Faktor-faktor Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NISAM

KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2013

NOERMA SYAHPUTRI 125102093

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013

ABSTRAK

Noerma Syahputri

Latar belakang: permasalahan gizi buruk di Indonesia tak lepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat. Di tingkat daerah, memang sudah ada Posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada ibu dan balita. Sayangnya, belakangan fungsinya ini kurang berjalan dengan optimal. Terjadi penurunan persentasi balita yang datang ke posyandu. Sampai saat ini hanya sekitar 60-70% partisipasi balita yang datang ke Posyandu. Jadi bisa dibayangkan bahwa sekitar 30 - 40 % balita tidak datang ke Posyandu. Jika ada outbreak gizi buruk itu bisa saja terjadi karena tidak terpantau.Sarana pendukung posyandu masih sangat minim.

Tujuan penelitian: untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Nisam kabupaten Aceh Utara Tahun 2013.

Metodologi: desain pada penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk mengetahui distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksaanaan Posyandu dengan jumlah sampel adalah 32 Posyandu. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik total sampling. Data yang dikumpulkan adalah data primer, metode pengambilan data dengan check list lembar observasi dan wawancara dan pengolahan data diproses melalui editing, coding, dan tabulating. Kemudian analisa data dilakukan dengan persentase dikategorikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang diisi sendiri.

Hasil: hasil penelitian di dapatkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan poyandu berdasarkan keaktifan kader dan tenaga kesehatan berada pada kategori baik (96%), ketersediaan dana berada pada kategori kurang (78%), sarana dan prasarana berada pada kategori cukup (78%).

Kesimpulan: dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan memberikan dukungan dan pelatihan kepada kader, ketersediaan dana, dan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan agar kegiatan pelayanan kesehatan berjalan secara efektif.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Faktor-faktor Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.kep, Ns, M.kep. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S. Kp. MNS. selaku pembimbing yang telah mamberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Erniyati, S.Kp, MNS. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Evi Karota. SKp. MNs. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(6)

6. Yanti Herawati, SKM, selaku kepala Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara yang telah memberi izin kepada penulis untuk meneliti di Posyandu wilayah kerja Nisam.

7. Lutfhiani, S.Kep, NS. Mkes, selaku dosen penguji content validity yang telah memberikan saran perbaikan daftar observasi.

8. Seluruh staf dan dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Ayahanda dan Ibunda yang penulis sayangi, dengan segenap kasih dan sayangnya telah memberikan dukungan dan motivasi yang besar bagi penulis baik moril maupun materil serta doa restu yang selalu menguatkan penulis selama mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Perumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Peneltian ... 4

4. Manfaat penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu ... 6

1.1 Pengertian Posyandu ... 6

1.2 Tujuan Posyandu ... 7

1.3 Manfaat Posyandu ... 8

1.4 Kegiatan Posyandu ... 9

1.5 Pelaksanaan Posyandu ... 12

1. 6 Tingkat Perkembangan Posyandu ... 15

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu ... 17

2.1 Kader ... 17

2.2 Ketersediaan dana ... 18

2.3 Sarana dan Prasarana ... 19

BAB III KERANGKA KONSEP 1. Kerangka Konsep ... 20


(8)

2. Defenisi Operasional ... 21

3. Metode Pengukuran Variabel ... 21

BAB IV METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian ... 23

2. Populasi dan sampel ... 23

1.1Populasi ... 23

1.2Sampel ... 23

3. Tempat dan waktu penelitian ... 23

4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 24

5. Instrumen Penelitian ... 24

6. Uji Validitas ... 25

7. Uji Reabilitas ... 25

8. Pengumpulan data ... 25

9. Analisa Data ... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian ... 28

2. Pembahasan ... 30

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan ... 33

2. Saran ... 33 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 21 Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara

Tahun 2013 ... 28 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader dalam Pelaksanaan Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013 ... 29 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Dana Pelaksanaan Posyandu

di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara

Tahun 2013 ... 29 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sarana dan Prasarana dalam Pelaksanaan

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh


(10)

DAFTAR SKEMA

Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Lembar Observasi

3. Master data Penelitian

4. Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

5. Surat Balasan Izin Penelitian dari Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara 6. Jadwal Penelitian


(12)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013

ABSTRAK

Noerma Syahputri

Latar belakang: permasalahan gizi buruk di Indonesia tak lepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat. Di tingkat daerah, memang sudah ada Posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada ibu dan balita. Sayangnya, belakangan fungsinya ini kurang berjalan dengan optimal. Terjadi penurunan persentasi balita yang datang ke posyandu. Sampai saat ini hanya sekitar 60-70% partisipasi balita yang datang ke Posyandu. Jadi bisa dibayangkan bahwa sekitar 30 - 40 % balita tidak datang ke Posyandu. Jika ada outbreak gizi buruk itu bisa saja terjadi karena tidak terpantau.Sarana pendukung posyandu masih sangat minim.

Tujuan penelitian: untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Nisam kabupaten Aceh Utara Tahun 2013.

Metodologi: desain pada penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk mengetahui distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksaanaan Posyandu dengan jumlah sampel adalah 32 Posyandu. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik total sampling. Data yang dikumpulkan adalah data primer, metode pengambilan data dengan check list lembar observasi dan wawancara dan pengolahan data diproses melalui editing, coding, dan tabulating. Kemudian analisa data dilakukan dengan persentase dikategorikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang diisi sendiri.

Hasil: hasil penelitian di dapatkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan poyandu berdasarkan keaktifan kader dan tenaga kesehatan berada pada kategori baik (96%), ketersediaan dana berada pada kategori kurang (78%), sarana dan prasarana berada pada kategori cukup (78%).

