Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2013

SKRIPSI

Oleh :

LICHA AYU RIZKI NIM . 111021026

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

LICHA AYU RIZKI NIM . 111021026

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

(4)

ABSTRAK

Cakupan penimbangan balita di posyandu merupakan salah satu indikator tinggi/rendahnya partisipasi masyarakat diposyandu. Banyaknya ibu-ibu yang tidak mengetahui apa saja program-program yang ada di posyandu membuat masyarakat pada umumnya hanya mengetahui bahwa posyandu hanya untuk imunisasi. Di kota Medan cakupan penimbangan balita yang terendah terdapat di wilayah Puskesmas Desa Lalang sebesar 19,03% pada Tahun 2013.

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan tipe explanatory reaserch dan bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel predisposisi, pendukung, dan pendorong terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu PUS yang ada di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang. Pengambilan sampel dilakukan scara simple random sampling dengan menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistic.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden sebanyak 43 responden (43.0%) memanfaatkan posyandu dan sebanyak 57 responden (57,0%) tidak memanfaatkan posyandu. Berdasarkan hasil uji bivariat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel umur (0,003), pendidikan (0,024), pekerjaan (0,002), pendapatan (0,001), pengetahuan (0,001), sikap (0,001), jarak (0,046), persepsi (0,001), kelompok referensi (0,002), dan perilaku petugas (0,005) memiliki hubungan terhadap pemanfaatan posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Desa Lalang, sedangkan berdasarkan uji multivariat variabel sikap mempunyai nilai Exp (B) sebesar 7,437 merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pemanfaatan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepada pengelola posyandu agar memberikan informasi secara menyeluruh baik mengenai program atau manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari pelayanan posyandu. Diharapkan meningkatkan kerjasama antara kader dengan berbagai pihak khususnya dengan tokoh masyarakat dan ibu-ibu PKK dalam kegiatan posyandu dengan pemantauan dan pembinaan dari pihak Puskesmas Desa Lalang.

Kata Kunci : Faktor Predisposisi, Pendukung, Pendorong, Pemanfaatan Posyandu


(5)

ABSTRACT

The coverage of weighing children under five years old at Posyandu (Integrated Service Post) is one of the indicators of the high/low community participations in a Posyandu program. Many mothers do not know what programs are provided by Posyandu. Generally, the community members only know that Posyandu is a place to provide immunizations to children. The lowest coverage of weighing children under five years old in Medan in 2013 was 19.03% which was found in the working area of Puskesmas (Community Health Center) Desa Lalang.

The purpose of this explanatory survey study was to describe the influence of the predisposition, enabling and reinforcing factors on the utilization of Posyandu in the working area of Puskesmas Desa Lalang in 2013. The population of this study was all of the mothers in reproductive age living in the working area of Puskesmas Desa Lalang. The samples for this study were selected through simple random sampling technique. The data were obtained through questionnaire distribution and analyzed through logistic regression tests.

The result of this study showed that of the 100 respondents, 43 (43%) did utilize and 57 (57%) did not utilize the health service provided by Posyandu. The result of bivariate test showed that the variables of age (p = 0.003), education (p = 0.024), occupation (p = 0.002), income (p = 0.001), knowledge (p = 0.001), attitude (p = 0.001), distance (p = 0.046), perception (p = 0.001), reference group (p = 0.002), and behavior of health workers (p = 0.005) had relationship with the utilization of Posyandu available in the working area of Puskesmas (Community Health Center) Desa Lalang. The result of multivariate test showed that the value Exp (B) of the variable of attitude was 7.437 and this was the most influencing factor in the utilization of Posyandu in the working area of Puskesmas Desa Lalang.

The manager of Posyandu is suggested to provide a comprehensive information about the program available or the benefits provided through Posyandu service. The manager is also expected to improve the cooperation between the cadres and various parties especially the public figures and the ladies belong to PKK (Family Welfare Education) group in implementing the Posyandu activities under the monitoring and guidance of Puskesmas Desa Lalang.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Licha Ayu Rizki

Tempat/Tanggal Lahir : Deli Tua/17 September 1989

Agama : Islam

Anak ke : 1 dari 3 Bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Pertahanan Ujung No. 56 Patumbak I Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1995-1996 : TK Yon Armed 2. Tahun 1996-2001 : SD Swasta PAB 22 3. Tahun 2001-2004 : MTs Negeri I Medan 4. Tahun 2004-2007 : SMA Negeri 13 Medan

5. Tahun 2007-2010 : Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan 6. Tahun 2011-2013 : FKM USU


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan karunia–Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penyusunan skripsi ini mulai dari awal hingga akhir penulis banyak memperoleh bimbingan, dukungan, bantuan, saran dan kritik dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Drs.Surya Utama,M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Heldy B.Z., M.P.H, selaku Ketua Depatermen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji yang telah banyak memberikan kritik, saran dan pengarahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu dr. Rusmalawaty, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, bimbingan, pengarahan, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.


(8)

4. Bapak dr. Fauzi, S.K.M, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, bimbingan, pengarahan, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan kritik, saran dan pengarahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu dr. Linda Trimurni Maas, M.P.H, selaku Dosen Pembimbing Akademi yang memberikan bimbingan akademik selama penulis menjalani perkuliahan.

7. Kepala Puskesmas Desa Lalang yang telah memberikan izin serta dukungan moral kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Meta, selaku staf KIA/KB di Puskesmas Desa Lalang yang telah memberikan banyak bimbingan dan dukungan kepada penulis selama melakukan penelitian. 9. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU, terutama Departemen AKK yang telah

memberikan ilmu, bimbingan serta dukungan moral selama perkuliahan.

10. Terkhusus penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang teramat sangat dalam buat kedua orang tua tercinta, Bapak Suharso Priono dan Ibu Sri Rahayu Lestari yang senantiasa tidak henti-hentinya memberikan kasih sayang, do’a serta dukungannya baik moril mupun materil. Kepada kedua adik saya Lucy Okprita dan Mas Bagus Bimantara atas do’a dan dukungannya. Tak lupa penulis juga ingin berterimakasih kepada Dolly Sanjaya SE yang selalu tak henti-hentinya menyemangati penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(9)

11. Buat teman, sahabat, saudara ku Latifah Hanum Harahap yang selalu bersama-sama baik senang maupun susah semasa perkuliahan dan juga selalu menyemangati serta membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-Teman di perkuliahan FKM USU terkhusus untuk Serli yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan Permata Sari Handayani sebagai teman seperjuangan yang terus memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Teman-teman, adik-adik, abang-abang dan kakak-kakak di Departemen AKK : Kak Ati, Kak Tri, Imel, Hotmaidah, Puput , Riska, Nova, Siti Rahma, Anggit, Ridho, dan Pak Sogirin atas dukungan, motivasi, dan pembelajaran selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

14. Teman-teman Rumah 2 PBL Bahorok : Kak Mida, Ida, Moris, Fhadil, Kak Febri, Kak Juli, Winda, Siska, dan Kak Lina atas kebersamaan, dukungan, pembelajaran dan pengalaman yang tidak terlupakan selama proses PBL.

15. Teman-teman Ektensi FKM stambuk 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas pembelajarannya selama masa perkuliahan di FKM USU.

16. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis baik besar maupun kecil yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.


(10)

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan kontribusi dalam kemajuan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Indonesia.

Medan, Januari 2014 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Posyandu ... 10

2.1.1 Tujuan Pokok Posyandu ... 10

2.1.2 Sasaran Posyandu ... 11

2.1.3 Manfaat Posyandu ... 11

2.1.4 Kegiatan Posyandu ... 11

2.1.4.1 Kegiatan yang Dilakukan di Posyandu ... 12

2.1.4.2 Pelaksanaan Kegiatan Balita di Posyandu Menggunakan Sistem 5 (Lima) Meja ... 12

2.1.4.3 Strata Posyandu ... 14

2.2 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 14

2.2.1 Definisi... 14

2.2.2 Perilaku Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 15 2.3 Kerangka Konsep... 19

2.4 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21


(12)

3.3 Populasi dan Sampel ... 21

3.3.1 Populasi ... 21

3.3.2 Sampel ... 21

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.4.1 Data Primer ... 22

3.4.2 Data Sekunder ... 23

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 23

3.5.1 Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 23

3.6 Aspek Pengukuran ... 24

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas ... 24

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat... 28

3.7 Metode Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 30

4.1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang . 30 4.1.1 Letak Geografis ... 30

4.1.2 Data Demografi ... 30

4.1.3 Fasilitas-Fasilitas Penunjang ... 31

4.1.4 Ketenagaan ... 31

4.1.5 Sarana Kesehatan di Puskesmas Desa Lalang ... 32

4.1.6 Gambaran Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang ... 32

4.2 Hasil analisis Univariat ... 33

4.2.1 Faktor Predisposisi ... 33

4.2.1.1 Deskripsi Respoden Berasarkan Umur, Pendikan, Pekerjaan, Pendapatan ... 34

4.2.1.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Posyandu ... 35

4.2.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Sikap... 36

4.2.1.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Persepsi ... 38

4.2.2 Faktor Pendukung ... 40

4.2.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jarak .. 40

4.2.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Kelompok Referensi ... 42


