Pemahaman bentuklahan
4.1 Pemahaman bentuklahan
Mitchel dan Way (1973) menyebutkan bahwa bentuklahan adalah gambaran umum fisik rupa bumi. Karakteristik gambaran umum fisik rupa bumi, seperti morfografi, morfogenetik, morfometri dan material penyusun dapat ditafsirkan melalui peta topografi, foto udara atau citra satelit yang saat ini telah berkembang dengan pesat. Selaras dengan karakteristik gambaran umum fisik rupa bumi, maka secara garis besar bentuklahan berdaarkan morfografi dan morfogenetik dapat dibedakan menjadi bentuklahan asal denudasional, fluvial, marin, struktural, gunungapi (vulkanik), aeolian, karst dan glasial.
4.1.1 Bentuklahan asal denudasional
Proses eksogen (epigen), seperti iklim, vegetasi dan aktivitas manusia merupakan faktor pengaruh yang sangat menonjol pada bentuklahan denudasional. Iklim, seperti curah hujan dan perubahan temperatur berpengaruh terhadap proses pelapukan batuan, erosi dan gerakan tanah. Vegetasi dan aktivitas manusia sangat membantu percepatan proses eksogen, sehingga perubahan bentuklahan terjadi sangat cepat.
Ciri - ciri bentuklahan asal denudasional dapat diamati dari pola - pola punggungan yang tidak beraturan, pola aliran sungai yang membentuk pola dendritik dengan kerapatan pola pengaliran yang cukup rapat dan lereng relatif terjal. Material penyusun biasanya terdiri dari batuan homogen yang mudah lapuk, seperti lempung, lanau, serpih, dan breksi. Kenampakkan ciri - ciri bentuklahan denudasional dapat diamati melalui peta topografi, foto udara atau citra satelit. Secara garis besar proses yang berlangsung pada bentuklahan asal denudasional dapat dibedakan menjadi proses erosional dan proses longsoran (degradasional) dengan diakhiri oleh proses pengendapan (agradasional).
4.1.1.1 Erosi
Erosi adalah proses pengikisan terhadap permukaan bumi oleh hujan hujan, sehingga partikel - partikel permukaan bumi berpindah terangkut oleh aliran air atau sungai. Jika kecepata aliran tenang dan memiliki kecepatan yang rendah, maka perpindahan partikel - partikel hasil pengikisan tersebut tidak menunjukkan telah terjadi erosi, sedangkan jika kecepatan aliran meningkat, maka erosi berlangsung dengan cepat. Selaras dengan kondisi aliran tersebut, maka jenis erosi dapat dibedakan menjadi :
- Erosi permukaan (sheet erosion) - Erosi alur (riil erosion) - Erosi parit (gully erosion). Erosi permukaan berlangsung akibat dari limpasan air permukaan yang tidak
terpusat (terkonsentrasi) dan biasanya berlangsung pada saat hujan mulai berlangsung, sehingga curah hujan yang jatuh dipermukaan tanah mulai mengalir. Kondisi erosi permukaan tidak akan pernah tampak pada peta topografi dan sangat sulit diinterpretasi melalui foto udara, namun sebagai ciri suatu daerah mengalami erosi permukaan pada foto udara akan menunjukkan tutupan vegetasi yang jarang.
Erosi alur berlangsung ketika limpasan air permukaan mulai bergabung membentuk alur, sehingga aliran permukaan terpusat membentuk suatu alur dan pengikisan terjadi pada alur - alur dari suatu aliran tersebut disertai dengan torehan terhadap dinding alur dan dasar alur. Erosi alur memiliki ciri yang hampir sama dengan erosi permukaan, tetapi pada foto udara dengan skala yang besar akan tampak alu - alur pengikisan pada daerah yang terbuka, sehingga erosi alur dapat dipetakan pada skala peta yang besar.
Semakin tinggi debit hujan dan debit aliran pada alur yang terbentuk, maka semakin kuat erosi vertikal dan horisonta mengakibatkan alur semakin besar dan menjadi parit. Erosi parit memiliki ukuran yang reltif besar, sehingga pada peta topografi dicerminkan oleh lekukan garis kontur yang bertindak sebagai aliran air ari suatu punggungan dan bersatu menjadi saluran arus aliran air. Kenampakan pada foto udara sangat jelas, sehingga erosi parit dapat dipetakan dengan skala peta sedang sampai besar.
Tabel 10. Media dan proses erosi (sumber : Van Zuidam, 1985)
MEDIA PENGARUH PROSES YANG TERJADI PROSES MUATAN MATERIAL
AIR PERMUKAAN
Arus permukaan dan
Traksi, saltasi, suspensi, larutan arus
Kegiatan hidrolik
bawah
dan apungan.
permukaan; aliran permukaan.
AIR TANAH Tanpa arus bawah
Pencucian ; korosi
Larutan
tanah.
OMBAK, ARUS dan
Traksi, saltasi, suspensi, larutan PASANG NAIK.
Kegiatan hidrolik
dan apungan.
ANGIN
Abrasi dan deflasi
Traksi, saltasi dan suspensi.
GLASIAL
Penggerusan dan saluran.
Traksi dan suspensi
GRAVITASI
Gerakan massa
Traksi dan suspensi.
Dari F.D. Hole, 1967, didalam :The Encyclopedia of Geomorphology R.W. Fairbridge, ed.
Selain faktor air yang mempengaruhi terjadinya erosi, maka faktor ketahanan batuan terhadap pengikisan atau penggerusan merupakan salah satu faktor yang berperan. Tampilan ketahanan batuan terhadap pe - ngikisan atau penggerusan pada peta topografi dan foto udara akan ditunjukkan oleh kerapatan pengaliran. Semakin rapat pola aliran, maka batuan mudah mengalami pengikisan atau penggerusan, sedangkan semakin renggang pola aliran berarti batuan semakin tahan terhadap pengikisan atau penggerusan.
Tabel 11. Ketahanan relatif batuan terhadap erosi dan pelapukan
(sumber : Van zuidam, 1985).
JENIS BATUAN
KETAHANAN
BENTUKLAHAN
BATUAN BEKUAN
Tekstur halus Hitam (basa) Basalt
Gawir dan aliran Menengah Andesit
Biasanya tahan
Tidak menyebar Cerah Rhiolite
Biasanya tahan
Biasanya tahan
Tebing terjal
Tekstur kasar Hitam (basa) Gabro
Gawir dan kubah Menengah Sienite
Biasanya sangat tahan
Pengangkatan Cerah Granit
Biasanya tahan
Biasanya tahan
Kubah dan pengang-
Kecuali di wilayah arid
katan..
BATUAN ENDAPAN
Butiran halus Lepas Lempung
Lunak, membentuk din-
Lahan terbuka
ding tegak.
Padat Batulempung
Biasanya lunak
Dataran rendah sam - pai landai
Dasar lembah. Karbonat padat Gamping
Karbonat lepas Lanau
Sangat lunak
Lunak di daerah basah
Daerah gamping.
tahan di daerah arid.
Butiran kasar Lepas Pasir
Dataran rendah Padat Batupasir
Biasanya lunak
Tahan jika tersemen
Tebing terjal dan plato
kuat.
Butiran sangat kasar Lepas Kerakal
Memiliki ketahanan se-
Sebagai batuan penu-
tup perlipatan. Padat Konglomerat
dang,
Sangat tahan.
Punggungan dan pe- gunungan.
BATUAN MALIHAN (METAMORF)
Asal batuan endapan Serpih Slate
Dataran rendah Batugamping Marble
Lunak
Dataran rendah Batupasir Kuarsit
Lunak
sangat tahan
Punggungan, gumuk, dan monadnok.