Kesimpulan: dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan memberikan dukungan dan pelatihan kepada kader, ketersediaan dana, dan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan agar kegiatan pelayanan kesehatan berjalan secara efektif.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang di selenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu masyarakat yang di bantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan dibalai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat (Sulistyorini, 2010).

Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistim pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasara yang membutuhkan layanan kesehatan anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas (Depkes RI, 2011).

Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan serta umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 2003 AKI tercatat 307/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 37/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003), maka pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan yaitu masing-masing adalah 228/100.000 kelahiran hidup serta 34/1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007) (Depkes, 2009).


(14)

Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi, banyak usaha telah dilakukan pemerintah dan tenaga kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan yang ada belum mampu mengatasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang ada. Peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan sebenarnya merupakan kunci penyelesaian masalah-masalah kesehatan. Bidan sebagai petugas kesehatan diharapkan mampu menjangkau pelayanannya sampai ke masyarakat. Untuk efektifitas peningkatan pelayanan kesehatan, bidan bekerja sama dengan masyarakat mengembangkan wahana yang ada di masyarakat untuk berperan aktif dalam bidang kesehatan (Meilani, 2009).

Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 70,5 tahun pada tahun 2007 menjadi 72 tahun pada tahun 2014 (RPJMN 2010-2014). Secara kuantitas, perkembangan jumlah Posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3- 4 Posyandu. Pada saat Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah Posyandu tercatat sebanyak 25.000 Posyandu, dan pada tahun 2009, meningkat menjadi 266.827 Posyandu dengan rasio 3,55 Posyandu per desa/kelurahan. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas, masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai.

Jumlah posyandu saat ini mencapai 242.124 unit, tetapi diperkirakan hanya 40 persen yang melaksanakan fungsi dengan baik. Pemberdayaan posyandu harus didukung dana pemerintah, terutama untuk insentif kader, agar kader lebih berkomitmen menjalankan tugasnya.

Permasalahan gizi buruk di Indonesia tak lepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat. Di tingkat daerah, memang sudah ada Posyandu


(15)

yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada ibu dan balita. Sayangnya, belakangan fungsinya ini kurang berjalan dengan optimal (Dipo, 2012)

Terjadi penurunan persentasi balita yang datang ke posyandu. Sampai saat ini hanya sekitar 60-70% partisipasi balita yang datang ke Posyandu. Jadi bisa dibayangkan bahwa sekitar 30 - 40 % balita tidak datang ke Posyandu. Jika ada outbreak gizi buruk itu bisa saja terjadi karena tidak terpantau. Sarana pendukung posyandu masih sangat minim (Dipo, 2012).

Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat itu sendiri. Departemen Kesehatan membuat program pelatihan untuk kader kesehatan agar kader-kader kesehata di desa siaga nantinya mempunyai pengetahuan yang lebih. Harapannya kader dapat menggerakkan dan memperdayakan masyarakat agar terciptanya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat terutama pada Kesehatan Ibu dan Anak guna mencapai penurunan AKI dan AKB (Karwati et al, 2011)

Tempat penyelenggaraan posyandu bisa di mana saja karena jarang yang memiliki tempat permanen. Akibatnya, acara kunjungan ke posyandu menjadi tidak nyaman. Jadi, tingkat partisipasi semakin turun. Media penyuluhan gizi seperti poster dan brosur jarang ditemukan, yang lebih memprihatinkan kartu menuju sehat (KMS) yang menjadi sumber informasi tumbuh kembang anak ternyata tidak mencukupi jumlahnya (Khatamso, 2012).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Puja (2007) dalam Ardani (2010) telah diketahui bahwa keaktifan Posyandu dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi faktor dari dalam maupun dari luar


(16)

Posyandu. Faktor dari dalam Posyandu berupa kader, dana dan sarana prasarana. Sedangkan faktor dari luar Posyandu berupa tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat serta jumlah balita.

Pada Laporan Tahunan Puskesmas Nisam Tahun 2010, Puskesmas Nisam memiliki 50 posyandu yang terdiri dari: 16 Posyandu Pratama (32%), 28 Posyandu Madya (56%), 3 Posyandu Purnama (6%), 3 Posyandu Mandiri(6%). Pada tahun 2011 Puskesmas Nisam memiliki 33 posyandu yang terdiri dari: 5 Posyandu Pratama (15,2%), 27 Posyandu Madya (81,8%), 1 Posyandu Purnama (3%), dan pada Tahun 2011 tidak ditemukan lagi Posyandu Mandiri.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Posyandu di wilayah kerja Nisam Kabupaten Aceh Utara?

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara.

4. Manfaat Penelitian

4.1.Pendidikan Kebidanan

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi di institusi pendidikan dan sebagai bahan masukan dalam perkuliahan.


(17)

4.2.Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dan Pimpinan Puskesmas Nisam dalam rangka perencanaan kegiatan dan perencanaan pengambilan kebijaksanaan untuk meningkatkan pelaksanaan Posyandu.

4.3.Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat sebagai tambahan informasi apabila akan mengadakan penelitian dengan tema yang serupa agar hasilnya semakin berkualitas.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Posyandu

1.1.Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011).

Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana (Meilani, 2009).

Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, intas sektor dan lembaga terkait lainnya (Depkes, 2011).


(19)

Menurut Hartono (2009), Posyandu merupakan unit pelayanan kesehatan di lapangan yang di selenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat dengan dukungan teknis Puskesmas, Departemen Agama, Departemen Pertanian dan BKKBN. Posyandu melaksanakan lima program kesehatan dasar yakni: keluarga berencana, kesehatan ibu, dan anak, gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Sasaran utama yaitu menurunkan angka kematian bayi dan ibu memperbaiki status kesehatan dan gizi balita, serta ibu hamil dan menyusui.

