MEDIA PENGARUH PROSES YANG TERJADI PROSE
BAB 1 PENDAHULUAN
Penggunaan nama bentuklahan sebagai geomorfologi karena rasa tidak puas terhadap peristilahan fisiografi yang telah berkembang lebih dahulu. Istilah fisiografi digunakan di Eropa dan memasukkan unsur - unsur iklim, meteorologi, kelautan dan matematik geografi. Geomorfologi merupakan bagian utama geologi, walaupun kenyataannya di Eropa, Amerika dan Indonesia dianggap sebagai geografi fisik.
Geomorfologi di lingkungan geologi belum berkembang, karena lebih banyak berkembang di lingkungan geografi untuk kepentingan pengembangan wilayah, penggunaan lahan dan hidrologi, sedangkan para pakar geologi memiliki anggapan bahwa geomorfologi merupakan bagian dari bidang ilmu geografi, padahal teknologi satelit sumberdaya alam yang berkembang saat ini merekam permukaan bumi dan menunjukkan potret muka bumi setiap hari, sehingga ketika harus menggunakan citra satelit para akhli geologi harus belajar kembali geomorfologi.
1.1 Pengertian geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata, yaitu Ge(o) = bumi, morphe = bentuk dan logos = ilmu, sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi. Berasal dari bahasa yang sama, kata geologi memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya bumi secara keseluruhan.
Definisi ; Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi serta proses - proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk sampai se- karang.
Berdasarkan pengertian dan definisi geomorfologi, maka bidang ilmu geomorfologi merupakan bagian dari geologi yang mempelajari bumi dengan pendekatan bentuk rupa bumi dan arsitektur rupa bumi. Tujuan mempelajari geomorfologi di lingkungan geologi selaras dengan motto Hutton , yaitu THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (sekarang adalah kunci masa lalu). Pemahaman kata sekarang (the present) adalah pemahaman terhadap bentuk rupa bumi yang dapat dijadikan cerminan proses yang berlangsung di masa lalu.
Faedah yang diharapkan dengan mempelajari geomorfologi yaitu membantu menelusuri proses - proses yang berlangsung pada bumi sejak terbentuknya bumi sampai sekarang dengan pendekatan bentuk rupa bumi yang tampak sekarang, sehingga pada penelitian geologi dapat dilakukan dengan cepat dan murah.
1.2 Konsep dasar geomorfologi
Bentuklahan adalah fenomena geologi yang telah banyak dikembangkan dan direnungkan oleh para akhli filsafat kuno dan tidak hanya membuat pernyataan '" saat ini menjadi kunci masa lalu ", tetapi proses geomorfologi saat ini memilki arti yang sangat penting, karena perbincangan tentang sistematika evolusi geomorfologi tidak hanya terjadi pada awal abad ke 19, tetapi berlangsung sampai sekarang.
1.2.1 Konsep pemikiran geomorfologi kuno
Pembahasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan biasanya diawali dengan pemikiran - pemikiran para akhli filsafat Yunani dan Romawi. Membahas pemikiran - pemikiran para akhli Yunani dan Romawi kuno tentang perkembangan bentuklahan suatu kegiatan yang sangat baik untuk lebih mengenal perkembangan ilmu dimasa silam (Dark Age) yang telah banyak dilupakan, namun sangat membantu didalam pemahaman tentang evolusi geomorfologi yang dikembangkan oleh para pemikir kuno, seperti Herodatus, Aristoteles, Starbo dan Seneca.
Herodatus (485 - 425 SM) sebagai " Bapak Sejarah " telah banyak melakukan penelitian geologi, menyebutkan pentingnya serpih dan lempung yang diendapkan setiap tahun oleh Sungai Nil, sehingga Mesir dianggap telah mendapat hadiah dari sungai. Selanjutnya disebutkan pula bahwa gempabumi adalah pegunungan yang menggeliat karena dewa sedang marah. Temuan fosil kerang di puncak - puncak perbukitan di Mesir menyebabkan Herodatus menarik kesimpulan berdasarkan temuannya tersebut bahwa air laut telah menggenangi dataran Mesir. Kesimpulan Herodatus tersebut merupakan dasar pemikiran perubahan muka air laut yang menjadi bahasan penting didalam geomorfologi.
Aristoteles (384 - 322 SM) didalam tulisannya menyebutkan tentang asal - usul mataair yang diyakininya bahwa air yang mengalir dari mataair disebabkan oleh (a) air hujan yang terjebak pada lapisan tanah, (b) air yang terbentuk karena penguapan dari air yang masuk kedalam bumi, dan (c) air yang terkondensasikan di dalam bumi berasal dari embun yang tidak diketahui asal - usulnya. Seluruh air merembes dari pegunungan menyerupai bunga karang yang sangat besar, sehingga sebutan sungai hanya diterapkan pada bentuk aliran air yang berasal dari mataair. Selanjutnya disebutkan pula bahwa hujan menghasilkan aliran air deras, sehingga aliran sungai menjadi tidak menentu.