Asal batuan bekuan atau endapan Banded Gneis
Pengangkatan Schistose Schist
Sangat tahan
Sangat tahan
Pengangkatan dan punggungan.
Disadur dari : A.K. Lobeck, Geomorphology,Mc Graw-Hill New York
4.1.1.2 Longsor
Longsor adalah gerakan massa tanah atau batuan dengan jumlah yang cukup besar dari suatu tempat ke tempat lain yang memiliki kemiringan lereng dan disebabkan oleh gravitasi atau media air. Gerakan massa tanah atau batuan tersebut dapat terjadi dengan kecepatan yang tinggi dan kecepatan yang rendah. Tiga jenis utama gerakan massa tanah atau batuan, yaitu luncuran (slide), aliran (flow) dan jatuhan (heave).
Luncuran, merupakan gerakan perpindahan blok massa tanah atau batuan secara alami dari bagian tertinggi lereng yang curam ke arah bagian kaki lereng. Gerakan perpindahan massa tanah dan batuan tersebut memiliki kecepatan yang cukup tinggi (cepat), sehingga menimbulkan kerusakan pada lereng yang dilalui. Faktor pengaruh terjadinya luncuran disebabkan oleh lereng yang curam dan sedikit pengaruh air.
Aliran, merupakan gerak perpindahan massa tanah atau batuan yang dipengaruhi oleh faktor air dengan kecepatan yang relatif cepat, sehingga tidak menampakkan kerusakan. Gerakan massa tanah atau batuan berupa aliran biasanya terjadi pada kemiringan lereng landai dan memiliki gerakan kejadian yang tidak bersamaan serta terhenti jika kemiringan lereng mulai mendatar.
Jatuhan, merupakan gerak perpindahan massa tanah atau batuan yang dipengaruhi oleh faktor gaya gravitasi, biasanya terjadi pada lereng yang sangat terjal (hampir tegak lurus). Gerak jatuh massa tanah atau batuan memiliki kecepatan relatif lambat dan berlangsung pada daerah yang tidak luas.
Proses gerakan massa tanah atau batuan jarang terjadi bersamaan, karena faktor pengaruh yang berbeda. Pada gambar diagram segitiga (gambar 9), menunjukkan klasifikasi jenis gerakan massa tanah atau batuan serta faktor yang mempengaruhinya, seperti angkutan ketika terjadi gerakan atau kandungan jenuh ketika terjadi gerakan.
4.1.2 Bentuklahan asal struktural
Pengaruh struktur geologi terhadap perkembangan dan penampilan bentuklahan disebut sebagai bentanglahan yang dipengaruhi oleh struktur. Pengaruh struktur geologi yang sangat luas dapat mempengaruhi bentanglahan secara keseluruhan sampai tampilan terkecil bentuklahan yang berlangsung bersamaan dengan proses geomorfologi lainnya. Pengaruh struktur geologi pada geomorfologi dapat dibagi menjadi dua jenis struktur utama; yaitu : (1) struktur aktif yang berlangsung sehingga meninggalkan jejak bentanglahan modern, (2) struktur pasif yang meninggalkan jejak pada bentanglahan modern berupa pelapukan dan erosi.
Pengaruh struktur geologi yang mempengaruhi aspek - aspek struktur geomorfologi, seperti perlipatan dan sesar dapat dikenali melalui foto udara dan peta topografi. Foto udara dan peta topografi dapat menampilkan lokasi dan bentuk massa batuan yang memiliki bermacam - macam tampilan, antara lain : (a) ketahanan batuan terhadap pelapukan dan erosi, (b) perubahan kristal dan pengikisan batuan akibat pelapukan dan erosi, (c) penampilan lapisan dan (d) tampilan bentuk lainnya. Batuan dan iklim memiliki peran penting pada tampilan geomorfologi, terutama pada daerah yang memiliki hubungan erat dengan kondisi geologi seperti jenis batuan dan struktur geologi yang tergambar pada peta topografi atau yang tampak pada foto udara. Pada dasarnya batuan memiliki perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, sehingga sangat mendorong terjadinya pengikisan pada lereng dengan ciri terbentuknya lereng yang terputus. Perkembangan lereng yang cembung menunjukkan batuan yang relatif tahan terhadap pelapukan dan erosi, sedangkan perkembangan lereng yang cekung cenderung kurang tahan terhadap pelapukan dan erosi. Sangat jelas bahwa ketebalan lapisan batuan sangat berpengaruh terhadap bentuk lereng (cembung atau cekung). Jika suatu suatu lapisan batuan tipis atau proses pelapukan atau proses Pengaruh struktur geologi yang mempengaruhi aspek - aspek struktur geomorfologi, seperti perlipatan dan sesar dapat dikenali melalui foto udara dan peta topografi. Foto udara dan peta topografi dapat menampilkan lokasi dan bentuk massa batuan yang memiliki bermacam - macam tampilan, antara lain : (a) ketahanan batuan terhadap pelapukan dan erosi, (b) perubahan kristal dan pengikisan batuan akibat pelapukan dan erosi, (c) penampilan lapisan dan (d) tampilan bentuk lainnya. Batuan dan iklim memiliki peran penting pada tampilan geomorfologi, terutama pada daerah yang memiliki hubungan erat dengan kondisi geologi seperti jenis batuan dan struktur geologi yang tergambar pada peta topografi atau yang tampak pada foto udara. Pada dasarnya batuan memiliki perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, sehingga sangat mendorong terjadinya pengikisan pada lereng dengan ciri terbentuknya lereng yang terputus. Perkembangan lereng yang cembung menunjukkan batuan yang relatif tahan terhadap pelapukan dan erosi, sedangkan perkembangan lereng yang cekung cenderung kurang tahan terhadap pelapukan dan erosi. Sangat jelas bahwa ketebalan lapisan batuan sangat berpengaruh terhadap bentuk lereng (cembung atau cekung). Jika suatu suatu lapisan batuan tipis atau proses pelapukan atau proses
Tujuan interpretasi struktur adalah menentukan lokasi, sebaran dan kesinambungan dari kunci hamparan bumi. Bentuk relief batuan yang tahan terhadap pelapukan dan erosi, seperti batupasir, kuarsit dan batugamping di bawah kondisi tertentu akan membentuk lapisan kunci yang baik. Hubungan erat antara interpretasi struktur dengan relief tergantung pada pemahaman dan analisis geomorfologi. Analisis pola aliran, kelurusan aliran dan pola vegetasi akan memudahkan interpretasi geomorfologi. Hubungan tersebut akan memberikan gambaran yang jelas terhadap relief dan struktur geologi, khususnya pada daerah - daerah tektonik muda.
Pada daerah luas yang memiliki relief rendah dan tertutup oleh lapisan tanah disertai dengan proses tektonik, malihan (metamorphisme) dan waktu pengikisan, maka akan sulit melihat hubungan morfologi dengan struktur geologi yang ada. Lapisan batuan yang memiliki bidang lapisan, arah jurus dan kemiringan lapisan batuan (strike & dip) mudah dikenali, terutama batuan endapan yang memiliki bidang lapisan dengan jelas, karena ketahanan batuan terhadap pelapukan dan erosi. Bidang lapisan batuan yang datar atau hampir datar dan kontak sejajara serta tertutup tanah, pada kontur topografi menunjukkan pola - pola lingkaran tertutup, sehingga bidang lapisan batuan yang datar seolah - olah tidak memiliki arah jurus lapisan (strike) atau jarang tergambar pada bidang lapisan batuan tersebut.
