45
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Latar Belakang Sejarah
kebudayaan dan kepariwisataan. Dalam melaksanakan tugas, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan
fungsi: 1.
Perumusan kebijakan nasional kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata.
2. Pelaksanaan urusan pemerintah sesuai dengan bidang
tugasnya. 3.
Pengelolaan barang milikkekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.
5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan
di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
Buku 9 .indd 45 92410 5:53:40 PM
46
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Pembahasan Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
BAB III PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DALAM PEMBAHASAN PERUBAHAN UUD 1945
A. Pendidikan dalam Pembahasan Perubahan UUD
1945
1. Pembahasan pada masa Perubahan Pertama
Pembahasan perubahan UUD 1945 telah dilaksanakan sejak 1999. Pada perubahan UUD 1945 tahap pertama
dilaksanakan oleh Panitia Ad Hoc III Badan Pekerja MPR RI PAH III BP MPR RI. Pada masa ini, PAH III melakukan
perubahan pasal-pasal krusial yang terdiri atas: Pasal 5 Ayat 1, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat 2, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 Ayat
2 dan 3, Pasal 20, Pasal 21 UUD 1945. Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia MPR RI ke-12, pada 19 Oktober 1999. Sedangkan pasal mengenai pendidikan belum dibahas
pada perubahan tahap pertama UUD 1945.
2. Pembahasan pada masa Perubahan Kedua
Berdasarkan Ketetapan MPR RI Nomor IXMPR1999 tentang penugasan BP MPR RI untuk melanjutkan perubahan
UUD 1945, BP MPR RI membentuk PAH I untuk melanjutkan pembahasan perubahan ini. PAH I BP MPR RI ini memulai
rapat pleno pada 29 November 1999 dengan agenda penyusunan jadwal acara PAH I BP MPR.
Berdasarkan Kesepakatan Dasar yang ditetapkan dalam Sidang Umum SU MPR RI 1999, A.M. Luthi dari F-Reformasi
dalam Rapat ke-4 PAH I yang di pimpin oleh Jakob Tobing, menyampaikan pandangan dari F-Reformasi, bahwa setelah
menyepakati perubahan terhadap 9 pasal atas UUD 1945, MPR RI perlu melanjutkan pembahasan dan penetapan perubahan
UUD 1945. Salah satu hal yang menjadi sorotan fraksi ini adalah masalah “tujuan pendidikan” pada Pasal 31.
Buku 9 .indd 46 92410 5:53:40 PM
47
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Pembahasan Perubahan UUD 1945
Dari ke-37 pasal dalam batang tubuh UUD 1945, 9 pasal telah disepakati untuk diubah. Dengan demikian masih
tersisa 28 pasal lainnya yang belum tersentuh. Ini tentu saja tidak berarti ke-28 pasal tersebut akan diubah semua.
MPR RI perlu melanjutkan pembahasan dan penetapan perubahan UUD 1945 mengenai hal-hal berikut:
12. Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Nasional Pasal 31.
47
Pada Rapat PAH I ke-7, 13 Desember 1999 yang dipimpin oleh Jakob Tobing, dengan agenda Dengar Pendapat Para
Pakar yang dihadiri oleh H. Roeslan Abdul Gani, Pranarka dan Dahlan Ranumihardja. Soedijarto dari Fraksi Utusan Golongan
F-UG mempertanyakan kaitan antara Pasal 32, Ayat 2, UUD 1945 dan bagian da ri instrumen untuk mewujudkan cita-cita
membangun nega ra kebangsaan serta perlu terselenggaranya satu sistem pendi dikan nasional. Menurut Soedijarto, pendi-
dikan di beberapa negara mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah.
Pasal 31 Ayat 2 UUD 1945, tentang satu sistem pendidikan nasional. Dan ketiga Pasal 32, memajukan kebudayaan
nasional. Saya menganggap yang dalam Batang Tubuh itu merupakan instrumen untuk mewujudkan cita-cita
membangun negara kebangsaan. Tetapi disayangkan, yang kedua yaitu perlu terselenggaranya satu sistem pendidikan
nasional dan kewajiban pemerintah memajukan kebudaya- an nasional, rasanya tidak pernah menjadi hal yang perlu
disoroti oleh wartawan maupun oleh siapa saja, take it for granted.
Sedangkan negara seperti Jerman dan Jepang jelas mengata- kan pendidikan diawasi negara. Di Taiwan undang-
undang dasar-nya malah mengatakan, pemerintah pusat menyediakan 15 anggaran belanja untuk pendidikan,
provinsi 35, dan kabupaten juga sekian persen. kita sama sekali tidak ada.
48
Menanggapi hal tersebut, Roeslan Abdul Gani mengatakan sebagai berikut.
47
Sekretariat Jenderal MPR�RI, Risalah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Re- publik Indonesia Tahun 1945 1999-2002, Tahun Sidang 2000 Buku Satu Jakarta:
Sekretariat Jenderal MPR�RI, 2008, hlm. 112�113.
48
Ibid., hlm. 222.
Buku 9 .indd 47 92410 5:53:41 PM