Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia Tahun 2017

Gambar 2. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia Tahun 2017

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2015-2016. Industri jasa dipilih karena memiliki jumlah perusahaan yang listing paling banyak dibandingkan dengan industri lain. Selain itu juga untuk menghindari adanya industrial effect yaitu risiko industri berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain.

Data yang digunakan yakni laporan keuangan perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2016. Alasan penggunaan data selama satu tahun yang dimulai dari tahun 2015-2016 karena pada tahun tersebut merupakan data terbaru yang tersedia dan dapat memberikan profil atau gambaran terkini tentang keuangan perusahaan. Jumlah perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2015-2016 adalah sebanyak 320 perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2016 yang dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 50 perusahaan dengan total pengamatan sebanyak 50 pengamatan. Adapun ringkasan sampel penelitian disajikan dalam Tabel 5 seperti berikut.

Tabel 5. Sampel Penelitian No.

Sektor Usaha Jumlah

1. Property dan Realestate 26 26 2. Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

8 8 3. Keuangan

11 11 4. Perdagangan, Jasa dan Investasi

Total 50 50 Akumulasi

Sumber: data diolah, 2017 Pada tabel 6 di bawah ini dapat dilihat bahwa sampel yang terpilih tersebar secara acak dan hampir tersebar merata pada 4 sektor usaha. Perusahaan yang paling banyak berasal dari sektor keuangan yaitu sebanyak 4 perusahaan atau 40%.

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Sektor Usaha No.

Sektor Usaha

Frekuensi

Persentase (%)

1. Property dan Realestate 26 52 2. Infrastruktur,

8 16 Transportasi 3. Keuangan

Utilitas

dan

11 22 4. Perdagangan, Jasa dan Investasi

Jumlah 50 100

Sumber: data diolah, 2017

2. Hasil Uji Instrumen Penelitian

a. Statistik Deskriptif

Analisa statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran fenomena atau karateristik data yang digunakan dalam penelitian. Gambaran yang disajikan berupa jumlah sampel yang diteliti, nilai rata-rata, dan standar deviasi serta distribusi data tidak harus normal (Setiawan, 2010). Adapun hasil pengujian statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

Std. Deviation N Future of Cash Flow (Y)

Mean

4108020248301,854 50 Laba Bersih Sebelum Pos

3311495130193,887 50 Luar Biasa (X 1 ) Arus Kas Operasi (X 2 )

Arus Kas Investasi (X 3 )

1691006049134,038 50 Sumber: Output SPSS 22.0 (2017)

Arus Kas Pendanaan (X 4 )

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui jumlah data (N) sebanyak 50 data pengamatan dengan besarnya rata-rata ( mean ) prediksi variabel Future of Cash Flow (Y) adalah Rp 1.339.577.104.241,08, Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa

(X 1 ) Rp 779.742.352.939,52, Arus Kas Operasi (X 2 ) Rp 1.289.564.556.692, Arus Kas Investasi (X 3 ) yang mengalami penurunan sebesar Rp (1.006.936.341.192,80)

dan Arus Kas Pendanaan (X 4 ) sebesar Rp 158.007.362.083,10.

Nilai simpangan baku atau standar deviasi untuk variabel Future of Cash Flow (Y) adalah 4.108.020.248.301,854, Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa (X 1 ) 3.311.495.130.193,887, Arus Kas Operasi (X 2 ) 6.250.059.145.077,192, Arus Kas Investasi (X 3 ) 3.950.772.846.447,001, dan Arus Kas Pendanaan (X 4 ) sebesar 1.691.006.049.134,038.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan memperlihatkan uji grafik histogram dan uji normal P-P Plot Regression Standardized Residual . Uji Grafik Histogram dan Uji Normal P-P Plot Regression Standardized Residual

Pada dasarnya normalitas sebuah data dapat dikenali atau dideteksi dengan melihat persebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik Histogram dari residualnya.

a) Data dikatakan berdistribusi normal jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya.

b) Sebaliknya data dikatakan tidak berdistribusi normal jika data menyebar jauh dari arah garis atau tidak mengikuti diagonal atau grafik histogramnya.

Gambar 3. Grafik Histogram

Gambar 4. Normal P-P Plot Regression Standardized Residual

Berdasarkan gambar 3 dan 4 dapat dilihat grafik histogram maupun normal P- P Plot Regression Standardized Residual yang dimana grafik histogram Berdasarkan gambar 3 dan 4 dapat dilihat grafik histogram maupun normal P- P Plot Regression Standardized Residual yang dimana grafik histogram

c. Hasil Uji Hipotesis

Hasil pengujian terhadap hipotesis yang dibentuk diperoleh melalui hasil uji dengan menggunakan program SPSS 22.0. Uji hipotesis yang dimaksud adalah uji determinasi, uji simultan dan uji parsial untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen dan apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Berikut dipaparkan mengenai uji hipotesis yang telah dibentuk.