Permukaan lapisan batuan ditunjukkan oleh relief topografi, lapisan dengan perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi dicerminkan oleh perubahan lereng pada topografi; lereng yang sangat curam menunjukkan lapisan batuan yang sangat tahan terhadap pelapukan dan erosi, sedangkan lereng landai menunjukkan lapisan batuan yang kurang tahan terhadap pelapukan dan erosi. Kelompok lapisan batuan yang datar (horisontal), tebal dan sangat tahan terhadap pelapukan dan erosi akan menunjukkan tebing yang sangat tegak, karena keseragaman ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, maka pola aliran normal akan mengambarkan pola aliran dendritik, khususnya jika pengaruh kekar dan rekahan tidak ada.
Lapisan batuan yang tegak menunjukkan garis arah jurus lapisan dan garis kontak lapisan akan lurus dan sejajar dengan arah jurus lapisan, sehingga tampilan pada topografi tidak menunjukkan adanya pergeseran. Lapisan batuan tegak yang tebal dapat langsung dikenali dari lebar hasil pelapukannya, khususnya lapisan batuan yang memiliki perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, sehingga pola aliran jenis trelis sangat berkembang. Pola - pola permukaan lapisan batuan yang memiliki kemiringan ditunjukkan oleh relief topografi arah jurus dan kemiringan lapisan batuan. Kemiringan lapisan batuan yang curam menyebabkan relief arah jurus lapisan batuan lebih menonjol, sehingga mempengaruhi bentuk permukaan lapisan batuan tersebut. Permukaan topografi yang datar menyebabkan pola permukaan lapisan batuan Lapisan batuan yang tegak menunjukkan garis arah jurus lapisan dan garis kontak lapisan akan lurus dan sejajar dengan arah jurus lapisan, sehingga tampilan pada topografi tidak menunjukkan adanya pergeseran. Lapisan batuan tegak yang tebal dapat langsung dikenali dari lebar hasil pelapukannya, khususnya lapisan batuan yang memiliki perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, sehingga pola aliran jenis trelis sangat berkembang. Pola - pola permukaan lapisan batuan yang memiliki kemiringan ditunjukkan oleh relief topografi arah jurus dan kemiringan lapisan batuan. Kemiringan lapisan batuan yang curam menyebabkan relief arah jurus lapisan batuan lebih menonjol, sehingga mempengaruhi bentuk permukaan lapisan batuan tersebut. Permukaan topografi yang datar menyebabkan pola permukaan lapisan batuan
Penyimpangan antara arah jurus lapisan batuan sebenarnya dengan arah jurus lapisan batuan semu akan menambah kecuraman lereng pada topografi, kecuali jika arah jurus lapisan batuan membentuk sudut yang tepat terhadap kemiringan topografi, sehingga arah jurus lapisan batuan semu dan arah jurus lapisan batuan sebenarnya memiliki kesamaan. Permukaan topografi dan bidang lapisan batuan membentuk arah jurus punggungan membentuk hogback serta arah kemiringan lapisan batuan mudah dikenali. Pada lipatan monoklinal yang baik menunjukkan susunan pola aliran paralel sampai sub paralel dan trelis, setempat - setempat pola aliran dendritik. sungai atau lembah pada topografi yang memotong arah jurus lapisan batuan de -ngan membentuk sudut, maka pada lembah V tersebut akan tercermin suatu lapisan dan kemiringan batuan yang jelas.
Lapisan batuan yang memiliki kemiringan landai menunjukkan lembah Vs yang cukup panjang, sedangkan jika dibentuk oleh lapisan batuan dengan sudut kemiringan yang tajam akan membentuk lembah Vs yang pendek. Lebar suatu lembah atau punggungan ditentukan oleh tajam atau tumpulnya kemiringan lapisan batuan. Jika suatu lembah memotong tegak terhadap arah jurus lapisan batuan, maka lembah Vs akan membentuk tebing yang simetri, sedangkan jika lembah Vs yang memotong arah jurus lapisan batuan membentuk sudut, maka perkembangan tebing lembah Vs tidak akan simetri. Jika lembah Vs sejajar (paralel) terhadap arah jurus lapisan batuan, maka lembah tidak akan berkembang, tetapi percabangan aliran akan mengikis lembah lembah Vs. Bidang lapisan batuan yang tertutup oleh vegetasi atau material permukaan, maka arah jurus lapisan batuan dapat dikenali dengan dari ciri - ciri pola aliran pada daerah tersebut.
Jika kemiringan lapisan batuan landai, maka aliran percabangan su -ngai yang panjang akan mengikuti arah kemiringan lereng lapisan batuan, tetapi apabila percabangan sungai pendek dicerminkan oleh gawir lereng (Lattman dan Ray, 1965). Struktur lipatan yang diikuti dengan sesar normal dan sesar naik dapat diketahui melalui pengulangan lapisan batuan dengan kemiringan lapisan batuan yang berlawanan, kecuali pada lipatan isoklin. Jika sumbu lipatan mendatar (horisontal), maka kedua sayapnya akan sejajar (paralel). Kedua sayap lipatan yang membentuk kurva (melengkung) dengan puncak sinklinal atau antiklinal akan membentuk lembah V atau U. Kedua sayap lipatan akan membentuk jalur permukaan lurus atau melengkung ada sisi - sisi yang berlawanan. Pada suatu daerah perlipatan yang jelas, sumbu lipatan yang terletak pada puncak atau lembah yang terbentuk akibat perlipatan tersebut dapat ditentukan dengan cara perhitungan atau perkiraan arah jurus dan kemiringan lapisan batuan serta hubungan tiga dimensionalnya.
Pada lipatan rebah yang sering diikuti oleh struktur sesar dan sesar naik, arah kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya akan sama dan pola lembah V sangat membantu menentukan sayap yang berlawanan.
Hubungan struktur geologi dengan morfologi akan tampak jelas pada suatu daerah bervegetasi sedikit dan tutupan tanah relatif tipis, tetapi pada daerah yang beriklim basah atau tropik basah, struktur geologi akan tercermin oleh bentuk relief daerah tersebut. Kerapatan vegetasi ketebalan tanah yang menutupi atau menghalangi morfologi struktur yang berada di bawahnya sangat sulit ditentukan, sehingga untuk Hubungan struktur geologi dengan morfologi akan tampak jelas pada suatu daerah bervegetasi sedikit dan tutupan tanah relatif tipis, tetapi pada daerah yang beriklim basah atau tropik basah, struktur geologi akan tercermin oleh bentuk relief daerah tersebut. Kerapatan vegetasi ketebalan tanah yang menutupi atau menghalangi morfologi struktur yang berada di bawahnya sangat sulit ditentukan, sehingga untuk
Aliran utama pada sayap lipatan cenderung mengalir sejajar arah jurus lapisan batuan dan mengikuti celah - celah lapisan batuan yang tahan terhadap pelapukan dan erosi, sedangkan aliran - aliran yang kecil mengalir searah searah kemiringan lapisan batuan dan permukaan lereng lipatan membentuk pola aliran yang trelis. Lapisan yang melengkung sekitar puncak lipatan tercermin oleh aliran utama yang melengkung. Pola aliran radial dan anular atau gabungan kedua pola tersebut sering berkemang pada daerah - daerah yang berbentuk kubah atau lipatan (antiklin) sungkup.
Howard (1967) menyebutkan kelokan (meander) lokal pada sungai, kelokan tajam (compressed meander), percabangan sungai lokal, keragaman lebar tanggul sungai (levee) dan penyimpangan - penyimpangan (anomali) pada sungai merupakan ciri - ciri struktur geologi atau deformasi aktif.