(13)

4.2.3.1 Deskripsi Responden Berdasarkan

Perilaku Petugas Kesatan ... 44

4.2.4 Pemanfaatan Posyandu ... 46

4.3 Analisis Bivariat ... 48

4.3.1 Tabulasi Silang Umur dengan Pemanfaatan Posyandu ... 48

4.3.2 Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Responden Dengan Pemanfaatan Posyandu ... 49

4.3.3 Tabulasi Silang Pekerjaan Responden dengan Pemanfaatan Posyandu ... 50

4.3.4 Tabulasi Silang Pendapatan dengan Pemanfaatan Posyandu ... 51

4.3.5 Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Pemanfaatan Posyandu ... 51

4.3.6 Tabulasi Silang Sikap dengan Pemanfaatan Posyandu ... 52

4.3.7 Tabulasi Silang Persepsi Tentang Pelayanan Posyandu dengan Pemanfaatan Posyandu ... 53

4.3.8 Tabulasi Silang Jarak dengan Pemanfaatan Posyandu ... 54

4.3.9 Tabulasi Silang Kelompok Referensi dengan Pemanfaatan Posyandu ... 54

4.3.10 Tabulasi Silang Perilaku Petugas Kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu ... 55

4.3.11 Ringkasan Hasil Uji Statistik Chi Square ... 56

4.4 Hasil Analisis Multivariat ... 57

BAB V PEMBAHASAN ... 60

5.1 Pengaruh Faktor Predisosisi Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 60

5.1.1 Pengaruh Variabel Umur Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 60

5.1.2 Pengaruh Variabel Pendidikan Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 61

5.1.3 Pengaruh Variabel Pekerjaan Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 62

5.1.4 Pengaruh Variabel Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 63

5.1.5 Pengaruh Variabel Pengetahuan dan Sikap Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 64

5.1.6 Pengaruh Variabel Persepsi Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 66


(14)

5.2 Pengaruh Faktor Enabling Terhadap Pemanfaatan

Posyandu ... 67

5.2.1 Pengaruh Variabel Jarak Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 67

5.2.2 Pengaruh Variabel Kelompok Referensi Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 68

5.3 Pengaruh Faktor Pendorong Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 70

5.3.1 Pengaruh Variabel Perilaku Petugas Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

6.1 Kesimpulan ... 71

6.2 Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Puskesmas Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Jumlah Balita Ditimbang dan Jumlah Posyandu Berdasarkan

Puskesmas Kota Medan Tahun 2013 ... 5

Tabel 4.1 Fasilitas-Fasilitas Penunjang Puskesmas Desa Lalang 2013 ... 31

Tabel 4.2 Distribusi Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013 ... 31

Tabel 4.3 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013 ... 32

Tabel 4.4 Data Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013 ... 32

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan ... 34

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden ... 35

Tabel 4.7 Distribusi Kategori Pengetahuan ... 36

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ... 37

Tabel 4.9 Distribusi Kategori Sikap ... 38

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi ... 39

Tabel 4.11 Distribusi Kategori Persepsi ... 40

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak ... 41

Tabel 4.13 Distribusi Kategori Jarak ... 42

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Referensi ... 43

Tabel 4.15 Distribusi Kategori Kelompok Referensi ... 44

Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Petugas Kesehatan ... 45


(16)

Tabel 4.17 Distribusi Kategori Perilaku Petugas Kesehatan ... 46 Tabel 4.18 Distribusi Responden Terhadap Pemanfaatan Posyandu ... 47 Tabel 4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan

Pelayanan Kesehatan ... 48 Tabel 4.20 Distribusi Tabulasi Silang Umur dengan Pemanfaatan

Posyandu ... 49 Tabel 4.21 Distribusi Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dengan

Pemanfaatan Posuandu ... 50 Tabel 4.22 Distribusi Tabulasi Silang Pekerjaan Responden dengan

Pemanfaatan Posuandu ... 50 Tabel 4.23 Distribusi Tabulasi Silang Pendapatan Responden dengan

Pemanfaatan Posuandu ... 51 Tabel 4.24 Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan Responden dengan

Pemanfaatan Posuandu ... 52 Tabel 4.25 Distribusi Tabulasi Silang Berdasarkan Sikap Responden

dengan Pemanfaatan Posuandu ... 53 Tabel 4.26 Distribusi Tabulasi Silang Persepsi Berdasarkan Tentang

Pelayanan Posyandu Dengan Pemanfaatan Posuandu ... 53 Tabel 4.27 Distribusi Tabulasi Silang Berdasarkan Jarak dengan

Pemanfaatan Posuandu ... 54 Tabel 4.28 Distribusi Tabulasi Silang Berdasarkan Kelompok Referensi

dengan Pemanfaatan Posuandu ... 55 Tabel 4.29 Distribusi Tabulasi Silang Berdasarkan Perilaku Petugas

Kesehatan dengan Pemanfaatan Posuandu ... 56 Tabel 4.30 Hasil Analisis Statistik Antara Variabel Bebas dengan

Variabel Terikan dengan Uji Chi Square ... 56 Tabel 4.31 Hasil Uji Regresi Logistik ... 57


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian... 19


(18)

ABSTRAK

Cakupan penimbangan balita di posyandu merupakan salah satu indikator tinggi/rendahnya partisipasi masyarakat diposyandu. Banyaknya ibu-ibu yang tidak mengetahui apa saja program-program yang ada di posyandu membuat masyarakat pada umumnya hanya mengetahui bahwa posyandu hanya untuk imunisasi. Di kota Medan cakupan penimbangan balita yang terendah terdapat di wilayah Puskesmas Desa Lalang sebesar 19,03% pada Tahun 2013.

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan tipe explanatory reaserch dan bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel predisposisi, pendukung, dan pendorong terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu PUS yang ada di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang. Pengambilan sampel dilakukan scara simple random sampling dengan menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistic.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden sebanyak 43 responden (43.0%) memanfaatkan posyandu dan sebanyak 57 responden (57,0%) tidak memanfaatkan posyandu. Berdasarkan hasil uji bivariat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel umur (0,003), pendidikan (0,024), pekerjaan (0,002), pendapatan (0,001), pengetahuan (0,001), sikap (0,001), jarak (0,046), persepsi (0,001), kelompok referensi (0,002), dan perilaku petugas (0,005) memiliki hubungan terhadap pemanfaatan posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Desa Lalang, sedangkan berdasarkan uji multivariat variabel sikap mempunyai nilai Exp (B) sebesar 7,437 merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pemanfaatan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepada pengelola posyandu agar memberikan informasi secara menyeluruh baik mengenai program atau manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari pelayanan posyandu. Diharapkan meningkatkan kerjasama antara kader dengan berbagai pihak khususnya dengan tokoh masyarakat dan ibu-ibu PKK dalam kegiatan posyandu dengan pemantauan dan pembinaan dari pihak Puskesmas Desa Lalang.

Kata Kunci : Faktor Predisposisi, Pendukung, Pendorong, Pemanfaatan Posyandu


(19)

ABSTRACT

The coverage of weighing children under five years old at Posyandu (Integrated Service Post) is one of the indicators of the high/low community participations in a Posyandu program. Many mothers do not know what programs are provided by Posyandu. Generally, the community members only know that Posyandu is a place to provide immunizations to children. The lowest coverage of weighing children under five years old in Medan in 2013 was 19.03% which was found in the working area of Puskesmas (Community Health Center) Desa Lalang.

The purpose of this explanatory survey study was to describe the influence of the predisposition, enabling and reinforcing factors on the utilization of Posyandu in the working area of Puskesmas Desa Lalang in 2013. The population of this study was all of the mothers in reproductive age living in the working area of Puskesmas Desa Lalang. The samples for this study were selected through simple random sampling technique. The data were obtained through questionnaire distribution and analyzed through logistic regression tests.

The result of this study showed that of the 100 respondents, 43 (43%) did utilize and 57 (57%) did not utilize the health service provided by Posyandu. The result of bivariate test showed that the variables of age (p = 0.003), education (p = 0.024), occupation (p = 0.002), income (p = 0.001), knowledge (p = 0.001), attitude (p = 0.001), distance (p = 0.046), perception (p = 0.001), reference group (p = 0.002), and behavior of health workers (p = 0.005) had relationship with the utilization of Posyandu available in the working area of Puskesmas (Community Health Center) Desa Lalang. The result of multivariate test showed that the value Exp (B) of the variable of attitude was 7.437 and this was the most influencing factor in the utilization of Posyandu in the working area of Puskesmas Desa Lalang.

The manager of Posyandu is suggested to provide a comprehensive information about the program available or the benefits provided through Posyandu service. The manager is also expected to improve the cooperation between the cadres and various parties especially the public figures and the ladies belong to PKK (Family Welfare Education) group in implementing the Posyandu activities under the monitoring and guidance of Puskesmas Desa Lalang.