1.2.Tujuan Posyandu

Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok rentan yakni ibu hamil, ibu menyusui bayi dan balita. Oleh sebab itu pelayanan Posyandu mencakup pelayanan-pelayanan: kesehatan ibu dan anak, imunisasi, gizi, penanggulangan diare, dan keluarga berencana. Tujuan dikembangkan Posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan (Depkes, 2009).

Menurut Sulistyorini (2011) tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah sebagai berikut: a) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan, dan nifas). AKI dsn AKB masih cukup tinggi meskipun dari tahun ketahun sudah dapat diturunkan, b) Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), c) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untu mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berenacana (KB) serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera, d) Posyandu berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi


(20)

Keluarga Sejahtera, e) Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi, dan balita dan keluarga serta mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita

1.3.Manfaat Posyandu 1.3.1. Bagi Masyarakat

Menurut Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) manfaat posyandu bagi masyarakat adalah: 1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu, 2) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk, 3) Bayi dan balita mendapatkan kapsul vitamin A, 4) Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi tetanus toxoid (TT), 5) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah, 6) memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak, 7) apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas menyusuidapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas, 8) dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita.

1.3.2. Bagi Kader

Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) mengidentifikasi manfaat Posyandu bagi kader antara lain: 1) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap, 2) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu, 3) Citra diri meningkat di mata masyarakai


(21)

sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan, 4) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

1.3.3. Bagi Puskesmas

Menurut Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009) manfaat posyandu bagi puskesmas adalah: 1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama, 2) dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat, 3) Meningkatkan efesiensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian pelayanan terpadu.

1.3.4. Bagi Sektor lain

Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009) manfaat posyandu bagi sector lain adalah:

a.Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat.

b.Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.

1.4.Kegiatan Posyandu

Menurut Depkes RI (2011), kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Secara rinci kegiatan utama Posyandu adalah sebagai berikut:


(22)

1.4.1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Ibu Hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup: 1)Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,

pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2)Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai berikut: a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi, b) Perawatan payudara dan pemberian ASI, c) peragaan pola makan ibu hamil, d) Peragaan perawatan bayi baru lahir, dan d) senam hamil.

1.4.2. Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup: a) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi, b) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah


(23)

pemberian kapsul pertama), c) Perawatan payudara, d) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

1.4.3. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant (Depkes RI, 2011).

1.4.4. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil (Depkes RI, 2011).

Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2009), survey epidemiologi untuk menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, imunisasi untuk memberikan perlindungan kepada kelompok-kelompok masyarakat sehingga dapat mencegah terjadi penularan penyakit seperti TBC, tetanus, dufteri, batuk rejan (pertusis), folio nyelitis, campak dan hepatitis B


(24)

Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.

1.4.6. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.

Menurut Meilani, (2011), pada saat dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain: 1) Bina Keluarga Balita (BKB), 2) Kelompok peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA), 3) Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, difteri,

pertusis, tetanus neonatorum, 4) Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), 5) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD), 6) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAP-PLP), 7) Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA), 8) desa siaga, 9) Pos Malaria desa (Polmades), 10) Kegiatan Ekonomi produktif, seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K),


(25)

usaha simpan pinjam, 11) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).

1.5.Pelaksanaan Posyandu

Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2011), penyelenggaraan dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang kesehatan, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan bimbingan tim pembina PKMD tingkat kecamatan. Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama KKL LKMD (Kelompok Kerja LKMD di tingkat kedukuhan) dengan bimbangan tim LKMD tingkat kecamatan.

Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat ditentukan oleh masyarakat sendiri, dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, kepala dusun, tempat pertemuan RT/RW atau tempat khusus yang dibangun masyarakat (Syarifuddid, Theresia, dan Jomima, 2011).

Menurut Syarifuddin, Theresia dan Jomima (2011) penyelenggaraan dilakukan dengan “ sistem lima meja” yang dapat diajabarkan sebagai berikut:

a. Meja I : Meja pendaftaran + penyuluhan kelompok: 1) Mendaftar balita, ibu hamil, ibu menyusui, 2) Setiap pengunjung yang datang ke Posyandu didaftarkan oleh kader sendiri, 3) Para pegunjung secara berkelompok lebih kurang 10-15 pengunjung diberikan penjelasan secara bertahap, tidak perlu menunggu berkumpulnya seluruh pengunjung, 4) Penyuluhan kelompok diutamakan oleh kader sendiri


(26)

secara tepat dan benar dengan bimbingan petugas Puskesmas, 6) Sewaktu-waktu penyuluhan juga oleh petugas kesehatan dan petuhas lintas sektor (misal dari pertanian, BKKBN, Dikmas, dan lain-lain), 7) Materi penyuluhan: tentang “Yandu” dan Topik yang sangat relevan pada waktu itu, 8) Disesuaikan dengan alat peraga, 7) Pada waktu menunggu dilanjutkan kreatifitas dan inisiatif kader untuk menyelenggarakan/ menyediakan alat permainan edukati (APE) dan lebih baik lagi kalau buatan kader sendiri misalnya balok-balok mainan dari tanah liat dan sebagainya, 8) APE berguna untuk meningkatkan keterampilan alat-alat permainan secara sederhana, misalnya ayunan dari ban bekas dan lain-lain. Hal ini menarik anak agar senang datang ke Posyandu, begitu pula orang tuanya.

b. Meja II: Meja penimbangan terdiri dari: 1) Menimbang balita, 2) Penimbangan dilakukan oleh kader, 3) Penimbangan dilakukan bagi bayi dan balita dilaksanakan sebulan sekali, 4) Ada juga posyandu yang menambah kegiatan di meja II: penimbangan untuk ibu hamil, 5) Alat timbangan diusahakan oleh kader sendiri atau berupa bantuan, 6) Alat timbangan yang perlu ditingkatkan adalah: tempat duduk timbangan yang nyaman dan cukup untuk memenuhi syarat etis dan sebagainya, 7) Hasil penimbangan dicatat dan dibawa ke meja III. c. Meja III: meja pencatatan terdiri dari: 1) Mencatat hasil penimbangan,

