Masa Pemerintahan 1945-1959 Pendidikan dari Masa ke Masa
23
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Latar Belakang Sejarah
Perubahan pendidikan cukup mendasar yaitu menyangkut penyesuaian dasar dan tujuan pendidikan, sistem persekolahan,
dan sisi pendidikan sesuai dengan aspirasi bangsa dan negara merdeka untuk memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya
kepada rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara merupakan landasan idiil pendidikan bangsa Indonesia.
18
Berdasarkan Garis-Garis Besar Soal Pendidikan dan Pengajaran yang dirumuskan sebelumnya, Ki Hajar Dewantara
se ba gai salah seorang perumus Garis-Garis Besar tersebut, saat menjadi Menteri Pengajaran yang pertama berusaha
melaksanakan konsep itu dalam masa-masa awal. Dalam sidang BP KNIP pada 29 Desember 1945, diusulkan supaya Kementerian
Pengajaran selekasnya mengusa hakan pembaharuan pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan UUD 1945. BP KNIP
memberikan pedoman sebagai berikut. a.
Perlu disusun pedoman pendidikan dan pengajar an baru yang sesuai dengan dasar negara. Ji wa pen didikan kolonial
harus diganti secara revo lusio ner.
b. Untuk memperkuat kesatuan rakyat hendaklah di adakan
satu macam sekolah untuk segala lapisan masyarakat. c.
Metodik yang berlaku di sekolah hendaklah berda sarkan sistem sekolah kerja.
d. Pengajaran agama hendaklah mendapat tempat yang teratur, seksama, dan mendapat perhatian semestinya
dengan tidak mengurangi kemerdekaan pemeluk agama. Madrasah telah lama berakar da lam masyarakat Indonesia,
oleh sebab itu, perlu men dapat bantuan dan tuntunan serta bantuan materiil dari pemerintah.
e. Kewajiban belajar yang lamanya 6 tahun dilaksanakan
secara berangsur dan dalam waktu 10 tahun tiap anak Indonesia sudah bersekolah.
f. Di sekolah rendah tidak dipungut uang sekolah.
19
18
Wardiman Djojonegoro, Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia Ja� karta: Departemen P dan K, 1996, hlm. 72�73.
19
Anwar Yasin, Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dasar di Indonesia, Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta, 1983, hlm. 105.
Buku 9 .indd 23 92410 5:53:39 PM
24
Latar Belakang Sejarah NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Oleh karena keadaan negara yang tidak memungkinkan, usulan BP KNIP ini tidak bisa segera direalisasikan. Selain itu,
nama Kementerian Pengajaran diganti menjadi Kementerian Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan PP dan K pada 1946.
Kantor Kementerian yang awalnya berada di Jalan Cilacap No. 4, Jakarta juga terpaksa dipindah ke Surakarta karena Jakarta
diserbu oleh tentara Belanda pada 1946. Dengan kondisi peperangan yang terus berlanjut, yaitu Agresi Militer I 1947 dan
Agresi Militer II, kegiatan pendidikan hampir tidak berjalan. Namun, pada 12 Mei 1947 Menteri PP dan K bersama Mr.
Suwandi membentuk dan mengesahkan para anggota Panitia Penyelidik Pengajaran RI yang beranggotakan 52 orang, dengan
ketua Ki Hajar Dewantara. Panitia Penyelidik Pengajaran RI ini bertugas :
a.
merencanakan susunan persekolahan baru untuk semua tingkat dan jenis,
b. menetapkan bahan pengajaran dengan memperhatikan
keperluan praktis dan tidak terlalu berat bagi murid, c.
menyiapkan rencana pelajaran untuk tiap tingkat dan jenis sekolah yang diperinci tiap kelas.
Salah satu hasil kerja panitia ini adalah diusulkannya susunan persekolahan, yaitu sekolah rendah 6 tahun, sekolah
menengah pertama 3 tahun, sekolah menengah tinggi 3 tahun, sekolah kejuruan 3-6 tahun sesudah sekolah rakyat, dan se ko-
lah tinggi 4-6 tahun. Hasil kerja tersebut digabungkan dengan hasil Permusyawaratan Pendidikan pada 1947 di Solo untuk
menyusun Undang-Undang Pokok Pendidikan, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 tentang
Dasar dan Tujuan Pendidikan dan Pengajaran serta Organisasi Sekolah.
20
Disamping itu, pendidikan juga harus bertujuan mendidik warga negara yang sejati yang bersedia menyumbangkan tenaga
dan pikiran untuk negara dan masyarakat. Hal ini memiliki
20
M. Said, Op. Cit., hlm. 18. Lihat juga pada Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 550.
Buku 9 .indd 24 92410 5:53:39 PM
25
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Latar Belakang Sejarah
arti bahwa tujuan pendidikan pada masa ini ditekankan untuk menanamkan semangat jiwa kepahlawanan patriotisme.
Penanaman patriotisme sebagai tujuan pendidikan sesuai dengan negara Indonesia yang sedang mengalami perjuangan
fisik karena Belanda ingin berusaha menjajah kembali Indonesia.
21
Selanjutnya pasa masa pemerintahan Presiden Soekarno ini terjadi perubahan konstitusi. Perubahan itu bermula dari
UUD 1945 yang diganti menjadi Konstitusi RIS dari tahun 1949-1950, kemudian berganti lagi menjadi UUDS pada tahun
1950-1959, lalu kembali lagi diberlakukannya UUD 1945. Perubahan pertama terkait dengan perjanjian yang dilakukan
oleh pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar KMB.
Konstitusi Republik Indonesia Serikat ini tidak disusun oleh atau di tengah-tengah KMB, tetapi disusun selama KMB
yang berlangsung di kota Den Haag. Rancangan Konstitusi sementara disusun di Bandar Scheveningen pada 29 Oktober
1949 dan disahkan dengan penandatanganan perjanjian. Kemudian, Rancangan Konstitusi tersebut disahkan oleh De-
wan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR RI de ngan seluruh anggota Bjeenkomst voor Federaal Overleg. Setelah
pemulihan kedaulatan dilaksanakan di Amsterdam, kekuasaan pemerintah diserahkan di kota Jakarta pada 27 Desember 1949.
Sejak itu Konstitusi RIS berlaku.
22
Dalam UUD 1945 pasal mengenai pendidikan meru- pa kan bab tersendiri, sedangkan dalam Konstitusi RIS, pasal
pen didikan dimasukkan dalam ”Hak-Hak Kebebasan Dasar Ma nusia”. Bunyi Konstitusi RIS tentang pendidikan adalah
sebagai berikut:
21
Wardiman Djojonegoro, Op.Cit., hlm 75.
22
Muhammad Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Djilid Ketiga, Jakarta: Siguntang, 1960, hlm. 82.
Buku 9 .indd 25 92410 5:53:39 PM
26
Latar Belakang Sejarah NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
BAB I NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT
Bagian V Hak-Hak Kebebasan Dasar Manusia
29. 1 Mengadjar adalah bebas, dengan tidak mengu rangi
pengawasan penguasa jang dilakukan ter hadap itu menurut peraturan-peraturan undang-undang.
2 Memilih pengadjaran jang akan diikuti, adalah bebas.
Bagian VI Asas-Asas Dasar
38. Penguasa melindungi kebebasan mengusahakan ke bu-
dajaan serta kesenian dan ilmu pengetahuan. Dengan me lin dungi asas ini, maka penguasa me ma djukan sekuat
tenaganja perkembangan kebang saan dan kebudajaan serta kesenian dan ilmu penge tahuan.
39. 1 Penguasa wadjib memadjukan sedapat-dapatnja per-
kem bangan rakjat baik rohani maupun djas mani, dan dalam hal ini teristimewa berusaha selekas-lekas nja
menghapuskan buta-huruf.
2 Di mana perlu, penguasa memenuhi kebutuhan akan pengadjaran umum jang diberikan atas
da sar memperda lam keinsjafan kebangsaan, mem pererat persatuan In do nesia, membangun
dan memperdalam perasaan peri-kemanusiaan, kesabaran dan penghormatan jang sama terha dap
kejakinan agama setiap orang dengan membe- rikan kesempatan dalam djam-peladjaran un tuk
mengadjarkan peladjaran agama sesuai dengan keinginan orang-tua murid.
3 Murid-murid sekolah partikulir memenuhi sya rat- sjarat kebaikan-kebaikan menurut undang-undang
Buku 9 .indd 26 92410 5:53:39 PM
27
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Latar Belakang Sejarah
ba gi pengadjaran umum, haknja sama dengan hak murid-murid sekolah umum
4 Terhadap pengadjaran rendah, maka penguasa berusa ha melaksanakan dengan lekas kewadjiban
belajar jang umum.
23
Pada lampiran Konstitusi RIS terdapat pokok-pokok pe- nye lenggaraan pemerintahan yang dibebankan kepada Republik
Indonesia Serikat dan Daerah-Daerah Bagian, se suai dengan bunyi Pasal 51 Konstitusi RIS. Dalam lampiran tersebut, yang
terkait dengan pendidikan disebutkan sebanyak dua butir berikut ini.
y.
Institut dan organisasi ilmu-pengetahuan jang pen ting bagi Republik Indonesia serikat seluruhnya.
Kemudian pada butir selanjutnya: d.
Pengaturan pengadjaran tinggi dan djalan penga djar- an akademi jang berhubungan dengan itu, ter masuk
pedoman-pedoman tentang pendidikan-pen didikan jang memberi hak untuk masuk udjian-udjian aka demi, dan
akibat sipil idjazah pengadjaran tinggi.
24
Atas desakan pergerakan rakyat, Senat RIS segera mengubah susunan ketatanegaraan dalam negeri melalui
sidang yang dimulai pada 15 Februari 1950 untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Akhirnya, pada
19 Mei 1950 tercapai persetujuan antara Republik Indonesia dan Republik Indonesia Serikat untuk membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan Konstitusi RIS Pasal 190, Konstitusi RIS boleh diubah apabila disepakati oleh Senat dan DPR RIS
dalam rapat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga anggota sidang. Dengan terpenuhinya persyaratan
itu, Konstitusi RIS yang hanya berumur delapan bulan itu akhirnya diganti. Setelah disahkannya Rancangan Konstitusi
23
W.A. Engelbrecht, Kitab-kitab Undang-Undang, Undang-Undang dan Peraturan-Pe- raturan Serta Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, Leiden: A.W.
Sijthoff’s Uitgeversmij N.V., 1954, hlm. 18�18c.
24
Ibid., hlm. 30.
Buku 9 .indd 27 92410 5:53:40 PM
28
Latar Belakang Sejarah NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
yang baru oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat di Yogyakarta, pada 15 Agustus 1950, Senat dan DPR
di Jakarta menyatakan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Konstitusi yang dikenal dengan Undang-
Undang Sementara UUDS 1950.
25
Adapun bunyi UUDS 1950 tentang pendidikan adalah sebagai berikut.
BAB I NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Bagian V Hak-Hak dan Kebebasan-kebebasan Dasar Manusia
30. 1 Tiap -tiap warga-negara berhak mendapat
pengadjaran. 2 Memilih pengadjaran jang akan diikuti, adalah
bebas. 3 Mengajar adalah bebas, dengan tidak mengurangi
pengawasan penguasa jang dilakukan terhadap itu menurut peraturan perundang-undangan.
Bagian VI Azas-azas Dasar
40. Penguasa melindungi kebebasan mengusahakan
kebudaja an serta kesenian dan ilmu pengetahuan. Dengan mendjun djung azas ini maka penguasa me madjukan
sekuat tenaga nya perkembangan ke bangsaan dalam kebudajaan serta kesenian dan ilmu pengetahuan
41. 1 Penguasa wadjib memadjukan perkembangan rakjat
baik rohani maupun djasmani. 2 Penguasa teristimewa berusaha selekas-lekasnja
menghapuskan buta-huruf 3 Penguasa memenuhi kebutuhan akan penga djar an
umum jang diberikan atas dasar memper da lam
25
Yamin, Op. Cit,. hlm. 83.
Buku 9 .indd 28 92410 5:53:40 PM
29
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Latar Belakang Sejarah
kein sjafan kebangsaan, mempererat persatuan Indo- ne sia, membangun dan memper da lam perasaan
perikema nusia an, kesabaran dan penghormatan jang sama terha dap kejakinan agama setiap orang dengan
memberikan ke sempatan dalam djam pelajaran untuk me ngadjarkan peladjaran agama sesuai dengan
keinginan orang-tua murid-murid.
4 Terhadap pengadjaran rendah, maka penguasa ber usaha melaksanakan dengan lekas kewadjiban
beladjar jang umum. 5 Murid-murid sekolah partikelir jang memenuhi
sjarat-sjarat kebaikan-kebaikan menurut un dang- undang bagi pengadjaran umum, sama hak-haknja
dengan murid-murid sekolah umum.
26
Dalam masa berlakunya UUDS 1950, persoalan pendidikan diatur dengan UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang
Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 550. Kemudian di tahun 1954 ada
UU Nomor 12 Tahun 1954 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 dari Republik Indonesia
Dahulu tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk Seluruh Indonesia Lembaran Negara Tahun
1954 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 550.
Pada masa itu, pemerintah Indonesia merasakan keku- rangan tenaga ahli dan tenaga pimpinan. Hal itu diakibatkan
oleh pendidikan pada masa penjajahan yang diskriminatif sehingga putra Indonesia yang berpendidikan tinggi sangat
sedikit. Untuk mengatasi kondisi itu, perguruan tinggi yang sudah ada sejak masa penjajahan segera dinasionalisasi
dan didirikan universitas-universitas baru. Pada 30 Januari 1950 dikeluarkan UU Darurat Nomor 7 Tahun 1950, yang
mewajibkan Menteri PP dan K mengambil tindakan untuk menasionalisasikan perguruan tinggi yang diselenggarakan
oleh pengawas kolonial.
27
26
W.A. Engelbrecht, Op. Cit, hlm. 2�5.
27
Suradi Hp, dkk, Sejarah Pemikiran Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Depdikbud, 1986, hlm. 67.
Buku 9 .indd 29 92410 5:53:40 PM
30
Latar Belakang Sejarah NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Walaupun dengan kondisi politik yang tidak stabil dan mengakibatkan banyak kemunduran di bidang perekonomian,
kondisi pendidikan dan pengajaran mengalami peningkatan secara kuantitatif. Jumlah sekolah mengalami pertumbuhan
yang berlipat ganda. Dibandingkan dengan jumlah pada 1940, pada 1956 pertumbuhan sekolah rakyat bertambah 75, sekolah
menengah pertama bertambah 1200, sekolah menengah atas bertambah 700, Sekolah Tinggi bertambah 700.
28
Pada masa berlakunya UUDS tersebut, segala persoalan pendidikan dan pengajaran disesuaikan dengan kemampuan
dan kebutuhan pokok. Masalah pokok yang dihadapi pada waktu itu bukanlah masalah bagaimana menyelenggarakan
pendidikan, melainkan masalah dana dan sarana. Hal itu menyebabkan usaha-usaha pendidikan tidak dapat berjalan
secara merata, tetapi menggunakan prioritas-prioritas.
Usaha-usaha pendidikan dan pengajaran selama 1951- 1954 belum memiliki program jangka panjang. Program jangka
panjang baru ada sejak 1955. Pada tahun itu dikeluarkan program usaha-usaha di bidang pendidikan dan pengajaran
selama lima tahun, yaitu 1955-1960, yang meliputi a.
pendidikan rendah untuk umur 6-12 tahun, dengan biaya 440 juta rupiah.
b. pendidikan menengah kejuruan dan umum dengan biaya
450 juta rupiah. c.
pendidikan tinggi dengan biaya 120 juta rupiah. d.
pendidikan masyarakat dengan biaya 40 juta rupiah. Jadi jumlah keseluruhan adalah 1.050 juta rupiah.
29
UUDS 1950 bersifat sementara, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 134 UUDS 1950 yang berbunyi, ”Konstituante
Sidang Pembuat Undang-Undang Dasar bersama-sama dengan Pemerintah selekas-lekasnya menetapkan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia yang akan menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara ini.” Sidang Konstituante
yang dipilih mulai bekerja pada 10 November 1957. Selama
28
Ibid., hlm. 45
29
Ibid., hlm. 54.
Buku 9 .indd 30 92410 5:53:40 PM
31
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Latar Belakang Sejarah
bekerja dua tahun, Sidang Konstituante yang dilaksanakan di Bandung itu sebenarnya sudah berhasil merumuskan hingga
90 Rancangan Undang-Undang Dasar yang baru, atau yang biasa dikenal dengan nama ”Piagam Bandung”. Namun,
karena tidak kunjung selesainya perdebatan mengenai dasar negara, muncul usulan pemerintah kepada Konstituante untuk
kembali pada UUD 1945. Usulan ini pun menjadi polemik tak berkesudahan, hingga terjadi pemungutan suara sebanyak
tiga kali atas usulan tersebut. Pemungutan suara pertama dilangsungkan pada 30 Mei 1959 dengan hasil 269 suara setuju
kembali kepada UUD 1945 dan 199 suara menolak. Pemungutan suara kedua pada 1 Juni 1959 dengan hasil 264 suara menerima
dan 204 menolak. Dan, yang terakhir pada 2 Juni 1959 dengan hasil 263 suara setuju dan 203 menolak. Namun, dari ketiga
proses tadi tidak ada yang memenuhi persyaratan formal, yaitu dua pertiga suara.
30