Pada sesar - sesar besar, biasanya sesar yang terletak pada bidang permukaan lahan yang melengkung terdapat pergeseran yang tidak menunjukkan celah dan biasanya berada sekitar mintakat regangan serta permukaan sesar merupakan suatu
bidang. Sudut sesar 45 0 atau lebih biasanya disebut sebagai sesar normal dan sudut sesar kurang dari 45 0 biasanya disebut sebagai sesar naik. Sesar normal pada foto
udara tampak seperti garis lurus atau garis melengkung, seperti kelurusan ( lineament ) yang membentang sangat jelas. Tampilan yang memanjang mencerminkan atau memberi kesan bahwa sesar seperti dipengaruhi oleh kelurusan morfologi, aliran su - ngai ( misalnya penggalan sungai lurus, air terjun, danau, genangan air dan mata air) atau kumpulan vegetasi yang dicerminkan oleh garis lurus karena perubahan rona ( tone ) foto udara yang tajam.
Mintakat sesar atau kekar pada batuan lunak yang mudah tererosi akan membentuk lekukan atau lembah. Pola aliran yang dipengaruhi oleh sesar atau kekar akan membentuk pola lurus (elongated ) dan paralel atau angular. perubahan pola atau arah aliran sungai pada sisi yang berhadapan dari suatu kelurusan merupakan ciri sesar yang sangat menyolok. Breksi sesar biasanya sering menahan air disekitarnya, sehingga garis sesar pada foto udara akan menunjukkan garis hitan karena sangat jenuh oleh kan - dungan air dan kemungkinan lebatnya vegetasi. Mintakat sesar yang memiliki kelulusan air (permebility) rendah akan mempengaruhi kondisi air tanah dan menyebabkan perubahan kumpulan vegetasi, sehingga sesar dicirikan oleh mata air.
Suatu daerah yang disusun oleh batuan yang keras dan memiliki lapisan yang mendatar (horisontal) kemudian terangkat, maka akan membentuk morfologi "mesa" atau plato yang dipengaruhi oleh struktur. Pe - ngikisan (erosi) yang berlangsung pada sisi - sisi gawir bagian depan struktur, maka akan membentuk alur erosi yang sejajar (paralel) atau gawir erosi yang tidak menerus hasil dari kegiatan erosi mata air atau limpasan air permukaan ( runoff ) yang terkumpul. Jika diameter batuan penutup ukurannya lebih kecil dari pada tinggi bukit disekitarnya, maka digunakan istilah "butte". Kemiringan lapisan batuan yang memiliki satu arah, karena posisi awalnya sudah miring (contoh : lereng cekungan pengendapan yang curam) atau miring karena tektonik, maka bentanglahan yang berkembang menunjukkan relief perbukitan atau pegunungan yang disusun oleh batuan keras yang miring. Bentuklahan yang simetris atau asimetris tergantung pada kemiringan lapisan batuan dan proses yang berlangsung pada bentuklahan tersebut. Struktur monoklin yang cukup dikenal antara lain "cuesta", "hogback" dan pegunungan "dike".
"Cuesta' adalah punggungan asimetri dengan salah satu sayap yang panjang, umumnya searah dengan kemiringan lapisan batuan yang keras dan lereng landai. Pada salah satu sisi lereng "cuesta" memiliki kemiringan lereng yang terjal, sedangkan pada sayap lain memiliki kemiringan yang landai.
" Hogback" adalah punggungan dengan puncak yang terjal, dibentuk oleh lapisan batuan keras atau batuan yang memiliki kemiringan lapisan batuan yang terjal. Bentuklahan pada umumnya agak simetri, tetapi ada juga yang tidak simetri.
Punggungan yang menyerupai "dike" dibentuk oleh lapisan batuan yang memiliki kemiringan hampir tegak, kemiringan lereng sangat curam dan hampir simetris. Lapisan atau struktur lapisan sejajar (planar) yang miring merupakan bagian dari lipatan tunggal (single fold ) atau bagian dari sistem lipatan (kumpulan lipatan). Struktur lipatan dapat berupa antiklin atau sinklin. Antiklin adalah lipatan ke atas yang telah mengalami perkembangan beberapa tahap. Antiklin sederhana memiliki kemiringan lapisan batuan dari arah sumbu antiklin ke arah sisi - sisi yang berlawanan, sedangkan sinklin adalah lipatan lapisan batuan dengan arah kemiringan yang bertindak sebagai sayap menuju sumbu sinklin (lihat gambar ...). Suatu daerah yang terlipat dan tererosi akan menunjukkan relief yang bergelombang membentuk bukit dan lembah. Bagian bukit menunjukkan antiklin, sedangkan bagian lembah menunjukkan sinklin. Jika daerah terlipat tererosi, maka akan tampak bentuk lapisan batuan yang dipengaruhi oleh perbedaan kekerasan batuan. Kedua sisi antiklin dikenal sebagai sayap, sedangkan pada bagian yang paling tinggi disebut puncak. Bidang yang memotong lipatan pada puncaknya disebut sebagai bidang sumbu. Jika bidang sumbu tegak sejajar sumbu lipatan, maka lipatan tersebut dinamakan lipatan simetri.
Kekar dan sesar sangat mempengaruhi perkembangan bentuklahan, sedangkan kekar - kekar tersebut pada umumnya membentuk arah yang tegak atau mendatar pada lapisan batuan selaras dengan arah gerak yang tidak beraturan. Sistem kekar sangat banyak dan suatu sistem kekar terdiri dari dua atau lebih kelompok kekar yang sejajar. Pelapukan dan erosi yang mengikuti sistem alur kekar sejak terbentuk akan menjadi tempat mengalirnya air ketika terjadi hujan. Sistem kekear yang sangat luas mudah dikenali pada foto udara dan peta topografi dengan cara melihat pola aliran sungai, kerapatan vegetasi yang berkelompok pada jalur kekar dan arah perbukitan.
Sesar adalah rekahan atau mintakat (zone) rekahan pergeseran yang panjang dengan sisi - sisi rekahan sejajar. Pergeseran yang tegak menghasilkan suatu gawir sesar yang terjal (lihat gambar...). Kenampakan sesar pada foto udara atau peta topografi akan sangat tajam , seperti naik turunnya blok yang tersesarkan tergantung pada gerak / pergeseran sesar, kegiatan erosi dan kekerasan batuan. Perbedaan erosi sepanjang gawir sesar ( = perpotongan antara bidang sesar dengan permukaan) jarang sekali nampak, dibandingkan dengan hasil langsung dari gerakan yang menyebabkan terjadinya sesar (bidang sesar), sehingga yang tampak adalah jejak sesar berupa garis dan biasanya disebut sebagai garis gawir sesar. Suatu garis gawir sesar obsequen adalah kenampakan gawir sesar, kecuali pada daerah bertopografi rendah tampak blok yang naik dan turun.
Thornbury (1969, halaman 253 - 256) menggunakan analisis umum untuk menentukan gawir sesar dan garis gawir sesar, dengan cara : (1). Melihat bidang kasar yang mengesankan bekas goresan dan di-terapkan hanya pada sesar - sesar yang berumur muda. Bidang yang memberikan kesan goresan belum tentu sebagai gawir sesar.
(2). Bidang sesar dicirikan oleh :
(a). Breksi sesar, mintakat (zone) hancuran dan mintakat rekahan
serta kekar (b). Tampilan permukaan sesar yang menunjukkan goresan -
goresan pada bidang sesar ("slickenside"), tetapi goresan tersebut jarang ditemukan.
(c), Tampilan pergeseran lapisan batuan yang tegak, mendatar, atau miring.
(3). "Triangular facet" (permukaan berbentuk segitiga ?) dengan ciri bagian ujung atas yang meruncing. Bagian ujung yang meruncing dianggap sebagai bagian yang pa -ling dekat dengan sesar dan biasanya menutupi sesar yang tampak sekarang.
