KMS Kartu Menuju Sehat, 4 Selain itu ada : buku-buku bantu buku register, dan lain-lain buku catatan.
d. Meja IV: meja penyuluhan dan penerangan terdiri dari: 1 Menyuluh
ibu berdasar hasil penimbangan anaknya, 2 Memberikan pelayanan gizi kepada ibu balita, serta ibu hamil, 4 Penyuluhan yang dilakukan
kader, tergantung dari jenis kasus individu: 1 Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badannya naiktidak naik, diikuti
dengan pemberian makanan tambahan PMT, oralit, dan vitamin A dosis tinggi, 2 Terhadap ibu hamil diberikan tablet besi, ibu hamil
resiko tinggi dirujuk kepada petugas Puskesmas, 3 Terhadap Pasangan Usia Subur PUS agar menjadi peserta KB lestari diikut i
dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet biasa. e.
Meja V : meja pelayanan terdiri dari: 1 Pelayanan oleh tenaga profesional, meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan
pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan, 2 Di meja V diberikan pelayanan yang sifatnya profesional yang tidak dapat dilakukan kader,
3 Rujukan kasus dari kader dirujuk di meja V tersebut, 4 Intertie IUD diberikan bila tempatnya memenuhi syarat.
1.6. Tingkat Perkembangan Posyandu
Menurut Depkes RI 2011, perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan
untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan
perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat
Universitas Sumatera Utara
perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut:
1.6.1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara
rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 lima orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan
Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
1.6.2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50. Intervensi yang
dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
1.6.3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50, mampu menyelenggarakan
Universitas Sumatera Utara
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50 KK di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat antara lain: a Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang
dana sehat, b pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari
50 KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desakelurahan, serta untuk kepentingan
Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu. 1.6.4.
Posyandu Mandiri Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahu, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang ataulebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan
dari dana sehatyang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari50 KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin
kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah
dan kemampuan masing-masing
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan posyandu
Menurut Suwandono 2006 dalam Maqbul, 2007, faktor-faktor yang menyebabkan ketidakaktifan Posyandu ada faktor dari dalam maupun dari
luar Posyandu. Faktor yang berasal dari luar posyandu antaranya tingkat pendidikan masyarakat sekitar, keadaan sosial, dan ekonomi masyarakat
sekitar serta jumlah balita di daerah sekitar. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam Posyandu itu sendiri diantaranya kader, dana, dan sarana prasara.
2.1. Kader
Kendala-kendala yang dapat menganggu pelaksanaan Posyandu karena faktor kader adalah: a kurangnya kader, b banyak terjadi angka
putus drop-out kader, c Kepasifan dari pengurus Posyandu karena belum adanya pembentukan atau resuffle pengurus baru dari kegiatan
tersebut, d Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat KMS, e sistem pencatatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap, f
kader Posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan pelatihan atau training sehingga kemampuan teknis gizi para kader yang aktif tidak
memadai. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita tidak dapat dilakukan secara optimal sehingga upaya pencegahan
timbulnya kasus gizi kurang dan buruk menjadi kurang efektif, g Kemampuan kader posyandu dalam melaksanakan konseling dan
penyuluhan gizi menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya ditimbang, dicatatdituliskan hasil penimbangannya di KMS atau buku
KIA tanpa dimaknakan kemudian mengambil jatah PMT dan pulang. Balita yang sudah selesai mendapatkan imunisasi lengkap tidak mau
Universitas Sumatera Utara