Pemahaman tentang debit aliran selama periode hujan telah dikembangkan oleh Bernard Palissi (1563 dan 1580) dan Pierre Perrault (1674) yang menyebutkan bahwa curah hujan mampu membentuk aliran sungai. Aristoteles percaya bahwa gempabumi dan gunungapi memiliki sumber kejadian yang sama dan menyebutkan bahwa gempabumi berpengaruh terhadap pencampuran udara basah dan udara kering di bumi. Selanjutnya dikenalkan juga jalur laut yang tertutup oleh sedimen yang membentuk daratan, sehingga terbentuk tanah timbul dan disebutkan pula bahwa yang membawa material dari daratan ke laut adalah aliran dan diendapkan sebagai alluvium.
Strabo (54 SM - 25) telah melakukan perjalanan yang jauh dan telah meneliti secara hati - hati, serta telah mencatat contoh lokasi aliran yang menghilang dan yang muncul di permukaan. Pemikirannya tentang "Vale of Tempe" merupakan hasil dari gempa bumi disertai dengan kegiatan gunungapi dalam kurun waktu yang lama karena tekanan tenaga dari dalam bumi. Kesimpulannya secara alamiah menyebutkan bahwa Gunung Visuvius adalah gunungapi yang telah mati. Strabo menjelaskan juga tentang aluvium sungai dan delta sungai yang memiliki bermacam - macam ukuran selaras dengan luas daerah aliran sungai alamiah, sehingga delta sungai yang sangat luas mencerminkan daerah aliran sungai yang sangat luas dan susunan batuan yang paling menonjol pada daerah aliran sungai tersebut berupa batuan yang lunak. Beberapa penelitian delta yang telah dilakukan oleh Strabo menyebutkan pertumbuhan delta dihambat oleh kegiatan laut, terutama oleh pasang naik.
Seneca ( ? - 65) menyebutkan bahwa yang menyebabkan terjadinya gempabumi lokal adalah kekuatan tenaga dari dalam bumi, dan pemikiran lainnya menyebutkan bahwa curah hujan bukan salah satu sumber yang menyebabkan aliran sungai dan disebutkan pula bahwa tenaga arus dapat menggerus lembah, sehingga Seneca ( ? - 65) menyebutkan bahwa yang menyebabkan terjadinya gempabumi lokal adalah kekuatan tenaga dari dalam bumi, dan pemikiran lainnya menyebutkan bahwa curah hujan bukan salah satu sumber yang menyebabkan aliran sungai dan disebutkan pula bahwa tenaga arus dapat menggerus lembah, sehingga
Pemikiran - pemikiran kuno telah menyebutkan bahwa terdapat hubungan proses (genetik) antara gempabumi dengan dengan deformasi kulit bumi. Pernyataan tersebut menjadi rancu karena sebab, akibat dan kejadian gempabumi justru dipengaruhi oleh deformasi.
1.2.2 Fajar pemikiran geomrfologi modern
Setelah beberapa abad pemikiran geomorfologi cenderung mengikuti pola pemikiran Kekaisaran Romawi, hanya sedikit atau mungkin tidak ada pemikiran - pemikiran lain di Eropa. Sekolah - sekolah yang ada pada saat itu adalah biara - biara yang tidak mempelajari ilmu tentang alam. Beberapa tempat pendidikan di Arabia yang hidup pada saat itu telah memunculkan pemikiran - pemikiran modern yang cemerlang.
Ibn Sina (980 - 1037) menyatakan bahwa asal - usul pegunungan dibedakan menjadi dua kelas, yaitu (1) hasil dari suatu pengangkatan bumi, seperti bagian dari gempabumi dan (2) pengaruh aliran air yang disertai dengan hembusan angin di suatu lembah yang bersusunan batuan lunak. Konsep pegunungan menurut Ibnu Sina merupakan cerminan hasil dari perbedaan tingkat erosi yang berlangsung secara perlahan - lahan dalam kurun waktu yang panjang. Beberapa pandangannya telah telah ditetapkan sebagai awal dari pemikiran modern, tetapi tidak diterapkan pada pemikiran Eropa Barat. Pembuktian yang sangat luas tentang konsep Ibnu Sina telah dilakukan oleh sekelompok muridnya yang bukan berasal dari orang Arab dan dikenal dengan judul " DISCOURSES OF THE BROTHERS OF PURITY " (bahasan saudara yang seiman) pada tahun 941 dan 982 (Said, 1950). Didalam empat volume buku yang disusun tersebut diceritakan tentang erosi dan transportasi oleh arus dan angin, pelapukan serta awal pemikiran peneplain.