(20)

Bab I

Pendahuluan

I.I Latar Belakang

Dari penjabaran visi Departemen Kesehatan, maka tujuan yang akan dicapai adalah peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan kesehatan masyarakat, peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target MDGs, pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan. Dalam pelaksanaanya masyarakat harus dapat berperan aktif sejak dimulainya perencanaan kebijakan pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri menjamin terpenuhinya kesehatan dan kesinambungan pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2010)

Fungsi pemerintah lebih ditekankan pada penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana, pembinaan dan penyuluhan, serta penyediaan tenaga kesehatan. Bentuk peran serta masyarakat yang paling dominan dibidang kesehatan saat ini adalah posyandu, yang sudah mampu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta bisa meningkatkan rata-rata umur harapan hidup. Selain itu posyandu juga telah meningkatkan pelayanan kesehatan ibu. Perkembangan terakhir menunjukkan secara kuantitas jumlah posyandu yang ada pada saat ini sudah memadai, namun secara kualitas masih perlu ditingkatkan, misalnya kelengkapan sarana, dan keterampilan kader yang masih rendah yang pada gilirannya akan


(21)

2

berpengaruh terhadap menurunnya status gizi masyarakat, khususnya kelompok rentan yaitu bayi, anak balita, ibu hamil dan menyusui (Depkes RI, 2008). Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2011). Jadi, posyandu adalah suatu bentuk UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) yang kegiatannya sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat (Depkes RI, 2011).

Posyandu adalah merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif dari masyarakat. Masyarakat dapat melakukan peran serta aktif dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat untuk menjadi kader posyandu dan juga peran serta dari ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita dengan melihat perkembangan berat badannya setiap bulan (Depkes RI,2009).

Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan dasar terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, dan Penanggulangan diare kepada masyarakat


(22)

setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti letak geografis dari satu daerah, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan, ataupun jumlah balita yang lebih dari 100 orang, maka dapat dibentuk posyandu baru (Depkes RI,2006).

Pada pelaksanaannya posyandu melayani 5 program prioritas yaitu KB, KIA, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Dari 5 kegiatan tersebut tidak semua kegiatan bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat, khususnya dalam pelayanan antenatal, pelayanan kontrasepsi (kecuali pil dan kondom) dan imunisasi. Oleh sebab itu dalam kegiatan posyandu yang dilakukan 1 bulan sekali tersebut harus ada setidaknya 2 petugas pusksemas untuk memberikan pelayanan teknis dan bimbingan atau pembinaan (Depkes RI, 2010).

Secara kuantitas, perkembangan posyandu sangat menggembirakan, karena disetiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu direncanakan pada Tahun 1984 dari sekitar 90.000 buah posyandu yang tersebar di 40.000 desa, telah meningkat menjadi lebih dari 200.000 buah posyandu yang tersebar di 52.000 desa pada akhir tahun 1988. (Pengertian, pengorganisasian dan penyelenggaraan posyandu)

Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dan bimbingan teknis dari petugas kesehatan. Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu sebanyak 5 orang sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu dengan sistem layanan 5 meja atau 5 langkah kegiatan, yaitu :


(23)

4

1) pendaftaran; 2) Penimbangan; 3) Pencatatan/pengisisan Kartu Menuju Sehat (KMS); 4) Penyuluhan ; 5) Pelayanan kesehatan. ( Depkes RI, 2006)

Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228 kasus pada 2007. Angka kematian bayi menurun dari 70 kematian per 1.000 bayi lahir pada 1986 menjadi 34 pada 2007. Demikian pula angka kematian balita, yang menurun dari 69 kematian per 1.000 kelahiran pada 1993 menjadi 44 pada 2007.

Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal. Namun pada kenyataannya di posyandu warga masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk memantau tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita. ( Willis,2008)

Salah satu indikator keberhasilan berjalannya program posyandu adalah meningkatnya status gizi anak sehingga jumlah anak yang berat badannya tidak naik akan semakin menurun. Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara masalah gizi buruk di Sumatera Utara tahun 2007 prevalensi gizi buruk adalah sebesar 4,4% dan prevalensi gizi kurang 18,8%. Kasus gizi buruk sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkan asalkan si ibu membawa anak ke posyandu setiap bulan sekali untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita sebagai awal deteksi dini (Hasronifathurrahman, 2008).


(24)

Data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) dikutip dari Prasetyo (2006) menunjukkan bahwa terjadi penurunan sebesar 12% terhadap kunjungan posyandu baik oleh ibu dengan balita laki-laki maupun perempuan dalam rentang tahun 1997 hingga 2000. Selain cakupan, kualitas layanan dari posyandu itu sendiri juga menurun yang dengan indikasi adanya 14% penurunan cakupan pemantauan pertumbuhan dari tahun 1997 hingga 2000, serta rendahnya kepemilikan kartu menuju sehat (KMS). Sedangkan pada penelitian tahun 2006 di Posyandu Desa Mendala Kecamatan Sirampong Jawa Tengah di dapatkan adanya penurunan jumlah pengunjung. Sedangkan di daerah kecamatan Natar kabupaten Lampung dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dimulai dari tahun 2006 sampai 2008 diperoleh data masyarakat yang aktif di posyandu pada tahun 2006 adalah 80%, periode 2007 turun menjadi 75 % dan pada tahun 2008 menurun menjadi 65%. Dari kedua daerah tersebut faktor penyebab menurunnya kunjungan hampir sama yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan di posyandu.

Tabel 1.1 Jumlah Balita Ditimbang dan Jumlah Posyandu Berdasarkan Puskesmas Kota Medan Tahun 2011

No Puskesmas Balita yang Ada

Balita yang Ditimbang

% Posyandu

Mandiri

1 Tutungan 6.671 1.506 22,58 15

2 Medan Johor 11.551 4.325 37,44 35

3 Amplas 10.812 8.099 74,91 69


(25)

6

5 Kota Matsum 7.305 2.540 34,77 37

6 Teladan 4.518 2.934 64,94 42

7 Kampung Baru 3.222 1.778 55,18 43

8 Polonia 4.809 2.821 58,66 32

9 PB. Selayang 8.164 4.175 57,75 41

10 Desa Lalang 10.064 1.915 19,03 31

11 Helvetia 12.941 7.387 57,08 55

12 Petisah 4.142 2.088 50,41 30

13 Glugur Kota 5.457 2.111 38,68 17

14 Glugur Darat 8.611 6.424 74,60 81

15 Mandala 11.438 4.182 36,56 39

16 Medan Deli 19.120 9.045 47,31 74

17 Terjun 16.253 6.694 41,19 57

18 Belawan 11.102 8.140 73,32 78

Jumlah 150626 71425 47,41 803

Partisipasi masyarakat di Kecamatan Medan Sunggal terhadap pemanfaatan posyandu dalam hal imunisasi khususnya di Puskesmas Desa Lalang masih sangat rendah, dapat dilihat dari data di profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2012 dimana dari total 10.064 balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas desa Lalang hanya 1.915 (19,03 %) ( Dinkes Kota Medan tahun 2012).


(26)

Kecamatan Medan Sunggal memiliki luas wilayah seluas 1.544 km dan memiliki 6 kelurahan. Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Medan sunggal adalah sebanyak 112.967 penduduk. Dengan jumlah bayi yang berumur 0-4 tahun sebanyak 10.076 dan wanita yang termasuk dalam WUS sebanyak 31.076 orang . Jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang adalah sebanyak 31 posyandu yang termasuk kedalam posyandu tingkat mandiri (Dinkes Kota Medan 2012).

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan Widiastuti dalam pemanfaatan penimbangan balita di posyandu adapun faktor-faktor yang memengaruhi kedatangan ibu ke Posyandu antara lain: penetahuan ibu tentang manfaat posyandu, motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu, pekerjaan ibu, dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat, sarana dan prasarana di posyandu dan jarak dari posyandu.

Salah satu yang menjadi penyebab angka kematian bayi yang masih tinggi adalah kehadiran ibu balita yang masih jarang dalam kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang tepat untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan balita serta dapat meningkatkan status gizi balita (Adisasmito, 2007)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa petugas kesehatan di Puskesmas Desa Lalang diketahui bahwa banyak ibu yang datang ke posyandu pada awal imunisasi membawa bayi/balita mereka ke posyandu, namun pada bulan berikutnya tidak membawa bayi/balita mereka kembali ke posyandu. Pendapat senada


(27)

8

juga dikatakan oleh beberapa ibu-ibu di wilayah Puskesmas Desa Lalang yang di wawancarai penulis bahwa mereka tidak sempat membawa anak mereka dikarenakan mereka bekerja, hal ini menjadi salah satu penyebab kenapa ibu-ibu tersebut tidak membawa balita mereka ke posyandu.

Disisi lain banyak ibu-ibu yang hanya memanfaatkan layanan posyandu hanya untuk imunisasi dan penimbangan balita saja, sedangkan untuk layanan pemeriksaan hamil maupun KB ibu-ibu yang berada di Desa Lalang lebih sering melakukannya di tempat lain selain posyandu. Semakin tingginya pendapatan masyarakat dan semakin banyaknya pelayanan kesehatan swasta membuat masyarakat beralih dari posyandu ke pelayanan kesehatan yang lain sehingga pemanfaatan dari pelayanan posyandu semakin menurun.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis berminat melakukan penelitian yang terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya pemanfaatan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang.

