 1,87 Rendah Mengalami kelelahan fisik 2,34 Cukup Mengalami susah tidur / insomnia 1,99 Rendah Mengalami depresi 1,97 Rendah Mengalami cepat panik 1,93 Rendah Merasa cemas 2,04 Rendah Kehilangan selera makan 2,00 Rendah Hilang ingatan sesaat 1,88 Rendah

Total Mean 2,06 Rendah

Sumber : Data primer diolah (lampiran 4)

Hasil perhitungan menunjukan bahwa tanggapan SPG terhadap tingkat stres termasuk kategori rendah, yang ditunjukan dengan nilai rata-rata sebesar 2,06. Hal ini menunjukan bahwa SPG menganggap bahwa faktor-faktor penyebab stres tidak terlalu membuat mereka menjadi stres,


(64)

atau dapat dinyatakan bahwa rata-rata para SPG mengalami tingkat stres yang rendah.

E. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Penyebab Stres Terhadap Tingkat Stres

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor penyebab stress yang dirasakan SPG terhadap tingkat stres Sales Promotion Girl (SPG) produk kosmetik. Analisis regresi linier ganda ini dapat dirumuskan dengan model persamaan sebagai berikut :

6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1

1X b X b X b X b X b X

b

Y =α+ + + + + +

Keterangan :

Y = Tingkat Stres

1

X = Beban kerja

2

X = Tuntutan peran

3

X = Peraturan kerja

4

X = Kepemimpinan

5

X = Lingkungan kerja

6

X = Konsumen yang menyulitkan

α = Nilai Konstanta

b = Koefisien Regresi

Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :


(65)

Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi

Variabel Koefisien Regresi T Hitung Signifikansi

Faktor 1 0,115 2,510 0,014 Faktor 2 0,101 2,455 0,016 Faktor 3 0,121 2,705 0,008 Faktor 4 0,106 2,855 0,005 Faktor 5 0,094 2,304 0,023 Faktor 6 0,104 2,311 0,023 Konstanta = 0,508

2

R = 0,561 F = 19,826 Sig. F = 0,000

Sumber : Data primer diolah (Lampiran 5)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda ini dapat dibuat persamaan model regresi sebagai berikut :

6 5

4 3

2

1 0,101 0,121 0,106 0,094 0,104

115 , 0 508 ,

0 X X X X X X

Y = + + + + + +

Interpretasi hasil analisis regresi ganda :

Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi F < 0,05 berarti variabel faktor-faktor penyebab stres secara simultan berpengaruh terhadap tingkat stres. Berdasarkan tabel 4.21 di atas terlihat bahwa hasil analisis diperoleh nilai F statistik sebesar 19,826 dengan signifikansi 0,000, karena signifikansi F < 0,05, maka nilai Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel faktor-faktor penyebab stres yang terdiri dari beban kerja, tuntutan peran, peraturan kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja dan konsumen yang menyulitkan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap


(66)

tingkat stres. Hasil uji F ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor penyebab stres terhadap tingkat stres SPG kosmetika.

Koefisien determinan (R2) merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya persentase pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin besar koefisien determinansi mendekati angka 1, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel indipenden terhadap variabel dependen. Hasil uji R2 pada penelitian ini diperoleh nilai R2 sebesar 0,561. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab stres berpengaruh terhadap tingkat stres sebesar 56,1%, cukupkan sisanya sebesar 43,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(1)

Frequencies

Notes

Output Created 17-FEB-2007 11:03:42

Comments

Data D:\Doc #1 Magic 2000 - Telp 0274 523858\Usd\C. Neni Ike Wulandari\Data2 valrel REVISI.sav

Filter <none> Weight <none> Split File <none> Input

N of Rows in Working

Data File 100

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Missing Value Handling

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES

VARIABLES=x1 x2 x3 x4 x5 x6 y

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM

/ORDER= ANALYSIS .

Elapsed Time 0:00:00.02 Resources

Total Values Allowed 149796

Descriptive Statistics

N Sum Mean

BK13 Beban kerja 100 225 2.25 BK14 Beban kerja 100 239 2.39 BK15 Beban kerja 100 236 2.36 BK16 Beban kerja 100 235 2.35 X1 Beban kerja 100 233.75 2.3375 TP5 Tuntutan peran 100 213 2.13 TP6 Tuntutan peran 100 239 2.39 TP7 Tuntutan peran 100 227 2.27 TP8 Tuntutan peran 100 236 2.36 X2 Tuntutan peran 100 228.75 2.2875 PK9 Peraturan kerja 100 243 2.43 PK10 Peraturan kerja 100 258 2.58


(2)

PK11 Peraturan kerja 100 230 2.30 PK12 Peraturan kerja 100 227 2.27 X3 Peraturan kerja 100 239.50 2.3950 KP1 Kepemimpinan 100 263 2.63 KP2 Kepemimpinan 100 246 2.46 KP3 Kepemimpinan 100 249 2.49 KP4 Kepemimpinan 100 249 2.49 X4 Kepemimpinan 100 251.75 2.5175 LK20 Lingkungan kerja 100 236 2.36 LK21 Lingkungan kerja 100 273 2.73 LK22 Lingkungan kerja 100 272 2.72 X5 Lingkungan kerja 100 260.33 2.6033 KM17 Konsumen yang menyulitkan 100 255 2.55 KM18 Konsumen yang menyulitkan 100 238 2.38 KM19 Konsumen yang menyulitkan 100 244 2.44 X6 Konsumen yang menyulitkan 100 245.67 2.4567 TK.SK1 Tingkat stres kerja 100 264 2.64 TK.SK2 Tingkat stres kerja 100 197 1.97 TK.SK3 Tingkat stres kerja 100 187 1.87 TK.SK4 Tingkat stres kerja 100 234 2.34 TK.SK5 Tingkat stres kerja 100 199 1.99 TK.SK6 Tingkat stres kerja 100 197 1.97 TK.SK7 Tingkat stres kerja 100 193 1.93 TK.SK8 Tingkat stres kerja 100 204 2.04 TK.SK9 Tingkat stres kerja 100 200 2.00 TK.SK10 Tingkat stres kerja 100 188 1.88 Y Tingkat stres kerja 100 206.30 2.0630 Valid N (listwise) 100

Statistics

X1 Beban kerja

X2 Tuntutan peran

X3 Peraturan kerja

X4 Kepemimpinan

X5 Lingkungan kerja

X6 Konsumen yang menyulitkan

Y Tingkat stres kerja

Valid 100 100 100 100 100 100 100

N

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.3375 2.2875 2.3950 2.5175 2.6033 2.4567 2.0630 Median 2.0000 2.0000 2.2500 2.2500 2.6667 2.0000 2.1000 Mode 1.75(a) 2.00 1.75 2.50 2.00 3.33 2.20(a) Std. Deviation .84341 .86848 .85663 .96939 .99233 .95541 .48797 Variance .71133 .75426 .73381 .93972 .98473 .91281 .23811


(3)

Range 3.75 3.50 3.50 4.00 3.67 3.67 2.20

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 4.75 4.50 4.50 5.00 4.67 4.67 3.20

Sum 233.75 228.75 239.50 251.75 260.33 245.67 206.30

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

X1 Beban kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 1 Rendah (1.00 - 2.33) 57 57.0 57.0 57.0 2 Cukup (> 2.33 - 3.66) 34 34.0 34.0 91.0 3 Tinggi (> 3.66 - 5.00) 9 9.0 9.0 100.0 Valid

Total 100 100.0 100.0

X2 Tuntutan peran

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 1 Rendah (1.00 - 2.33) 61 61.0 61.0 61.0 2 Cukup (> 2.33 - 3.66) 31 31.0 31.0 92.0 3 Tinggi (> 3.66 - 5.00) 8 8.0 8.0 100.0 Valid

Total 100 100.0 100.0

X3 Peraturan kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 1 Rendah (1.00 - 2.33) 56 56.0 56.0 56.0 2 Cukup (> 2.33 - 3.66) 32 32.0 32.0 88.0 3 Tinggi (> 3.66 - 5.00) 12 12.0 12.0 100.0 Valid

Total 100 100.0 100.0

X4 Kepemimpinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 1 Rendah (1.00 - 2.33) 53 53.0 53.0 53.0 2 Cukup (> 2.33 - 3.66) 29 29.0 29.0 82.0 Valid


(4)

Total 100 100.0 100.0

X5 Lingkungan kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 1 Rendah (1.00 - 2.33) 47 47.0 47.0 47.0 2 Cukup (> 2.33 - 3.66) 35 35.0 35.0 82.0 3 Tinggi (> 3.66 - 5.00) 18 18.0 18.0 100.0 Valid

Total 100 100.0 100.0

X6 Konsumen yang menyulitkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 1 Rendah (1.00 - 2.33) 56 56.0 56.0 56.0 2 Cukup (> 2.33 - 3.66) 32 32.0 32.0 88.0 3 Tinggi (> 3.66 - 5.00) 12 12.0 12.0 100.0 Valid

Total 100 100.0 100.0

Y Tingkat stres kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 1 Rendah (1.00 - 2.33) 73 73.0 73.0 73.0 2 Cukup (> 2.33 - 3.66) 27 27.0 27.0 100.0 Valid


(5)

Regression

Notes

Output Created 17-FEB-2007 11:01:41

Comments

Data D:\Doc #1 Magic 2000 - Telp 0274 523858\Usd\C. Neni Ike Wulandari\Data2 valrel REVISI.sav

Filter <none> Weight <none> Split File <none> Input

N of Rows in Working Data

File 100

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Missing Value Handling

Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION

/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N

/MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN /DEPENDENT y

/METHOD=ENTER x1 x2 x3 x4 x5 x6 .

Elapsed Time 0:00:00.28

Memory Required 3524 bytes Resources

Additional Memory

Required for Residual Plots 0 bytes

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Y Tingkat stres kerja 2.0630 .48797 100 X1 Beban kerja 2.3375 .84341 100 X2 Tuntutan peran 2.2875 .86848 100 X3 Peraturan kerja 2.3950 .85663 100 X4 Kepemimpinan 2.5175 .96939 100 X5 Lingkungan kerja 2.6033 .99233 100 X6 Konsumen yang menyulitkan 2.4567 .95541 100


(6)

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 X6 Konsumen yang menyulitkan, X2

Tuntutan peran, X4 Kepemimpinan, X1 Beban kerja, X3 Peraturan kerja, X5 Lingkungan kerja(a)

. Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Y Tingkat stres kerja

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .749(a) .561 .533 .33349

a Predictors: (Constant), X6 Konsumen yang menyulitkan, X2 Tuntutan peran, X4 Kepemimpinan, X1 Beban kerja, X3 Peraturan kerja, X5 Lingkungan kerja

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 13.230 6 2.205 19.826 .000(a) Residual 10.343 93 .111

1

Total 23.573 99

a Predictors: (Constant), X6 Konsumen yang menyulitkan, X2 Tuntutan peran, X4 Kepemimpinan, X1 Beban kerja, X3 Peraturan kerja, X5 Lingkungan kerja

b Dependent Variable: Y Tingkat stres kerja

Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) .508 .151 3.358 .001

X1 Beban kerja .115 .046 .198 2.510 .014 X2 Tuntutan peran .101 .041 .179 2.455 .016 X3 Peraturan kerja .121 .045 .212 2.705 .008 X4 Kepemimpinan .106 .037 .211 2.855 .005 X5 Lingkungan kerja .094 .041 .191 2.304 .023 1

X6 Konsumen yang

menyulitkan .104 .045 .203 2.311 .023