1.2.3 Hutton sang pendahulu
Konsep penggerusan lahan didalam pemikiran yang tajam dan tepat dari suatu bentanglahan perlu dipikirkan kembali oleh para pemikir sebagai landasan dasar geomorfologi modern. Para pemikir kuno yang berpikir tentang perusakan lahan oleh proses erosi, tidak memiliki pemikiran yang matang untuk dijadikan suatu kesimpulan yang layak (logic). Ruang dan waktu tidak memberikan keleluasaan untuk membahas perkembangan jangka panjang dan jangka pendek untuk membahas tentang pemikiran geologi agar menjadi suatu pekerjaan tentang bumi (ground work) untuk bapak geomorfologi modern seperti James Hutton, tetapi jejak langkahnya telah diikuti oleh beberapa orang.
Leonardo da Vinci (1452 - 1519) merupakan salah satu kelompok pertama yang menyusun pemikiran geologi dan dikatakan (Chorley et al, 1964) bahwa pemikiran yang cemerlang telah berkembang pada zamannya, sehingga merupakan puncak kecemerlangan para pemikir terdahulu. Leonardo da Vinci menyebutkan bahwa lembah dipotong oleh arus, dan arus membawa material dari salah satu tempat dipermukaan bumi kemudian diendapkan pada suatu tempat.
Buffon (1707 - 1788) dari Perancis menyebutkan tenaga arus yang mampu menggerus dan merusak lahan, selanjutnya diakhiri dengan perataan yang memilki ketinggian yang sama dengan permukaan laut.
Targioni dan Tozetti (1712 - 1784) dari Italia menyebutkan bencana erosi oleh arus dan pemikirannya tentang sungai yang terputus dihubungkan dengan batuan yang tertoreh serta mengenalkan dasar - dasar perbedaan erosi yang dipengaruhi oleh berbagai macam material geologi dan struktur geologi.
Guetthard (1715 - 1786) dari Perancis, membahas tentang degradasi di pegunungan oleh arus, dan menyebutkan bahwa tidak seluruh material yang dipindahkan oleh arus diangkut sampai ke laut, tetapi hanya sebagian material yang terangkut oleh arus tersebut mencapai dataran pantai. Diyakini pula bahwa laut merupakan tenaga penghancur yang sangat besar terhadap lahan, selanjutnya arus dan laut disebut sebagai perusak yang sangat cepat terhadap pantai curam di Perancis sebagai bukti pernyataannya.
Desmarest (7125 - 1815) menyuarakan pemikirannya tentang lembah Perancis Tengah merupakan hasil kegiatan arus dan menelusuri perkemba-ngan tahap evolusi bentanglahan.
De Saussure (1740 - 1799) dari Swiss menyebutkan bahwa lembah Alpen merupakan hasil kegiatan pengikisan arus yang mengalir dari puncak pegunungan dan mengalir mengikuti lembah tersebut. Selanjutnya disebutkan pula bahwa glasiasi (pencairan es) dapat menjadi faktor penyebab terjadinya erosi.
James Hutton (1726 - 1797) yang lahir di Edinburgh, Skotlandia, seorang akhli fisika, tetapi lebih menyenangi ilmu pengetahuan, khususnya kimia dan geologi. Sangat terkenal karena perannya sebagai pelopor PLUTONIAN yang terkenal dengan batuan beku granit dan bertentangan dengan para akhli dari sekolah Wernerian yang terkenal sebagai penganut NEPTUNIS yang memiliki anggapan bahwa granit memiliki kandungan lapisan kimia. Selain membahas granit, Hutton memperkenalkan pula batuan metamorf, tetapi pernyataannya yang terkenal adalah konsep THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (saat ini merupakan kunci masa lalu), sehingga doktrin uniformitarian bertentangan dengan konsep katastropisma. Teori bumi yang mengandung konsep pengkajian hukum komposisi,dissolusi dan restorasi lahan terhadap bumi telah diterbitkan pada tahun 1795 menjadi dua volume buku dengan judul : THEORY OF THE EARTH, WITH PROOFS AND ILLUSTRATIONS.