1.2. Perumusan Masalah

Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi rendahnya pemanfaatan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang.


(28)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang telah di dapatkan penulis dari Fakultas Kesehatan Masyarakat.

2. Sebagai bahan masukan kepada seluruh penanggungjawab posyandu di Kota Medan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya kualitas pelayanan posyandu.

3. Sebagai bahan referensi di Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya di bidang Ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Depkes, 2006). Sedangkan menurut Effendi tahun 2002, Posyandu merupakan suatu tempat komunikasi dan pelayanan kesehatan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri yang memliliki nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada.

2.1.1 Tujuan Pokok Posyandu

Adapun tujuan pokok dari posyandu adalah sebagai berikut : 1). Menurunkan angka kematian ibu dan anak, 2).Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, 3).Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS), 4).Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat, 5).Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehaan kepada penduduk berdasarkan letak geografis (Rusmi, 2002).


(30)

2.1.2 Sasaran Posyandu

1) Bayi yang berusia kurang dari 1 tahun 2) Anak balita yang berusia 1-5 tahun 3) Ibu hamil, ibu meneteki, ibu nifas

4) Wanita pasangan usia subur ( Depkes RI, 1986)

2.1.3 Manfaat Posyandu

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan posyandu adalah sebagai berikut : 1) Tiap program dapat mencapai hasil yang optimal walaupun sumber dayanya yang tesedia terbatas dan juga dapat diperoleh hingga ke arah yang lebih baik, 2) Masyarakat dapat memperoleh pelayanan di satu kesempatan dan satu tempat secara bersamaan, 3) Dapat dihindarinya pemborosan waktu, 4) Adanya tingkat partisipasi masyarakat yang mencapai target sesuai yang diharapkan, 5) Cakupan pelayanan dapat diperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya peningkatan kesehatan bayi dan balita serta terwujudnya NKKBS (Depkes RI, 1986).

2.1.4 Kegiatan Posyandu

Kegiatan di Posyandu adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat setempat harus benar-benar berperan serta dalam kegiatan tersebut. Peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu tidak saja dalam bentuk kehadiran sebagai pihak yang meminta pelayanan, tetapi juga yang memberi pelayanan (Depkes RI, 1986).


(31)

12

2.1.4.1 Kegiatan yang dilakukan di Posyandu, meliputi : 1. Pendaftaran

2. Penimbangan anak di bawah lima tahun (balita) 3. Pencatatan hasil penimbangan

4. Imunisasi

5.Pembagian oralit, vitamin A, tablet tambah darah FE, pemberian makanan tambahan.

6. Pengobatan penyakit sederhana, termasuk diare dan ISPA 7. Pelayanan KIA/KB

8. Penyuluhan 9. Rujukan

10. Pelaporan (Depkes RI, 1986).

2.1.4.2 Pelaksanaan kegiatan balita di Posyandu menggunakan sistem 5 (lima) meja yaitu :

1. Meja I : Pendaftaran 1) Pendaftaran

2) Pencatatan bayi/balia 3) Pencatatan ibu hamil 4) Pencatatan ibu menyusui


(32)

2. Meja II : Penimbangan balita. 1) Penimbangan bayi

2) Penimbangan ibu hamil

3. Meja III : Pengisian kartu menuju sehat (KMS)

Mengisi KMS dengan hasil dari kegiaan yang telah dilakukan 4. Meja IV : Penyuluhan kesehatan

1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan.

2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.

3) Memberikan rujukan ke puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil dan menyusui.

4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu, misalnya pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit, dan sebagainya.

5. Meja V : Pelayanan kesehatan 1) Pelayanan imunisasi

2) Pelayanan Keluarga Berencana (KB) 3) Pengobatan

4) Pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya (Depkes RI, 1986).


(33)

14

2.1.4.3 Strata Posyandu

1. Posyandu pratama (warna merah)

Posyandu pratama adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.

2. Posyandu madya (warna kuning)

Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali/ tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, akan tetapi cakupan program utama masih rendah yaitu 50%.

3. Posyandu purnama (warna hijau)

Posyandu purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 x/tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan sudah ada dana sehat yang masih sederhana.

4. Posyandu mandiri (warna biru)

Posyandu mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% kepala keluarga (Depkes RI, 2006).

2.2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 2.2.1 Definisi

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber belajar (Seels and Richey, 1994).Menurut Levey dan Loomba (1973) yang dikutip dalam Setiawan


(34)

Dimas, Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi secara harfia pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dimaknai sebagai aktivitas atau proses dalam menggunakan suatu sarana yang dikelola secara bersma-sama maupun individual yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

2.2.2 Perilaku dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Menurut Skiner dalam Notoatmodjo (2010), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus−organisme−respons dan untuk respons itu sendiri Skiner membaginya menjadi dua jenis yaitu prilaku tertutup dan terbuka.

Teori skiner tersebut menjelaskan perilaku yang ada didalam masyarakat dalam mengatasi penyakitnya. Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit, dan tidak merasakan sakit (disease but not illness) tentu tidak akan bertindak apa-apa terhadap penyakit tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam prilaku dan usaha. Persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit tidak sama dengan persepsi tenaga kesehatan mengenai konsep sehat-sakit itu sendiri, dan persepsi sehat-sakit


(35)

16

masyarakat erat hubungannya dengan prilaku pencarian pengobatan. (Notoatmodjo, 2010)

Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2010) ada beberapa model-model dari alasan penggunaan atau determinan-determinan penggunaan pelayanan kesehatan. Model- model tersebut meliput i:

1. Model Demografi (Kependudukan)

Menurut model ini penggunaan pelayanan kesehatan sangat bergantung pada usia, jenis kelamin, status perkawinan, besarnya keluarga dan sebagainya. Derajat kesehatan, derajat kesakitan dan pemanfaatan kesehatan sangat tergantung pada variabel demografis.

2. Model Struktur Sosial (Social Structural Model)

Model ini mengungkapkan bahwa faktor pendidikan, pekerjaan, kebangsaan, gaya hidup serta kedudukan sosial individu dalam masyarakat memberikan pengaruh terhadap pola pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penggunaan pelayanan kesehatan dipandang sebagai satu gaya hidup .

3. Model Sosial Psikologis (Psychological Models)

Model ini memakai tipe variabel ukuran dari sikap dan keyakinan individu menyangkut sosial psikologis dari individu itu sendiri yang terdiri dari: (a) Kerentanan terhadap penyakit, (b) Pemahaman secara keseluruhan tentang penyakit (c) Keuntungan yang diharapkan dari pengambilan tindakan dalam menghadapi penyakit dan, (d) kesiapan tindakan individu


(36)

4. Model sumber keluarga ( family resources models)

Dalam model ini variable pendapatan keluarga, cakupan asuransi keluarga dan pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga. Model sumber keluarga menekankan pada kesanggupan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anggotanya.

5. Model Sumber Daya Masyarakat

Model ini memfokuskan perhatian pada penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-sumber dalam masyarakat. Model sumber daya masyarakat memindahkan pelayanan pada tingkat individu atau keluarga pada tingkat masyarakat.

6. Model Organisasi (organization model)

Dalam Model ini variable yang dipakai adalah pencerminan perbedaan bentuk-bentuk system pelayanan kesehatan. Variabel yang digunakan meliputi; (a) Gaya (style) praktek pengobatan (sendiri, rekanan atau kelompok), (b) Sifat (nature) dari pelayanan (membayar langsung atau tidak), (c) Letak pelayanan (tempat pribadi, rumah sakit, klinik), (d) Petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter, perawat, dsb).

7. Model system kesehatan

Keenam kategori model penggunaan pelayanan fasilitas kesehatan tidak begitu terpisah, artinya model system kesehatan mengintegrasikan keenam model terdahulu. Oleh sebab itu faktor demografi, cirri-ciri struktur sosial, sikap dan keyakinan individu atau keluarga, sumber-sumber dalam masyarakat dan organisasi pelayanan kesehatan digunakan secara bersama dengan faktor yang


(37)

18

berhubungan dengan kebijakan dan struktur ekonomi masyarakat yang lebih luas (Negara).

Semua model yang ada kemudian di kategorikan oleh Lawrence Green menjadi 3 kategori utama kecendrungan dalam menggunakan pelayanan kesehatan yaitu: 1. Karakteristik Predisposisi (Predisposing characteristics)

Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan bahwa setiap individu memiliki kecendrungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda- beda. Dan hal itu disebabkan oleh karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam: (a) Ciri-ciri demografi, (b) Struktur Sosial, (c) Manfaat-manfaat kesehatan, hal ini lebih mengarah pada tingkat kepercayaan dari pengguna pelayanan kesehatan tersebut.

2. Karakteristik Pendukung (Enabling characteristics)

Karakteristik ini menjelaskan bahwa sesorang yang memiliki karakteristik secara predisposisi tetap tidak akan menggunakan jenis pelayanan kesehatan tersebut bila tidak adanya karakteristik pendukung, yang meliputi kemampuan konsumen untuk membayar dan, ketersediaan sumber daya manusia.

