Masa Perumusan BPUPKPPK 1945 Kebudayaan Nasional dari Masa ke Masa
39
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Latar Belakang Sejarah
tersebut, diungkapkan bahwa struktur sosial Indonesia yang asli tidak lain ialah cipataan kebudayaan Indonesia.
40
Sebelum dilakukan pembahasan, rancangan pertama UUD telah disusun meliputi 11 sebelas bab dan 74 tujuh
puluh empat pasal. Ketentuan mengenai kebudayaan masuk dalam Bab XI Pasal 69 tentang Aturan-Aturan Umum, yang
berbunyi:
Pemerintah harus memajukan tumbuhnya kebudayaan nasional Indonesia.
Tetapi kebudayaan anak negeri dari masing-masing golongan sosial atau golongan bangsa harus dihormati sebagai
bagian-bagian yang khusus dari kebudayaan Indonesia.
41
Pada 13 Juli 1945, terjadi perubahan rancangan UUD. Rumusan pasal tentang kebudayaan nasional terdapat pada
bab Kesejahteraan Sosial Pasal 34, yang berbunyi “Pemerintah harus memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan bagi itu
memajukan kebudayaan dari masing-masing daerah, sebagai rukun dari kebudayaan nasional itu.”
42
Selanjutnya, pada draft rancangan UUD kedua yang disampaikan pada 14 Juli 1945,
untuk dibahas pada 15 Juli 1945 telah terjadi perubahan Pasal 34 UUD tentang kebudayaan nasional menjadi Pasal 33 UUD
yang berbunyi, “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.”
Di dalam pembahasan Undang-Undang Dasar pada 15 Juli 1945, Pasal 33 tentang kebudayaan nasional mendapat
sorotan dari Soepomo. Adanya ketentuan tentang kebudayaan nasional tidak berarti menolak kebudayaan daerah. Hal itu
diungkapkan sebagai berikut.
Ini tidak berarti bahwa kita menolak adanya kebudayaan daerah. Bukan maksud kami untuk menghapuskan misalnya ke bu -
dayaan Jawa, oleh karena dianggap bukan kebudayaan Indonesia. “Bukan itu maksud kami. Kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, dan
40
Muhammad Yamin, Op. Cit., hlm. 113.
41
Kusuma, Op. Cit., hlm. 568. Rancangan Pertama ini tidak terdapat dalam buku Muhammad Yamin.
42
Yamin, Op. Cit., hlm. 269.
Buku 9 .indd 39 92410 5:53:40 PM
40
Latar Belakang Sejarah NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
sebagainya, semuanya adalah kebudayaan Indo ne sia. Kebudayaan- kebudayaan daerah harus dihormati, dijunjung tinggi.”
Pasal 33 ini maksudnya ialah oleh karena kita menghendaki persatuan, maka kita mengajak lahirnya kebudayaan nasional
Indonesia. Bagaimana jalanya itu terserah kepada Negara dan masyarakat di kemudian hari.
43
Pada Kesempatan itu Hatta mengusulkan agar ketentuan mengenai kebudayaan ditempatkan dalam bagian pendidikan.
Menanggapi usulan Hatta, Soepomo menjelaskan sebagai berikut.
Tentang kebudayaan dan bahasa Panitia menganggap bahwa hal itu sudah dibicarakan dalam Panitia, akan tetapi
Panitia menganggap cukup dengan Pasal itu, dan dalam penerangan-penerangan telah saya katakan bahwa penerangan-
penerangan itu tidak bisa dilepaskan dari sifat tehnis. Tehnis Undang-Undang Dasar tidak bisa dimengerti dengan membaca
Undang-Undang itu saja, untuk dimengerti harus dibaca dengan.
44
Dalam rancangan ketiga tanggal 16 Juli 1945, pasal tentang kebudayaan digeser menjadi Pasal 32 berbunyi, “Pemerintah
memajukan kebudayaan nasional Indonesia.” Pada tanggal 17 Juli 1945 dibahas soal pendidikan dan pengajaran dalam garis-
garis besarnya. Pembahasan tersebut juga mencakup masalah kebudayaan nasional. Hal itu terdapat pada garis-garis besar
dengan nomor tiga sampai empat romawi sebagai berikut.
III. Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budidaya rakyat Indonesia
seluruh nya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan
bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan dengan tidak
menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
43
Ibid., hal. 317.
44
Ibid., hlm. 366.
Buku 9 .indd 40 92410 5:53:40 PM
41
NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IX
Latar Belakang Sejarah
kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
IV. untuk dapat memperhatikan serta memelihara ke- pentingan-kepentingan khusus dengan sebaik-baik-
nya, teristimewa yang berdasarkan agama dan atau kebudayaan, maka pihak rakyat diberi kesempatan yang
cukup luas untuk mendirikan sekolah-sekolah partikelir, yang penyelenggaraanya, seba gaian atau sepenuhnya,
boleh dibiayai oleh pemerintah. Pengawasan dari pemerintah atas usaha sekolah-sekolah partikelir
itu, hanya mengenai syarat-syarat untuk menjamin kebaikan pelajaran dan ketenteraman umum.
45
UUD hasil rumusan BPUPK menjadi bahan pembahasan dan selanjutnya disahkan oleh PPK sebagai UUD 1945. Berbeda
dengan pasal-pasal lain yang disahkan pasal per-pasal pada sidang pengesahan UUD oleh Ketua Sidang Ir. Soekarno 18
Agustus 1945, Pasal 32 tampaknya terlewatkan. Setelah Ir. Soekarno membacakan ayat 2 Pasal 31, langsung membaca
Bab XIV Kesejahteraan sosial.
46