3
BAB II PENGELOLAANKASUS
2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi
2.1.1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat
makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa Potter dan Perry, 2005.
Setiap bayi atau anak memiliki suatu potensi genetik untuk pertumbuhan fisik, mental, dan emosionalnya. Nutrisi yang optimal tercapai dengan
memberikan zat gizi yang memenuhi semua aspek potensial pertumbuhan tersebut. Apabila nutrisi membatasi pertumbuhan atau menyebabkan terbentuknya
massa tubuh yang berlebihan, baik karena kualitas yang tidak adekuat maupun kuantitas yang tidak sesuai, atau terjadi keadaan malnutrisi Neal dan Cewin,
2007
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu : 1.
Ukuran Tubuh. Merupakan peubah utama dalam menentukan pengeluaran energi seseorang.
Tubuh yang besar memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih besar Almatsier, 2001.
2. Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan dengan tinggi, berat, dan umur yang sama mempunyai komposisi tubuh yang berbeda. Perempuan memiliki banyak
jaringan lemak dan lebih sedikit otot daripada laki-laki Almatsier, 2001. 3.
Umur Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja Almatsier, 2001.
Universitas Sumatera Utara
4
2.1.3. Komponen Nutrisi
Nutrisi dibagi menjadi delapan komponen utama yaitu air, energi, karbohidrat, protein, vitamin, mineral utama dan elemen renik Rudolph,2007.
2.1.3.1. Air
Air membentuk sekitar 50 sampai 60 berat tubuh pada orang dewasa muda dan 70 sampai 75 berat tubuh pada bayi Rudolph,2007.
Keseimbangan cairan dan elektrolit ditentukanoleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan
makananTarwoto,2006. Kebutuhan pemeliharan cairan untuk bayi berdasarkan berat badan 1-10
kg dibutuhkan cairan sebanyak 100mLkg Rudolph,2007. Menurut usia, kebutuhan cairan sehari-hari berdasarkan usia 3 bulan membutuhkan cairan
sebanyak 140-160 mlkghari, Pemberian nutrisi dalam jumlah memadai tanpa cairan yang cukup akan
menyebabkan dehidrasi. Bayi sangat rentan terhadap dehidrasi. Kebutuhan mereka akan air jauh lebih besar karena besarnya luas permukaan tubuh insensible
water loss. Mereka juga memiliki presentasi air tubuh totalyang lebih besar dengan kapasitas ginjal untuk menangani beban zat telarut terbatas dan
keterbatasan dalam mengemukakan rasa haus Rudolph, 2007. Bagi bayi, ASI atau susu formula merupakan sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan cairan. ASI dan susu formula dengan densitas energi standar 20 Kkaloz atau 0,66 KkalmL, mengandung air sekitar 89. Tambahan
air yang dihasilkan dari oksidasi susu yang dikomsumsi tersedia dalam bentuk air bebas. Apabila konsentrasi susu formula melebihi 24 kkaloz terdapat resiko
bahwa walaupun kalori dikomsumsi adekuat, bayi kurang mendapat air bebas sehingga terjadi peningkatan beban zat terlarut pada ginjal dan dehidrasi
Rudolph, 2007.
2.1.3.2. Energi
Untuk bayi, RDA mengajurkan rata-rata 108 kkalkghari sampai usia 6 bulan, dengan 98 kkalkghari untuk bayi berusia 6 sampai 12 bulan. Walaupun
angka-angka tersebut didasarkan pada penelitian terhadap “asupan normal”, tetapi
Universitas Sumatera Utara
5
asupan energi yang sebenarnya bervariasi dalam rentang ini. Sebagian besar peneliti melaporkan asupan bayi sehat rata-rata 107 kkalkghari pada usia 1 bulan
tetapi kemudian turun menjadi 85 kkalkghari pada usia 6 bulan Rudolph, 2007.
Kategori anak bayi usia 0,0 sampai 0,5 tahun rata-rata normalnya memiliki berat badan 6 kg dengan tinggi 60 cm, maka kecukupan energi rata-rata per
kilogram adalah 108 kkal dan perhari 650 kkal Rudolph,2007.
2.1.3.3. Karbohidrat
ASI menyediakan sekitar 40 dari kalorinya dalam bentuk laktosa yang mengalami hidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa. Buah dan sayuran
mengandung gula sederhana, termaksud glukosa dan fruktosa. Sukrosa gula pasir adalah kombinasi glukosa dan fruktosa. Pada anak dan dewasa, sebagian
besar karbohidrat makanan dikomsumsi dalam bentuk polisakarida. Makanan Amerika rata-rata mengandung karbohidrat 35 sampai 60. Asupan karbohidrat
murni refined yang berlebihan meningkatkan resiko karies gigi Rudolph, 2007.