3. Karakteristik Pendorong (Renforcing characteristics)

Karakteristik ini menjelaskan bahwa salah satu yang menjadi faktor untuk menentukan pelayanan kesehatan tersebut diminati atau tidak oleh masyarakat dilihat dari sikap dan perilaku petugas kesehatan yang merupakan kelompok referensi dari periaku masyarakat.


(38)

2.3 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

faktor

Gambar 2.1 kerangka konsep penelitian Predisposisi

- Pendidikan - Umur - Pekerjaan - Pendapatan - Pengetahuan - Sikap

- Persepsi tentang pelayanan di posyandu

Pendukung

- Jarak posyandu - Kelompok referensi

Pemanfaatan posyandu

Pendorong

- Perilaku petugas kesehatan


(39)

20

2.4 Hipotesis

Dari gambar kerangka konsep diatas, maka hipotesis penelitian ini terdapat pengaruh faktor predisposisi (meliputi pendidikan, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap, persepsi tentang pelayanan di posyandu) dan faktor pemungkin (meliput i jarak posyandu dan kelompok referensi) dan faktor pendorong (sikap petugas kesehatan), terhadap efektivitas pemanfaatan pelayanan posyandu di wilayah kerja puskesmas Desa Lalang 2013.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah survey dengan tipe explanatory research (penelitian penjelasan) yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis (Singarimbun, 1995).

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di 31 posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang dan dilaksanakan pada bulan Juni 2013. Adapun dasar pertimbangan penentuan lokasi penelitian adalah karena cakupan penimbangan balita yang paling rendah di antara puskesmas-puskesmas lainnya yang ada di kota Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang berada pada kelompok Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada di wilayah kerja puskesmas Desa Lalang baik yang memiliki balita maupun tidak memiliki balita.

3.3.2 Sampel

Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu PUS yang memiliki balita maupun tidak dan terdaftar di posyandu dan memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) di Wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang. Pengambilan sampel nantinya akan dilakukan dengan cara simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampling


(41)

22

dimana sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Hasil dari sampling tersebut memiliki sifat yang objektif (Singarimbun, 1995).

Besarnya sampel yang akan diteliti dihitung dengan mengunakan rumus:

�= �

�+� (��) N = populasi

n = sampel

d = presisi absolut yang di inginkan (0.1) n = 31076

1+31076 ( 0.12) =

311,76 31076

= 99,679 ≈100

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini didapat melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner pada sampel ibu-ibu yang memiliki balita di posyandu pada wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang.


(42)

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari laporan- laporan masing-masing posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang. 3.5 Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 1. Faktor Predisposisi

a. Pendidikan, pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang berhasil ditamatkan oleh responden berdasarkan ijazah terakhir.

b. Umur adalah lamanya waktu perjalanan hidup responden yang dihitung sejak ia lahir sampai pada batas waktu penelitian, dinyatakan dalam satuan tahun sesuai dengan pernyataan responden.

c. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan responden secara tetap untuk menghasilkan uang.

d. Pendapatan adalah jumlah penghasilan keluarga baik responden maupun kepala keluarga yang dihitung dalam satu bulan. Pendapatan dibagi 2 kategori berdasarkan upah minimum regional 2013 Sumatera Utara Tahun 2013 yaitu Rp. 1.350.000

a. < UMR b. ≥ UMR

e. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang posyandu.


(43)

24

f. Sikap adalah tanggapan responden terhadap pentingnya pemanfaatan pelayanan posyandu.

g. Persepsi tentang pelayanan di posyandu adalah pendapat responden tentang pelayanan yang diperoleh dari petugas kesehatan di posyandu.

2. Faktor Pendukung

a. Jarak posyandu adalah jarak tempat tinggal yang ditempuh oleh responden untuk sampai ke posyandu.

b. Kelompok referensi adalah orang-orang yang memengaruhi responden dalam memanfaatkan pelayanan posyandu.

3. Faktor Pendorong

a. Bidan adalah orang yang bertanggung jawab memberikan tindakan medis kepada balita yang berada di posyandu

b. Kader adalah orang yang berperan secara aktif dalam menjalankan kegiatan posyandu

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas

Pengukuran variabel independen yang meliputi pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap, jarak posyandu, persepsi pelayanan di posyandu, sumber informasi, kelompok referensi, dan persepsi sakit adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan


(44)

1) Rendah, jika responden tamat SLTP dan SLTA 2) Tinggi, jika responden tamat DIII/ S1

2.Umur

Pengukuran variabel umur didasarkan pada skala interval dengan kategori : 1) <20 - >35 tahun

2) 20 - 35 tahun 3. Pekerjaan

Pengukuran variabel pekerjaan didasarkan pada skala nominal dengan kategori: 1) Bekerja

2) Tidak Bekerja 4.Pendapatan

Pengukuran variabel pendapatan didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: 1) < Rp. 1.350.000,-

2) >Rp. 1.350.000,- 5.Pengetahuan

Pengukuran variabel pengetahuan didasarkan pada skala interval dengan memberikan jawaban kuesioner yang telah diberi bobot, dimana pengetahuan diukur melalui 5 pernyataan dengan menggunakan skala Guttman. Dimana jawaban yang didapat merupakan jawaban tegas (Sugiyono, 2010). Total skor adalah 10, selanjutnya di kategorikan menjadi 3 yaitu:

Bedasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :


(45)

26

2) Tidak baik, apabila jawaban responden benar <75% atau memiliki skor <7) 6.Sikap

Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala interval dengan memberikan jawaban kuesioner yang telah diberi bobot. Sikap diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Dimana jawaban yang didapat merupakan jawaban tegas (Sugiyono, 2010). Total skor adalah 10, selanjutnya di kategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Jawaban setuju diberi nilai 2 2) Jawaban tidak setuju diberi nilai 1

Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :

a) Baik, apabila jawaban responden benar ≥75% atau memiliki skor 8-10 b) Tidak baik, apabila jawaban responden benar <75% atau memiliki skor <7 6.Jarak posyandu

Pengukuran variabel ini didasarkan pada skala ordinal dengan memberikan jawaban kuesioner yang telah diberi bobot. Jarak diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Dimana jawaban yang didapat merupakan jawaban tegas (Sugiyono, 2010). Total skor adalah 10, selanjutnya di kategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Jawaban ya diberi nilai 2 2) Jawaban tidak diberi nilai 1


(46)

Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :

a) Mudah, apabila jawaban responden benar ≥75% atau memiliki skor 8-10 b) Sulit, apabila jawaban responden benar <75% atau memiliki skor <7 7. Persepsi pelayanan di posyandu

Pengukuran variabel ini didasarkan pada skala ordinal dengan memberikan jawaban kuesioner yang telah diberi bobot. Persepsi pelayanan di puskesmas diukur melalui 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Dimana jawaban yang didapat merupakan jawaban tegas (Sugiyono, 2010). Total skor adalah 20, selanjutnya di kategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Jawaban setuju diberi nilai 2 2) Jawaban tidak setuju diberi nilai 1

Bedasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :

a) Baik, apabila jawaban responden benar ≥75% atau memiliki skor 14 - 20 b) Tidak baik, apabila jawaban responden benar <75% atau memiliki skor <7 8. Kelompok referensi

Pengukuran variabel ini didasarkan pada skala ordinal dengan memberikan jawaban kuesioner yang telah diberi bobot. Kelompok referensi di posyandu diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Dimana jawaban yang didapat merupakan jawaban tegas (Sugiyono, 2010). Total skor adalah 10, selanjutnya di kategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Jawaban ya diberi nilai 2 2) Jawaban tidak diberi nilai 1


(47)

28

Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :

a) Baik, apabila jawaban responden benar ≥75% atau memiliki skor 8 - 10 b) Kurang, apabila jawaban responden benar <75% atau memiliki skor < 7 9. Perilaku petugas kesehatan

Pengukuran variabel ini didasarkan pada skala nominal dengan memberikan jawaban kuesioner yang telah diberi bobot. Perilaku petugas kessehatan diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Dimana jawaban yang didapat merupakan jawaban tegas (Sugiyono, 2010). Total skor adalah 10, selanjutnya di kategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Jawaban setuju diberi nilai 2 2) Jawaban tidak setuju diberi nilai 1

Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :

a) Baik, apabila jawaban responden benar ≥75% atau memiliki skor 8-10 b) Tidak baik, apabila jawaban responden benar <75% atau memiliki skor <7 3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat

Pengukuran variabel terikat yaitu tindakan terhadap posyandu di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang yaitu memanfaatkan dan tidak memanfaatkan, yang diukur melalui 5 pertanyaan dengan didasarkan skala nominal dan menggunakan pengukuran skala Guttman. Total skor adalah 10, selanjutnya di kategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Jawaban iya diberi nilai 2 2) Jawaban tidak diberi nilai 1


(48)

Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :

a) Memanfaatkan, apabila jawaban responden benar ≥ 75% atau memiliki skor 8-10

b) Tidak memanfaatkan, apabila jawaban responden benar <75% atau memiliki skor <7

3.7 Metode Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa regresi logistik ganda pada α = 0.05, dengan alasan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (faktor predisposisi, faktor pendukung dan kebutuhan) dan variabel terikat (pemanfaatan posyandu).