2) Pencatatan oleh kader : dengan bimbingan petugas Puskesmas, 3) Semua hasil penimbangan, hasil imunisasi penyakit yang diderita, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi, dan lain-lain dicatat dalam


(27)

KMS (Kartu Menuju Sehat), 4) Selain itu ada : buku-buku bantu (buku register, dan lain-lain buku catatan).

d. Meja IV: meja penyuluhan dan penerangan terdiri dari: 1) Menyuluh ibu berdasar hasil penimbangan anaknya, 2) Memberikan pelayanan gizi kepada ibu balita, serta ibu hamil, 4) Penyuluhan yang dilakukan kader, tergantung dari jenis kasus individu: 1) Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badannya naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan (PMT), oralit, dan vitamin A dosis tinggi, 2) Terhadap ibu hamil diberikan tablet besi, ibu hamil resiko tinggi dirujuk kepada petugas Puskesmas, 3) Terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) agar menjadi peserta KB lestari diikut i dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet biasa.

e. Meja V : meja pelayanan terdiri dari: 1) Pelayanan oleh tenaga profesional, meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan, 2) Di meja V diberikan pelayanan yang sifatnya profesional yang tidak dapat dilakukan kader, 3) Rujukan kasus dari kader dirujuk di meja V tersebut, 4) Intertie IUD diberikan bila tempatnya memenuhi syarat.

1.6.Tingkat Perkembangan Posyandu

Menurut Depkes RI (2011), perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat


(28)

perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut:

1.6.1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.

1.6.2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.

1.6.3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan


(29)

program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain: a) Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat, b) pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu.

1.6.4. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahu, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang ataulebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehatyang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing


(30)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan posyandu

Menurut Suwandono (2006 dalam Maqbul, 2007), faktor-faktor yang menyebabkan ketidakaktifan Posyandu ada faktor dari dalam maupun dari luar Posyandu. Faktor yang berasal dari luar posyandu antaranya tingkat pendidikan masyarakat sekitar, keadaan sosial, dan ekonomi masyarakat sekitar serta jumlah balita di daerah sekitar. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam Posyandu itu sendiri diantaranya kader, dana, dan sarana prasara. 2.1. Kader

Kendala-kendala yang dapat menganggu pelaksanaan Posyandu karena faktor kader adalah: a) kurangnya kader, b) banyak terjadi angka putus (drop-out) kader, c) Kepasifan dari pengurus Posyandu karena belum adanya pembentukan atau resuffle pengurus baru dari kegiatan tersebut, d) Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), e) sistem pencatatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap, f) kader Posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan pelatihan atau training sehingga kemampuan teknis gizi para kader yang aktif tidak memadai. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita tidak dapat dilakukan secara optimal sehingga upaya pencegahan timbulnya kasus gizi kurang dan buruk menjadi kurang efektif, g) Kemampuan kader posyandu dalam melaksanakan konseling dan penyuluhan gizi menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya ditimbang, dicatat/dituliskan hasil penimbangannya di KMS atau buku KIA tanpa dimaknakan kemudian mengambil jatah PMT dan pulang. Balita yang sudah selesai mendapatkan imunisasi lengkap tidak mau


(31)

datang lagi ke Posyandu, karena merasa tidak memperoleh manfaat apa-apa.

2.2. Ketersediaan Dana

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan himpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpin melalui kegiatan dana sehat (Depkes, 2011).

Menurut Sulistyorini, Pebriyanti, dan Proverawati (2010), Ketersediaan dana yang dapat menjadi kendala pelaksanaan Posyandu adalah: 1) Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan anggraan rutin, 2) Dana operasional sangat menurun, sehingga posyandu menjadi tersendat kondisi ini terkait dengan:

a. Otonomi tidak selalu menjamin Posyandu sebagai hal yang penting dalam pembangunan kesehatan sehingga tidak dijadikan perioritas, baik dari segi danan maupun pengembangannya.

b. Pemerintah Kabupaten / Kota tidak memiliki dana yang cikup untuk mengembangkan dana dan melestarikan Posyandu

c. Kemampuan ekonomi masyarakat semakin menurun sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1997, sehingga kemandirian masyarakat dalam mempertahankan dan melestarikan Posyandu menjadi sangat kurang

Dana yang digunakan Puskesmas untuk kegiatan posyandu sangat minim sekali dari informasi kepala Puskesmas sebagaian besar mengatakan bahwa satu-satunya dana yang ada di Puskesmas untuk kegiatan Posyandu berasal dari dana PKPS BBM. Puskesmas tidak mimiliki dana operasional yang berasal dari APBD dan APBN.


(32)

Anggaran yang diberikan untuk masalah kesehatan seharusnya memadai buka hanya untuk mengadakan tenaga kesehatan di Puskesmas tetapi juga untuk program-program kesehatan.

2.3. Sarana dan prasarana

Sarana prasarana merupakan alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan Posyandu. Sehingga sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan Posyandu. Kendala-kendalanya adalah: a) Tempat pelaksanaan Posyandu kurang representatif (dikantor kelurahan, polindes, atau gedung PKK), sehingga tidak memungkinkan menyediakan tempat bermain bagi balita, b) ketepatan jam buka posyandu, c) kebersihan tempat pelaksanaan posyandu, d) kurang kelengakapan untuk pelaksanaan KIE seperti buku-buku yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan, poster-poster, leaflet, lembar balik, modul, dan lain-lain, e) kurangnya kelengkapan alat ukur dan timbangan, f) sarana dan peralatan yang ada dipuskesmas dan Posyandu masih kurang (Sulistyorini, Pebriyanti, dan Proverawati, 2010).