1) 2 Hasil Uji Determinasi (R ) Uji koefisien determinasi merupakan uji statistik untuk menjelaskan

seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan perubahan variabel dependen (Janie, 2012). Dalam penelitian ini, uji koefisien determinasi dilakukan dengan bantuan SPSS. Berikut dipaparkan hasil uji koefisien determinasi dari hasil olah data SPSS dibawah ini.

Tabel 8. Hasil Uji Determinasi (R 2 )

Model

R 2 Adjusted R Std. Error of the

Estimate 1 ,986 a ,972 ,970 712453032246,752 Sumber : Output SPSS 22.0 (2017)

Square

Berdasarkan hasil uji determinasi tersebut diperoleh nilai R 2 sebesar 0,972 yang berarti variabel independen mampu menjelaskan perubahan variabel Berdasarkan hasil uji determinasi tersebut diperoleh nilai R 2 sebesar 0,972 yang berarti variabel independen mampu menjelaskan perubahan variabel

arus kas pendanaan mampu menjelaskan perubahan nilai arus kas masa depan sebesar 97,2%. Hal tersebut berarti bahwa perubahan nilai laba bersih sebelum pos luar biasa, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan mampu mempengaruhi perubahan nilai arus kas masa depan sebesar 97,2%. Sehingga dari hasil uji determinasi tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen memiliki hubungan yang kuat terhadap variabel dependen.

2) Hasil Uji Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini akan dilihat apakah terdapat pengaruh antara Laba dan Komponen Arus Kas terhadap Arus Kas Masa Depan sebagai variabel dependen. Berikut dipaparkan mengenai hasil uji F dengan menggunakan pengolah data SPPS 22.0.

Tabel 9. Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVA a

Model

F Sig. 1 Regression

Sum of Squares

Df Mean Square

Sumber: Output SPSS 22.0 (2017) Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai F hitung yang diperoleh dari uji statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS yakni sebesar

396,026. Nilai F tabel yang diperoleh yakni sebesar 2,58. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

H 0(1) = Laba dan komponen arus kas secara bersama-sama tidak

berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan, jika

F hitung <F tabel .

H 1(1) = Laba dan komponen arus kas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan, jika F hitung >F tabel . Berdasarkan hipotesis yang telah dibentuk sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Laba dan Komponen Arus Kas secara bersama-sama mempunyai berpengaruh yang signifikan terhadap Arus Kas Masa Depan yang ditunjukkan dengan lebih besarnya nilai F hitung jika dibandingkan dengan F tabel yaitu 396,026 > 2,58. Sehingga H 1(1) atau hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai Laba dan Komponen Arus Kas secara bersama-sama terhadap Arus Kas Masa Depan diterima, sedangkan H 0(1) atau hipotesis nol ditolak.

2) Hasil Uji Parsial (Uji t) Uji parsial atau uji t dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap perubahan nilai variabel dependen. Dalam penelitian ini akan dilihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Laba, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, dan Arus Kas Pendanaan sebagai variabel indepenen secara parsial terhadap Arus Kas Masa Depan sebagai variabel dependen. Berikut dipaparkan hasil uji t yang diperoleh melalui olah data dengan bantuan program SPSS.

Tabel 10. Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficients a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized T Sig. Coefficients

B. Std. Error

,337 2,709 ,010 Bersih Sebelum

Pos Luar Biasa Arus Kas

,466 2,220 ,031 Operasi Arus Kas

-,263 -1,926 ,060 Investasi

Arus Kas

Sumber: Output SPSS 22.0 (2017)

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 10 tersebut dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut.

Y = 294.361.596.764,492+ 0,418 X 1 + 0,307 X 2 – 0,273 X 3 + 0,308 X 4

dimana: Y

: Future of cash flow tahun amatan (2016)

a : konstanta

X 1 : Laba bersih sebelum pos luar biasa tahun berjalan

X 2 : Arus kas operasi tahun berjalan (2015)

X 3 :Arus kas investasi tahun berjalan (2015)

X 4 : Arus kas pendanaan tahun berjalan (2015)

b 1 b 2 b 3 b 4 : koefisien regresi, merupakan besarnya perubahan variabel

terikat akibat perubahan unit variabel bebas terikat akibat perubahan unit variabel bebas

a) Hasil Pengujian Hipotesis Pertama (H 1 )

Tabel 10 menunjukkan bahwa laba bersih sebelum pos luar biasa (X 1 ) memiliki nilai t hitung sebesar 2,709 dengan nilai t tabel 2,014. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara laba bersih sebelum pos luar biasa secara parsial terhadap perubahan nilai arus kas masa depan, karena nilai t hitung > t tabel . Nilai t positif menunjukkan bahwa

variabel X 1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Dengan kurva daerah penerimaan dan penolakan seperti berikut.

Jika t 0 negatif

Jika t 0 positif

H 0 ditolak H 0 ditolak

H 0 diterima

H 0 diterima

Karena t o atau t hitung pada laba bersih sebelum pos luar biasa (X 1 ) sebesar

2,709 jatuh di daerah penolakan maka H 0(2) ditolak dan H 1(2) diterima.

b) Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (H 2 )

Tabel 10 menunjukkan bahwa arus kas operasi (X 2 ) memiliki nilai t hitung sebesar 2,220 dengan nilai t tabel 2,014. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara arus kas operasi secara parsial terhadap perubahan nilai arus kas masa depan, karena nilai t hitung > t tabel .

Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X 2 mempunyai hubungan yang Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X 2 mempunyai hubungan yang

Jika t 0 negatif

Jika t 0 positif

H 0 ditolak H 0 ditolak

H 0 diterima

H 0 diterima

Karena t 0 atau t hitung pada arus kas operasi (X 2 ) sebesar 2,220 jatuh di daerah penolakan maka H 0(3) ditolak dan H 1(3) diterima.

c) Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga (H 3 )

Tabel 10 menunjukkan bahwa arus kas investasi (X 3 ) memiliki nilai t hitung sebesar -1,926 dengan nilai t tabel 2,014. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara arus kas investasi secara parsial terhadap perubahan nilai arus kas masa depan, karena nilai t hitung < t tabel .

Nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel X 3 mempunyai hubungan yang berlawanan dengan Y. Dengan kurva daerah penerimaan dan penolakan seperti berikut.

Jika t 0 negatif

Jika t 0 positif

H 0 ditolak H 0 ditolak

H 0 diterima

H 0 diterima

-2,014 -1,926 0

Karena t 0 atau t hitung pada arus kas investasi (X 3 ) sebesar -1,926 jatuh didaerah penerimaan maka H 0(4) diterima dan H 1(4) ditolak.

d) Hasil Pengujian Hipotesis Keempat (H 4 )

Tabel 10 menunjukkan bahwa arus kas pendanaan (X 4 ) memiliki nilai t hitung sebesar 2,911 dengan nilai t tabel 2,014. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara arus kas pendanaan secara parsial terhadap perubahan nilai arus kas masa depan, karena nilai t hitung >

t tabel . Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X 4 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Dengan kurva daerah penerimaan dan penolakan seperti berikut.

Jika t 0 negatif

Jika t 0 positif

H 0 ditolak H 0 ditolak

H 0 diterima

H 0 diterima

Karena t 0 atau t hitung pada arus kas pendanaan (X 4 ) sebesar 2,911 jatuh didaerah penolakan maka H 0(5) ditolak dan H 1(5) diterima.

3. Pembahasan

a. Pengaruh Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa Terhadap Arus Kas Masa Depan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa laba bersih sebelum pos luar biasa secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan. Oleh karenanya, nilai t hitung > t tabel . Maka hipotesis pertama berhasil didukukng. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh informasi akuntansi yakni Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa laba bersih sebelum pos luar biasa secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan. Oleh karenanya, nilai t hitung > t tabel . Maka hipotesis pertama berhasil didukukng. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh informasi akuntansi yakni

Penelitian ini sesuai dengan teori sinyal yang mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada para pengguna laporan keuangan. Manajemen sebagai pihak internal perusahaan yang dianggap paling mengerti mengenai kondisi perusahaan memberikan sinyal berupa laporan keuangan yang mampu menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya untuk meminimalisir terja dinya asimetri informasi (Jama’an, 2008). Dimana informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dalam penelitian ini adalah laba bersih sebelum pos luar biasa yang dapat menjadi sebuah sinyal atau suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberikan petunjuk kepada para pengguna laporan keuangan tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara pihak internal dan pihak eksternal perusahaan – Signaling Theory (Brigham dan Houston dalam Kurniyawati, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori tersebut, penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Triyono (2011), Widyawati dan Sukartha (2016) yang menyimpulkan bahwa laba memilki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan kandungan informasi akuntansi yakni laba dan komponen arus kas untuk memprediksi arus kas masa depan, sedangkan masih ada kandungan Berdasarkan hasil penelitian dan teori tersebut, penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Triyono (2011), Widyawati dan Sukartha (2016) yang menyimpulkan bahwa laba memilki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan kandungan informasi akuntansi yakni laba dan komponen arus kas untuk memprediksi arus kas masa depan, sedangkan masih ada kandungan

b. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Arus Kas Masa Depan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa arus kas operasi secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan. Oleh karenanya, nilai t hitung > t tabel . Maka hipotesis kedua berhasil didukukng. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh informasi akuntansi yakni arus kas operasi terhadap arus kas masa depan. Selain itu, koefisien regresi menunjukkan nilai yang positif yang berarti bahwa semakin besar nilai arus kas operasi yang dihasilkan oleh suatu entitas maka akan meningkatkan nilai arus kas dimasa depan.

Penelitian ini sesuai dengan teori sinyal yang mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada para pengguna laporan keuangan. Manajemen sebagai pihak internal perusahaan yang dianggap paling mengerti mengenai kondisi perusahaan memberikan sinyal berupa laporan keuangan yang mampu menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya untuk mem inimalisir terjadinya asimetri informasi (Jama’an, 2008). Dimana informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi yang dapat menjadi sebuah sinyal atau suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberikan petunjuk kepada para pengguna laporan keuangan tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara pihak internal dan pihak eksternal perusahaan – Signaling Theory (Brigham dan Houston dalam Kurniyawati, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori tersebut, penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dahler dan Febrianto (2006), Surya (2011), Widyawati dan Sukartha (2016) yang menyimpulkan bahwa arus kas operasi memilki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan kandungan informasi akuntansi yakni laba dan komponen arus kas untuk memprediksi arus kas masa depan, sedangkan masih ada kandungan informasi akuntansi yang lain yang dapat mempengaruhi arus kas masa depan seperti piutang/hutang, persediaan, dan dividen.

c. Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Arus Kas Masa Depan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa arus kas investasi secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan. Oleh karenanya, nilai t hitung < t tabel . Maka hipotesis ketiga tidak berhasil didukukng. Penelitian ini belum membuktikan adanya pengaruh informasi akuntansi yakni arus kas investasi terhadap arus kas masa depan. Selain itu, koefisien regresi menunjukkan nilai yang negatif yang berarti bahwa semakin besar nilai arus kas investasi yang dihasilkan oleh suatu entitas maka akan menurunkan nilai arus kas dimasa depan.

Penelitian ini belum sesuai dengan teori sinyal yang mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada para pengguna laporan keuangan. Manajemen sebagai pihak internal perusahaan yang dianggap paling mengerti mengenai kondisi perusahaan memberikan sinyal berupa laporan keuangan yang mampu menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya untuk meminimalisir terjadinya asimetri informasi (Jama’an, 2008).

Dimana informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas investasi tidak dapat memberikan sebuah sinyal kepada para pengguna laporan keuangan tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara pihak internal dan pihak eksternal perusahaan – Signaling Theory (Brigham dan Houston dalam Kurniyawati, 2015).

Hal ini terjadi karena ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi arus kas masa depan selain kandungan informasi akuntansi yakni laba dan komponen arus kas. Faktor lain tersebut adalah perubahan nilai piutang dan hutang, perubahan nilai persediaan, dan dividen yang dihasilkan oleh suatu entitas dalam suatu periode.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang dipaparkan sebelumnya, penelitian ini belum berhasil mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Widyawati dan Sukartha (2016) yang menyimpulkan bahwa arus kas investasi memilki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan kandungan informasi akuntansi yakni laba dan komponen arus kas untuk memprediksi arus kas masa depan, sedangkan masih ada kandungan informasi akuntansi yang lain yang dapat mempengaruhi arus kas masa depan seperti piutang/hutang, persediaan, dan dividen.

d. Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Arus Kas Masa Depan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa arus kas pendanaan secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan. Oleh karenanya, nilai t hitung > t tabel . Maka hipotesis keempat berhasil didukukng. Penelitian ini berhasil Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa arus kas pendanaan secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan. Oleh karenanya, nilai t hitung > t tabel . Maka hipotesis keempat berhasil didukukng. Penelitian ini berhasil

Penelitian ini sesuai dengan teori sinyal yang mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada para pengguna laporan keuangan. Manajemen sebagai pihak internal perusahaan yang dianggap paling mengerti mengenai kondisi perusahaan memberikan sinyal berupa laporan keuangan yang mampu menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya untuk meminimalisir t erjadinya asimetri informasi (Jama’an, 2008). Dimana informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas pendanaan yang dapat menjadi sebuah sinyal atau suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberikan petunjuk kepada para pengguna laporan keuangan tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara pihak internal dan pihak eksternal perusahaan – Signaling Theory (Brigham dan Houston dalam Kurniyawati, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang dipaparkan sebelumnya, penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Widyawati dan Sukartha (2016) yang menyimpulkan bahwa laba memilki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan kandungan informasi akuntansi yakni laba dan komponen arus kas untuk memprediksi arus kas masa depan, sedangkan masih ada Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang dipaparkan sebelumnya, penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Widyawati dan Sukartha (2016) yang menyimpulkan bahwa laba memilki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan kandungan informasi akuntansi yakni laba dan komponen arus kas untuk memprediksi arus kas masa depan, sedangkan masih ada

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN