PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI AKUNTANSI T

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh:

Siti Diva Syarifah Lukman

Stb. 02320130040 Jurusan / Prodi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2017

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh:

Siti Diva Syarifah Lukman

Stb. 02320130040

SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA JURUSAN / PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2017

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Nama Mahasiswa : Siti Diva Syarifah Lukman Stb.

Jurusan/Prodi

Dasar Penetapan Pembimbing : SK. Dekan No. 4665/H. 20/DE.O/UMI/X/2016

Disahkan Oleh :

Dr. Asriani Junaid, SE.,MSA.,Ak.,CA Musliha Shaleh, SE.,M.,Ak

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui :

Dekan, Ketua Jurusan/Prodi,

Prof.Dr.H.Bahar Sinring, SE.,Msi Dr. Darwis Lannai, SE.,MM,Ak.,CA

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Judul Skripsi : PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Nama Mahasiswa : Siti Diva Syarifah Lukman Stb.

Jurusan/Prodi

Dasar Penetapan Pembimbing : SK. Dekan No. 4665/H. 20/DE.O/UMI/X/2016 Tanggal Kelulusan

Disahkan Oleh

Komisi Penguji: 1. Dr. Asriani Junaid, SE.,MSA.,Ak.,CA

(Ketua)

2. Musliha Shaleh, SE.,M.,Ak

(Anggota)

3. Dr. Syamsu Alam, SE.,MSi.,Ak.,CA

(.............................) 4. Dr. Serlin Serang, SE., MSi

Prof. Dr. H. Bahar Sinring, SE., M.Si

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

: Siti Diva Syarifah Lukman

Tempat/ Tanggal Lahir : Ujung Pandang / 08 Agustus 1995 NIM

Jurusan/ Prodi

: Akuntansi/Keuangan

dengan ini menyatakan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul:

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Makassar, April 2017 Yang menyatakan,

Materai 6000 Siti Diva Syarifah Lukman 023 2013 0040

ABSTRAK

Diva Syarifah Lukman, Siti. 02320130040. Pengaruh Kandungan Informasi

Akuntansi Terhadap Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pembimbing: Asriani Junaid dan Musliha Shaleh

Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara kandungan informasi akuntansi yang diukur dengan laba dan komponen arus kas terhadap arus kas masa depan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari database Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dapat diakses melalui situs resminya www.idx.co.id . Variabel independen

yang digunakan yakni Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa (X 1 ), Arus Kas Operasi (X 2 ), Arus Kas Investasi (X 3 ), Arus Kas Pendanaan (X 4 ), dan Future of Cash Flow (Y) sebagai variabel dependennya. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) Laba bersih sebelum pos luar biasa secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap arus kas masa depan, (2) Arus kas operasi secara parsial memiliki pengaruh postif signifikan terhadap arus kas masa depan, (3) Arus kas investasi secara parsial tidak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap arus kas masa depan, (4) Arus kas pendanaan secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap arus kas masa depan.

Kata kunci: Kandungan Informasi Akuntansi, Laba, Komponen Arus Kas, Arus Kas Masa Depan

ABSTRACT

Diva Syarifah Lukman, Siti. 02320130040. Influence of Accounting

Information Content Toward Future of Cash Flow On Services Company

Listed In Indonesian Stock Exchange (IDX). Supervisor: Asriani Junaid and Musliha Shaleh

This research is purposed to know there is a relationship between the information content of accounting which measured by earning and component of cash flow toward future of cash flow. Data used in this research is secondary data obtained from the database of the Indonesia Stock Exchange (IDX), which can be accessed through the official website www.idx.co.id . Independent variables used Net

Income Before Extraordinary Items (X 1 ), Operating of Cash Flow (X 2 ), Investing of Cash Flow (X 3 ), Financing of Cash Flow (X 4 ), and Future of Cash Flow (Y) as dependent variable. Based on the result of research was found that (1) Net income before extraordinary items partially have a significant positive influence on the future of cash flow, (2) Operating of Cash Flow partially have a significant positive influence on the future of cash flow, (3) Investing of cash flow partially do not have a significant positive influence on the future of cash flow, (4) Financing of cash flow have a significant positive on the future of cash flow.