(33)

BAB III

KERANGKA KONSEP

1. Kerangka Konsep

Peneliti akan meneliti tentang faktor-faktor pelaksanaan Posyandu di Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep peneliti dibawah ini:

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Pelaksanaan Posyandu Faktor-faktor :

1. Keaktifan kader 2. Ketersediaan dana 3. Sarana dan prasarana

Faktor luar:

1. Tingkat perkembangan Posyandu

2. Jarak Posyandu 3. Jumlah Kader


(34)

2. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional N

o

Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

1. Faktor-faktor Pelaksanaan Posyandu : 1. KKeaktifan kader 2. KKetersediaa n dana 3. SSarana dan

prasarana Aspek-aspek yang terkait dalam tercapainya pelaksanaan Posyandu yang efektif dan dapat berjalan secara baik serta

berkesinambungan

Observasi dan wawancara

Checklist Ordinal Baik Cukup Kurang

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yaitu faktor-faktor pelaksanaan Posyandu terdiri dari keaktifan kader, ketersediaan dana, dan sarana dan prasarana dilakukan dalam bentuk dichotomous choice, yaitu pada pertanyaan ini hanya disediakan 2 jawaban alternatif, dan responden hanya memilih salah satu diantaranya (Notoatmodjo, 2005). Skor penilaian untuk masing-masing pertanyaan observasi tersebut adalah:

1) Apabila responden kategori pernyataan ya, maka akan memperoleh skor:1 2) Apabila responden kategori pernyataan tidak, maka akan memperoleh

skor:0

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan rumus yang digunakan seperti dikemukakan dalam Pro-health (2009) sebagai berikut:


(35)

Keterangan :

N = Nilai observasi dan wawancara. Sp = Skor yang didapat.

Sm = Skor tertinggi maksimum.

Selanjutnya prosentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut seperti dikemukakan oleh Nursalam (2003):

a. Baik, bila responden menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh pertanyaan yang diberikan.

b. Cukup, bila responden menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh pertanyaan yang diberikan.

c. Kurang, bila responden menjawab dengan benar ≤ 56% dari seluruh pertanyaan yang diberikan.


(36)

BAB IV

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu untuk mengetahui distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara.

2. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara yang memenuhi kriteria inklusi yaitu Posyandu yang telah berjalan selama 6 bulan dan kriteria eksklusinya adalah pihak yang berwewenang di Posyandu menolak diadakan penelitian.

2. Sampel

Dalam penelitian ini penentuan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Sampel berjumlah 32 responden.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara pada tanggal 12 April- 17 Mei 2013.


(37)

4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari institusi pendidikan yaitu program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan di Universitas Sumatera Utara, dan izin dari kepala Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara. Dalam penelitian ini terdapat beberpa hal yang berkaitan dengan prinsip etik penelitian, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian, menjelaskan manfaat penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Terkait dengan subjek penelitian, prinsip etika penelitian diberikan kepada responden dalam bentuk informed consent yaitu kesediaan yang disadari oleh subjek penelitian (responden) secara sosial. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pegumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument, tetapi menggunakan inisial.

Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, maka responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan penisisan kuesioner.


(38)

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi sebagai alat pengumpulan data dan kuesioner, yaitu dengan cara melakukan pengamatan terhadap lengkapnya sarana dan prasarana, keaktifan kader dan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang termasuk dalam variabel penelitian.

6. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji validitas konten, melibatkan 2 orang ahli dibidang terkait penelitian ini yaitu 1 orang berasal dari Fakultas Keperawatan dan 1 orang berasal dari Puskesmas. Instrument selanjutnya akan diperbaiki berdasarkan saran-saran ahli tersebut.

7. Uji Reabilitas

Setelah uji validitas di perbaiki berdasarkan saran dari ahli uji reabilitas melibatkan 10 orang jumlah sampel penelitian dengan karakteristik yang sama. Penelitian ini menggunakan interrater reability melibatkan 10 Posyandu. Instrument akan di uji cobakan oleh 2 orang rater observer, kemudian hasil pengamatan kedua rater akan dinilai koefesien korelasinya, dimana apabila ditemukan koefisien ≥0,6 maka instrument observasi akan dilakukan oleh peneliti. Analisa menggunakan analisa statistic komputer.

8. Pengumpulan Data

Penelitiana telah dilakukan pada bulan April 2013. Setela mendapatkan izin penelitian dari kepala Puskesmas Nisam, peneliti akan mengadakan


(39)

pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai sampel penelitian, setalah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent), kemudian menjelaskan tujuan penelitian kepada responden. Peneliti mengumpulkan data hasil observasi dengan mewawancarai responden dan observasi keadaan posyandu dengan menggunakan kuesioner.

9. Analisa Data

9.1 Pengolahan data

Menurut Narbuko dan Achmadi (2007) kegiatan–kegiatan dalam pengolahan data meliput i:

a. Pemeriksaan data (editing)

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuan editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai dilakukan terhadap: kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, kejelasan makna jawaban, kesesuaian jawaban, relevansi jawaban, dan keseragaman satuan data. b. Pemberian kode (coding)

Pemberian kode (coding) adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.


(40)

Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel.