Uji regresi logistik ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan satu variabel terikat yang bersifat dikotomus. Tujuannya adalah untuk mendapatkan model yang paling baik dan sederhana yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Rumus regresi logistik ganda y = β0 + β1X1 + β2X2 + … + βiXi Keterangan :

y = Variabel terikat β = Koefisien regresi X = Variabel bebas


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilyah Kerja Puskesmas Desa Lalang 4.1.1 Letak Geografis

Puskesmas Desa Lalang adalah salah satu dari 39 puskesmas yang ada di Kota Medan. Puskesmas ini didirikan pada tahun 1982 dan diresmikan oleh Walikota Medan pada 18 Desember 1982. Kondisi geografi dari Puskesmas Desa Lalang terletak di daerah perkotaan dimana jalan menuju puskesmas ini seluruhnya telah diaspal dan banyaknya sarana transportasi yang lalu-lalang sehingga mempermudah masyarakat untuk menuju lokasi puskesmas.

Puskesmas Desa Lalang terletak di jalan Binjai km 7,5 Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal, Kota Madya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang adalah 409 H yang terdiri dari 2 Kelurahan dan 5 Lingkungan dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Cinta Damai. 2. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sei Sikambing B 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Lalang

4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Simpang Tanjung 4.1.2 Data Demografi

Secara administratif jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang berdasarkan data yang dimiliki Puskesmas Desa Lalang untuk tahun 2011 berjumlah 42.120 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 10752 KK.


(50)

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 21.408 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 20.712 jiwa.

4.1.3 Fasilitas - Fasilitas Penunjang

Sesuai dengan keadaan geografis dalam wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang, Puskesmas Desa Lalang memiliki fasilitas-fasilitas penunjang yang bertujuan agar mempermudah masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan sehingga jangkauan pelayanan lebih merata dan meluas. Fasilitas-fasilitas penunjang tersebut dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Fasilitas-fasilitas Penujnang Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013

No Fasiltas Penunjang Jumlah (unit)

1 Ambulance 1

2 Roda dua 4

Jumlah 5

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Desa Lalang Bulan September Tahun 2013

4.1.4 Ketenagaan

Jumlah tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang sesuai jenjang pendidikan, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013

NO

Pendidikan Jumlah

1 Sl kedokteran umum 4

2 Sl kedokteran gigi 2

3 Sl kes mas 6

4 D3 keperawatan 5

5 Bidan 2

6 D3 kebidanan 3

7 SPK 3

8 Perawat gigi 1


(51)

32

10 D4 Gizi 1

11 SPG 1

12 D3 Gizi 1

Total 25

Sumber : laporan Profil Puskesmas Desa Lalang Bulan September Tahun 2013

4.1.5 Sarana Kesehatan di Puskesmas Desa lalang

Untuk menunjang kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat di Pusesmas Desa Lalang maka sarana yang tersedia di Puskesmas Desa Lalang dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Sarana Kesehatan di Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Ruang Poli Umum 2 buah

2 Ruang Tunggu 1 buah

3 Ruang poli Gigi dan Mulut 1 buah

4 Ruang Lab 1 buah

5 Ruang Apotek 1 buah

6 Ruang KIA/KB/Gizi/Imunisasi 1 buah 7 Ruang TB/Diare/Kamar Suntik 1 buah

8 Kamar Mandi 2 buah

9 Gedung Obat 1 buah

Sumber: Laporan Profil Puskesmas Desa Lalang Bulan September Tahun 2013

4.1.6 Gambaran Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang

Puskesmas Desa Lalang memiliki posyandu degan jumlah 31 posyandu. Dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Data Jumlah Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013

No. Kelurahan Jenis Posyandu

Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah

1. Desa Lalang - - 12 - 12

2. Sei Sikambing - - 19 - 19

Jumlah - - 31 - 31


(52)

Kegiatan posyandu dilaksanakan di masing-masing posyandu setiap bulan. Jadwal kegiatan posyandu ditentukan sesuai oleh petugas kesehatan yang dilaksanakan pada pagi sampai siang hari. Kegiatan posyandu dilaksanakan di rumah warga yang telah disepakati untuk dijadikan tempat posyandu. Kegiatan posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang didukung dengan adanya sarana dan prasarana seperti meja dan kursi, timbangan, obat dan lain-lain.

4.2 Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabel distribusi meliputi: faktor predisposisi (pendidikan, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap, persepsi tentang pelayanan di posyandu), faktor pendukung (jarak posyandu, kelompok referensi), faktor pendorong (perilaku petugas kesehatan) dan pemanfaatan posyandu. 4.2.1 Faktor Predisposisi

Responden dalam penelitian ini adalah wanita yang berada pada kelompok pasangan usia subur (PUS) baik yang memiliki balita maupun yang tidak memiliki balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013 yang telah menjadi sampel dalam penelitian ini berdasarkan metode Random Sampling sebanyak 100 orang. Faktor predisposisi dalam penelitian ini meliputi: Umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap dan persepsi tentang pelayanan posyandu.


(53)

34

4.2.1.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan.

Hasil penelitian menunjukkan umur responden yang terbanyak terdapat pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 75 responnden ( 75,0%). Status pendidikan responden tertinggi adalah SMA sebanyak 82 responden (82,0%), satus pekerjaan responden tertinggi berada dalam kelompok tidak bekerja sebanyak 63 responden (63,0%). Sedangkan pendapatan reponden yang terbanyak adalah pendapatan yang lebih dari Upah Minimum Regional 2013 di Sumatera Utara adalah sebanyak 55 responden (55,0%) .Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan

Pendapatan

No Variabel Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Umur (Tahun)

<20 - >35 tahun 25 25.0

20-35 tahun 75 75.0

Jumlah 100 100

2 Pendidikan

SMP 3 3.0

SMA 82 82.0

PT 15 15.0

Jumlah 100 100.0

3 Pekerjaan

Bekerja 37 37.0

Tidak Bekerja 63 63.0

Jumlah 100 100

4 Pendapatan

<UMK 1.350.000 45 45.0

≥UMK 1.350.000 55 55.0


(54)

4.2.1.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Posyandu Pengetahuan responden mengenai posyandu dilihat dari 5 pertanyaan dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengetahui bahwa posyandu bertujuan untuk meningkatkan kesehatan adalah sebesar 90 responden (90,0%). Responden yang mengetahui bahwa di posyandu ada pelayanan KB sebesar 91 responden (91,0%). Responden yang mengetahui tentang adanya pemeriksaan kehamilan di posyandu 89 responden (89,0%). Responden yang mengetahui bahwa di posyandu ada pemberian makanan tambahan sebesar 93 responden (93,0%), dan respoden yang mengetahui di posyandu dapat dilakukan penanggulangan penyakit diare sebesar 52 responden (52,0%). Secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden No Uraian Jawaban tentang

Pengetahuan Posyandu Frekuensi (f) Persentase (%)

1

Posyandu adalah salah satu unit pelayanan kesehatan

masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan.

a. Tahu 90 90.0

b. Tidak Tahu 10 10.0

Jumlah 100 100

2 Di posyandu ada pelayanan KB

a. Tahu 91 91.0

b. Tidak Tahu 9 9.0

Jumlah 100 100

3 Di posyandu dapat memeriksakan kehamilan

a. Tahu 89 89.0

b. Tidak Tahu 11 11.0


(55)

36

4 Di posyandu akan mendapatkan makanan tambahan untuk balita

a. Tahu 93 93.0

b. Tidak Tahu 7 7.0

Jumlah 100 100

5 Di posyandu dapat dilakukan penanggulangan penyakit diare

a. Tahu 52 52.0

b. Tidak Tahu 48 48.0

Jumlah 100 100

Berdasarkan hasil distribusi pengetahuan, setelah dilakukan pengolahan data maka pengetahuan responden tentang posyandu dikategorikan baik sebesar 66,0% dan yang dikategorikan tidak baik sebesar 34,0%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Kategori Pengetahuan

No Pengetahuan

Posyandu Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Baik 66 66.0

2 Tidak Baik 34 34.0

Jumlah 100 100

4.2.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Sikap

Sikap responden terhadap pemanfaatan posyandu dinilai dari 5 pertanyaan dan berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden yang memanfaatkan posyandu sebesar 38 responden (38,0%) dan yang tidak memanfaatkan sebesar 62 responden (62,0%). Sebesar 63 responden (63,0%) menyarankan tetangga atau kerabat untuk memanfaatkan layanan posyandu, sedangkan yang tidak menyarankan tetangga


(56)

ataupun kerabat untuk memanfaatkan layanan posyandu sebesar 37 responden (37,0%). Sebesar 77 responden (77,0%) menyatakan selalu datang ke posyandu setiap kali jadwal posyandu sedangkan 23 responden (23,0%) menyatakan tidak selalu datang keposyandu apabila jadwal posyandu.