Biasanya lereng permukaan (facet) yang meruncing kurang dari 30 0 , sedangkan bidang sesar normal lebih lebih curam.Selanjutnya ujung yang
meruncing dari permukaan segitiga (triangular facet) mengalami perombakan oleh pelapukan dan erosi, sehingga tidak menunjukkan ciri - ciri permukaan sesar.
(4). Kelurusan gawir. Sesar memanjang seperti garis lurus; padahal kenyataannya melengkung, jika dibandingkan dengan gawir cuesta yang memiliki gawir yang lurus. Kelrusen mencerminkan gawir sesar atau garis gawir sesar.
(5). Jeram berbentuk V dengan batuan dasar mengikuti garis sesar. (6). Pendekatan dengan melihat bertambah miringnya dasar sungai di sepanjang
jeram dan disebut sebagai lembah "gelas anggur" ("wineglass" valley), sehingga dijadikan sebagai bukti sesar sekarang (Resen).
(7). Lembah naik (Hanging valley) pada permukaan gawir. Lembah naik biasanya terjadi di sepanjang gawir sesar, tetapi dapat juga terjadi di sepanjang garis gawir sesar yang mencerminkan terdapat perbedaan regangan pada kedua sisi blok sesar.
(8). Mataair di sepanjang dasar gawir. Mataair sering ditemukan di sepanjang sesar tetapi bukan berarti batas sesar atau sesar aktif. (9). Aliran lava sepanjang alur sesar. Hamparan aliran lava bukan menutupi sesar, tetapi vulkanisme terjadi pada jalur sesar yang disebut sebagai mintakat lemah.
Tampilan topografi dapat memberikan kesan sesar, tetapi tidak berarti sebagai sesar. Fenomena - fenomena (kejadian) yang dapat diperkirakan terjadi sesar saat sekarang atau masa lalu antara lain :
- sering terjadi longsoran. - kelurusan punggungan yang tidak dipengaruhi oleh jenis batuan. - pola aliran sungai paralel yang memotong berbagai jenis batuan. - kelokan tajam aliran sungai.
4.1.3 Bentuklahan asal gunungapi (vulkanik)
Bentuklahan gunungapi terbentuk dari hasil endapan gunungapi berupa endapan lava yang membeku dan fragmen - fragmen gunungap, sehingga dapat dibedakan dengan bentuklahan lainnya dan sangat mudah dikenali pada foto udara.
Letusan (erupsi) gunungapi dapat dibedakan berdasarkan material yang keluar dari saluran magma gunungapi atau " vent " , yaitu jika material yang dikeluarkan dari saluran magma melalui pusat saluran magama gu - nungapi / vent disebut sebagai pusat letusan. Material yang keluar melalui celah / rekahan saluran magam disebut sebagai letusan celah / rekahan dan material yang keluar melalui beberapa saluran magma yang tersebar luas pada suatu daerah disebut sebagai daerah letusan.
Klasifikasi ini sulit untuk diterapkan pada setiap kejadian letusan, karena sebuah letusan akan terjadi di sepanjang rekahan (minakat lemah), sehingga pusat letusan besar dapat terjadi melalui sejumlah kerucut parasit (parasit cone) yang terapat disepanjang jalur rekahan pada sayap / lereng gunungapi. Perbedaan pusat letusan dengan letusan yang terjadi melalui rekahan umumnya tergantung pada skala dan tahap Klasifikasi ini sulit untuk diterapkan pada setiap kejadian letusan, karena sebuah letusan akan terjadi di sepanjang rekahan (minakat lemah), sehingga pusat letusan besar dapat terjadi melalui sejumlah kerucut parasit (parasit cone) yang terapat disepanjang jalur rekahan pada sayap / lereng gunungapi. Perbedaan pusat letusan dengan letusan yang terjadi melalui rekahan umumnya tergantung pada skala dan tahap
Struktur tubuh gunungapi cenderung berukuran kecil dan jarang mencapai ketinggian 450 meter. Terak (scoria) lava, kerucut lava, kubah lava dan hamparan lava adalah sebutan jenis - jenis gunungapi yang paling menonjol, sedangkan gunungapi strato sangat jarang atau hampir tidak ada. Sebaran gunungapi pada umumnya tidak beraturan, tetapi tidak menutup kemung-kinan sebaran gunungapi tersebut berkelompok. Kondisi sebaran gunungapi tersebut berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa gunungapi terbentuk bersamaan dengan tumbukan dan pemekaran lempeng, sehingga gunungapi biasanya terbentuk pada sabuk pegunungan Alpen dan sabuk Pasific (gambar ). Komposisi petrografi batuan penyusun gunungapi pada suatu daerah yang luas akan memiliki kesamaan, sehingga berdasarkan sebaran yang luas dan kesamaan petrografinya, maka jenis gunungapi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu (1) kerucut dan sebaran kerucut serta hubungan bentuk kubah dan (2) plato dan dataran. Beberapa gunungapai ada yang membentuk sebagian kubah lava dan sebagian lagi membentuk plato vulkanik. Selanjutnya tampilan negatif hasil letusan berupa kaldera yang sa- ngat luas, sehingga terbentuk danau hasil dari letusan tersebut atau akibat penurunan (depresi) yang terbendung oleh lava yang mengeras.
Secara garis besar klasifikasi gunungapi berdasarkan letusan yang diajukan oleh Lacroix (1908) dan disusun kembali oleh Sapper (1931) adalah sebagai berikut :
Tabel Jenis gunungapi berdasarkan letusannya.
JENIS GUNUNGAPI KARAKTERISTIK
Letusan melalui rekahan, mengeluarkan aliran magma basalt bebas, tenang, gas sedikit, menghasilkan volume
1. ICELANDIC
lava yang besar, lava mengalir seperti lapisan pada daerah yang luas, sehingga membentuk plato.
Letusan berasal dari rekahan, kaldera dan lubang kawah,
2. HAWAIIAN
lelehan lava diikuti dengan gas, letusan aktif tenang sampai sedang, lava dan gas mengalir dengan cepat sambil menyemburkan api, debu sangat sedikit, membentuk kubah lava.
Kerucut berlapis ((stratocones) sekitar kawah, letusan sedang, berlanjut, melepaskan gas tidak teratur, me -
3. STROMBOLIAN
nyemburkan gumpalan lava, menghasilkan bomb dan terak (scoria) lava, kegiatan letusan berulang - ulang, dengan semburan lava dan awan panas (seperti uap air) yang naik sampai pada ketinggian tertentu..
Kerucut berlapis pada bagian tengah saluran magma, kumpulan lava lebih kental, lapisan lava tertumpuk diantara letusan, gas terkumpul di bawah permukaan, letusan bertambah hebat dengan waktu yang cukup lama, sampai terak (scoria) lava hancur, lubang saluran magma bersih. Semburan bomb, batuapung dan debu, lava
4. VULCANIAN
mengalir dari puncak menuruni lereng setelah letusan utama, awan bercampur debu yang pekat tersembur ke udara membentuk seperti cendawan, debu berlapis sekitar lereng puncak gunungapi. (catatan : letusan pseudo vulkanik memiliki ciri yang sama, tetapi hasilnya menjadi lain (contoh: Hawaiian), yaitu menjadi phreatic dan meng- hasilkan kabut uap yang sangat luas, membawa fragmen - fragmen lain).
Letusan lebih hebat daripada jenis strombolian atau vulcanian, letusan hebat terjadi dengan melepaskan gas
dari lubang saluran magma yang berbentuk kerucut
berlapis
(Stratocones), terjadinya
letusan setelah
5. VESUVIAN
gunungapi istirahat cukup lama, saluran magma cenderung menjadi kosong dan cukup dalam, pada suatu letusan lelehan lava menyebar (pada bagian atas mengkilat) disertai dengan semburan asap seperti cendawan yang terus menerus membentuk lapisan debu pada ketinggian tertentu.
