Kapitalisme Sebagai Asal-usul Manusia Kontemporer
3.3 Kapitalisme Sebagai Asal-usul Manusia Kontemporer
Kapitalisme berasal dari asal kata capital yaitu berarti modal, yang diartikan s ebagai alat produksi misal tanah dan uang. Sedangkan kata isme berarti paham atau ajaran. Kapitalisme merupakan sitem ekonomi politik yang cenderung kearah
pengumpulan kekayaan secara individu tanpa gangguan kerajaan. D alam kata lain kapitalisme adalah suatu paham ataupuna ajaran mengenai segala sesuatu yang berhunbungan dengan modal ataau uang.
Di sisi lai n dikatakan juga bahwa Kapitalis ialah hubungan - hubungan di antara para pemilik pribadi atas alat - alat produksi yang bersifat nonpribadi (tanah, tambang, instalasi industri dan sebagainya, yang secara keseluruhan disebut modal atau kapital) dengan para pekerja yang biar pun bebas namun tak punya modal, yang menjual jasa tenaga kerjanya kepada para majikan . (Dudley Dillard, 1987)
3.3.1 Kapitalisme Klasik
Pada fase Kapitalisme mulai dengan adanya Revolusi Industri di Inggris. Di Inggris mulai banyak diciptakan mesin - mesin besar yang sangat berguna untuk Pada fase Kapitalisme mulai dengan adanya Revolusi Industri di Inggris. Di Inggris mulai banyak diciptakan mesin - mesin besar yang sangat berguna untuk
Dalam kapitalisme klasik ini, faktor produksi menjadi perhatian utama, dimana pada faktor produksilah yang menentukan seberapa banyak barang yang bisa dijual dipasaran. Dengan produksi sebanyak - banyaknya maka untung yang akan didapatkan oleh produsen - pun semakin meningkat dan membuat kesejahteraan bagi masyarakat- pun meningkat. Smith menunjukkan bagaimana pertumbuhan dapat terjadi karena peningkatan produktivitas tenaga kerja dicapai karena adanya pembagian kerja. Peningkatan produktivitas ini juga terjadi karena kapitalis menanamkan modalnya dalam bentuk perlengkapan modal sebagai cara untuk memperoleh laba yang lebih tinggi. (Heilbroner, 1994)
Produksi tentu tak lepas dari konsumsi, pasangannya. Sebab keduanya saling membutuhkan. Pada awal perkembangan masyarakat, produksi adalah upaya usaha memenuhi kebutuhan sendiri. Namun, karena barang yang dihasilkan berlebih maka ditukarkan barang lain, untuk tujuan yang berbeda. Pertukaran barang ini kemudian memunculkan pasar, dan barang tersebut berubah nilainya menjadi komoditas. Karl Marx melihat hal tersebut sebagai perubahan nilai guna (use value) menjadi nilai tukar (exchange value).
Kapitalisme mulai menjadi penggerak kuat bagi perubahan teknologi karena akumulasi modal memung kinkan penggunaan penemuan baru yang tak mungkin dilakukan oleh masyarakat m iskin.
Di fase inilah mulai dikenal tokoh yang disebut “bapak kapitalisme” yaitu Adam Smith. Adam Smith bersama dengan bukunya yang sangat tekenal yaitu the Wealth Of Nations (1776 ). Buku ini mencerminkan ideologi kapitalisme klasik. Salah satu poin ajarannya “laissez faire” dengan invisible ha nd- nya (mekanisme pasar ). Kebijaksanaan laissez faire mencakup pula perdagangan bebas, keuangan yang kuat, Di fase inilah mulai dikenal tokoh yang disebut “bapak kapitalisme” yaitu Adam Smith. Adam Smith bersama dengan bukunya yang sangat tekenal yaitu the Wealth Of Nations (1776 ). Buku ini mencerminkan ideologi kapitalisme klasik. Salah satu poin ajarannya “laissez faire” dengan invisible ha nd- nya (mekanisme pasar ). Kebijaksanaan laissez faire mencakup pula perdagangan bebas, keuangan yang kuat,
Sistem kapitalisme ini meskipun didefinisikan secara baik dan logis, namun masih banyak memiliki berbagai kecenderungan. Dalam sistem ini masih banyak menggunakan warisan masa lampau yang menghambat realisasi dari sistem ini.
Beberapa tokoh seangkatan seperti David Ricardo dan John Stuart Mills, yang sering dikenal sebagai tokoh ekonomi neo - klasik. Pada fase inilah kapitalisme sering mendapat hujatan pedas dari kelompok Marx.
Pada dasarnya Marx adalah seorang yang lantang mengecam kapitalisme dengan berbagai implikasi eksploitasinya. Sehingga, tak mengherankan bila Marx mengatakan bahwa hasil produksi tidak secara langsung terkait dengan kebutuhan masyarakat. Barang produksi adalah komoditas yang mendahulukan nilai tukar daripa da nilai guna. Dalam kondisi demikian, masyarakat merupakan obyek yang didorong produsen untuk mengkonsumsi. Masyarakat berada pada subordinat produksi, di mana produsen mampu menciptakan kebutuhan masyarakat. Dari kritik Marx tersebut dapat dilihat bahwa pada kapitalisme klasik menekankan pada mode of production diartikan bukan sekedar pelbagai bentuk organisasi ekonomi, ataupun berbagai kegiatan ekonomi saja tapi juga kekuatan produksi dan relasi yang berhubungan dengannya yang merupakan dasar dari setiap formasi sosial. (Ahuja, 1994)
3.3.2 Kapitalisme Lanjut
Peristiwa besar yang menandai fase ini adalah terjadinya Perang Dunia I. Kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh tiga momentum. Momentum yang pertama, pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika. Kedua, bangkitnya kesadaran bangsa - bangsa di Asia dan Afrika sebagai aks es dari kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu dengan Peristiwa besar yang menandai fase ini adalah terjadinya Perang Dunia I. Kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh tiga momentum. Momentum yang pertama, pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika. Kedua, bangkitnya kesadaran bangsa - bangsa di Asia dan Afrika sebagai aks es dari kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu dengan
Ada tiga hal yang menjadi pola sifat dan watak dasar kapitalisme, tiga hal tersebut yang melandasi adanya penindasan yang terjadi dari sejak munculnya kapitalisme sampai praktek kapitalisme yang terjadi detik ini. Tiga hal tersebut adalah:
1. Eksploitasi, ini berarti pengerukan secara besar -besaran dan habis- habisan terhadap sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, seperti yang terjadi pada jaman penjajahan, bahkan sampai sekarang meskipun dalam bentuk yang tidak sama. Kaum kapitalis akan terus melakukan perampokan besar -besaran terhadap kekayaan alam kita dan terus mengeksploitasi para buruh demi kepentingan dan keuntungan pribadi.
2. Akumulasi, secara harfiah akumulasi berarti penumpukan, sifat inilah yang mendasari kenapa kapitalis tidak pernah puas dengan dengan apa yang telah diraih. Misalnya, kalau pertama modal yang dipunyai adalah Rp.1 juta maka si kapitalis akan berusaha agar bisa melipat gandakan kekayaannya menjadi Rp.2 juta dan seterusnya. Sehingga kaum kapitalis selalu menggunakan segala cara agar kekayaan mereka berkembang dan bertambah.
3. Ekspansi, ini berarti pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti yang pada kapitalisme fase awal. Yaitu dari perdagangan sandang diperluas pada usaha perkapalan, pergudangan, barang - barang mentah dan selanjutnya barang - barang jadi. Dan yang terjadi sekarang adalah kaum kolonialis melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia mel al ui modal dan pendirian pabrik - pabrik besar yang nota bene adalah pabrik lisensi. Yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi.
Kapitalisme pada awalnya dipahami sebagai suatu proses pengusahaan kesejahteraan untuk bisa memenuhi kebutuhan, kapitalisme ini disebut dengan nama Kapitalisme pada awalnya dipahami sebagai suatu proses pengusahaan kesejahteraan untuk bisa memenuhi kebutuhan, kapitalisme ini disebut dengan nama
Masyarakat komoditas, kata Adorno, adalah masyarakat yang didalamnya berlangsung produksi barang - barang, bukan terutama untuk memenuhi kebutuhan, melainkan demi profit dan keuntungan. Oleh karena itulah akan lahir konsentrasi kapital yang luar biasa yang memungkinkan terselubungnya operasi pasar bebas demi keuntungan produksi massa yang dimonopoli dari barang - barang yang distandarisasi. Dalam masyarakat komoditas telah terjadi komodifikasi seluruh ruang kehidupan dan ranah kebudayaan (produk, tontonan, informasi, olahraga, pendidikan, moralitas, religiusitas, cinta dan harga diri), dan menjadi tonggak munculnya drama masyarakat yang lebih pelik dan angkuh, yakni “masyarakat konsumer pasca modern” (Idi Subandy Ibrahim, 1997)
Berbeda dengan zaman sebelumnya atau juga dalam pandangan Featherstone, di mana konsumsi menjadi sumber diferensiasi masyarakat. Justru pos t modernitas menurut Baudrillard me n gaburkan kelas dan status sosial. Bahkan Baudrillard menyatakan era post modern sebagai “matinya yang sosial”, kematian masyarakat. Siapa pun yang mampu bisa merayakan konsumsi tanpa memandang kelas dan status sosial. Konsumsi memberikan identitas tertentu tanpa memandang batas - batas sosial. Jean Baudrillard, melihat konsumerisme sebagai logika untuk memenuhi kepuasan hasrat. Melimpahnya barang konsumsi bukan lagi karena kebutuhan masyarakat, namun lebih pada pemuasan nafsu mereka. Dalam pandangan Baudrillard, kapitalisme akhir memanfaatkan mesin hasrat tersebut untuk terus membelenggu masyarakat dalam jerat konsumerisme.
Praktik - praktik konsumsi selanjutnya menjadi gaya hidup masyarakat. Konsumsi menjadi cara pandang (baru) masyarakat. Seiring dengan terus beroperasinya industri lintas negara dan tumbuhnya supermarket, hipermarket, dan Praktik - praktik konsumsi selanjutnya menjadi gaya hidup masyarakat. Konsumsi menjadi cara pandang (baru) masyarakat. Seiring dengan terus beroperasinya industri lintas negara dan tumbuhnya supermarket, hipermarket, dan
Pada kapitalisme lanjut ini, sistem yang ditonjolkan adalah mode of consumtion , dimana kapitalisme bukan lagi mementingkan seberapa banyak produksi yang dihasilkan tapi bagaimana agar barang yang diproduksi itu dapat habis oleh para konsumen. Cara yang dipakai oleh kapitalisme lanjut dengan mode of consumtion - nya , membuat para produsen diminta lebih aktif dan kreatif dalam memproduksi karena yang menjadi penentu keberhasilan suatu penjualan bukan lagi faktor produksi tapi konsumsi. Kapitalis harus jeli melihat pasar agar barang yang mereka jual bisa diterima oleh masyarakat.
Selain itu dalam kapitalisme lanjut, terkenal dengan jargonnya globalisasi lebih bebas dalam menjual produknya. Hal ini tentu saja dengan bantuan media massa dan media elektronik yang merupakan alat komunikasi masal tercanggih. Contohnya, dengan televisi manusia bisa melihat barang apa saja yang dijual dan digemari di benua lain. Lalu dengan fasilitas internet, manusia bisa berinteraksi dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah sehingga bisa terjadi kesepakatan transaksi dengan mudah pula. Cara -cara yang ditawarkan dewasa inilah yang membuat kapitalisme lanjut bisa tetap bertahan bahkan merajai dunia. Manusia sebagai seorang konsumen tetap saja menjadi seorang konsumen dari masa ke masa karena manusia adalah makhluk konsumtif. Hanya saja cara yang di pakai dalam mengkonsumsi suatu barang agak berbeda dengan zaman atau era sebelumnya.