2.1.3.4. Protein
ASI memiliki kandungan protein rata-rata 9 gL. Sebagian dari protein ini tidak disediakan untuk tujuan nutrisional. Tiga perempat IgA dalam ASI
disekresikan utuh melalui tinja. Selain itu, baik laktoferin maupun lisozim mungkin tidak dicerna atau diserap. Ketiga protein ini mungkin membentuk
sampai 30 dari semua protein didalam ASI, sehingga jumlah protein ASI yang tersedia untuk nutrisi mungkin serendah 7,2 gL atau 1,3 gkghari. RDA untuk
bayi didasarkan pada jumlah protein total yang tersedia dalam ASI. Angka tersebut diperkirakan adalah 2,0 sampai 2,4 gkghari selama bulan pertama
kehidupan dan secara bertahap turun menjadi sekitar 1,5 gkghari pada usia 6 bulan untuk kemudian menetap sepanjang tahun pertama kehidupan. Susu formula
saat ini diizinkan oleh peraturan federal untuk mengandung antara 1,8 sampai 4,5 g protein per 100 kkal, yang akan menyediakan rata-rata asupan protein antara
2,0 dan 5,4 gkg.hari. Sebagian besar ahli gizi menganjurkan asupan kurang dari 3,5 gkghari pada bayi sehat Rudolph, 2007.
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.3.5. Vitamin
Vitamin merupakan substansi organik dalam jumlah kecil pada makan yang esensial untuk metabolisme normal Potter dan Perry, 2005. Vitamin
berfungsi sebagai kofaktor dalam berbagai reaksi metabolik penting Rudolph, 2007. Berikut dijelaskan tabel mengenai kerja biokimia vitamin, efek defisiensi,
toksisitas dan sumber makanan :
Tabel 2.1 Kerja Biokimia Vitamin, Efek Defisiensi, Toksisitas Dan Sumber Makanan
Vitamin Kerja Biokimia
Efek Defisiensi
Efek Toksisitas
Sumber Makanan
Vitamin A
Komponen pigmen retina dan rodopsin
untuk penglihatan dalam cahaya,
perkembangan tulang dan gigi,
mempertahankan integritas sel
epitel,penyembuha n luka dan
pertumbuhan Rabun senja,
fotofobia, konjungtiviti,
keratomalaisia Karotenemia
diserati xantosis kutis,
keringat malam, kulit
kering, vertigo, hepatomegali,
peningkatan cairan
serebrospinalis Hati,
minyak, susu,
kuning telur,
mentega, sayur –
sayuran hijau
Vitamin D
Mengatur penyerapan dan
pengendapan kalsium dan fosfor,
pembentukan protein pengangkut
kalsium dimukosa deudonum, sintesis
protein pengikat kalsium di sel
epitel Pada bayi dan
anak : rakitis Pada bayi dan
anak – anak : hiperkalasemi,
aneroksia, gangguan
pertumbuhan Susu,telur,
hati, mentega
Vitamin E
Antioksidan berperan dalam
fragilitas darah merah,
menstabilkan membran sel
mencegah peroksida asam
lemak tidak jenuh Anemia
hemolitik pada bayi prematur,
gangguan integriras
saraf, lesi otot Tidak
diketahui Minyak
nabati, hati sapi,
kacang tanah,
susu, telur, mentega,
sayuran
Vitamin K
Memfasilitasi sintesis protombin,
faktor pembekuan II, VII, IX, X
Kelainan perdarahan
Kernikterus Minyak
nabati, babi,
sayuran
Universitas Sumatera Utara
7
hijau,
2.1.3.6. Mineral Utama
ASI atau susu formula memasok mineral-mineral pada bayi dan anak. Namun demikian, bayi yang banyak minum susu apapun alasannya beresiko
tinggi mengidap defisiensi mineral Rudolph, 2007. Berikut adalah tabel mengenai mineral utama yang dibutuhkan tubuh,
kerja biokimiawi, efek defisiensi, toksisitas dan sumber makanan :
Tabel 2.2 Mineral Utama Yang Dibutuhkan Tubuh, Kerja Biokimiawi, Efek Defisiensi, Toksisitas Dan Sumber Makanan
Mineral Kerja
Biokimiawi Efek defisiensi
Efek toksisitas
Sumber makanan
Thiamin Berikatan dengan
fosfor untuk membentuk
tiamin pirofosfat yang bekerja pada
berbagai dekarboksilasi
oksidatif termaksud asam
piruvat Beri-beri, gagal
jantung kongesti, takikardi, edema
perifer Beri-beri kering,
neuritis, parestesia,
iritabilitas, anoreksia
Tidak diketahui
Hati, daging,
susu, babi, padi-
padian utuh, dan
kacang
Riboflavin Bagian dari
koenzim flavin, flavin adenin
nukleotida, dan flavin
mononukleotida yang penting
untuk oksidasi, pertumbuhan,
pigmen retina untuk adaptasi
cahaya Fotofobia,
penurunan ketajaman
penglihatan, rasa terbakar, dan
gatal pada mata, vaskularisasi
kornea, glositis, dermatitis
seboroik, Tidak
diketahui Susu,
keju, telur, daging,
ikan, sayuran
berwarna hijau,
padi- padian
yang utuh
Niasin Komponen koenzim I dan II,
kofaktor dalam sejumlah sistem
dehidrogenase penting untuk
sintesis glikogen dan penguraian
asam lemak Pelagra, :
dermatitis, apatis, anoreksia,
neuropati perifer, ensefalopati
dengan demensia, diare akibat
atropi mukosa Asam
nikotinat memiliki efek
vasodilatasi, flushing kulit,
kesemutan, gatal, pusing
bergoyang, mual,
mungkin memicu
kelainan hati Daging
tanpa lemak,
kacang tanah,
ragi, daging,
sayuran hijau,
serelia
Universitas Sumatera Utara
8
Lanjutan ….. Folat Asam
tetrahidrofolat adalah bentuk
aktif, esensial dalam sintesis
purin, pirimidin dan
nukleoprotein, reaksi metilasi,
akseptor satu karbon
Anemia megaloblastik
juga harus dicurigai
defisiensi vit B12, gangguan
imunitas selular, gangguan
pertumbuhan, glositis,
gangguan pencernaan
Tidak diketahui
Hati, sayur- sayuran
berwarna hijau, brokoli,
kacang, keju
Vitamin B4
berperan dalam sintesis
hemoglobin dan metabolisme
lemak Dermatitis,
keilosis, stomatitis,
neuritis perifer, anemia
mikrositik hipokromik,
Tidak diketahui
Hati, padi- padian, ragi,
kentang, jagung,
kacang kedelai,
pisang, kacang tanah
Vitamin B12
Esensial untuk pematangan sel
darah merah disumsum tulang
belakang, koenzim untuk
metil malonil KoA mutase,
pemindahan satu unit kabon dalam
metabolisme purin,
mempengaruhi metabolisme
susunan syaraf Anemia
permisiosa, gangguan saraf
pada serat saraf besar di korda
spinalis Tidak
diketahui Hati, daging,
susu, padi- padian utuh,
dan kacang
Biotin Koenzim dari semua
karboksilase dan karbon dioksida
Dermatitis lenier, anoreksia,
glositis, alopesia, mual nyeri otot,
insomia Tidak
diketahui Hati, daging,
susu, padi- padian utuh,
dan kacang
Asam pantotenat
Kompenen KoA penting untuk
metabolisme lemak, protein
dan CHO, Dijumpai pada
pemakaian antagonis,
depresi, hipotensi,
Tidak diketahui
Hati, daging, susu, padi-
padian utuh, dan kacang
Universitas Sumatera Utara
9
biosintesis asam lemak
kelemahan otot, mual, antibodi
2.1.3.7. Elemen Renik
Elemen renik hanya membentuk kurang dari satu persepuluh ribu berat tubuh total, tetapi banyak yang dianggap esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan
reproduksi. Elemen renik berfungsi sebagai kofaktor dalam reaksi enzim, komponen cairan tubuh, tempat untuk mengikat oksigen, dan sebagai komponen
struktural untuk makromolekul nonenzimatik. Tabel dibawah meringkaskan kerja biokimiawi efek defisiensi toksisitas dan sumber elemen renik dalam makanan.