6. PLINIAN.
Letusan lebih hebat daripada letusan vesuvian, pada fase utama yang terakhir menyemburkan gas dengan cepat membentuk awan seperti cendawan tegak lurus setinggi beberapa kilometer, menyempit pada bagian bawahnya dan di bagian atasnya menyebar sambil menyebarkan debu.
7. PELE'AN
Menghasilkan lava kental bertekanan tinggi, letusan jarang terjadi, saluran magma gunungapi jenis strato
terhalang oleh kubah lava atau lava penyumbat, gas keluar rekahan - rekahan lateral (lereng gunungapi) atau
dari saluran yang telah mengalami penghancuran penyumbatnya; debu dan fragmen - fragmen bergerak menuruni lereng dalam satu atau lebih letusan sebagai "nue'es ardentes" atau luncuran awan panas, langsung mengendapkan hasillnya.
Sumber : Van Zuidam (1985 dari Holmes,1975 dan Bullard,1962)
Berdasarkan Ollier(1970), jenis gunungapi dan kawah merupakan hasil endapan lava kental derajat tinggi dari suatu daerah yang sangat luas. Larutan magma (kaya Mg, Fe dan Ca) menguapkan H 2 O (uap), SO 2 dan CO 2 serta mengurangi potensi letusan. Magma yang bertemperatur tinggi mengalir keluar secara perlahan - lahan melalui celah - celah / rekahan - rekahan yang terdapat pada gunungapi, seperti rekahan yang disebabkan oleh "horst volcano tectonic" atau lahan yang tergali (R.W. Fairbridge,
1968). Magma kental (banyak mengandung SiO 2 dan alkali) cepat dingin dan melekat, menyimpan lebih banyak gas. Setelah gerakan magma pada saluran terhenti dan temperatur naik, tekanan gas menyebabkan kawah tua retak, sehingga dapat menyebabkan terjadinya letusan dan penumpukan debu, bara, serta terak (scoria) lava.Letusan biasanya terjadi dari lubang kawah tunggal yang biasa disebut dengan pusat letusan gunungapi. Terjadinya letusan gunungapi dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain (1) monogenetik, yaitu 1968). Magma kental (banyak mengandung SiO 2 dan alkali) cepat dingin dan melekat, menyimpan lebih banyak gas. Setelah gerakan magma pada saluran terhenti dan temperatur naik, tekanan gas menyebabkan kawah tua retak, sehingga dapat menyebabkan terjadinya letusan dan penumpukan debu, bara, serta terak (scoria) lava.Letusan biasanya terjadi dari lubang kawah tunggal yang biasa disebut dengan pusat letusan gunungapi. Terjadinya letusan gunungapi dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain (1) monogenetik, yaitu
Letusan monogenetik selalu dihubungkan dengan jalur rekahan gunungapi, sebagai contoh jalur rekahan lava yang terbuka sekali, kemudian lava membeku dan muncul kembali di tempat lain. Poligenetik biasanya berhubungan dengan pusat gunungapi. Pada awalnya letusan terjadi dari kawah - kawah kecil kemudian kawah tersebut terkubur oleh limpahan / curahan kawah lainnya (sehingga kawah tumpang tindih) dan pada akhirnya lenyap karena letusan kaldera. Ketika letusan terhenti, endapan lava dan piroklastik membentuk strato vulkanik, lapisan lava dapat dilihat pada dinding - dinding kawah atau lereng - lereng kawah yang tererosi.
Gunungapi lava basa. Lava basa bersifat sangat cair, sehingga dapat menyebar dengan mudah dan meninggikan gunungapi. Ollier (1973) membedakan perisai lava , kubah lava, kerucut lava, gundukan lava dan lava datar (gambar 28). Hamparan batuan gunungapi, terbentuk oleh semburan lava basaltik dan dapat
membentuk pilar lava seperti perisai besar, lereng landai (kurang dari 7 0 ) dan cembung. Kerucut parasit, letusan lereng, dan letusan rekahan biasanya berhubungan dengan
gunungapi perisai (gunungapi perisai merupakan pernyataan yang kurang tepat, karena merujuk kepada lava perisai, tetapi digunakan untuk gunungapi strato yang besar atau pada suatu lingkungan gunungapi).
Gunungapi berskala kecil memuntahkan lava cairdan menghasilkan kubah cembung dari pada bentuk perisai, sehingga disebut sebagai kubah lava vulkanik. Perbedaan ukuran yang digunakan tidak baku, dan beberapa penulis kadang - kadang mnggunakan perisai atau kubah. Pusat letusan pada skala kecil menyebabkan sisi kerucut lurus dan aliran lava biasanya memiliki kemiringan lereng yang landai (kurang dari 7 0 ) , tetapi ada juga beberapa contoh yang relatif curam. Gunungapi basaltik tidak
dicirikan oleh kawah, tetapi memiliki ciri berupa gundukan lava yang berlereng landai. gundukan lava tersebut sebagian menunjukkan bentuk yang tajam, mencerminkan telah mengalami erosi yang kuat.
Gunungapi basaltik tidak memiliki kawah, tetapi menghasilkan lelehan lava yang keluar melalui dari rekahan - rekahan. Beberapa gunungapi dibedakan kerucutnya oleh rekahan yang bertindak menjadi kawah dan dapat dinyatakan sebagai gundukan lava ("lava mounds") yang memiliki kesamaan dengan gundukan terak ("scoria mounds"). Di Victoria (Australia) ada beberapa kelainan gunungapi yang telah diteliti, dan gunungapi tersebut membentuk lava yang mendatar ("lava disc ) yang terbentuk dari lava basal dan keluar melalui rekahan - rekahan yang tegak lurus terhadap permukaan lava yang ada di atas dan sisinya (Ollier, 1970).
Gunungapi lava asam. Batuan bekuan asam pada umumnya sangat pekat dan apabila batuan bekuan asam ini tidak terlontarkan oleh suatu letusan gunungapi, maka magma ini akan mengalir melalui rekahan - rekahan membentuk sejumlah bentuklahan ( gambar 30).
Pada saat lava yang pekat dismburkan, maka akan menyebar dan membentuk gundukan cembung yang dikenal sebagai kubah kumulus ("cumulo dome") dan ini tidak berdiri sendir, tetapi membentuk kelompok intrusi pada endapan piroklastik.
Istilah "mamelon" sering diterapkan untuk kubah kumulus, tetapi Cotton (1944) menyebutkan bahwa "mamelon" adalah kubah kumulus yang terbentuk oleh letusan dengan aliran material lava trakhitik dan "mamelon" sama seperti kubah kumulus yaitu tidak memiliki kawah,
"Tholoid " mengacu pada kubah kumulus atau mamelon yang berasal dari dalam kawah besar gunungapi dengan ketinggian dan diameter beribu - ribu meter yang tertutup oleh runtuhan atau mungkin bentuk kubah yang menyimpang menjadi kasar dan "Tholoid " mengacu pada kubah kumulus atau mamelon yang berasal dari dalam kawah besar gunungapi dengan ketinggian dan diameter beribu - ribu meter yang tertutup oleh runtuhan atau mungkin bentuk kubah yang menyimpang menjadi kasar dan
Lava kental yang menyembur dari saluran memiliki sifat sangat kaku dan bergerak seperti batang lurus (piston), sehingga menghasilkan tubuh yang membulat dan panjang disebut sebagai kubah penyumbat. Kerucut kubah penyumbat berkembang dengan cepat, tetapi pertumbuhannya hancur oleh letusan dan pecah karena tidak seimbang pada saat tumbuh dan kumpulan pecahan dari letusan punggungan karena beberapa kubah penyumbat ditutupi oleh tumpukan batuan rombakan yang membentuk seperti endapan longsor sekitar lereng dengan batuan berbentuk pilar membentuk sudut hampir datar.
