43
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Latar Belakang Sejarah
lapangan kebudayaan, kesenian, olahraga, dan per mainan pada tiap-tiap hari Sabtu.”
4. Masa Pemerintahan 1966– 1998
Orde Baru yang merupakan suatu tatanan seluruh kehi dupan rakyat, bangsa, dan negara, bertekad meluruskan
kembali kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Sejak awal Orde Baru telah ada pemikiran-pemikiran baru tentang
pembaharuan kebudayaan.
Pada masa Orde Baru, pendekatan budaya dilakukan ber dasarkan Pancasila dengan memperhatikan perkembangan
sejarah bangsa dan segala permasalahanya. Pengembangan budaya harus memperhatikan secara terpadu tiga lingkup per-
kem bangan sejarah, yakni lingkup nasional, lingkup kawasan, dan lingkup internasional.
Berdasarkan Ketetapan MPR No. IIMPR1978 ditetapkan tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
P-4 Eka Prasetia Pancakarsa, kebijakan pembinaan dan pengembangan budaya pada periode ini juga harus sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya penghayatan terhadap Pancasila oleh masyarakat Indonesia maka akan
terwujud pula nilai-niai Pancasila. Pem binaan kebudayaan nasional ditingkatkan untuk memperkuat kepribadian bangsa,
kebanggaan nasional, dan kesatuan na sio nal. Kebudayaan daerah juga digali dan dipupuk seba gai unsur-unsur yang
memperkaya kebudayaan nasional. Demi kian pula unsur-unsur kebudayaan dari luar yang bersifat positif.
Di bidang kesenian, pemerintah melakukan pembinaan dengan mengadakan berbagai kegiatan di bidang kesenian.
Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi senitari, seni teater, seni rupa, dan seni musik. Penggalian unsur-unsur kesenian
yang meliputi inventarisasai dan dokumentasi. Pembinaan dan peningkatan mutu dilakukan melalui lokakarya, pekan seni
atau pergelaran lomba seni.
Buku 9 .indd 43 92410 5:53:40 PM
44
Latar Belakang Sejarah NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Dalam hal sejarah dan kepurbakalaan, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan
usaha-usaha, antara lain: 1
Penyusunan daftar inventaris peninggalan sejarah dan pur bakala di seluruh Indonesia;
2 pemeliharaan peninggalan sejarah dan purbakala di selu ruh Indonesia yang meliputi 1000 bangunan;
3 perlindunganpengumuman terhadap benda-benda seja rah dan purbakala serta situs-situsnya;
4 pengembangan benda-benda peninggalan sejarah dan pur bakala;
5 pemugaran peninggalan sejarah dan purbakala, antara lain pemugaran Candi Borobudur, Candi Cangkuang, Candi
Jawi, dan Candi-candi di Muara Jambi. Di samping itu, juga dilakukan pemugaran keraton, istana, dan rumah
peribadatan;
6 penataran tenaga di bidang kepurbakalaan, antara lain penataran kepurbakalaan yang diperuntukkan bagi para
kepala bidang permuseuman, sejarah dan kepurbakalaan, kepala suaka sejarah, dan purbakala seluruh Indonesia.
5. Masa Reformasi 1998-2002
Pada dasarnya saat era Orde Baru, masalah kebudayaan di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan yang terdapat
pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak era reformasi, kebudayaan dipindahkan ke Departemen Pariwisata
sehingga menjadi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Pada departemen yang baru ini, kebudayaan ditempatkan pada penyebutan pertama dan kemudian pariwisata. Sektor
kebudayaan ini dibagi menjadi dua dirjen, yakni Dirjen Sejarah dan Purbakala serta Dirjen Nilai Budaya, Seni, dan Film.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana pemerintah, dipimpin oleh Menteri yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Departemen ini mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang
Buku 9 .indd 44 92410 5:53:40 PM