Langkah - langkah pemetaan

4.3 Langkah - langkah pemetaan

Tahap interpretasi peta topografi dan foto udara dilakukan di studio pemetaan dengan kegiatan yang dilakukan antara lain : - Batasi puncak - puncak punggungan yang bertindak sebagai batas pemisah aliran (water devided area) . - Gambar pola aliran pada peta topografi dan / atau foto udara, pada setiap lekukan garis kontur atau lekukan lembah pada foto udara. - Batasi pola aliran pada suatu perbukitan / punggungan mulai dari puncak punggungan yang bertindak sebagai batas pemisah aliran sampai ke titik akhir pengaliran. Bandingkan dengan pola aliran yang telah dibakukan seperti pada gambar 7 dan 8

- Nyatakan aspek geologi yang berkembang berdasarkan pola aliran tersebut. - Aspek geologi yang tercermin melalui pola aliran merupakan unsur genetikan

suatu bentuklahan. - Klasifikasikan bentuklahan secara morfografi (perbukitan atau pedataran) yang tampak pada peta topografi dengan ciri perbedaan garis kontur dan kondisi pola aliran yang menyatakan aspek genetika, sehingga dapat ditentukan nama satuan geomorfologi.

- Perhatikan kerapatan kontur, karena kerapatan kontur akan mencerminkan kecuraman lereng, sehingga memiliki arti bahwa lereng yang curam dan menerus dapat diperkirakan sebagai sesar yang berkembang di daerah tersebut, sedangkan perbedaan kerapatan kontur lainnya dapat digunakan untuk membedakan jenis batuan.

- Perhatikan kerapatan pola aliran, karena kerpatan pola aliran akan mencerminkan janis batuan yang tahan terhadap erosi atau mudah tererosi., sehingga dapat disimpulkan bahwa batuan yang mudah tererosi merupakan jnis batuan yang lunak, sedangkan batuan yang tahan terhadap erosi merupakan jenis batuan yang keras.

- Jika telah dibuat klasifikasi dengan dukungan unsur - unsur geomorfologi, maka

kelas lahan yang memiliki kesamaan dijadikan satuan geomorfologi.

4.3.2 Bentuklahan asal fluvial (sungai)

- Bentuklahan asal fluvial (sungai)

a. Satuan bentuklahan dataran banjir.

b. Satuan bentuklahan dataran tanggul alam

c. Satuan bentuklahan dataran teras sungai.

d. Satuan bentuklahan dataran beting gisik.

e. Satuan bentuklahan dataran gosong sungai.

4.3.3 Bentuklahan asal marin (laut)

a. Satuan bentuklahan dataran pesisir (coastal)

b. Satuan bentuklahan dataran pesisir aluvial.

c. Satuan bentuklahan beting gisik.

d. Satuan bentuklahan dataran pantai (beach).

e. Satuan gumuk pasir (sand dunes)

4.3.4 Bentuklahan asal struktural

a. Satuan bentuklahan perbukitan struktural terlipat.

b. Satuan bentuklahan perbukitan struktural gawir sesar.

c. Satuan bentuklahan perbukitan blok sesar.

4.3.5 Bentuklahan asal vulkanik.

a. Satuan bentuklahan perbukitan intrusi.

b. Satuan bentuklahan perbukitan lereng atas vulkanik.

c. Satuan perbukitan lereng vulkanik tengah.

d. Satuan perbukitan lereng vulkanik bawah.

4.3.6 Bentuklahan asal aeolian

4.3.7 Bentuklahan asal karst.

a. Satuan bentuklahan perbukitan karst.

b. Satuan bentuklahan kubah karst.

c. " sinkhole" / 'dolina'

4.3.8 Bentuklahan asal glasial (es)

Tahap kegiatan lapangan dilakukan setelah kegiatan interpretasi peta topografi dan / atau foto udara di studio, serta telah tersusun kerangka peta geomorfologi sementara (sebagai peta dasar geomorfologi dan geologi) sebagai acuan. Tahap kegiatan lapangan meliputi :

1. Peninjauan lapangan dengan tujuan mencocokkan aspek - aspek bentanglahan (landscape) daerah penelitian dengan peta dasar yang telah dibuat di studio.

2. Penelusuran batas - batas yang telah dibuat pada peta dasar selaras dengan kegiatan penelitian geologi.

3. Jadikan aspek geomorfologi sebagai ciri - ciri aspek geologi yang sedang diteliti.

4. Tentukan (plot) dan catat aspek geomorfologi tersebut sebagai data untuk pembuktian kondisi geologi yang sedang diteliti.

5. Jika masih diragukan aspek - aspek geomorfologi sebagai ciri - ciri aspek geologi, maka aspek tersebut dijadikan panduan untuk menelusuri aspek geologi yang sedang diteliti.

6. Satuan bentuklahan dapat dijadikan panduan untuk menelusuri kondisi geologi yang sedang diteliti, sehingga didalam penarikan batas satuan geomorfologi harus dilakukan dengan hati - hati.

7. Batas satuan bentuklahan dan simbol - simbol yang digunakan harus memberikan cerminan kondisi geologi daerah yang diteliti.

8. Diharapkan dengan membuat peta geomorfologi sebaai peta dasar pemetaan geologi, cerminan kondisi geomorfologi dapat memudahkan pelaksanaan pemetaan geologi dan ilmu - ilmu yang berhubungan dengan geologi.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124