Kubah penyumbat yang memiliki ukuran besar mendekati ukuran pegunungan merupakan letusan dengan skala lebih kecil dari lava yang sa-ngat kaku, selanjutnya rekahan pada permukaan kubah penyumbat atau kubah kumulus muncul membentuk punggungan.
Gunungapi piroklastik. Letusan gunungapi menghasilkan pecahan - pecahan (fragmen - fragmen) lava yang berjatuhan dekat lubang kepundan, pecahan - pecahan lava tersebut membentuk gumuk rombakan dengan lereng sesuai dengan sudut pembentukan gumuk rombakan tersebut. Partikel - partikel halus diendapkan pada lereng lebih bawah dibandingkan dengan partikel - partikel kasar, sehingga pecahan - pecahan kasar terkumpul dekat lubang kepundan. Bentuk lereng yang indah seperti di Fujiyama (Jepang) dan Mt. Egmont (New Zealand).
Ollier (1973), membedakan lima jenis gunungapi piroklastik menjadi kerucut terak ("scoria cones"), gundukan terak ("scoria mounds"), kumpulan kerucut terak ("nested scoria cones"), kerucut littoral ("littoral cones") dan maar. Kerucut terak yang ideal adalah kerucut tunggal yang memiliki lereng lurus atau sisi - sisinya cembung melandaidan kawah di bagian puncaknya. Bibir kawah yang datar memperlihatkan seakan - akan kerucut terak memiliki puncak yang datar jika dilihat dari jarak jauh. Kerucut terak terbentuk sangat cepat, karena pada tahap akhir letusan gunungapi yang memiliki magma basaltik cenderung membentuk kerucut terak.
Beberapa terak gunungapi tidak memiliki kawah sebenarnya dan biasanya dinyatakan sebagai gundukan terak ("scoria mounds") yang terpisah dari kerucut terak normal ("normal scoria cones"). Kerucut terak dihasilkan dari akhir suatu letusan gunungapi yang cukup besar. Jika posisi terak terletak di tengah kawah atau kepundan yang sangat besar, maka disebut sebagai kumpulan kerucut terak ("nested scoria cones"), penampang melintang antara kerucut bagian dalam dengan dinding kawah disebut "fosse".
Saat lelehan lava bersentuhan dengan laut, maka akan terjadi letusan dan semburan pecahan lava, sehingga pecahan lava tersebut membentuk tumpukan pecahan lava yang disebut sebagai kerucut litoral ("littoral cones") dengan ketinggian 100 meter dan memiliki diameter 1 kilometer. Sering ditemukan satu atau dua bukit yang terbentuk pada sisi aliran lava ( Wentworth dab Macdonald, 1953). "Maars" atau kawah bekas letusan adalah bentuklahan yang disebabkan oleh letusan gunungapi, terdiri dari kawah sampai bagian yang paling bawah, luas dan dalam. Disekitar bibir kawah dibentuk oleh semburan material - material piroklastik, batuan bekuan atau batuan dasar dan sering dicirikan oleh bentuk endapan besar asimetris yang searah dengan arah angin pada kawah tersebut. Pada penampang akan tampak bagian sisi yang curam mengarah ke kawah dan lereng yang berlawanan arah dengan
lereng curam memiliki kemiringan yang landai (umumnya 4 0 atau kurang) membentuk lapisan piroklastik yang relatif sejajar dari arah kawah. Kawah sering memeiliki diameter
1 kilometer dan ketinggian bibir antara 50 sampai 100 meter. "Maar" biasanya terdapat 1 kilometer dan ketinggian bibir antara 50 sampai 100 meter. "Maar" biasanya terdapat
Letusan gunungapi campuran. Pada beberapa gunungapi sering ditemukan endapan campuran antara lava dengan fragmen dan gunungapinya disebut sebagai gunungapi strato ("strato vulcanous"). Beberapa gunungapi besar di dunia seperti Gunungapi Visuvius, Fujiyama, Egmont dan sebagainya merupakan gunungapi jenis strato. Seperti umumnya gu - nungapai, maka gunungapi jenis strato juga memiliki periode letusan yang panjang selaras dengan aktifitas gunungapi tersebut. Kerucut - kerucut yang tertoreh kemudian membentuk parit erosi dan menjadi alur mengalirnya lava. kerucut - kerucut terak ("scoria cones") terbentuk disekeliling puncak gu - nungapi dan aliran piroklastik serta endapan jatuhan tersebar secara luas disekitar lereng - lereng gunungapi.
Gunungapi gabungan. Campuran gunungapi yang tampak sempurna adalah gunungapi yang memiliki campuran bentuk lava dan terak ("scoria"), tetapi tidak sesederhana kumpulan suatu lapisan lava. Banyak bukit campuran secara genetik memiliki hubungan yang sama pada awalnya berdiri sendiri, kemudian karena tumpang tindihnya endapan hasil letusan (erupsi) yang tidak memiliki hubungan antara satu letusan dengan letusan lainnya dengan umur yang berbeda mengakibatkan bukit - bukit tersebut menjadi satu, (Ollier, 1970).
Kerucut parasit ("parasit cones") biasa disebut sebagai kerucut "adventive" dan kerucut kedua dapat berkembang apabila gunungapi memiliki tekananyang sangat besar agar dapat mengeluarkan lava mengalir melalui rekahan - rekahan yang mudah dicapai ke permukaan dan meletus pada lereng - lereng utama gunungapi. Sekali letusan gunungapi terjadi, maka endapan lava yang bertindak sebagai penyumbat lubang kawah hancur, sehingga memberi peluang keluarnya lava dan letusan selanjutnya akan menjadi mudah.
Sesar, rekahan dan punggungan terbentuk pada sayap - sayap gunungapi, sehingga lava dapat mengalir melalui rekahan - rekahan dengan sifat letusan dari rekahan tersebut. Kawah yang terdapat dipuncak gunungapi telah membentuk percabangan pada bagian dindingnya, sehingga dijadikan alur keluarnya lelehan lava atau kegiatan letusan. Pada suatu kawah yang luas dapat terdiri dari satu atau lebih gundukan kerucut atau kawah. Pada beberapa daerah terbentuk sejumlah kerucut terak ("scoria cones") secara bersamaan dengan mekanisme terbentuknya kerucut parasit ("parasit cones") ; sebagai contoh : jika kerucut yang pertama menutupi saluran magma ("vent"), maka akan terbentuk saluran magma ("vent") baru. Perbedaanya adalah tidak terjadi pertumbuhan kerucut yang berukuran besar, misalnya : tidak tampak gunungapi utama, tetapi yang tampak adalah rangkaian gunungapi, sehingga disebut sebagai rangkaian kerucut ("multiple cones").
"Cryptocones" adalah gunungapi yang memilikilubang kawah atau bibir kawah yang kasar dan kadang - kadang ditemukan lapisan material gunungapi yang tebal, tidak ditemukan batuan beku yang memiliki struktur yang dibentuk oleh pelepasan gas tau tampilan permukaan saluran magma ("vent") tidak sampai ke permukaan.
Kawah meteorit memiliki bentuk permukaan yang sama dengan gunungapi, tetapi cara terbentuknya bukan diakibatkan oleh gunungapi, melainkan oleh jatuhan meteor ke permukaan bumi, kemudian meledakdan letusannya memberi dampak seperti bentuk kawah tersebut. Batuan meterorit yang jatuh membentuk kawah jarang ditemukan disekitar bibir kawah, karena pecahannya menyebar jauh dari bibir kawah. Ciri lain dari meteor yang jatuh ke permukaan bumi adalah kenampakan fragmen batuan dasar pada bibir kawah menjadi miring akibat benturan meteor yang jatuh tersebut.