Tabel 2.3 Kerja Biokimiawi Efek Defisiensi Toksisitas Dan Sumber Elemen Renik Dalam Makanan
Elemen Renik
Kerja Biokimiawi
Efek Defisiensi Efek
Toksisitas Sumber
Makanan
Kromium Dibutuhkan untuk
metabolisme normal glukosa
memperkuat kerja insulin
Intoleransi glukosa,
gangguan pertumbuhan,
neuropati perifer,
keseimbangan nitrogen negatif,
penurunan respiratori
quotient Tidak diketahui
Daging, keju, ragi,bir
Tembaga Penting untuk
membentuk sel darah merah dan
hemoglobin, konstituen
seruloplasmin, komponen
metaloenzim kunci
Anemia sideroplastik,
neutropenia, leukopenia,
depikmentasi ataksia disfungsi
eritropoiesis, anoreksia
Penyakit wilson, pengendapan
tembaga di kornea dan hati
menyebabkan sirosis, penurun
status neurologik
Hati, kerang, ginjal, tiram,
kismis, coklat, daging, ikan,
kacang
Fluroida Membantu melindungi gigi
terhadap pembusukan,
dapat mengurangi
penyusutan tulang
Peningkatan kecenderungan
mengalami karies gigi
Fluorosis gigi dengan bercak
dan berubah warna
Air minum, makanan laut
Iodium Komponen hormon tiroksin
dan trilodotiroin Hipotiroid,
gondok, sederhana
Gondok yang latrogenik
Gram beriodium,
makanan laut,
Universitas Sumatera Utara
10
kretinisme endemik
ganggang laut
Lanjutan … Besi Struktur
hemoglobin dan mioglobin untuk
mengangkut oksigen dan
karbondiaoksida , enzim
oksidatif, sitokrom C dan
katalase Anemia
mikrositik hipokromia,
kegagalan pertumbuhan
Hemokromatosis Hati, daging
tanpa lemak, telur, ayam
Mangan Kofaktor untuk
piruvat asetil Ko-A
karboksilase Penurunan
berat badan, dermatitis
transien, mual dan muntah,
perlambatan pertumbuhan
rambut, Kelainan
neurologik seperti yang dijumpai
pada penyakit parkinson
Tersebar luas, defisiensi
hanya dilaporkan
pada diet eksperimental
Molibdenum Kofaktor untuk xantin, aslehida
dan sulfit oksidase
Kerusakan otak yang
parah, takikardi, nyeri
kepala Sindrom mirip
gout Tersebar
luas, defisiensi
hanya dilaporkan
pada nutrisi parenteral
dan sindrom genetik
Selenium Faktor pertumbuhan
dan kofaktor untuk glutation
peroksidase dan sistem enzim
lain Kardiomiopati,
nyeri otot Kerontokan
rambut, pengecapan
metalik Tersebar
luas, defisiensi
hanya dilaporkan
pada pemberian
parenteral
Seng Kofaktor untuk
lebih dari 90 enzim
Kegagalan pertumbuhan
Muntah dan diare, dermatitis,
defisiensi tembaga
Tersebar luas,
defisiensi hanya
dilaporkan pada diare
kronik dan nutrisi
Universitas Sumatera Utara
11
parenteral
2.1.4. Makanan Formula dan Petunjuk Pemberian Makan Pada Bayi 2.1.4.1. Formula Bayi
ASI adalah sumber nutrisi yang tersedia bagi bayi baru lahir, sehingga susu diberikan oleh ibu biologis atau ibu susu wer-nurse sewaan. Perkembangan
susu formula bayi merupakan kejadian revolusioner dalam sejarah nutrisi pediatrik. Belum ada formula yang menyamai persis ASI, tetapi formula bayi
telah disempurnakan sedemikian rupa ketahap menyamai ASI. Formula bayi memadai bagi bayi dari ibu karena alasan pribadi tidak ingin menyusui anaknya
atau secara medis dikontraindikasikan untuk menyusui, dan sebagai suplemen apabila ASI tidak praktis untuk disimpan Rudolph, 2007.
Selama 4 sampai 6 bulan pertama kehidupan, ASI dan susu formula dapat berfungsi sebagai satu-satunya sumber nutrisi bagi bayi. Antara 4 dan 6 bulan besi
dalam makanan mungkin kurang memadai, sehingga formula bayi harus diperkaya oleh zat besi. Walaupun ketersediaan hayati besi dalam ASI baik,
namun bayi yang mendapat ASI mungkin kurang mendapat besi, dengan demikian makanan pertama yang dikenalkan adalah makanan yang kaya akan besi
Rudolph, 2007. Densitas kalori standar untuk semua formula bayi aterm sama dengan
yangterdapat pada ASI 20 kkaloz dan semua pada dasarnya memiliki osmolaritas yang sama 280 sampai 300 mOsmkg. Terdapat sedikit perbedaan
dalam kandungan elektrolit yang mungkin penting untuk memilih formula pada kasus tertentu. Formula yang tersedia untuk bayi aterm dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kategori besar berdasarkan jenis dan sifat kandungan protein yaitu :
Formula dengan bahan dasar susu sapi
. Protein ASI terdiri sari sekitar 70 Wheymanusia dan sekitar 30 kasein manusia. Formula susu sapi yang
belum diolah mengandung sekitar 18 whey sapi dan sekitar 82 kasein whey sapi, sedangkan formula yang sudah ‘humanized’ dimanusiawikan
mengandung sekitar 60 whey sapi sekitar 40 kasein sapi. Walaupun terdapat perbedaan kuantitatif antara rasio whey, kasein pada berbagai formula
yang didasarkan susu sapi untuk bayi aterm, tetapi hasil pemberian formula
Universitas Sumatera Utara
12
predominan kasein atau predominan whey untuk bayi sehat tidak dapat dibedakan Rudolph, 2007.