9.2Analisa Data

Menurut Notoatmodjo (2005) dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Analisis data dalam penelitian ini meliputi:

Dalam penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi faktor-faktor pelaksanaan Posyandu. Distribusi frekuensi dihitung menurut Budiarto (2002). Rumus yang digunakan adalah:

P

=

� Keterangan:

P = Persentase

f = Frekuensi observasi


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHSAN 5.1Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 12 April sampai dengan 17 Mei 2013 mengenai faktor-faktor pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara di dapat hasil sebagai berikut:

TABEL 5. 1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013

Karakteristik Responden f % Jarak Posyandu

Dekat(0-1Km) Sedang (1,5-2 Km) Jauh (2,5-4 Km)

8 16 8 25 50 25 Tingkat Posyandu Pratama Madya 23 9 72 28 Jumlah kader 5 orang < 5 orang

26 6

81 19

Dari tabel 5.1 hasil anlisa menunjukan sebagian besar responden dalam penelitian ini berada pada jarak posyandu sedang (1,5-2 Km) ke puskesmas Nisam sebanyak 50%. Mayoritas tingkatan Posyandu adalah pratama yaitu 72%. Sebagian besar posyandu memiliki kader 5 orang yaitu 81%.


(42)

1. Keaktifan Kader dan Tenaga Kesehatan

TABEL 5. 2

Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader dan Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Nisam

Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013

No Kategori f %

1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 31 1 0 96 4 0

Jumlah 32 100

Pada tabel 5. 2 dapat dilihat keaktifan kader dan tenaga kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam mayoritasnya baik yaitu 31 Posyandu (96%) sedangkan yang kategori kurang tidak ada.

2. Ketersediaan Dana

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Ketersediaan Dana Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas NisamKabupaten Aceh Utara

Tahun 2013

No Kategori f %

1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 6 1 25 19 3 78

Jumlah 32 100

Pada tabel 5. 3 didapat dilihat bahwa ketersediaan dana dalam pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam adalah mayoritas kurang 25 Posyandu (78%). Kategori cukup hanya 1 Posyandu (3%).


(43)

3. Sarana dan Prasarana

TABEL 5. 4

Distribusi Frekuensi Sarana dan Prasarana dalam pelaksnaan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Nisam

Kabupaten Aceh Utara 2013

No Kategori f %

1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 5 25 2 16 78 6

Jumlah 32 100

Pada tabel 5. 4 menunjukan bahwa sarana dan prasarana dalam pelaksanaan posyandu mayoritasnya berada dalam kategori cukup 25 Posyandu (78%), dan minoritas berada pada kategori kurang 2 Posyandu (6%)

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara di dapatkan mayoritas jarak Posyandu dari Puskesma berjarak sedang 1,5-2km (50%), tingkatan Posyandu persentase tertinggi adalah pratama yaitu 72%. Sebagian besar posyandu memiliki kader 5 orang yaitu 81%.

Penelitian ini menunjukkan keaktifan kader dalam pelaksanaan posyandu didapatkan mayoritasnya baik yaitu 96%. Keaktifan kader mendukung pelaksanaan Posyandu. Dengan adanya pengkaderan yang baik maka SDM kader jadi lebih baik dan kegiatan Posyandu dapat berjalan dengan baik, walaupun banyak kader yang bekerja secara sukarela. Dukungan Kader


(44)

pengkaderan terhadap pelaksanaan Posyandu yang besar, dan kegiatan Posyandu berjalan hal ini dikarenakan kepedulian warga yang cukup tinggi.

Menurut Martimah (2008) dalam Isaura (2011) peranan kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program posyandu. Bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi atau balita (Bawah Lima Tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita.

Menurut Jaladri (2009) Kebutuhan kader ternyata bukan semata bayaran atau pekerjaan, walau hal itu juga diperlukan. Lebih dari itu, kader mempunyai kebutuhan berupa aktualisasi diri di tengah masyarakat dan pemerintahnya. Selain itu kader mempunyai kebutuhan akan kepuasaan pekerjaan. Mereka akan merasa nyaman dalam bekerja jika apa yang dikerjakann mempunyai kontribusi terhadap kemajuan masyarakat disekelilingnya.

Hasil penelitian menunjukan ketersediaan dana untuk pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Nisam adalah kurang (78%). Ketersediaan dana yang dapat menjadi kendala pelaksanaan Posyandu adalah pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan anggraan rutindan dana operasional sangat menurun, sehingga kondisi posyandu menjadi tersendat (Sulistyorini, Pebryanti, dan Proverawati, 2010).

Menurut Evy (2006), ketersediaan dana Posyandu mendukung terhadap pelakanaan Posyandu. Dengan kurangnya pendanaan maka program pokok Posyandu (KIA, KB, Gizi, Imunisasi, penanggulangan diare dan penanggulangan ISPA) tidak dapat berjalan secara baik dan


(45)

berkesinambungan. Penelitian sebelumnya Maqbul (2007), keadaan di lapangan menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab tidak aktifnya posyandu adalah kurangnya pendanaan untuk melaksanakan kegiatan Posyandu.

Hasil penelitian yang telah dilakukan faktor pelaksanaan Posyandu salah satunya sarana prasarana didapatkan mayoritasnya cukup (78%) untuk sarana prasarana sendiri dikatakan baik jika jenis sarana >6 jenis, jumlah sarana >15 buah, alat yang berfungsi >80% dari jumlah sarana yang ada dan status kepemilikan sarana prasarana adalah milik sendiri. Diketahui bahwa sarana prasarana mendukung terhadap pelaksanaan Posyandu, dengan adanya sarana prasarana yang baik maka kegiatan Posyandu dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan (Maqbul, 2007).


(46)

BAB VI PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada 32 Posyandu yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara, maka dapat disimpulkan mengenai faktor-faktor pelaksanaan Posyandu dengan rincian sebagai berikut: 1.1.Faktor pelaksanaan Posyandu dilihat dari keaktifan kader dan tenaga

kesehatan berada pada kategori baik (96%)

1.2.Faktor pelaksanaan Posyandu dilihat dari ketersediaan dana berada pada kategori kurang (78%).

1.3.Faktor Pelaksanaan Posyandu dilihat dari sarana dan prasarana berada pada kategori cukup (78%).

