35 Hal ini dikarenakan manusia tidak memiliki penuntut yang tepat tentang makna ke
rja bagi hidupnya. Makna kerja penting untuk dijadikan prinsip, sehingga segala aktivitas pekerjaan dapat memiliki arah dan tujuan serta menciptakan
semangat dan motivasi kerja yang baik. Oleh karena etos kerja karyawan merupakan penuntun sikap dan semangat serta moral kerja harus menjadi
sistem nilai
yang melekat
dalam perilaku
karyawan dalam
menjalankan tugasnya. Selain itu juga, etos kerja yang baik juga menisyaratkan rasa cinta kepada pekerjaannya. Sudah tentu yang dikehendaki oleh kita adalah
semangat memberi sebanyak‐banyaknya kepada perusahaan maupun kepada masyarakat umum.
2.1.4.2. Peranan Etos Kerja
Menurut Nitisemito 2007:68 bahwa etos kerja sangat penting bagi perusahaan sebab dengan etos kerja yang tinggi diharapkan pekerja akan bekerja
engan efektif dan efisien. Semangat kerja yang rendah dapat dilihat dari sikap karyawan sebagai berikut:
a. Karyawan tidak menghargai dan menghormati atasannya
b. Produktivitasnya rendah
c. Banyak keluhan
d. Banyak karyawan yang keluar masuk tingkat perputaran tenaga kerja
yang tinggi dalam satu periode. Adapun rendahnya etos kerja atau semangat kerja itu ditimbulkan oleh:
a. Tidak adanya kepuasan dalam bekerja, yang dikarenakan pekerjaan itu
sendiri tidak sesuai dengan hati kecilnya. b.
Pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan keahliannya.
36 c.
Imbalan yang diterima tidak sesuai dengan beratnya pekerjaan yang dibebankannya.
d. Adanya tekanan dari atasan atau teman sejawat dalam pekerjaan.
e. Tekanan dari luar lingkungan perusahaan.
Etos atau semangat rendah inilah yang harus kita hilangkan agar tidak mempengaruhi lingkungan pekerjaan. Karena dampak yang ditimbulkan dari etos
kerja atau semangat kerja yang rendah ini besar sekali terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan.
Individu atau kelompok dapat dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
a. Memiliki penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia.
b. Menempatkan pandangan tentang kerja sebagai suatu hal yang sangat
luhur bagi eksistensi manusia. c.
Kerja yang dilakukan sebagai aktifitas bermakna bagi manusia. d.
Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita
e. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.
2.1.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja terdiri dari agama, budaya, sosial politik, kondisi lingkungangeografis, pendidikan, struktur ekonomi, dan
motivasi intrinsik individu.
37 a.
Agama Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan
mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut
jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. Etos kerja yang rendah secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya kualitas keagamaan dan
orientasi nilai budaya yang konsenrvatif untuk menambah kokohnya tingkat etos kerja yang rendah.
b. Budaya
Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos bduaya ini juga disebut sebagai
etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkuta. Masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya
maju akan memiliki etos kerja yang tinggi dan sebaliknya, masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja yang
rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki etos kerja. c.
Sosial Politik Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau
tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja kerja dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh. Etos kerja harus dimulai dengan
kesadaran akan pentingnya arti tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan Negara. Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan
38 hanya mungkin timbul jika masyarakat secara keseluruhan memiliki orientasi
kehidupan yang terpacu ke masa depan yang lebih baik. d.
Kondisi LingkunganGeografis Etos kerja dapat muncul dikarenakan factor kondisi geografis. Lingkungan
alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan
dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
e. Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos
kerja keras. Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan bermutu disertai dengan peningkatan dan perluasan
pendidikan, keahlian, dan keterampilan sehingga semakin meningkat pula aktivitas dan produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi.
f. Struktur Ekonomi
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota
masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
39 g.
Motivitasi Intrinsik Individu Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang
bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keyakinan inilah yang menjadi
suatu motivasi kerja. Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang yang beukan bersumber dari luar diri, tetapi yang tertanam dalam diri sendiri,
yang sering disebut dengan motivasi intrinsic.
2.1.4.4. Aspek-aspek Etos Kerja