John Playfair (1748 - 1819), seorang profesor matematika dan filsafat di Edinburgh, Skotlandia, setelah meninggalnya James Hutton pada tahun 1802 menerbitkan buku dengan judul : ILLUSTRATION OF THE HUTTONIAN THEORY OF THE EARTH , dengan gaya bahasa prosa ilmiah yang teliti dan jelas, sehingga jarang ada persamaannya. Playfair menyimpulkan pemikiran - pemikiran Hutton dengan jelas memiliki dampak yang sangat besar, terutama terhadap Sir Charles Lyell yang menjadi pelopor uniformitarian. Hasil penelitian Hutton menyebutkan bahwa proses masa lalu sampai masa sekarang masih terus berlangsung, yaitu lahan terkikis oleh proses mekanik dan kimia, yang sebelumnya telah diteliti namun salah, kecuali Desmarrest yang melihat gejala - gejala yang dijelaskan oleh Hutton. Konsep sistem sungai dan geomorfologi yang sangat berarti telah dikemukakan oleh Playfair lebih baik dari sebelumnya dan pernyataannya sebagai berikut :
Setiap sungai yang muncul terdiri dari percabangan utama, merupakan induk dari berbagai percabangan dan masing - masing mengalir pada lembah selaras dengan ukurannya, membentuk sistem lembah yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kemiringan lereng yang dialirinya dan mustahil akan terjadi pengaliran jika masing - masing lembah tidak memiliki arus yang mengalir pada lembah tersebut. Jika suatu sungai berupa saluran tunggal, tidak memilki percabangan, maka aliran yang terjadi diperkirakan akan membentuk arus yang sangat deras atau arus aliran akan memiliki tenaga penuh yang meluncur pada saluran tersebut dan langsung menuju samudra. Jika bentuk sungai terpecah menjadi beberapa percabangan de-ngan jarak yang cukup besar antara cabang satu dengan yang lainnya, kemudian dibagi lagi menjadi beberapa percabangan kecil, sehingga akan memberi kesan seolah - olah saluran terbentuk oleh torehan air berupa pengikisan permukaan dan erosi terhadap lahan. Kejadian tersebut berlangsung secara sinambung bagaikan mengukir permukaan bumi.
1.2.4 Beberapa konsep dasar Thornbury (1969)
Pembahasan tentang konsep geomorfologi untuk bentanglahan jangan hanya menggunakan salah satu konsep saja, tetapi akan lebih baik jika beberapa konsep geomorfologi dapat dipahami sehingga evaluasi terhadap bentanglahan akan lebih baik.
Konsep 1 : Proses yang berlangsung secara fisik saat ini memiliki kecepatan yang berbeda selaras dengan waktu geologi.
Dasar - dasar geologi modern yang dikenal sebagai uniformitarian telah dikembangkan oleh Hutton pada tahun 1785, selanjutnya ditulis kembali oleh Playfair pada tahun 1802 dan dikembangkan oleh Lyell sebagai maha karyanya dengan judul Dasar - dasar Geologi ( Principles of Geology ). Hutton mencetuskan : " saat ini adalah kunci masa lalu " telah diterapkan secara baku sehingga menimbulkan perdebatan, karena pernyataan tersebut mengandung arti bahwa proses geologi yang berlangsung selaras dengan waktu geologi memiliki kecepatan yang sama dengan saat sekarang. Konsep ini tentunya salah, karena galasiasi (pencairan es) memiliki peran yang sangat penting sejak kala Plistosen dan sepanjang waktu geologi dari pada sekarang.
Perlu dipahami juga bahwa iklim sekarang telah berubah, daerah yang memiliki iklim basah pada masa lalu, sekarang telah berubah menjadi beriklim kering (gurun) dan sebaliknya. Periode dari ketidak stabilan gerakan kulit bumi berlangsung pada periode pemekaran, sedangkan kulit bumi sekarang relatif stabil. Salah satu contoh proses geologi yang berlangsung selaras dengan waktu geologi yaitu pengikisan lembah oleh arus yang berlangsung sejak masa lalu sampai sekarang, tetapi pengikisan lembah oleh pencairan es (glasiasi) pada kala Plistosen memiliki perbedaan dengan proses glasiasi pada umumnya. Angin telah mengendapkan batupasir Navajo sejak kala Yura dan memiliki perbedaan dengan gerakan yang dipengaruhi oleh angin sekarang.
Konsep 2 : Geologi struktur merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap evolusi bentuklahan yang tampak sekarang.
Siswa - siswa W.M Davis diajarkan tentang faktor utama yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan adalah struktur geologi, proses geomorfologi dan tingkat pengaruhnya. Saat ini beberapa akhli geomorfologi meragukan terhadap tingkat pengaruh sebagai faktor utama yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan, akan tetapi para akhli geologi setuju terhadap konsep proses dan geologi struktur sebagai pengaruh utama. Pernyataan struktur geologi tidak hanya diterapkan pada pandangan sempit, seperti struktur batuan, struktur perlipatan, struktur sesar dan ketidak selarasan, tetapi perhatian perlu ditekankan pula terhadap material bumi penyusun bentuklahan secara keseluruhan yang memiliki perbedaan pengaruh fisika dan kimia. Pandangan struktur geologi selanjutnya didalam pembahasan ini adalah suatu fenomena geologi yang lebih luas, yaitu posisi batuan di tempat yang tinggi, kekar, perlapisan batuan, sesar dan perlipatan, kekerasan mineral tertentu, porositas batuan dan berbagai macam perbedaan pada batuan penyusun kulit bumi. Pernyataan struktur geologi dapat dimanfaatkan untuk memahami strtigrafi dan struktur susunan (sikuen) batuan yang muncul sebagai singkapan pada suatu daerah, seperti perlapisan horisontal, perlapisan yang memiliki kemiringan perlapisan (dip), terlipat atau tersesarkan, sehingga pemahaman struktur geologi yang sederhana menjadi penting.