Keywords: Content of Accounting Information, Earning, Component of Cash Flow, Future of Cash Flow.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT. berkat hidayah dan taufiq-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia.

Selanjutnya kami haturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta dimana dengan ber kah do’a tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik tepat pada waktunya.

Penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari Ibu Dr. Asriani Junaid, SE.,MSA.,Ak.,CA dan Ibu Musliha Shaleh, SE.,M.,Ak.,CA selaku Pembimbing

I dan Pembimbing II, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan penulis ucapkan banyak terima kasih.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada:

1. Ketua Yayasan Wakaf UMI Bapak H. Muh. Mokhtar Noer Jaya, SE., M.Si.

2. Rektor Universitas Muslim Indonesia Ibu Prof. Dr.Hj. Masrurah Mokhtar, M.A.

3. Dekan Fakultas Ekonomi UMI Bapak Prof. Dr. H. Bahar Sinring, SE., M.Si.

4. Ketua Jurusan/Prodi Akuntansi Bapak Dr. Darwis Lannnai, SE., MM., Ak., CA.

5. Penasehat Akademik (PA) saya, Bapak Dr. Syamsu Alam, SE.,M.Si., Ak., CA.

6. Pembimbing I dan Pembimbing II saya, Ibu Dr. Asriani Junaid, SE.,MSA.,Ak.,CA dan Ibu Musliha Shaleh, SE.,M.,Ak.,CA.

7. Penguji I dan Penguji II saya, Bapak Dr. Syamsu Alam, SE.,M.Si., Ak., CA dan Ibu Dr. Serlin Serang, SE., M.Si.

8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia yang telah memberikan ilmu, berbagi pengalaman dan membantu urusan akademik mulai dari semester awal sampai dengan semester akhir.

9. Kedua orang tua tercinta saya yang selalu memberikan do’a, motivasi, serta semangat yakni Ir. Hasnawaty Habibie, M.App.Sc., PhD dan M. Lukman Arsyad, SE.

10. Kakak dan adik saya sekaligus sahabat terbaik, Basyirun Muh. Iqbal, SE, Siti Yafiani, SE, Siti Halimah Lukman, Muhammad Khalil Lukman, dan Muhammad Akbar Lukman.

11. Kepa da partner terbaik yang selalu memberikan dukungan, do’a, canda tawa serta pendengar segala keluh kesah, Edo Kurniawan Basri.

12. Kepada sahabat terbaik saya seperjuangan SE yang setia bersama selalu mulai dari semester satu sampai semester akhir ini Dessy Putri Permathasari Diningrat dan Nofika Setyo Ningrum (devano).

13. Kepada sahabat terbaik saya seperjuangan SE yang selalu menjadi tempat belajar dan bertukar pikiran, Rizka Nur Utami dan Mutia Kamila (mba incess).

14. Kepada Eonni Mba Puput yang senantiasa memperhatikan dan memberikan dukungannya melalui oppa-oppa (hehe).

15. Kepada senior terbaik dan terkece kak Nikita Aprina, SE dan Muhammad Saleh, SE yang selalu memberikan masukan dan dukungannya seputar skripsi.

16. Sahabat-sahabat terbaik saya, Nofrizania Wuryandini, Yenny Budiharto, Astrid Widia, Rizki Pratiwi, Waode Tri Fahmi, Nur Fitriyani Lestari, Anisa Ratna Dewi .

17. Teman-teman organisasi UKMK Universitas Muslim Indonesia, terkhusus Andi Syarif, Kisman, Muhammad Yusuf, Harun Rusli, Kak Adi, Kak Cipto, Kasmi, dan

Nisma yang selalu memberikan dukungan dan canda tawanya selama proses pengerjaan skripsi.

18. Teman-teman SEperjuangan yang setia saling menghibur Elis Novianty Lasut, Nindi Sumardini, Nur Hidja Ginting, Evie Sukma.

