Metode Analisis Data

F. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Analisa statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran fenomena atau karateristik data yang digunakan dalam penelitian. Gambaran yang disajikan berupa jumlah sampel yang diteliti, nilai rata-rata, dan standar deviasi serta distribusi data tidak harus normal (Setiawan, 2010).

a. N, adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian.

b. Mean , adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut.

c. Standar deviasi atau simpangan baku adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim yang mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan memperlihatkan uji grafik histogram dan uji normal P-P Plot Regression Standardized Residual .

3. Uji Hipotesis

a. Analisi Regresi Linear Berganda Model analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel di dalam penelitian ini adalah model analisi regresi linear berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji sejauh mana dan bagaimana variabel-variabel a. Analisi Regresi Linear Berganda Model analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel di dalam penelitian ini adalah model analisi regresi linear berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji sejauh mana dan bagaimana variabel-variabel

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +e

dimana: Y

: Future of cash flow tahun amatan (2013-2016)

a : konstanta

X 1 : Laba bersih sebelum pos luar biasa tahun berjalan

(2012-2015)

X 2 : Arus kas operasi tahun berjalan (2012-2015)

X 3 :Arus kas investasi tahun berjalan (2012-2015)

X 4 : Arus kas pendanaan tahun berjalan (2012-2015)

b 1 b 2 b 3 b 4 : koefisien regresi, merupakan besarnya perubahan variabel terikat akibat perubahan unit variabel bebas

e : kesalahan residual (error)

b. 2 Uji Determinasi (R ) Koefisien determinasi mengukur proporsi dari variasi total variabel terikat yang

dijelaskan oleh variasi variabel bebas atau variabel penjelas dalam regresi (Salvatore, 2001). Uji determinasi dapat dilakukan dengan menggunakan pengolahan data SPSS.

Nilai koefisien determinasi berada antara 0 2 – 1. Nilai R yang kecil atau mendekati nol menunjukkan kurangnya kemampuan variabel-variabel bebas

dalam menjelaskan variasi pada variabel terikat. Nilai R 2 yang mendekati 1 menunjukkan hal sebaliknya, yakni besarnya kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi pada variabel terikat.

c. Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Laba bersih sebelum pos luar biasa dan komponen arus kas secara simultan terhadap variabel terikat (future of cash flow) . Jika F hitung >F tabel, maka variabel bebas secara bersama-sama atau secara simultan dapat menerangkan variabel terikat, sedangkan jika F hitung <

F tabel, maka variabel bebas secara bersama-sama tidak dapat menerangkan variabel terikat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji simultan adalah sebagai berikut (Sekaran, 2005):

1) Merumuskan hipotesis nol dan alternatif

H O(1) = Laba dan komponen arus kas secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan.

H 1(1) = Laba dan komponen arus kas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan.

2) Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 0,05 (5%) dan degree of freedom (df) dengan rumus n-k-1 dengan tujuan untuk menentukan F tabel .

3) Membandingkan hasil F hitung dengan Ft abel dengan kriteria sebagai berikut:

Jika F hitung >F tabel berarti H 1 diterima, H 0 ditolak Jika F hitung <F tabel berarti H 1 ditolak, H 0 diterima

d. Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel independen yakni Laba bersih sebelum pos luar biasa, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan terhadap variabel dependen yakni Future of casf flow secara individual dengan menganggap variabel independen yang lain d. Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel independen yakni Laba bersih sebelum pos luar biasa, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan terhadap variabel dependen yakni Future of casf flow secara individual dengan menganggap variabel independen yang lain

1) Merumuskan hipotesis nol dan alternatif

H 0(2) = Laba tidak berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan.

H 0(3) = Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan.

H 0(4) = Arus Kas Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan.

H 0(5) = Arus Kas Pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan.

H 1(2) = Laba berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan.

H 1(3) = Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap

arus kas masa depan.

H 1(4) = Arus Kas Investasi berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan.

H 1(5) = Arus Kas Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan.

2) Menentukan tingkat signifkansi (α), yaitu sebesar 0,05 (5%) dan degree of freedom (df) dengan rumus n-k-1 dengan tujuan untuk menentukan t tabel .

3) Posisi daerah penerimaan dan penolakan hipotesis Pengajuan H 0 dan H 1 dalam uji dua cara adalah sebagai berikut:

H 0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)

H 1 : ditulis dengan menggunakan ≠ Nilai α dibagi dua, karena α diletakkan di kedua sisi selang misalkan:

H 0 :   0 *)

H 1 :   0

: z <  z  dan z > z 

Wilayah Kritis **)

atau t  t db t ( t , 

dan  ( db ; 

 0 adalah suatu rata-rata yang diajukan dalam H 0

**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran sampel sampel besar menggunakan z; sampel kecil menggunakan t

luas daerah terarsir luas daerah terarsir ini = ini = /2 = 0.5%

- z α/2 atau

0 z α/2 atau

- t(db; α/2)

t(db; α/2)

 daerah terarsir

daerah penolakan hipotesis

daerah tak terarsir 

daerah penerimaan hipotesis

4) Membandingkan hasil t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut:

Jika t hitung >t tabel berarti H 1 diterima, H 0 ditolak Jika t hitung <t tabel berarti H 1 ditolak, H 0 diterima