2. Saran

1.1.Pendidikan Kebidanan

Agar meningkatkan ilmu pengetahuan terhadap faktor-faktor pelaksanaan Posyandu, sehingga kegiatan Posyandu dapat berjalan dengan efektif.

1.2.Pelayanan Kesehatan

Untuk Posyandu yang berada berada di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Petugas kesehatan memberikan dukungan dan pelatihan kepada kader, meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, dan ketersediaan dana sehingga proses kegiatan pelayanan kesehatan dapat berjalan secara efektif


(47)

1.3.Penelitian Selanjutnya

Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan sampel yang lebih besar, dan faktor-faktor pelaksanaan Posyandu yang lain.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Ardani. Y, (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan keberhasilan Posyandu Model. Artikel Karya Tulis Ilmiah. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Depkes RI (2009). Perkembangan dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan di Indonesia. Jakarta.

(2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta.

Dipo. D, (2012, 29 Oktober). UNICEF: 40 Persen Anak Indonesia Alami Tumbuh Pendek Gangguan Perkembangan pada Balita Terjadi, karena Tidak Sempurnanya Asupan Nutrisi dalam Seribu Hari Pertama

Kehidupannya. Retrieved from

Evy. S (2006) Penyaluran Dana Operasional Posyandu Masih Tersendat.

Retrievied fro

Karwati, Pujiati. D, Mujiawati. S, (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: CV Trans Info Media.

Khomsan. A, (2012, November 12). Gizi Buruk Sebagai Aib. Retrieved from

Maqbul. P. L (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan Posyandu. Artikel Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Diponegoro. Semarang.

Meilani. N, Setiyawati.N, Estiwadani. D, Sumarah, (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.

Narbuko, C. & Achmadi, A. (2007) Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Notoatmodjo, S. (2005) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan.Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pro-health. (2009) Pengetahuan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. [Internet]. Tersedia dalam:


(49)

Syarifuddin, Theresia, Jomima (2011) Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: CV Trans Info Media.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2008) Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Edisi ke III. Jakarta: CV. Sagung Seto.


(50)

(51)

(52)

(53)

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Judul :Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara

Nama peneliti : Noerma Syahputri Nim : 125102093

Saya adalah mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Posyandu. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan partisipasi ibu dalam memberikan jawaban atas wawancara. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas, informasi yang posyandu yang saya observasi hanya akan digunakan untuk proses penelitian.

Dengan demikian saya mengharapkan kerja sama dan dukungan dari ketua pelaksana Posyandu, serta memberi kesempatan untuk saya melakukan penelitian menanda tangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti ibu menyetujui menjadi penelitian ini. Atas perhatian ibu saya ucapkan terima kasih

Tanda tangan


(54)

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NISAM

KABUPATEN ACEH UTARA

No Responden :

Tanggal :

Nama Posyandu :

A. Keadaan Posyandu Secara Umum

1. Jarak Posyandu ke Puskesmas : 2. Lama Posyandu Berjalan : 3. Tingkat Perkembangan Posyandu :

a. Posyandu Pratama b. Posyandu Madya c. Posyandu Purnama d. Posyandu Mandiri

4. Jumlah kader :

5. Jumlah kunjungan peserta posyandu rata setiap bulan:

B. Keaktifan Kader dan tenaga kesehatan

No. Pernyataan Ya Tidak

Pelaksanaan Posyandu Meja I

1. Kader melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu balita dan ibu hamil.

2. Kader mencatat nama ibu dan balita yang berkunjung ke Posyandu

Meja II

3. Kader melakukan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu


(55)

4. Kader melakukan pencatatan hasil penimbangan balita dan ibu hamil dengan benar

Meja III

5. Kader mencatat hasil penimbangan di dalam kartu KMS

6. Kader mencatat hasil imunisasi di dalam kartu KMS

7. Kader mencatat pemberian kapsul vitamin A di dalam kartu KMS

Meja IV

8. Kader memberikan penyuluhan berdasarkan hasil penimbangan berat badannya naik/tidak naik

9. Kader melakukan konsultasi kepada petugas kesehatan bila menemukan balita sudah 3 (tiga) kali berturut-turut BBnya tidak naik.

10. Pemberian makanan tambahan (PMT)/ oralit/ vitamin A oleh Kader 11. Kader memberikan pelayanan gizi

kepada ibu hamil

12. Kader memberikan tablet besi kepada ibu hamil

13. Memberikan penyuluhan Pada pasangan usia subur (PUS) agar menjadi peserta KB

14. Kader memberikan kondom dan pil KB pada pasangan Usia Subur (PUS)

Meja V

15. Tenaga kesehatan profesional (bidan) memberikan pelayanan KIA

16. Tenaga kesehatan profesional (bidan) memberikan pelayanan KB

17. Tenaga kesehatan profesional (bidan) memberikan pelayanan imunisasi 18. Tenaga kesehatan profesional

memberikan pelayanan pengobatan sesuai dengan kebutuhan.


(56)

C. Ketersediaan dana

No Pernyataan Ya Tidak

1 Pelaksanaan Posyandu didukung dengan anggran rutin

2 Ketersediaan dana didapatkan dari masyarakat 3 Ketersediaan dana di dapatkan dari swasta 4 Ketersediaan dana di dapatkan dari Pemerintah 5 Ketersediaan dana di dapatkan dari hasil usaha

(Kerajinan/Taman Obat Keluarga (Toga)

Jumlah dana yang diperoleh :

D. Sarana dan prasarana

No Pernyataan Ya Tidak

1 Posyandu di buka tepat waktu yaitu pukul 08.00-12.00 WIB

2 Tempat pelaksanaan Posyandu nyaman dan bersih

3. Lokasi Posyandu terletak strategis dekat dengan rumah masyarakat

4. Posyandu memiliki alat ukur dan timbangan 5. Posyandu memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat) 6. Posyandu memiliki buku KIA (Kesehatan Ibu

dan Anak)

7. Menyediakan paket pertolongan gizi vitamin A 8 Menyediakan paket pertolongan gizi tablet Fe 9. Menyediakan vaksin untuk imunisasi

10. Menyediakan alat kontrasepsi: pil, suntik 11. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki buku

pegangan kader

12. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki buku leaflet

13. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki poster-poster kesehatan

14. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki papan flip chart.

15. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki APE (Alat Permainan edukasi) untuk anak-anak.

16. Tempat Pelayanan memiliki meja, kursi, tikar, dll 17. Tempat pelayanan memiliki papan nama

Posyandu


(57)

(58)

(59)

(60)

RIWAYAT HIDUP A. Identitas Pribadi

Nama : Noerma Syahputri

Nim : 125102093

Tempat/Tanggal Lahir : Tambon Tunong, 13 Desember 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Jln. Taruna No. 24 Dusun III Desa Tambon Tunong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara

B. Riwayat Keluarga

Nama Ayah : H. Usman Muhammad Pekerjaan : Karyawan Swasta Nama Ibu : Rasyidah Rasyidin Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln. Taruna No. 24 Dusun III Desa Tambon Tunong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara

C. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1995 - 1996 : TK PT. Pupuk Iskandar Muda 2. Tahun 1996-2002 : SD Negeri Tambon Tunong 3. Tahun 2002 - 2005 : SMP Negeri 1 Dewantara 4. Tahun 2005 - 2008 : SMA Negeri 1 Dewantara

5. Tahun 2008 - 2011 : D-III Akademi Kebidanan Akkes Pemda Aceh Utara

6. Tahun 2012 - 2013 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(1)

4. Kader melakukan pencatatan hasil penimbangan balita dan ibu hamil dengan benar

Meja III

5. Kader mencatat hasil penimbangan di dalam kartu KMS

6. Kader mencatat hasil imunisasi di dalam kartu KMS

7. Kader mencatat pemberian kapsul vitamin A di dalam kartu KMS Meja IV

8. Kader memberikan penyuluhan berdasarkan hasil penimbangan berat badannya naik/tidak naik

9. Kader melakukan konsultasi kepada petugas kesehatan bila menemukan balita sudah 3 (tiga) kali berturut-turut BBnya tidak naik.

10. Pemberian makanan tambahan (PMT)/ oralit/ vitamin A oleh Kader 11. Kader memberikan pelayanan gizi

kepada ibu hamil

12. Kader memberikan tablet besi kepada ibu hamil

13. Memberikan penyuluhan Pada pasangan usia subur (PUS) agar menjadi peserta KB

14. Kader memberikan kondom dan pil KB pada pasangan Usia Subur (PUS) Meja V

15. Tenaga kesehatan profesional (bidan) memberikan pelayanan KIA

16. Tenaga kesehatan profesional (bidan) memberikan pelayanan KB

17. Tenaga kesehatan profesional (bidan) memberikan pelayanan imunisasi 18. Tenaga kesehatan profesional

memberikan pelayanan pengobatan sesuai dengan kebutuhan.


(2)

C. Ketersediaan dana

No Pernyataan Ya Tidak

1 Pelaksanaan Posyandu didukung dengan anggran rutin

2 Ketersediaan dana didapatkan dari masyarakat 3 Ketersediaan dana di dapatkan dari swasta 4 Ketersediaan dana di dapatkan dari Pemerintah 5 Ketersediaan dana di dapatkan dari hasil usaha

(Kerajinan/Taman Obat Keluarga (Toga) Jumlah dana yang diperoleh :

D. Sarana dan prasarana

No Pernyataan Ya Tidak

1 Posyandu di buka tepat waktu yaitu pukul 08.00-12.00 WIB

2 Tempat pelaksanaan Posyandu nyaman dan bersih

3. Lokasi Posyandu terletak strategis dekat dengan rumah masyarakat

4. Posyandu memiliki alat ukur dan timbangan 5. Posyandu memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat) 6. Posyandu memiliki buku KIA (Kesehatan Ibu

dan Anak)

7. Menyediakan paket pertolongan gizi vitamin A 8 Menyediakan paket pertolongan gizi tablet Fe 9. Menyediakan vaksin untuk imunisasi

10. Menyediakan alat kontrasepsi: pil, suntik 11. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki buku

pegangan kader

12. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki buku leaflet

13. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki poster-poster kesehatan

14. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki papan flip chart.

15. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki APE (Alat Permainan edukasi) untuk anak-anak.

16. Tempat Pelayanan memiliki meja, kursi, tikar, dll 17. Tempat pelayanan memiliki papan nama

Posyandu


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP A. Identitas Pribadi

Nama : Noerma Syahputri

Nim : 125102093

Tempat/Tanggal Lahir : Tambon Tunong, 13 Desember 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Jln. Taruna No. 24 Dusun III Desa Tambon Tunong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara

B. Riwayat Keluarga

Nama Ayah : H. Usman Muhammad Pekerjaan : Karyawan Swasta Nama Ibu : Rasyidah Rasyidin Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln. Taruna No. 24 Dusun III Desa Tambon Tunong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara

C. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1995 - 1996 : TK PT. Pupuk Iskandar Muda 2. Tahun 1996-2002 : SD Negeri Tambon Tunong 3. Tahun 2002 - 2005 : SMP Negeri 1 Dewantara 4. Tahun 2005 - 2008 : SMA Negeri 1 Dewantara

5. Tahun 2008 - 2011 : D-III Akademi Kebidanan Akkes Pemda Aceh Utara

6. Tahun 2012 - 2013 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara