Perilaku Merokok Perilaku Merokok Pada Remaja 1 Perilaku

Merespon responding, artinya memberikan jawaban bila ditanya,mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Menghargai valuing, maksudnya mengajak individu lain atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung Jawab responsible, maksudnya bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko Notoatmodjo, 2012. Tindakan atau praktik practice, suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata perlu adanya faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adanya fasilitas. Tindakan memiliki tingkatan, tingkatannya yaitu: a. Respon Terpimpin guided respons, maksudnya dapat melakukan sesuatu tindakan dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. b. Mekanisme mechanism, menunjukkan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis. c. Adopsi adoption, maksudnya suatu tindakan yang sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut Notoatmodjo, 2012.

3.2 Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang berupa membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa kemudian asapnya dihembuskan kembali ke udara. Meski semua orang tahu akan bahaya Universitas Sumatra Utara yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan rumah, kantor, sekolahan, maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat dijumpai orang yang sedang merokok Sitepoe, 2000. Penelitian Moolchan dkk 2000 dalam Kasfi, 2004 menunjukkan bahwa tiga fase klinikal penting yang mendahului tingkat ketergantungan individu terhadap rokok secara positif adalah trial coba-coba, occasional use sesekali merokok, dan daily use perokok harian. Mu’tadin 2002 dalam Kasfi, 2004, mengkategorikan perilaku merokok individu atas: 1 Perokok ringan, yaitu perokok yang menghabiskan rokok lebih kurang 10 batang rokok perhari dengan waktu mulai merokok rata-rata lebih dari satu jam setelah bangun pagi setiap hari. 2 Perokok sedang, yaitu bila menghabiskan rokok lebih kurang11 - 21 batang perhari dengan waktu mulai merokok rata-rata 31 – 60 menit sesudah bangun pagi tiap hari. 3 Perokok berat, yaitu bila menghabiskan lebihdari 31 batang rokok sehari dan merokok rata-rata 6 – 30 menit setelah bangun pagi tiap hari. Tomkins 1988 dalam Basyir, 2005, terdapat empat kategori perilaku merokok berdasarkan Management of Affect Theory: 1 Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif, maksudnya seseorang yang merokok akan merasakan bertambahnya rasa yang positif. 2 Universitas Sumatra Utara Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif, maksudnya seseorang merokok dikarenakan adanya perasaan cemas, gelisah, dan marah maka rokok akan dianggapnya sebagai penenang. 3 Perilaku merokok yang adiktif atau yang sering disebut kecanduan, maksudnya seseorang yang merokok akan sangat ketergantungan terhadap rokok tersebut. 4 Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan, maksudnya seseorang merokok bukan dikarenakan untuk mengendalikan perasaan lagi tetapi merokok memang sudah rutinitasnya sehari-hari. Tempat merokok mencerminkan pola perilaku merokok. Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka penggolongkan tipe perilaku merokok menjadi: 1 Merokok di tempat umum, yang dibagi ke kelompok homogen sama-sama perokok secara bersamaan menikmati kebiasaanya tapi kelompok ini masih menghargai orang lain disekitarnya. Kelompok heterogen merupakan kelompok yang merokok ditengah-tengah orang yang tidak merokok yang tergolong orang yang tidak berperasaan, tidak etis, dan tidak punya tata karma. 2 Merokok di tempat pribadi, merokok seperti memilih di kamar tidur pribadi atau di kantor dapat digolongkan sebagai individu yang kurang menjaga kebersihan diri, serta penuh dengan perasaan gelisah yang mencekam. 3 Merokok di toilet, dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi Basyir, 2005. Universitas Sumatra Utara

3.3 Faktor-faktor Resiko Perilaku Merokok Remaja