Masa Pemerintahan 1959-1966 Pendidikan dari Masa ke Masa

32 Latar Belakang Sejarah NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX pengetahuan dan kemajuan kebudayaan kebangsaan Indonesia umumnya serta kemajuan rakyat dibidang pendidikan dan pengajaran khususnya, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional semesta berencana, maka dianggap perlu membuat suatu UU yang memuat ketentuan-ketentuan pokok tentang pendidikan dan pengajaran tinggi. Sedangkan untuk melaksanakan Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai GBHN, khususnya di bidang pendidikan dan pengajaran tinggi, perlu diadakan ketentuan-ketentuan pokok untuk menyelenggarakannya. Dalam UU ini juga diatur mengenai Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Dijelaskan bahwa UU Nomor 22 ini mengamanatkan Perguruan Tinggi untuk memiliki tujuan membentuk manusia yang berjiwa Pancasila dan bertanggung-jawab dalam terwujudnya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur, materiil dan spirituil. Kemudian, menyiapkan tenaga yang cakap untuk memangku jabatan yang memerlukan pendidikan tinggi dan yang cakap berdiri sendiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan. Selanjutnya, Perguruan Tinggi harus melakukan penelitian dan usaha kemajuan dalam lapangan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kehidupan kemasyarakatan. Indonesia pada tahun 1962 memiliki konsep bahwa universitas merupakan lembaga pendidikan, lembaga riset dan pengabdian masyarakat. Konsep itu merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang hakekatya harus menghasilkan lulusan yang berkualitas secara intelektual dan profesional, menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan ikut serta dalam memecahkan masalah nasional masyarakat bangsanya maupun masalah kemasyarakatan dan kemanusiaan. 32 Selanjutnya tahun 1963, di Indonesia lahir Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP berdasarkan Keppres No. 1 tanggal 3 Januari 1963. Lahirnya IKIP merupakan rangkaian panjang perdebatan antara Institut Pendidikan Guru IPG di 32 Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita Jakarta: Kompas, 2008, hlm. 220. Buku 9 .indd 32 92410 5:53:40 PM 33 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX Latar Belakang Sejarah bawah Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan PD dan K dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP di bawah Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan PTIP. Melalui Keppres No. 1 itulah, peleburan antara IPG dan FKIP menjadi satu yakni IKIP di bawah Departemen PTIP. Pada dasarnya, sejak tahun 1959 Indonesia memang berada di bawah gelora Manipol-Usdek yang seolah menjadi penglima dalam kehidupan politik Indonesia dan dalam bidang kehidupan lain. Bidang pendidikan tidak luput dari pengaruh tersebut. Keputusan Presiden N0 145 tahun 1965 merumuskan tujuan nasional pendidikan Indonesia sesuai dengan Manipol-Usdek. Rumusan induk sistem pendidikan nasional dan tujuannya ditetapkan sebagai berikut, “Tujuan Pendidikan Nasional baik yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun oleh pihak swasta, dari Pendidikan Prasekolah sampai Pendidikan Tinggi, supaya melahirkan warga negara yang Sosialis, yang bertangung jawab atas terselenggaranya Masyarakat Sosialis Indonesia, adil dan makmur baik spirituil maupun materiil dan yang berjiwa Pancasila, yaitu: a Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa; b Perikemanusiaan yang adil dan beradab; c Kebangsaan; d Kerakyatan; dan e Keadilan Sosial, seperti dijelaskan dalam ManipolUsdek.” 33 Selanjutnya, pada 1965 juga dikeluarkan UU Nomor 14 PRPS Tahun 1965 tentang Majelis Pendidikan Nasional Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 80 dan Penetapan Presiden Penpres Nomor 19 Tahun 1965 tentang Pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 81. Dalam Perpres ini dijelaskan bahwa pendidikan nasional merupakan unsur mutlak dalam nation and character building. Sedangkan untuk pimpinan majelis pendidikan nasional terdiri dari pengayom agung yakni Presiden sebagai pimpinan besar revolusi Indonesia. 33 Wardiman Djojonegoro, Op. Cit., hlm. 102�103. Buku 9 .indd 33 92410 5:53:40 PM 34 Latar Belakang Sejarah NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX

4. Masa Pemerintahan 1966—1998

Selama masa kekuasaan pemerintahan Soeharto, UUD 1945 tidak mengalami perubahan meskipun ada peluang ketentuan terhadap adanya perubahan pada UUD 1945. Pada saat itu, slogan yang dipakai adalah “melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen”. Dengan demikian pasal pendidikan juga tidak mengalami perubahan sama sekali. Namun, pendidikan terus berjalan berdasarkan hukum yang berlaku yang diwarisi dari pemerintahan Soekarno. Dalam praktiknya, berbagai ketentuan yang dibuat adalah peraturan- peraturan di bawah undang-undang, baik dalam bentuk Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah, maupun Keputusan Menteri. Pada 1968 pemerintahan Soeharto mulai mem- perkenalkan Sumbangan Pembinaan Pendidikan SPP. Ma syarakat atau orang tua murid dibebani membayar biaya belajar, termasuk bagi anak yang masuk sekolah dasar SD. Pada periode sebelumnya, sejak 1950 pemerintah mengadakan program wajib belajar yang bebas dari pungutan biaya belajar. Bahkan, bagi siswa yang masuk sekolah menengah pertama SMP, sekolah menengah atas SMA, dan universitas, pada masa pemerintahan Soekarno, hampir tidak dipungut biaya juga. Begitu juga sekolah bagi para calon guru. Para siswa sekolah ini diberi ikatan dinas dan ditampung di sebuah asrama yang telah disediakan. Para dosen diberi perumahan dan setiap universitas negeri dibangun asrama untuk para mahasiswa. Dalam rentang masa 32 tahun menjadi Presiden, Presiden Soeharto telah melakukan berbagai upaya mengembangkan pendidikan di Indonesia. Pemerintah pada masa itu mencoba mengaitkan antara pendidikan nasional dan seluruh usaha pembangunan nasional secara terpadu. Melalui sistem pendidikan yang dirancang oleh pemerintah pada masa itu, setiap warga negara diharapkan mengetahui hak dan kewajiban pokoknya sebagai warga negara serta memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi Buku 9 .indd 34 92410 5:53:40 PM 35 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX Latar Belakang Sejarah kebutuhan diri sendiri, ikut serta dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat, dan memperkuat persatuan dan kesatuan serta upaya pembelaan negara. Target yang diharapkan oleh pemerintah adalah agar masing-masing warga negara memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang me li puti kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta menggunakan bahasa Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga negara untuk dapat berperanserta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, pendidikan nasio nal di era pemerintahan Soeharto mengusahakan, 1 pem- bentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya serta mampu dan mandiri, dan 2 memberi dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan na- sional yang tangguh yang mengandung makna terwujudnya kemampuan bangsa menangkal setiap ajaran, paham, dan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Sehubungan de ngan itu, Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diberikan kepada peserta didik sebagai bagian dari keseluruhan sistem pendidikan nasional. Atas dasar itu, dikeluarkan UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 34 Pendidikan nasional yang ditetapkan dalam undang- undang ini menerapkan satu sistem yang, a. berakar pada kebudayaan nasional dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta melanjutkan dan meningkatkan pendidikan Pedo man Penghayatan dan Pengamalan Pancasila Eka Prasetia Pancakarsa; b. merupakan satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan nasional; c. mencakup, baik jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah; 34 Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3390. Buku 9 .indd 35 92410 5:53:40 PM