Responden yang selalu memeriksakan kehamilan di posyandu sebesar 22 responden (22,0%), sedangkan sebanyak 78 responden (78,0%) menyatakan tidak memeriksakan kehamilannya di posyandu. Sebesar 85 responden (85,0%) menyatakan bahwa posyandu mudah dijangkau dan sebesar 15 responden (15,0%) menyatakan posyandu sulit dijangkau dari tempat tinggal responden, secara rinci dapat di lihat pada Tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap No

Uraian Jawaban tentang Sikap Pemanfaatan

Posyandu

Frekuensi

(f) Persentase (%) 1 Saya selalu memanfaatkan

pelayanan

a. Ya 38 38.0

b. Tidak 62 62.0

Jumlah 100 100

2

Saya menyarankan keluarga, tetangga atau kerabat untuk memanfaatkan layanan posyandu dari pada praktek swasta

a. Ya 63 63.0

b. Tidak 37 37.0

Jumlah 100 100

3 Saya selalu datang ke posyandu setiap kali jadwal posyandu

a. Ya 77 77.0

b. Tidak 23 23.0


(57)

38

4 Saya selalu memeriksakan kehamilan di posyandu

a. Ya 22 22.0

b. Tidak 78 78.0

Jumlah 100 100

5 Posyandu mudah dijangkau

a. Ya 85 85.0

b. Tidak 15 15.0

Jumlah 100 100

Berdasarkan hasil distribusi variabel sikap, setelah dilakukan pengolahan data maka sikap terhadap pemenfaatan pelayanan posyandu secara umum dikategorikan baik sebesar 69 responden (69,0%) dan yang dikategorikan tidak baik sebesar 31 responden (31,0%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

4.9 Distribusi Kategori Sikap No Sikap Pemanfaatan

Posyandu Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Baik 69 69.0

2 Tidak Baik 31 31.0

Jumlah 100 100

4.2.1.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Persepsi

Persepsi responden terhadap pelayan posyandu dinilai dari 5 pertanyaan dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 100 responden yang menjawab setuju terhadap pelayanan posyandu yang tepat waktu sebanyak 93 responden (93,0%), dan yang tidak setuju sebesar 7 responden (7,0%). Responden yang setuju bahwa pelayanan bidan di posyandu baik sebesar 90 responden (90,0%), dan yang tidak setuju sebesar 10 responden (10,0%). Responden yang setuju dengan pelayanan kader


(58)

di posyandu baik sebesar 89 responden (89,0%) dan yang tidak setuju sebesar 11 responden (11,0%). Responden yang menyatakan setuju bahwa imunisasi di posyandu tidak menimbukan efek samping yang berlebihan sebesar 98 responden (98,0%), sedangkan yang tidak setuju sebesar 2 responden (2,0%). Responden yang menyatakan setuju bahwa pelayanan di posyandu lengkap terdapat 98 responden yang setuju (98,0%) dan yang menyatakan tidak setuju sebesar 2 responden (2,0%), secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi

No Uraian Jawaban tentang Persepsi

Pelayanan Posyandu Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Pelayanan posyandu ini tepat waktu

a. Setuju 93 93.0

b. Tidak Setuju 7 7.0

Jumlah 100 100

2 Pelayanan bidan di posyandu ini baik

a. Setuju 90 90.0

b. Tidak Setuju 10 10.0

Jumlah 100 100

3 Pelayanan kader di posyandu ini baik

a. Setuju 89 89.0

b. Tidak Setuju 11 11.0

Jumlah 100 100

4

Pelayanan imunisasi di posyandu ini tidak menimbulkan efek samping yang berlebihan

a. Setuju 98 98.0

b. Tidak Setuju 2 2.0

Jumlah 100 100

5 Pelayanan di posyandu ini lengkap

a. Setuju 98 98.0

b. Tidak Setuju 2 2.0


(59)

40

Berdasrkan hasil distribusi variabel persepsi, setelah dilakukan pengolahan data maka persepsi responden terhadap layanan posyandu secara umum dikategorikan baik sebesar 61,0% dan yang dikategorikan tidak baik sebesar 39,0%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Kategori Persepsi No Persepsi Pelayanan

Posyandu Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Baik 61 61.0

2 Tidak Baik 39 39.0

Jumlah 100 100

4.2.2 Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah faktor-faktor yang mendukung responden dalam memanfaatkan pelayanan posyandu. Faktor pendukung dalam penelitian ini adalah jarak posyandu dan sumber informasi tentang posyandu.

4.2.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jarak

Indikator pada variabel jarak dibagi dalam 5 pertanyaan. Sebesar 85 responden (85,0%) menyatakan bahwa posyandu dekat dari rumah. Responden yang menyatakan bahwa mudah untuk sampai ke posyandu sebesar 85 responden (85,0%). Sebesar 92 responden (92,0%) menyatakan jalan dalam kondisi baik dan 8 responden (8,0%) menyatakan jalan dalam keadaan tidak baik. Sebesar 86 responden (86,0%) menyatakan bahwa untuk sampai ke posyandu tidak memerlukan biaya, sedangkan sebanyak 14 responden (14,0%) menyatakan bahwa mereka memerlukan biaya untuk datang ke posyandu baik untuk ongkos angkutan umum maupun biaya untuk membeli minyak kereta.


(60)

Responden yang akan tetap memilih memanfaatkan pelayanan posyandu sementara ada praktek bidan swasta yang lebih dekat sebesar 89 responden (89,0%), sedangkan responden yang tidak memanfaatkan posyandu dikarenakan ada praktek bidan yang lebih dekat sebanyak 11 responden (11,0%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak No Uraian Jawaban tentang

Jarak Posyandu Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Apakah posyandu ini dekat

dari rumah ?

a. Ya 85 85.0

b. Tidak 15 15.0

Jumlah 100 100

2 Apakah anda mudah untuk sampai ke posyandu ini ?

a. Ya 85 85.0

b. Tidak 15 15.0

Jumlah 100 100

3 Apakah kondisi jalan dalam keadaan baik ?

a. Ya 92 92.0

b. Tidak 8 8.0

Jumlah 100 100

4

Apakah untuk datang ke posyandu ini anda tidak memerlukan biaya?

a. Ya 14 14.0

b. Tidak 86 86.0

Jumlah 100 100

5

Apakah anda memilih untuk memanfaatkan pelayanan posyandu ini sementara ada praktek bidan swasta yang berjarak lebih dekat?

a. Ya 89 89.0

b. Tidak 11 11.0


(61)

42

Berdasarkan hasil distribusi variabel jarak, setelah dilakukan pengolahan data maka jarak yang ditempuh untuk menuju posyandu secara umum dikategorikan mudah yaitu sebesar 49,0% dan yang dikategorikan sulit sebesar 51,0%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Distribusi Kategori Jarak No

Jarak

Jumlah

(Jiwa) Persentase (%)

1 Mudah 49 49.0

2 Sulit 51 51.0

Jumlah 100 100

4.2.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah orang–orang yang mampu memengaruhi keputusan, pengetahuan atau pendapat responden yang didasari oleh pengalaman yang pernah dialami oleh kelompok referensi saat memanfaatkan pelayanan posyandu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang datang ke posyandu setelah melihat teman atau tetangga untuk memafaatkan pelayanan posyandu sebesar 91 responden (91,0%) dan yang menjawab tidak sebanyak 9 responden (9,0%). Responden yang pernah diajak untuk imunisasi ketempat lain sebanyak 5 responden (5,0%) sedangkan yang tidak sebanyak 95 responden (95,0%). Sebesar 90 responden (90,0%) datang ke posyandu atas saran teman. Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa responden datang ke posyandu ini untuk melakukan kegiatan KB atas saran keluarga sebesar 6 responden (6,0%) dan sebesar 94 responden (94,0%) datang ke posyandu untuk KB atas saran sendiri. Sebanyak 52 responden (52,0%) menjawab


(62)

datang ke posyandu karena keluarga atau tetangga ada yang menjadi kader sebanyak 52 responden (52,0%) dan yang menjawab tidak 48 responden (48,0%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Referensi

No Uraian Jawaban tentang Kelompok

Refrensi Frekuensi (f) Persentase (%)

1

Datang ke posyandu setelah melihat teman atau tetangga untuk memafaatkan pelayanan posyandu

a. Ya 91 91.0

b. Tidak 9 9.0

Jumlah 100 100

2

Pernah diajak orang lain untuk melakukan imunisasi di tempat lain selain posyandu

a. Ya 5 5.0

b. Tidak 95 95.0

Jumlah 100 100

3 Datang ke posyandu atas saran teman

a. Ya 90 90.0

b. Tidak 10 10.0

Jumlah 100 100

4 Datang untuk KB di posyandu ini atas saran keluarga

a. Ya 6 6.0

b. Tidak 94 94.0

Jumlah 100 100

5

Datang ke posyandu karena keluarga atau tetangga ada yang menjadi kader

a. Ya 52 52.0

b. Tidak 48 48.0


(63)

44

Berdasarkan tabulasi distribusi variabel kelompok referensi tersebut, setelah dilakukan pengolahan data maka variabel kelompok referensi dikategorikan menjadi 2 yaitu baik dan kurang, dimana sebesar 54,0% dari responden sudah cukup baik di karenakan memiliki kelompok referensi dan sebesar 46,0% tidak memiliki kelompok referensi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15 Distribusi Kategori Kelompok Referensi

No Kelompok Refrensi Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Baik 54 54.0

2 Kurang 46 46.0

Jumlah 100 100

4.2.3 Faktor Pendorong

Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi responden untuk memanfaatkan layanan posyandu. Dalam penelitian ini yang menjadi faktor pendorong dalam memanfaatkan pelayanan posyandu adalah perilaku petugas kesehatan dan kelompok referensi.

4.2.3.1 Deskripsi Responden Berdasakan Perilaku Petugas Kesehatan

Perilaku petugas kesehatan merupakan salah satu pendorong responden untuk mau memanfaatkan layanan posyandu, dalam indikator perilaku petugas kesehatan dinilai dengan 5 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menjawab setuju dengan penampilan kader dan bidan yang ramah sebesar 91 responden (91,0%) dan yang tidak setuju sebesar 9 responden (9,0%). Responden yang setuju menyatakan bidan dan kader memiliki tutur bahasa yang sopan sebesar 93 responden (93,0%) dan yang tidak setuju 7 responden (7,0%). Responden yang


(64)

setuju dengan pertanyaan bidan dan kader melayani dan memberikan penjelasan dengan sabar sebesar 89 responden (89,0%) dan yang tidak setuju sebesar 11 responden (11,0%). Responden yang setuju dengan pertanyaan bidan dan kader tanggap dalam memberikan pelayanan sebesar 87 responden (87,0%), sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 13 responden (13,0%). Responden yang setuju dengan pertanyaan apakah bidan dan kader selalu memberikan informasi sebesar 91 responden (91,0%) dan yang tidak setuju dengan pertanyaan tersebut sebesar 9 responden (9,0%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut: Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Petugas Kesehatan

No Uraian Jawaban tentang

Perilaku Petugas Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Penampilan bidan dan kader ramah

a. Setuju 91 91.0

b. Tidak Setuju 9 9.0

Jumlah 100 100

2 Bidan dan kader memiliki tutur bahasa yang sopan

a. Setuju 93 93.0

b. Tidak Setuju 7 7.0

Jumlah 100 100

3

Bidan dan kader melayani dan memberi penjelasan dengan sabar

a. Setuju 89 89.0

b. Tidak Setuju 11 11.0

Jumlah 100 100

4 Bidan dan kader tanggap dalam memberikan pelayanan

a. Setuju 87 87.0

b. Tidak Setuju 13 13.0


(65)

46

5

Bidan dan kader selalu

memberikan informasi tentang posyandu

a. Setuju 91 91.0

b. Tidak Setuju 9 9.0

Jumlah 100 100

Berdasarkan hasil tabulasi distribusi perilaku petugas kesehatan, setelah dilakukan pengolahan data maka perilaku petugas dikategorikan baik sebesar 61.0% baik dan 39,0% dikatakan tidak baik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17 Distribusi Kategori Perilaku Petugas Kesehatan No

Perilaku Petugas

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1 Baik 61 61.0

2 Tidak Baik 39 39.0

Jumlah 100 100

4.2.4 Pemanfaatan Posyandu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 81 responden (81,0%) memanfaatkan pelayanan posyandu sebelumnya. Responden yang mengatakan jadwal posyandu yang diadakan sesuai dengan jadwal kegiatan yang dimilikinya sebesar 62 responden (62,0%), sedangkan yang mengatakan jadwal posyandu tidak sesuai dengan jadwal kegiatan sebesar 38 responden (38,0%).

Responden yang menjawab apabila jadwal posyandu tidak sesuai dan tetap akan datang ke posyandu sebesar 31 responden (31,0%), sedangkan yang tidak akan datang ke posyandu apabila jadwalnya tidak sesuai sebesar 69 responden (69,0%). Sebesar 56 responden (56,0%) menyatakan tidak akan datang ke posyandu apabila


(66)

ada klinik baru yang lebih dekat dan sebanyak 44 responden (44,0%) tetap akan ke posyandu walaupun ada klnik baru yang lebih dekat.

Respoden yang akan tetap datang ke posyandu walaupun petugas maupun kader tidak lagi bertugas di posyandu sebesar 57 responden (57,0%) dan yang tidak ke posyandu karena petugas yang bertugas tidak bertugas lagi sebesar 43 responden (43,0%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18 Distribusi Responden Terhadap Pemanfaatan Posyandu

No Uraian Jawaban tentang Pemanfaatan

Posyandu

Frekuensi

(f) Persentase (%)

1 Memanfaatkan pelayanan posyandu sebelumnya

a.Ya 81 81.0

b. Tidak 19 19.0

Jumlah 100 100

2 Jadwal posyandu sesuai dengan jadwal kegiatan

a.Ya 62 62.0

b. Tidak 38 38.0

Jumlah 100 100

3 Apabila jadwal posyandu tidak sesuai, apakah tetap datang ke posyandu

a.Ya 31 31.0

b. Tidak 69 69.0

Jumlah 100 100

4 Apabila di buka klinik baru, apakah tetap ke posyandu

a.Ya 44 44.0

b. Tidak 56 56.0

Jumlah 100 100

5 Apabila petugas kesehatan di posyandu pindah, apakah tetap ke posyandu

a.Ya 57 57.0

b. Tidak 43 43.0


(1)

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate

3.819

ln(Estimate)

1.340

Std. Error of ln(Estimate)

.434

Asymp. Sig. (2-sided)

.002

Asymp. 95% Confidence

Interval

Common Odds Ratio

Lower Bound

1.631

Upper Bound

8.943

ln(Common Odds

Ratio)

Lower Bound

.489

Upper Bound

2.191

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally

distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of

the estimate.

Perilaku petugas * Pemanfaatan posyandu

Crosstab

Pemanfaatan posyandu

Total

Memanfaatkan

Tidak

Memanfaatkan

Perilaku

petugas

Baik

Count

33

28

61

% within Perilaku

petugas

54.1%

45.9% 100.0%

Tidak

Baik

Count

10

29

39

% within Perilaku

petugas

25.6%

74.4% 100.0%

Total

Count

43

57

100

% within Perilaku

petugas


(2)

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square

7.860

a

1

.005

Continuity Correction

b

6.742

1

.009

Likelihood Ratio

8.106

1

.004

Fisher's Exact Test

.007

.004

Linear-by-Linear

Association

7.782

1

.005

N of Valid Cases

100

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

16.77.

b. Computed only for a 2x2 table

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate

3.418

ln(Estimate)

1.229

Std. Error of ln(Estimate)

.448

Asymp. Sig. (2-sided)

.006

Asymp. 95% Confidence

Interval

Common Odds Ratio

Lower Bound

1.421

Upper Bound

8.221

ln(Common Odds

Ratio)

Lower Bound

.351


(3)

Analisis Multivariat

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 100 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 100 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 100 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Memanfaatkan 0


(4)

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Pemanfaatan posyandu

Percentage Correct Memanfaatkan

tidak Memanfaatkan

Step 0 Pemanfaatan posyandu Memanfaatkan 0 43 .0

tidak Memanfaatkan 0 57 100.0

Overall Percentage 57.0

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .282 .202 1.947 1 .163 1.326

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables

Umurk

.122 1 .003

Pendidikan

.075 1 .024

Pekerjaan_k

.500 1 .002


(5)

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 52.775 10 .000

Block 52.775 10 .000

Model 52.775 10 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 83.888 410 550

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Pemanfaatan posyandu

Percentage Correct Memanfaatkan

tidak Memanfaatkan

Step 1 Pemanfaatan posyandu Memanfaatkan 31 12 72.1

tidak Memanfaatkan 10 47 82.5

Overall Percentage 78.0


(6)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Umurk

.072 .671 .011 1 .915 1.074 .288 4.002

Pendidikan

-.262 .612 .183 1 .669 .769 .232 2.555

Pekerjaan_k

.078 .726 .011 1 .043 1.081 .260 4.483

Pendapatan

.911 .615 2.196 1 .013 2.487 .745 8.300

Pengetahuank

1.075 .610 3.106 1 .028 2.931 .886 9.691

Sikapk

2.011 .746 7.277 1 .007 7.473 1.733 32.221

Jarak_k

.299 .593 .149 1 .700 1.257 .393 4.022

Persepsik

1.865 .684 7.441 1 .006 6.458 1.691 24.670

Kelompok

referensi_k

1.648 .674 5.975 1 .015 5.198 1.386 19.487

Perilaku_k

.715 .592 1.459 1 .227 2.044 .641 6.524

Constant -11.249 3.182 12.497 1 .000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: Umurk, Pendidikan, Pekerjaan_K Pendapatan, Pengetahuank, sikapk, jarak_k, persepsik, kelompok referensi_k, perilaku_k.