Kaldera adalah depresi (cekungan) gunungapi yang sangat luas berdiameter mencapai 5 kilometer. tiga jenis utama kaldera yang dikenal, yaitu kaldera runtuhan, Kaldera adalah depresi (cekungan) gunungapi yang sangat luas berdiameter mencapai 5 kilometer. tiga jenis utama kaldera yang dikenal, yaitu kaldera runtuhan,
Kaldera hasil dari letusan sangat jarang, tampilan letusan gunungapi yang membentuk kaldera sebenarnya hanya dapat menghasilkan kaldera dengan garis tengah kurang dari 1,5 kilometer. sedangkan kaldera yang berdiameter besar merupakan hasil dari beberpa kali letusan. Selanjutnya jenis ketiga adalah kaldera erosi, yaitu kaldera yang memiliki luas akibat erosi terhadap dinding kawah. Kaldera erosi akan hilang selaras dengan pemebntukkan kaldera baru oleh proses yang berbeda (bukan erosi), seperti runtuhan atau penurunana (subsidence).
4.1.3.1 Aliran lava dan tampilan lava minor
Jenis lava. hasil utama gunungapi adalah lava, debu atau tufa, semburan gas dan asap. Lava silika kental cenderung membentuk kubah kumulus atau "coulees" atau letusan material piroklastik, sedangkan lava yang lebih cair membeku membentuk seperti lapisan meninggalkan jejeak seperti aliran lava (Ollier, 1970). Selaras dengan kenampakan permukaan lava, maka aliran lava diklasifikasikan menjadi aa pahoehoe, a
a, lava blok dan lava bantal (gambar 33). Lava pahoehoe adalah jenis lava cair dengan sedikit berbusa dan pada lapisan permukaannya yang tipis mendingin membentuk lipatan akibat gerakan lava yang meleleh pada bagian bawahnya, hasilnya adalah lava seperti kulit hiu dan lilitan sejajar yang pijar, seperti melilit pilar
Lava a a (dibunyikan ah ah) adalah lava berbentuk blok, berbusa dan bergerak secara perlahan. lapisan lava cukup tebal, pecah membentuk blok - blok yang saling bertumpuk dan masiv, lava seperti bubur saling bertumpang tindih. Aliran lava yang mengalir secara perlahan - lahan membentuk timbunan seperti bongkah - bongkah dan bergerak mengeluarkan suara deru yang cukup keras. Lava a a dan lava blok memiliki persamaan, tetapi Fe'nch (1933) dan Macdonald (1953) membedakan antara a a karena bentuknya seperti kerak besi yang melintir dengan blok lava yang memiliki bentuk blok - blok yang menyudut. Jika aliran lava masuk ke dalam air atau terjadi letusan gunungapi di bawah permukaan air, maka biasanya terbentuk struktur khusus yang disebut sebagai lava bantal ("pillow lava"). Lava mendingin dengan cepat, sehingga membentuk lava yang mengkilat seperti kaca, tetapi lapisan kulit yang plastis terdapat menutupi lava yang cair bergulung seperti kantung plastik yang diisi penuh oleh larutan. Kantung - kantung yang berbentuk membulat seperti lelehan saus merupakan bantal dan biasanya saling bertumpuksatu dengan yang lainnya. Pada bagian puncak berbentuk membulat, tetapi pada bagian dasar yang masuk ke bagian dalam membentuk lapisan. Tampilan ini tampak sama dengan kilapan kaca, kulit tachylitic dan rekaha radial (gambar 34), membentuk bantal yang mudah dibedakan dari bentukkebundaran bongkah karrena pelapukan mengelupas bawang. Banyak lava bantal yang terbentuk dilaut, tetapi ada juga yang terbentuk pada air tawar (danau).
Tampilan lava minor. Pendinginan aliran lava menyebabkan penyusutan, sehingga terbentuk formasi kekar. penyusutan dan pembentukan formasi kekar ini tidak pernah terjadi pada massa lava seperti bubur, tetapi akan mencapai geometri yang sempurna pada sebaran larutan kental lava basal yang luas. Pengkerutan (kontraksi) terjadi ketika lava mendingin yang dicerminkan oleh garis - garis kekar memusat yang menjadi arah tekanan. Ketika pengkerutan (kontraksi) memenuhi ruang, maka rekahan - rekahan menjadi kekar, kemudian memebntuk pecahan heksagonal. Pola - pola kekar Tampilan lava minor. Pendinginan aliran lava menyebabkan penyusutan, sehingga terbentuk formasi kekar. penyusutan dan pembentukan formasi kekar ini tidak pernah terjadi pada massa lava seperti bubur, tetapi akan mencapai geometri yang sempurna pada sebaran larutan kental lava basal yang luas. Pengkerutan (kontraksi) terjadi ketika lava mendingin yang dicerminkan oleh garis - garis kekar memusat yang menjadi arah tekanan. Ketika pengkerutan (kontraksi) memenuhi ruang, maka rekahan - rekahan menjadi kekar, kemudian memebntuk pecahan heksagonal. Pola - pola kekar
Permukaan kekar tegak (vertikal) mempunyai jarak gores yang dikenal seperti bekas pahatan. Bentuk - bentuk kekar akibat aliran lava terbentuk didalam satu kumpulan, kemudian membentuk mega kolom dan selanjutnya kolom normal dan terakhir membentuk rekahan - rekahan yang saling berpotongan.
Secara alamiah bagian permukaan lava akan lebih cepat dingin dari pada bagian dalam (tengah) aliran lava, sehingga bagian permukaan tersebut akan mengkerut dan pecah. Pada aliran lava, blok - blok lava terangkut sampai ujung ujung aliran dan terbenam, sehingga gerakan aliran lava yang mendorong blok - blok lava tersebut membentuk celah - celah yang menjadi jalur aliran lava tersebut, sedangkan pada bagian atas dan bawah aliran lava tersebut membentuk bongkah - bongkah kerak. Selanjutnya pada saat bagian atas aliran lava mendingin secara tiba - tiba, maka aliran lava tersebut akan terputus membentuk ujung - ujung aliran (" toe") yang baru atau membentuk satuan aliran yang baru. Pada bagian dalam (tengah) tubuh aliran yang mendinging perlahan - lahan masih bersifat cair dari pada bagian luar (tepi) dan akan bergerak setiap saat, sehingga dapat dibedakan bagian luar dan bagian dalam dari suatu aliran lava yang tampak dengan skala kecil.
aliran lava sangat berhubungan dengan kenampakkan topografi, sehingga aliran lava sangat cepat akan memenuhi lereng - lereng yang terjal. Selanjutnya aliran lava dapat bergerak pada lereng - lereng yang memiliki kemiringan landai, sedangkan pada lereng yang tegak membentuk aliran lava terjun seperti air terjun. Aliran lava yang sangat kental dapat menghancurkan penghalang - penghalang di jalur alirannya dan aliran lava yang relatif cair akan terbelokkan oleh lambatnya aliran lava kental yang bertindak seperti tangul - tanggul kecil. Kejadian bentuk - bentuk aliran lava sangat rumit, sehingga dapat menunjukkan bermacam - macam tampilan seperti lava yang berlapis, gua - gua lava dan bongkah - bongkah (gambar 35).
Salah satu bentuk lava (minor) dapat ditemukan pada ujung dari aliran lava ("TOE"), yaitu bagian paling depan suatu aliran lava yang berbentuk cembung dengan ketinggian 3 meter dan panjang dapat mencapai puluhan meter.