19. Teman-teman se-dosbing Ibu Asriani lovers yang senantiasa menemani dan menyemangati sampai akhir.

20. Teman-teman keluarga besar IMA 2013 yang selalu memberikan banyak dukungan dan informasi selama penyusunan skripsi.

21. Teman-teman KKN Desa Toddopulia terkhusus anak kamar samping Eka, Sri, Elis, Ana, Risna, Aul, dan Nisa.

22. Teman- teman FE Da’i(ah) UMI yang selalu memberikan kultum dan nasehat- nasehatnya.

23. Teman-teman AWP1 tercinta.

24. Serta segenap keluarga besar Hasan Habibie. Kepada semua pihak yang berkenan memberikan bantuan, baik moril maupun

material hingga tulisan ini dapat diselesaikan, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih.

Akhirnya penulis mengucapkan kiranya pembaca berkenan memberikan saran konstruktif agar tulisan ini dapat semakin diperbaiki mutunya.

Makassar, Maret 2017

Siti Diva Syarifah Lukman

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Model Penelitian .......................................................................... 34

Gambar 2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017 ....... 51 Gambar 3 Grafik Histogram ......................................................................... 55 Gambar 4 Grafik Normal P-P Plot Standardized Residual ........................... 55

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang di belahan bumi ini membutuhkan informasi. Informasi lahir karena adanya kebutuhan yang hendak dicapai oleh para pengguna atau pemakainya. Setiap pengguna atau pemakai informasi ini tentu saja memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, ada yang membutuhkan informasi dari segi Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Agama, Pendidikan, IPTEK, Pariwisata dan sebagainya.

Dari segi Ekonomi, informasi sangat dibutuhkan oleh para pelaku ekonomi seperti investor dan kreditor. Investor dan kreditor membutuhkan informasi dalam pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan disini adalah informasi akuntansi yang terwujud dalam laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan gambaran atau ringkasan mengenai kondisi keuangan perusahaan yang telah dicapai dalam periode tertentu.

Laporan keuangan merupakan laporan yang bersifat historis, namun dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan pada periode yang akan datang. Proses peramalan atau prediksi dibutuhkan oleh perusahaan untuk merumuskan strategi perusahaan di waktu mendatang (Raharja, 2005 dalam Laksmi dan Ratdani, 2014). Dengan adanya informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan ini, perusahaan dapat mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan.

Perlu diketahui bahwa kinerja perusahaan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu (Widyawati dan Sukartha, 2016). Kinerja perusahaan ini disampaikan oleh manajer melalui sebuah sinyal ( signaling theory ).

Sinyal ( signaling theory ) adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori sinyal (Signaling Theory) berhubungan dengan asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan atas informasi laporan keuangan perusahaan (Besley dan Brigham, 2015:219).

Jama’an (2008) signaling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada para pengguna laporan keuangan. Manajemen sebagai pihak internal yang dianggap paling mengerti mengenai kondisi perusahaan memberikan sinyal berupa laporan keuangan yang mampu menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya untuk meminimalisir terjadinya asimetri informasi. Hal tersebut sesuai dengan tujuan laporan keuangan yakni menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Kartikahadi dkk., 2016:50)

Kinerja perusahaan ini dapat diketahui melalui informasi akuntansi yakni laba dan arus kas yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. Hal pertama yang dilihat dari laporan keuangan adalah nilai kas Kinerja perusahaan ini dapat diketahui melalui informasi akuntansi yakni laba dan arus kas yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. Hal pertama yang dilihat dari laporan keuangan adalah nilai kas

Informasi akuntansi yakni laba dan arus kas adalah dua hal yang saling berkaitan dan sangat membantu untuk menilai kinerja perusahaan terutama dalam memprediksi keuangan perusahaan dimasa depan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan dimasa depan adalah dengan menganalisis arus kas masa depan. Seng (2006) para pengguna laporan keuangan sangat tertarik akan prospek arus kas perusahaan dimasa depan karena mereka dapat menilai kinerja entitas untuk membayar dividen, membayar hutang dan kebutuhan pinjaman eksternal atau kredit perusahaan.

Prediksi akan arus kas juga dapat dilakukan untuk memprediksikan keadaan perusahaan dimasa depan dan penilaian risiko yang mungkin terjadi (Lorek dan Willinger, 2006). Arus kas digunakan sebagai acuan yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta dapat digunakan untuk menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas. Selain itu, dari laporan arus kas dapat diketahui likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dari sebuah perusahaan (Yaniartha, 2011 dalam Laksmi dan Ratnadi, 2014). Semakin tinggi arus kas operasi perusahaan, maka kepercayaan investor akan perusahaan tersebut akan semakin tinggi (Trisnawati, 2013).

Hal ini sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan yaitu memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang Hal ini sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan yaitu memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut investor dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik.

Informasi mengenai laba beserta komponennya merupakan informasi keuangan yang menjadi fokus utama para pemakai laporan keuangan. Laba adalah nilai bersih yang diperoleh perusahaan dari aktivitas operasional, merupakan selisih lebih penghasilan dari biaya yang muncul dalam memperoleh penghasilan. Laba bersih dapat diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi seluruh biaya (Swasta, 1997:301 dalam Surya, 2011). Besarnya laba bersih yang dapat dicapai akan menjadi ukuran kesuksesan bagi suatu perusahaan. Kieso et.al (2011: 144) laba membantu pengguna laporan keuangan memprediksi arus kas masa depan, mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan, menyediakan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan dan membantu mengukur risiko atau ketidakpastian dari arus kas masa depan.

Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiyasa dan Ardhani (2015) variabel laba kotor, laba operasi dan arus kas berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi dimasa depan. Variabel laba kotor, laba operasi dan arus kas memiliki hubungan yang positif terhadap arus kas operasi masa depan, sehingga semakin tinggi nilai laba kotor, laba operasi dan arus kas tahun berjalan maka arus kas operasi dimasa depan akan meningkat. Penelitian ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyawati dan Sukartha (2016) yang menyimpulkan bahwa laba memilki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan.

Selain laba, informasi akuntansi yang paling diminati oleh para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi adalah arus kas. Arus kas merupakan arus masuk dan keluarnya kas dan setara kas suatu perusahaan selama periode tertentu (Widyawati dan Sukartha, 2016) Laporan arus kas disiapkan untuk periode yang sama dengan laporan laba rugi dan laporan ekuitas pemilik disiapkan.

Laporan arus kas ini merinci penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tersebut dan memperlihatkan bagaimana semua perubahan- perubahannya secara bersama-sama menghasilkan perubahan kas di neraca dari awal hingga akhir periode (Ariani, 2010). Kas tersebut dihasilkan dari tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Harrison Jr. et.al (2011:175) aktivitas operasi (operating activities) menciptakan pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian− laba bersih , yang merupakan hasil dari akuntansi dasar akrual. Jadi, arus kas dari aktivitas operasi melaporkan aktivitas menghasilkan pendapatan pokok tersebut, yaitu transaksi Harrison Jr. et.al (2011:175) aktivitas operasi (operating activities) menciptakan pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian− laba bersih , yang merupakan hasil dari akuntansi dasar akrual. Jadi, arus kas dari aktivitas operasi melaporkan aktivitas menghasilkan pendapatan pokok tersebut, yaitu transaksi

Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dahler dan Febrianto (2006) bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding laba dalam memprediksi arus kas masa depan baik untuk kelompok perusahaan yang berlaba positif maupun yang berlaba negatif. Penelitian ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Surya (2011).

Aktivitas investasi (investing activities) meningkatkan dan menurunkan asset tidak lancar, seperti PPE, asset tidak berwujud dan investasi dalam perusahaan lain. Pembelian dan penjualan asset tersebut merupakan aktivitas investasi. Aktivitas investasi penting bagi operasi jangka menengah dan jangka panjang perusahaan, karena merepresentasikan sejauh mana investasi telah dilakukan atas sumber daya yang dimaksudkan untuk menghasilkan laba dan arus kas masa depan (Harrison Jr. et.al, 2011:175).

Aktivitas pendanaan (financing activities) memperoleh kas dari, dan membayar kas kepada, investor serta kreditor. Menerbitkan saham, meminjam uang, membeli dan menjual saham treasuri, serta membayar dividen tunai merupakan aktivitas pendanaan. Melunasi pinjaman merupakan contoh yang lain. Arus kas pendanaan berhubungan dengan kewajiban tidak lancar dan ekuitas pemegang saham. Aktivitas tersebut penting untuk membantu pembaca memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh penyedia modal kepada entitas (Harrison Jr. et.al, 2011:176). Dalam penelitian tentang nilai tambah Aktivitas pendanaan (financing activities) memperoleh kas dari, dan membayar kas kepada, investor serta kreditor. Menerbitkan saham, meminjam uang, membeli dan menjual saham treasuri, serta membayar dividen tunai merupakan aktivitas pendanaan. Melunasi pinjaman merupakan contoh yang lain. Arus kas pendanaan berhubungan dengan kewajiban tidak lancar dan ekuitas pemegang saham. Aktivitas tersebut penting untuk membantu pembaca memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh penyedia modal kepada entitas (Harrison Jr. et.al, 2011:176). Dalam penelitian tentang nilai tambah

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Widyawati dan Sukartha (2016) yang menyimpulkan bahwa arus kas dan laba memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan. Maka dari itu, penelitian ini menguji kembali penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan tema Pengaruh Kandungan Informasi Akuntansi terhadap Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Masalah Pokok

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya pada latar belakang, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah pokok sebagai berikut:

1. Apakah Laba berpengaruh terhadap arus kas masa depan.

2. Apakah Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap arus kas masa depan.

3. Apakah Arus Kas Investasi berpengaruh terhadap arus kas masa depan.

4. Apakah Arus Kas Pendanaan berpengaruh terhadap arus kas masa depan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Laba terhadap arus kas masa depan.

2. Untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Operasi terhadap arus kas masa depan.

3. Untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Investasi terhadap arus kas masa depan.

4. Untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Pendanan terhadap arus kas masa depan.

D. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian terkait pengaruh kandungan informasi akuntansi dalam memprediksi arus kas masa depan ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan terkait bagaimana pengaruh kandungan informasi akuntansi dalam memprediksi arus kas masa depan.

Selain itu, penelitian ini akan memperdalam dan melengkapi penelitian sebelumnya terkait pengaruh informasi akuntansi dalam memprediksi arus kas masa depan. Serta, dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh informasi akuntansi dalam memprediksi arus kas masa depan.

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan membantu para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor dalam menilai kinerja perusahaan terkait dengan laba dan komponen arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak internal perusahaan yaitu manajemen dalam mengelola dan mengambil keputusan terkait dengan pengelolaan dalam menghasilkan laba, kas dan setara kas agar kedepannya menjadi lebih baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk moneter yang menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang berada diluar ataupun di dalam perusahaan. Informasi akuntansi adalah informasi yang disediakan melalui pelaporan keuangan dan berbagai penjelas yang digunakan sebagai laporan. Informasi akuntansi bermanfaat bagi perusahaan dalam mempengaruhi pihak- pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi akan bermanfaat apabila mempunyai nilai serta dapat digunakan dan dipercaya oleh para pemakai informasi tersebut. Suwardjono (2003) dalam Ariani (2010), informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut:

a. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya dimasa lalu, sekarang atau masa depan.

b. Menambah keyakinan para pemakai mengenai profitabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.

c. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai. Sudah selayaknya suatu perusahaan menyediakan informasi akuntansi dalam laporan keuangannya sebagai informasi yang berkualitas dapat dipercaya dan diandalkan. Sesuai dengan pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), c. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai. Sudah selayaknya suatu perusahaan menyediakan informasi akuntansi dalam laporan keuangannya sebagai informasi yang berkualitas dapat dipercaya dan diandalkan. Sesuai dengan pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK),

Informasi yang dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan ini menjadi karateristik kualitatif laporan keuangan, seperti yang tertuang dalam kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berdasarkan IFRS (Kartikahadi dkk., 2016:53). Penjelasan mengenai dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan adalah sebagai berikut:

a. Dapat Dipahami (Understandbility) Suatu informasi baru bermanfaat bagi penerima bila dapat dipahami. Untuk dapat memahami dengan baik suatu laporan keuangan, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis serta asumsi dan konsep yang mendasari penyusunan laporan keuangan.

b. Relevan ( Relevance) Agar informasi bermanfaat, haruslah relevan bagi penerima atau pengguna dalam pengambil suatu keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan. Suatu proses menghasilkan informasi memerlukan biaya, tenaga, dan waktu. Suatu informasi yang tidak relevan kecuali membutuhkan pemborosan, juga malah dapat menyesatkan pengambilan keputusan.

c. Keandalan (Reliablity) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan juga harus andal (reliable) . Informasi dikatakan berkualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful presentation) tentang sesuatu yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar suatu informasi dapat diandalkan perlu memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

1) Penyajian jujur (Faithful presentation)

2) Substansi mengungguli bentuk (Substance over from)

3) Netralitas (Neutrality)

4) Pertimbangan sehat (Prudance)

5) Kelengkapan (Completeness)

d. Dapat Diperbandingkan (Comparability) Agar informasi keuangan dapat secara efektif berguna dalam pengambilan keputusan, haruslah dapat diperbandingkan antar periode dan antar entitas. Perbandingan laporan keuangan untuk dua atau lebih periode akan dapat memberikan gambaran tentang perkembangan atau tren keadaan keuangan maupun kinerja suatu entitas, sehingga lebih mampu memberikan gambaran tentang prospek entitas dimasa depan. Sedangkan perbandingan laporan keuangan antar entitas akan memberikan masukan yang berguna bagi para calon investor dalam menentukan pilihan investasi yang akan dilakukan.

Setelah perusahaan dapat menyajikan laporan keuangannya dengan memenuhi karateristik diatas, maka pemakai laporan keuangan dapat menyakinkan dirinya atas informasi yang terdapat pada laporan keuangan Setelah perusahaan dapat menyajikan laporan keuangannya dengan memenuhi karateristik diatas, maka pemakai laporan keuangan dapat menyakinkan dirinya atas informasi yang terdapat pada laporan keuangan

Bila ditinjau dari sudut pemakai, informasi akuntansi sangat berguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini terdapat dua golongan utama para pemakai informasi akuntansi yaitu pihak internal dan pihak eksternal perusahaan. Manajemen sebagai pihak internal perusahaan lebih memusatkan perhatian pada relevansi informasi untuk pengendalian manajerial dan keputusan manajemen. Sedangkan pihak eksternal pada umumya lebih menitikberatkan pada pengukuran pendapatan untuk satu periode khusus baik bulanan maupun tahunan untuk membuat keputusan ekonomi terhadap keputusan tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dalam laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada akhir periode.

Secara umum Horngen et.al merumuskan pemakai manfaat informasi akuntansi dalam tiga kategori, yaitu:

a. Manajer Internal, yang menggunakan informasi untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian rutin operasi.

b. Manajer Internal, yang menggunakan informasi untuk membuat keputusan- keputusan non rutin seperti (investasi pada peralatan, penetapan pada harga produk dan jasa) dan memformulasikan seluruh kebijakan dan rencana-rencana jangka panjang.

c. Pihak Eksternal, seperti investor dan pemerintah yang berwenang dalam menggunakan informasi untuk membuat keputusan tentang perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan, pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi dapat dikelompokkan menjadi dua pihak, yaitu:

a. Pihak Intern Pihak intern perusahaan sebagai pemakai informasi akuntansi adalah pimpinan atau manajer perusahaan, dimana informasi akuntansi digunakan sebagai bahan analis atau hasil usaha yang telah dicapai untuk mempertanggungjawabkan apakah kegiatan yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan rencana.

b. Pihak Ekstern Pihak ekstern ini terdiri atas:

1) Karyawan Memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, kesempatan kerja dan lain-lain.

2) Investor Memerlukan informasi akuntansi untuk membantu menentukan keputusan dalam membeli, menjual ataupun menahan investasi saham perusahaan.

3) Pemberi Pinjaman/Kreditor/Bank Memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo.

4) Pelanggan Yang terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan akan membutuhkan informasi untuk menilai kelangsungan usaha perusahaan.

5) Pemerintah Membutuhkan informasi akuntansi untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.

6) Masyarakat Membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai perkembangan perusahaan serta ) terhadap perekonomian nasional.

2. Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal (signaling theory) merupakan salah satu teori pilar dalam memahami manajemen keuangan. Secara umum, sinyal diartikan sebagai isyarat yang dilakukan oleh perusahaan (manajer) kepada pihak luar (investor). Sinyal tersebut dapat berwujud berbagai bentuk, baik yang secara langsung dapat diamati maupun yang harus dilakukan penelaahan lebih mendalam untuk dapat mengetahuinya. Apapun bentuk atau jenis dari sinyal yang dikeluarkan, semuanya dikeluarkan untuk menyiratkan sesuatu dengan harapan pasar atau pihak eksternal akan melakukan perubahan penilaian atas perusahaan. Artinya, sinyal yang dipilih harus mengandung kekuatan informasi (information content) untuk dapat merubah penilaian pihak eksternal (Gumanti, 2009).

Secara umum, teori sinyal berkaitan dengan pemahaman tentang bagaimana suatu sinyal sangat bernilai atau bermanfaat sementara sinyal yang lain tidak berguna. Teori sinyal mencermati bagaimana sinyal berkaitan dengan kualitas yang dicerminkan didalamnya dan elemen-elemen apa saja dari sinyal atau komunitas sekitarnya yang membuat sinyal tersebut tetap menyakinkan dan Secara umum, teori sinyal berkaitan dengan pemahaman tentang bagaimana suatu sinyal sangat bernilai atau bermanfaat sementara sinyal yang lain tidak berguna. Teori sinyal mencermati bagaimana sinyal berkaitan dengan kualitas yang dicerminkan didalamnya dan elemen-elemen apa saja dari sinyal atau komunitas sekitarnya yang membuat sinyal tersebut tetap menyakinkan dan

Brigham dan Houston dalam Kurniyawati (2015) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya kepada keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.

Signaling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena manajemen mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditur). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar.

Widyawati dan Sukartha (2016) teori sinyal menjelaskan bahwa dalam pelaporan keuangan seringkali terjadi sebuah asimetri informasi. Hal tersebut terjadi karena tindakan manipulasi berupa manajemen laba yang mungkin saja dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan, agar laba terlihat tinggi dan ditangkap sebagai sinyal bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik secara financial. Arus kas dianggap lebih mampu memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan oleh investor jika dibandingkan laba. Pendapat tersebut muncul karena laba akuntansi sangat rentan untuk dimanipulasi dan adanya perubahan-perubahan metode akuntansi yang digunakan. Untuk itu arus kas dianggap lebih baik dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas masa depan.

3. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan Kasmir (2014:6) dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor maupun para supplier .

Kasmir (2014:7) dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga Kasmir (2014:7) dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga

Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk laporan posisi keuangan) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya, laporan keuangan dibuat per periode misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Disamping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut.

Kasmir (2014:7) laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya, dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti:

1) Laporan Posisi Keuangan

2) Laporan Laba Rugi

3) Laporan Perubahan Modal

4) Laporan Arus Kas

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

Masing-masing laporan memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan dan maksud tersendiri.

b. Tujuan Laporan Keuangan Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai dengan kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyajian laporan keuangan yaitu (Kasmir, 2014:10):

1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;

4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;

5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan;

6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;

7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;

8) Informasi keuangan lainnya. Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan (Kasmir, 2014:11).

Harahap (2015:124) Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah sebagai berikut:

1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

5) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengennai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

Sementara itu, menurut SAK No. 1 (Harahap, 2015:125), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) , atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Tujuan laporan keuangan ini diadopsi dari IASC.

c. Sifat Laporan Keuangan Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Kasmir (2014:11) dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:

1) Bersifat historis; dan

2) Menyeluruh Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun kebelakang (tahun atau periode sebelumnya).

Kemudian bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

d. Keterbatasan Laporan Keuangan Setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan (Kasmir, 2014:16):

1) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan- pertimbangan tertentu.

4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Misalnya dalam peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah.

5) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan.

4. Laba Rugi

a. Pengertian Laba Rugi Angka laba rugi sebagai “bottom line” merupakan informasi penting yang dicantumkan dalam laba rugi. Laporan laba rugi ini adalah penjelasan lengkap dan lebih rinci tentang perubahan laba rugi. Laporan laba rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil, dan laba (rugi) perusahaan selama suatu periode tertentu (Harahap, 2015:241).

Laporan laba rugi juga memuat jenis-jenis pendapatan yang diperoleh perusahaan disamping jumlahnya (nilai uangnya) dalam satu periode. Kemudian, laporan laba rugi juga melaporkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya) dalam periode yang sama. Dari jumlah pendapatan dan biaya ini akan terdapat selisih jika dikurangkan. Selisih dari jumlah pendapatan dan biaya ini kita sebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, dikatakan perusahaan dalam kondisi laba (untung). Namun, jika sebaliknya, yaitu jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dalam kondisi rugi. Komponen lainnya yang ada dalam laporan laba rugi adalah pajak dan laba per lembar saham.

Pengertian laporan laba rugi ini sesuai yang dikatakan James C. Van Horne, yaitu ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba rugi terdiri dari penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk satu tahun atau tiap semester enam bulan atau tiga bulan (Kasmir, 2014:45)

Committee on Terminology mendefenisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. APB Statement mengartikan laba (rugi) sebagai kelebihan (defisit) penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi.

FASB Statement mendefinisikan accounting income atau laba akuntansi sebagai perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal FASB Statement mendefinisikan accounting income atau laba akuntansi sebagai perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal

b. Bentuk Penyajian Laba Rugi Harahap (2015:246) dalam menyajikan laba rugi dikenal:

1) Current Operating Income

2) All Inclusive Income Perbedaaan ini timbul akibat perbedaan pendapat mengenai apakah suatu pos disajikan dalam laporan laba rugi atau dalam laporan laba ditahan. Ada yang berpendapat bahwa yang dicantumkan dalam laporan laba rugi hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal (normal operating income), sedangkan pos yang berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan saja dalam laporan laba ditahan sehingga laba di bottom line adalah laba normal. Pendapat ini menghasilkan konsep pelaporan normal operating income . Konsep ini menganggap bahwa dalam menilai prestasi manajemen yang dinilai hanyalah yang berasal dari kegiatan normal tidak termasuk kegiatan insidentil dan angka inilah yang lebih tepat dalam membuat prediksi kemampuan perusahaan mendapatkan laba di masa yang akan datang.

Sebaliknya, jika semua income yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insidentil dicantumkan dalam laporan laba rugi dan hasil akhirnya saja yang dilaporkan ke laba ditahan, konsep ini disebut all inclusive income . Pendukung konsep ini menyatakan bahwa pembagian normal dengan yang tidak normal dapat dimanipulasi oleh manajemen karena merekalah yang menentukan apakah sesuatu disebut berasal dari kegiatan normal (normal operating income) dan laba yang berasal dari kegiatan yang bukan normal (extra ordinary income) .

Kemudian, jika tidak dimasukkan hal yang bersifat insidentil itu sebagai laba, pembaca bisa salah tafsir karena menyembunyikan laba rugi realisasi di laporan laba ditahan. Akhirnya, pendukung ini berpendapat bahwa laba suatu perusahaan memang berasal dari laba yang normal dan bukan yang insidentil oleh karenanya harus disajikan di laporan laba rugi.

AAA (Wolk et.al ) mendukung pendapat ini melalui pernyataan sebagai berikut: Laporan laba rugi untuk periode tertentu harus menggambarkan semua penghasilan yang diakui dan seluruh biaya yang dikeluarkan dan dibebankan tanpa melihat apakah berasal dari kegiatan operasi atau tidak.

5. Laporan Arus Kas