Formula dengan bahan dasar protein kedelai. Kedelai adalah sumber
protein komersial kedua yang digunakan dalam formula bayi. Protein kedelai adalah jenis protein ketiga tersering yang dijumpai dalam formula bayi, dua yang
lain adalah kasein dan whey. Susu kedelai sudah dianggap sesuai dengan bayi sejak 50 tahun yang lalu. Walaupun tidak ada data yang berarti mengenai
keamanan pemakaian formula bayi pada prematur dan bayi sakit, tetapi tidak ada bukti yang harus membatasi pemakaian formula ini bagi bayi yang sehat
Rudolph, 2007. The Committee on Nutrition dari theAmerican Academy of Pediatrics
menganjur pemakaian protein kedelai hanya pada bayi : 1.
Keluarga vegetarian yang tidak menginginkan formula protein hewan. 2.
Galaktosemia, defisiensi laktase primer atau fase pemulihan dari intoleransi laktosa sekunder karena merupakan formula paling murah yang
tidak mengandung laktosa. 3.
Bayi yang berpotensi mengalami alergi yang belum memperlihatkan klinis alergi.
Namun, para bayi harus dipantau dengan cermat untuk mengetahui ada tidak alergi pada kedelai. Komite tersebut juga menyarankan bahwa formula-
formula ini jangan digunakan : 1.
Untuk pemberian makanan rutin bagi bayi prematur dan berat bayi rendah. 2.
Apabila pemakaian harus dalam periode terbatas, kalaupun terindikasikan. 3.
Dalam penanganan dietetik reaksi alergi terhadap protein susu sapi dan atau formula protein kedelai.
2.1.4.2. Petunjuk Pemberian Makan Pada Bayi Kurang dari 6 Bulan Tabel 2.4 Petunjuk Pemberian Makan Pada Bayi Kurang dari 6 Bulan
Rentang Usia Pengenalan
Makanan Baru Alasan
Pengenalan Pola
Perkembangan
0-2 bulan ASI atau formula
Memenuhi semua kebutuhan gizi bayi
selama 4 sampai 6 bulan pertama
Refleks menyusu, pola
mengisap, menelan,
gerakan lidah menjulur
Universitas Sumatera Utara
13
Lanjutan … 4-6 bulan
Serealia tunggal yang diperkaya
besi di campur dengan susu.
Serealia beras merupakan padi-
padian yang paling hipoalergenik, dan
biasanya diperkenalkan
pertama kali. Menyediakan
sumber besi makanan pada usia
saat simpanan tubuh dari lahir
mulai berkurang Pematangan
pengendalian kepala dan leher.
Bibir memiliki pengendalian
motorik untuk menutup rongga
mulut. Lidah dapat bergerak
ke samping untuk membantu
memindahkan makanan di
mulut, dan bayi akan menarik
bibir bawah saat sendok dilepas
gerakan rahang memotong naik-
turun dimulai
2.2. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi 2.2.1. Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi pasien yang beresiko masalah nutrisi berhubungan dengan stres, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup,
dan faktor-faktor lain. Pengkajian nutrisi terdiri dari empat area pokok yaitu pengukuran fisik tinggi dan berat badan, tes laboratorium, riwayat diet dan
kesehatan dan observasi klinik Potter dan Perry, 2005.
Pengkuran Fisik
Pengukuran tinggi dan berat badan harus diperoleh ketika pasien masuk rumah sakit atau lingkungan pelayanan kesehatan apapun. Apabila
memungkinkan, pasien harus ditimbang pada waktu yang sama setiap hari, pada skala sama dan dengan pakaian atau linen yang sama. Perubahan berat badan
terakhir harus didokumentasikan Potter dan Perry, 2005.
Tes Laboratorium dan Biokimia
Universitas Sumatera Utara