Faktor Lingkungan Faktor-faktor Resiko Perilaku Merokok Remaja

mana perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif atau pun positif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu. b. Reaksi emosi positif dimana merokok digunakan untuk menghasilkan emosi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan rasa. c. Reaksi untuk penurunan emosi, yang mana merokok ditujukan untuk mengurangi rasa tegang, cemas biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain. d. Alasan sosial, maksudnya merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok umumnya pada remaja dan anak-anak, identifikasi dengan perokok lain, dan untuk menentukan gambaran diri seseorang. Merokok pada anak-anak juga dapat disebabkan adanya paksaan dari teman-temannya. e. Leventhal dan Cleary 1980 dalam Oskamp, 1984 juga menyatakan ketagihan atau kecanduan sebagai akibat dari merokok yang mana seseorang merokok karena mengaku telah mengalami kecanduan. Yang dikarenakan adanya nikotin yang terkandung didalam rokok. Semula hanya mencoba-coba rokok, tetapi akhirnya tidak dapat menghentikan perilaku tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin.

3.3.2 Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan berkaitan erat dengan keadan sekitar remaja serta penggunaan tembakau antara lain orang tua, saudara kandung, teman sebaya yang merokok, maupun melihat reklame tembakau. Orang tua merokok memegang peranan terpenting bagi anaknya yang remaja Universitas Sumatra Utara menjadi merokok. Sedangkan reklame tembakau diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat dari pada pengaruh orang tua atau teman sebaya, mungkin karena mempengaruhi persepsi remaja terhadap penampilan dan manfaat merokok Soetjiningsih, 2004. Dimana lingkungan tersebut tempat proses remaja bersosialisai. Lingkungan terbagi menjadi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat Ali Asrori, 2004. Menurut Ali dan Asrori 2004 berpendapat bahwa lingkungan keluarga sangat dibutuhkan oleh remaja dalam perkembangan sosialnya adalah suasana kehidupan keluarga yang kondusif harmonis-tidaknya, intensif-tidaknya interaksi antara anggota keluarga yang erat hubungannya karena remaja hidup dalam kelompok keluarga yang akan mempengaruhi perkembangan sosial remaja yang ada di dalam keluarga. Lingkungan sekolah merupakan salah satu lingkungan tempat remaja hidup dalam keseharian. Sebagaimana dalam lingkungan keluarga yang dituntut kondusif, lingkungan sekolah juga dituntut kondusif Ali Asrori, 2004. Menurut Barrow dan Woods 1982 dalam Ali Asrori, 2004, kondusif tidaknya suasana sekolah bagi perkembangan sosial remaja tergambar dalam interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, keteladanan perilaku guru, kualitas guru yang ditampilkan dalam melaksanakan tugas profesionalnya sehingga dapat menjadi model bagi siswa yang tumbuh remaja serta hadir atau tidaknya faktor-faktor tersebut Universitas Sumatra Utara secara favourable dapat mempengaruhi perkembangan sosial remaja meskipun disadaribahwa sekolah bukanlah satu-satunya faktor penentu. Lingkungan masyarakat, salah satu yang dialami remaja dalam proses sosialisainya adalah tidak jarang masyarakat bersikap tidak konsisten terhadap remaja, maksudnya remaja tidak diberikan kesempatan atau peran penuh sebagaimana orang yang sudah dewasa. Untuk masalah- masalah yang dipandang penting dan menentukan, remaja masih sering dianggap anak kecil atau dianggap belum mampu sehingga menimbulkan kekecewaan atau kejengkelan pada remaja. Keadaan ini yang seringkali menjadi penghambat perkembangan sosial remaja Ali Asrori, 2004. Usia remaja merupakan masa dimana remaja berupaya untuk mencari dan membentuk persahabatan dengan teman kelompok sebayanya. Persahabatan pada remaja dapat mengembangkan dan belajar keterampilan sosial serta menomorsatukan hubungan dengan temannya dibandingkan dengan keluarganya. Namun demikian remaja yang patuh terhadap orang tuannya akan selalu memperhatikan nasihat, bimbingan, dan arahan orang tuanya serta sadar membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam hal ini remaja dikatakan dalam bersikap kritis dan kadang memberontak terhadap nilai-nilai yang dianggap ketinggalan zaman. Maka dari pada itu salah satu ciri perkembangan remaja yaitu selalu bergejolak untuk mencari kemapaman, keseimbangan, dan kedewasaan kepribadiannya Dariyo, 2002 Universitas Sumatra Utara

3.3.3 Faktor Biologis