Masa Reformasi 1998—2002 Pendidikan dari Masa ke Masa

37 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX Latar Belakang Sejarah perubahan terhadap kebijakan-kebijakan nasional, termasuk masalah pendidikan. Pada 24 Juni 1999, Presiden B.J. Habibie mengeluarkan dua Peraturan Pemerintah, yaitu PP Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi 36 dan PP Nomor 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum. 37 Pada masa yang singkat itu, pertimbangan pengembangan kebijakan pendidikan didasarkan pada proses globalisasi yang membuat dunia semakin terasa kecil dan sempit karena perkembangan teknologi komunikasi yang amat pesat. Di sam- ping itu, ada dorongan kepentingan bersama beberapa negara di berbagai kawasan dunia membentuk kawasan perdagangan bebas yang bertujuan untuk meniadakan hambatan perda- gangan antarnegara. Di kawasan Asia Tenggara dibentuk AFTA, kawasan Asia Pasiik dibentuk APEC, dan ditandatanganinya perjanjian GATT yang membentuk WTO. Perkembangan tersebut di satu sisi akan mengurangi, bahkan meniadakan berbagai hambatan perdagangan pada negara-negara yang ikut menandatangani perjanjian itu. Na mun di lain pihak juga membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh akses ke pasar dunia. Keterbukaan pasar tidak terbatas pada komoditi tradisional saja, tetapi juga akan mencakup tenaga kerja. Menghadapi arus globalisasi tersebut, negara Indonesia membutuhkan sumber daya yang cukup untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain. Setelah melewati pemilihan umum yang dipercepat, pada tahun 1999 SU MPR RI melakukan perubahan UUD 1945 yang pertama. Dalam Perubahan UUD 1945 tersebut terdapat lima butir kesepakatan dasar, yaitu: 1. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. 36 Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3859. 37 Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3860. Buku 9 .indd 37 92410 5:53:40 PM 38 Latar Belakang Sejarah NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX 2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indo- nesia. 3. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. 4. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam Penjelasan dimasukkan dalam pasal-pasal. 5. Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”. 38 MPR RI berhasil mengubah beberapa pasal UUD 1945 pada Perubahan Pertama. Pada perubahan selanjutnya, yaitu kedua sampai keempat, rancangan perubahan telah dipersiapkan secara lebih matang dan mendalam oleh Badan Pekerja MPR RI melalui Panitia Ad Hoc I. Salah satu pasal yang menjadi objek perubahan adalah Pasal 31 tentang pendidikan.

B. Kebudayaan Nasional dari Masa ke Masa

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan adanya beberapa kali pergantian UUD yang pernah diberlakukan di Indonesia sejak masa kemerdekaan hingga masa reformasi. Akibat per gantian tersebut, ketentuan mengenai kebudayaan juga mengalami perubahan dari masa ke masa.

1. Masa Perumusan BPUPKPPK 1945

Pada masa persidangan pertama BPUPK, ungkapan yang menyinggung masalah kebudayaan sudah mulai. Hari pertama sidang BPUPK 29 Mei 1945, anggota Woerjaningrat mengemukakan pandangannya bahwa batas-batas yang dise but Indonesia dasarnya ada “yang kultuur, politik atau strategi”. 39 Sedangkan pidato Soepomo pada sidang hari ketiga, 31 Mei 1945, mengajak peserta sidang untuk menengok lagi budaya bangsa yang telah dimiliki bangsa Indonesia berabad-abad lamanya sebagai pijakan perumusan dasar Negara. Da lam pidato 38 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Panduan dalam Memasyarakat- kan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Latar Belakang, Proses dan hasil Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Ta- hun 1945, Jakarta, Sekretariat Jenderal MPR RI: 2003, hlm. 25 39 Kusuma, Op. Cit., hlm. 103. Pandangan ini tidak terdapat dalam buku Muhammad Yamin. Buku 9 .indd 38 92410 5:53:40 PM 39 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX Latar Belakang Sejarah tersebut, diungkapkan bahwa struktur sosial Indonesia yang asli tidak lain ialah cipataan kebudayaan Indonesia. 40 Sebelum dilakukan pembahasan, rancangan pertama UUD telah disusun meliputi 11 sebelas bab dan 74 tujuh puluh empat pasal. Ketentuan mengenai kebudayaan masuk dalam Bab XI Pasal 69 tentang Aturan-Aturan Umum, yang berbunyi: Pemerintah harus memajukan tumbuhnya kebudayaan nasional Indonesia. Tetapi kebudayaan anak negeri dari masing-masing golongan sosial atau golongan bangsa harus dihormati sebagai bagian-bagian yang khusus dari kebudayaan Indonesia. 41 Pada 13 Juli 1945, terjadi perubahan rancangan UUD. Rumusan pasal tentang kebudayaan nasional terdapat pada bab Kesejahteraan Sosial Pasal 34, yang berbunyi “Pemerintah harus memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan bagi itu memajukan kebudayaan dari masing-masing daerah, sebagai rukun dari kebudayaan nasional itu.” 42 Selanjutnya, pada draft rancangan UUD kedua yang disampaikan pada 14 Juli 1945, untuk dibahas pada 15 Juli 1945 telah terjadi perubahan Pasal 34 UUD tentang kebudayaan nasional menjadi Pasal 33 UUD yang berbunyi, “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.” Di dalam pembahasan Undang-Undang Dasar pada 15 Juli 1945, Pasal 33 tentang kebudayaan nasional mendapat sorotan dari Soepomo. Adanya ketentuan tentang kebudayaan nasional tidak berarti menolak kebudayaan daerah. Hal itu diungkapkan sebagai berikut. Ini tidak berarti bahwa kita menolak adanya kebudayaan daerah. Bukan maksud kami untuk menghapuskan misalnya ke bu - dayaan Jawa, oleh karena dianggap bukan kebudayaan Indonesia. “Bukan itu maksud kami. Kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, dan 40 Muhammad Yamin, Op. Cit., hlm. 113. 41 Kusuma, Op. Cit., hlm. 568. Rancangan Pertama ini tidak terdapat dalam buku Muhammad Yamin. 42 Yamin, Op. Cit., hlm. 269. Buku 9 .indd 39 92410 5:53:40 PM