Ungkapan batuan keras (tahan) atau lunak (tidak tahan) terhadap proses geomorfologi merupakan pemakaian ungkapan yang biasa selama digunakan untuk pandangan yang relatif dan tidak ditekankan untuk pandangan pengaruh fisika atau kimia, karena batuan dipengaruhi pula oleh proses fisika dan kimia. Suatu batuan Ungkapan batuan keras (tahan) atau lunak (tidak tahan) terhadap proses geomorfologi merupakan pemakaian ungkapan yang biasa selama digunakan untuk pandangan yang relatif dan tidak ditekankan untuk pandangan pengaruh fisika atau kimia, karena batuan dipengaruhi pula oleh proses fisika dan kimia. Suatu batuan
Konsep 3 : Relief permukaan bumi yang luas karena proses geomor-
fologi berlangsung pada tingkat yang berbeda.
Alasan utama permukaan bumi memiliki gradasional yang berbeda karena kerak bumi disusun oleh batuan yang berbeda dan struktur yang berbeda, sehingga memiliki ketahanan batuan terhadap proses geomorfologi yang berbeda pula. Proses geomorfologi yang memiliki keaneka ragaman sangat kecil, masih memiliki arti yang sangat penting, kecuali pada daerah diatropisme sekarang (Resen) dapat diperkirakan bahwa daerah yang memiliki posisi topografi yang tinggi disusun oleh batuan yang keras, sedangkan daerah dengan posisi topografi lebih rendah disusun oleh batuan yang lunak. Perbedaan komposisi batuan dan struktur tercermin dari keaneka ragaman geomorfologi dan topografi lokal. Topografi minor dan rinci atau disebut sebagai mikrotopografi memiliki hubungan yang erat dengan keaneka ragaman batuan, tetapi terlalu kecil untuk diamati.
Keaneka ragaman batuan dan struktur geologi merupakan faktor utama yang mempengaruhi perubahan permukaan bumi, tetapi bukan berarti proses geomorfologi tidak memiliki peran, karena pada batas - batas tertentu dengan tingkat yang berbeda proses geomorfologi masih berlangsung. Tingkat kecepatan proses geomorfologi lokal memberi pengaruh terhadap perubahan permukaan bumi, terutama pengaruh perbedaan temperatur, tingkat kelembaban, konfigurasi kerapatan kontur dan vegetasi.
Perbedaan kondisi iklim mikro yang sangat menonjol antara dasar lembah dengan puncak bukit dan antara lahan terbuka dengan lahan tertutup vegetasi akan tampak dari jumlah penguapan lokal, tingkat kelembaban tanah dan tingkat perubahan tahunan temperatur, sehingga banyak sekali faktor yang mempengaruhi tingkat proses geomorfologi lokal, seperti tingkat pelapukan, perombakan massa batuan, erosi dan pengendapan yang memiliki pengaruh terhadap keaneka ragaman geomorfologi.
Konsep 4 : Proses geomorfologi meninggalkan jejak pada bentukla - lan dan proses geomorfologi yang berkembang mem - bentuk ciri - ciri pada bentuklahan.
Penggunaan istilah proses yang dipakai untuk semua perubahan yang terjadi terhadap rupa bumi secara fisika dan kimia. Proses diatropisma dan vulkanisma dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari dalam bumi, sehingga oleh Penck disebut sebagai proses endogenetik, sedangkan proses yang lain, seperti pelapukan, perombakan massa batuan dan erosi yang dipe-ngaruhi oleh gaya eksternal disebut sebagai proses eksogenetik. Secara umum proses endogenetik bersifat membangun, sedangkan proses eksogenetik bersifat sebaliknya, yaitu pengikisan terhadap permukaan bumi. Konsep proses geomorfologi yang berlangsung terhadap permukaan bumi bukan sesuatu yang baru, tetapi pemikiran tentang proses geomorfologi akan meninggalkan jejak di atas permukaan bumi adalah pemikiran yang lebih maju.
Bentuklahan memiliki ciri - ciri tertentu, tergantung pada proses geomorfologi yang berpengaruh terhadap bentuklahan tersebut. Dataran banjir, kipas aluvial, dan Bentuklahan memiliki ciri - ciri tertentu, tergantung pada proses geomorfologi yang berpengaruh terhadap bentuklahan tersebut. Dataran banjir, kipas aluvial, dan
Rekayasa yang tepat dari suatu arti proses evolusi bentuklahan tidak hanya memberikan gambaran yang lebih baik dari perkembangan bentuklahan, tetapi termasuk juga menegaskan hubungan genetika terjadinya bentuklahan. Proses geomorfologi yang rumit dan media yang bekerja dibawah kondisi iklim tertentu disebut sebagai sistem morfogenik (morphogenic system, Triccart dan Cailleux, 1955).
Konsep 5 : Media erosi yang berbeda pada permukaan bumi mem -
bentuk susunan bentuklahan tertentu.
Ciri - ciri proses bentuklahan tergantung pada tahap perkembangan proses, dan W.M Davis menyebutnya sebagai konsep siklus geomorfologi. tahap perkembangan proses diawali dari tahap muda, dewasa dan tua. Pada tahap akhir dari proses geomorfologi permukaan bumi memiliki topografi berelief rendah yang disebut sebagai peneplain (perataan). Beberapa akhli geomorfologi percaya bahwa permukaan bumi memiliki keteraturan umur, tetapi tidak semua yakin bahwa tahap muda, dewasa dan tua yang dikemukakan oleh W.M Davis merupakan suatu kenyataan. Konsep umum yang digunakan pada tingkat dasar memiliki beberapa kelemahan apabila di-terapkan pada evolusi permukaan bumi yang lebih rumit, karena akan sulit menentukan karakteristik perkembangan bentuklahan yang khusus, sehingga menimbulkan keraguan, terutama terhadap peneplain (perataan) yang dianggap sebagai akhir dari suatu siklus geomorfologi.
Istilah siklus geomorfologi tidak selalu tepat untuk menunjukkan suatu perubahan bentanglahan akibat gradasional, tetapi mencari istilah atau konsep pengganti sangat sulit, sehingga penggunaan istilah siklus geomorfologi tidak hanya menyatakan siklus alam yang mewakili tahap evolusi bentuk permukaan bumi tetapi termasuk pula pemikiran bahwa perkembangan permukaan bumi terjadi secara teratur dan berurutan dengan tidak menggunakan penamaan evolusi permukaan bumi sebaai tahap muda, dewasa atau tua yang memiliki pengertian bahwa topografi yang berada pada tahap yang sama memiliki ciri yang sama pula. Kondisi geologi dan keragaman iklim membentuk ciri permukaan bumi yang sangat beragam walaupun proses geomorfologi berkembang pada periode yang sama.
Konsep 6 : Evolusi geomorfologi tidak sesederhana yang dibayang -
kan.
Perdebaan dan pertentangan didalam ilmu pengetahuan merupakan akibat dari penjelasan yang sangat sederhana dan tidak jelas. Mempelajari bentuklahan akan mengalami kesulitan jika tidak memahami bahwa topografi merupakan hasil dari proses atau siklus geomorfologi. Pada umumnya topografi rinci hasil dari siklus erosi yang berlangsung .
Horberg (1952) mengelompokkan bentanglahan menjadi beberapa kategori, yaitu (1) bentanglahan sederhana, (2) bentanglahan campuran, (3) bentanglahan siklus tungal, (4) bentanglahan multi siklus dan (5) bentanglahan hasil pembentukan kembali.
Bentanglahan sederhana merupakan hasil proses geomorfologi tunggal, artinya bentanglahan tersebut meninggalkan jejak siklus erosi yang terjadi hanya satu kali dan umumnya terbatas pada permukaan bumi yang baru terbentuk, seperti pengangkatan lantai samudra, permukaan kerucut vulkanik, dataran lava, plato atau endapan yang tertutupoleh endapan glasial Plistosen. Bentanglahan campuran merupakan hasil siklus erosi lebih dari satu kali atau hasil dua atau lebih proses geomorfologi, sehingga timbul Bentanglahan sederhana merupakan hasil proses geomorfologi tunggal, artinya bentanglahan tersebut meninggalkan jejak siklus erosi yang terjadi hanya satu kali dan umumnya terbatas pada permukaan bumi yang baru terbentuk, seperti pengangkatan lantai samudra, permukaan kerucut vulkanik, dataran lava, plato atau endapan yang tertutupoleh endapan glasial Plistosen. Bentanglahan campuran merupakan hasil siklus erosi lebih dari satu kali atau hasil dua atau lebih proses geomorfologi, sehingga timbul
Konsep bentanglahan dengan iklim yang beragam dapat dimasukan sebagai konsep bentanglahan yang rumit, karena berkembang dibawah kondisi iklim yang beragam sebagai faktor yang mempengaruhi proses geomorfologi dan sangat berhubungan dengan kondisi iklim kala Plistosen. Munculnya bentanglahan masa lampau yang telah ditutupi oleh batuan beku atau batuan sedimen karena batuan penutup tersebut terkikis, seperti saluran - saluran pada masa praglasial yang muncul dan hanya sebagain kecil menjadi ciri lokal.
Konsep 7 : Topografi bumi yang paling menonjol adalah topografi yang lebih
muda dari kala Plistosen.
Ciri - ciri topografi tua jarang ditemukan, kecuali berupa bentuklahan tua yang tersingkap kepermukaan akibat dari gradasional. Sebagian besar topografi sekarang lebih muda dari kala Plistosen. Ashley (1931) percaya bahwa pahatan rupa bumi seperti gunung, lembah, pantai, danau, sungai, air terjun dan tebing berumur lebih muda dari Miosen, serta terbentuk sejak munculnya manusia dan sebagian kecil muka bumi sekarang memiliki hubungan yang jelas dengan permukaan bumi pra Miosen. Diperkirakan pula bahwa permukaan bumi 90 % terbentuk setelah Tersier dan mungkin
99 % terbentuk setelah Miosen Tengah. Secara umum struktur geologi lebih tua dari pada ciri - ciri topografi yang terbentuk di atasnya, kecuali yang ditemukan pada daerah diatropisma Plistosen Awal dan Resen. Pegunungan Himalaya pertama terlipat pada kala Kapur, kemudian kala Eosen dan Miosen, tetatpi lereng sekarang terbentuk pada kala Plistosen dan air terjun yang terbentuk saat ini lebih muda dari relif rinci yang berumur Plistosen dan Resen.
Konsep 8 : Pemahaman terhadap bentanglahan sekarang diperlukan pemahaman kondisi geologi dan iklim pada kala Plistosen.
Pemahaman topografi rupa bumi adalah untuk mengenal perubahan kondisi geologi dan kondisi iklim kala Plistosen yang mempengaruhi topografi sekarang. Glasiasi sangat berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung, Material - material hasil pengikisan galsial dan tiupan angin menyebar luas sampai ke daerah yang tidak mengalami glasiasi.
Daerah - daerah yang terletak pada lintang menengah, faktor iklim sangat berpengaruh, sehingga daerah sekarang beriklim arid atau semi arid pada zaman glasial beriklim basah. Kurang lebih 100 cekungan di pedalaman Amerika Serikat bagian Barat yang saat ini berbentuk danau dengan iklim arid dan semi arid menunjukkan sistem fluvial yang sama dengan di Asia, Afrika, Australia dan Amerika Utara, sehingga dapat disimpulkan bahwa glasial sangat mempengaruhi iklim dunia.
Daerah - daerah yang sekarang beriklim sedang, selama zaman glasial pernah beriklim seperti di sub arktik Amerika Utara dan Eurasia yang dicerminkan oleh tanah Daerah - daerah yang sekarang beriklim sedang, selama zaman glasial pernah beriklim seperti di sub arktik Amerika Utara dan Eurasia yang dicerminkan oleh tanah
Hasil pengikisan akibat pencairan es atau endapan glasial yang tertiup angin membentuk gumuk pasir (sand dunes) atau bercampur dengan lanau atau lempung disebut sebagai loess. Glasiasi sangat berpengaruh terhadap pembentukkan danau, seperti Great Lakes merupakan sistem aliran yang dipengaruhi oleh glasial terbesar di dunia. Glasiasi kala Plistosen merupakan peristiwa yang paling besar walaupun diatropisma yang berkembang sejak Pliosen, Plistosen sampai Resen masih berperan sebagai faktor pe - ngaruh pembentukkan bentanglahan.
Konsep 9 : Pengenalan iklim sangat penting untuk dapat memahami dengan baik perbedaan proses geomorfologi yang berlangsung.
Faktor iklim, khususnya temperatur dan penguapan sangat berpengaruh terhadap proses geomorfologi. Perubahan iklim dapat berpengaruh secara langsung atau tidak langsung, sebagai contoh iklim yang berpengaruh tidak langsung terhadap proses geomorfologi adalah sebaran, kerapatan dan jenis vegetasi, sedangkan pengaruh langsung antara lain curah hujan, pe - nguapan dan perubahan temperaturan harian.
Konsep 10 : Geomorfologi menekankan kondisi sekarang bermanfaat untuk mengungkap sejarah perkembangan bumi.
Geomorfologi cenderung menekankan asal - usul (proses) bentanglahan saat ini dan masa lalu selaras dengan waktu geologi. Akhli geomorfologi selalu melakukan pendekatan dengan menggunakan hukum uniformitarianisme. Paleogeomorfologi bentuklahan merupakan sejarah alam geomorfologi yang diperkenalkan oleh Bryan (1940) dan menjelaskan bahwa bentuklahan merupakan hasil dari suatu proses, sehingga tidak ada alasan untuk memisahkan antara studi bentanglahan dengan geologi dinamik. Perbedaan antara bentuklahan dengan geologi dinamik yang paling jelas adalah proses terjadinya bentuklahan atau sisa - sisa bentuklahan yang relatif muda.
BAB 2 SISTEM PENELITAN DAN PEMETAAN GEOMORFOLOGI
Sistem penelitian dan pemetaan geomorfologi telah banyak dikembangkanm selaras dengan tujuan penelitian yang dilakukannya, tetapi masih banyak terjadi kerancuan, khususnya pemahaman geomorfologi untuk tujuan pemetaan geologi. Salah satu sistem yang telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai tujuan yaitu sistem yang dikembangkan oleh International Institute for Aerial survey and Earth Sciences (ITC), Belanda.
Verstappen (1967 dan 1968) dan Van Zuidam (1968 dan 1975) telah mengembangkan sistem penelitian geomorfologi berdasarkan pengalamannya di seluruh dunia, khususnya di wilayah tropis (Indonesia dan Amerika Latin), selanjutnya disebut dengan sistem pembuatan peta geomorfologi untuk berbagai macam tujuan. Metode ITC dapat digunakan untuk tujuan pemetaan geologi, karena memasukkan beberapa aspek geomorfologi disertai dengan legenda yang sederhana dan jelas, sehingga menjadi suatu sistem pemetaan geomorfologi yang memiliki karakteristik yang jelas.
Unsur - unsur yang perlu diperhatikan didalam menyusun sistem gemorfologi adalah sebagai berikut :
1. Sistem dapat digunakan untuk setiap daerah dan lentur (fleksibel), artinya legenda pada peta harus dapat dijadikan simbol untuk suatu keputusan obyek penelitian.
2. Sistem dapat digunakan untuk pemetaan dengan berbagai macam skala, sehingga isi peta diselaraskan dengan skala secara konseptual dan grafis.
3. Sistem harus memberi penekanan terhadap unsur - unsur bentuklahan, sehingga sistem mampu dijadikan landasan penelitian geomorfologi analitik dan geomorfologi sintetik.
4. Sistem harus menghasilkan peta - peta yang sederhana, sehingga dapat menekan biaya pembuatan peta.
2.1 Pemahaman peta dan manfaat peta
Peta adalah gambaran dari rupa bumi yang mencerminkan keadaan suatu daerah atau lokasi, sehingga peta dapat disebut sebagai petunjuk atau pemberi informasi rupa bumi dan lokasi suatu daerah. Beberapa jenis peta sebagai petunjuk dan pemberi informasi antara lain : peta informasi, peta dasar (base map) dan peta bertema (thematic map).
2.1.1 Peta informasi
Peta informasi merupakan peta yang dapat digunakan oleh berbagai pihak, dengan tujuan agar pengguna peta dapat mencapai tujuannya tanpa harus tersesat. Biasanya peta informasi memiliki kandungan yang sangat sederhana, sesuai dengan fungsi peta tersebut yaitu sebagai petunjuk dan pemberi informasi. Contoh - contoh peta informasi antara lain peta pariwisata, peta sekolah (atlas) dan peta topografi.
Peta pariwisat mengandung informasi - informasi tentang letak, jarak atau ciri khas tujuan wisata, sedangkan peta sekolah (atlas) memberi petunjuk tentang daerah propinsi atau kabupaten, ibu kota propinsi atau kabupaten, sungai - sungai yang Peta pariwisat mengandung informasi - informasi tentang letak, jarak atau ciri khas tujuan wisata, sedangkan peta sekolah (atlas) memberi petunjuk tentang daerah propinsi atau kabupaten, ibu kota propinsi atau kabupaten, sungai - sungai yang
2.1.2 Peta dasar (base map)
Peta dasar adalah suatu gambaran dari berbagai komponen yang terpilih didalam suatu daerah pemetaan. Komponen - komponen tersebut harus memiliki hubungan dengan topografi, sehingga jika komponen - komponen tersebut tidak memiliki hubungan, maka menjadi tidak bermanfaat dan informasi yang dipetakan tersebut menjadi tidak berguna karena tidak dapat dilokalisasi (diplot) dan dievaluasi terhadap kondisi - kondisi yang diharapkan dan akhirnya hanya digunakan sebagai dasar perbandingan pada suatu daerah saja. Informasi dan peta topografi yang terbaru merupakan kebutuhan yang mutlak, karena kesalahan biasanya terjadi karena penggunaan material dasar (peta topografi atau foto udara) yang lama dan tidak teliti. Jika informasi dari peta topografi atau foto udara dapat diandalkan, maka kandungan pokok pada peta tujuan akan sangat bermanfaat. Informasi pada peta topografi atau foto udara yang berhubungan langsung dengan unsur - unsur geografi, seperti batas administratif daerah, nama kampung, jalan dan sebagainya sangat bermanfaat untuk menentukan lokasi penelitian. Penentuan lokasi yang baik dan tepat merupakan unsur utama didalam menyusun peta dasar yang baik, misalnya :
- Posisi titik kontrol geodetik - Posisi konstruksi (bangunan, jalan raya, rel KA atau saluran) - Posisi danau dan sungai - Rincian topografi (batasan topografi, seperti tebing, lembah, bukit-
bukit kecil, punggungan dan sebagainya). - Faktor - faktor yang sering berubah, seperti : Kondisi hidrografi Batas pemukiman Batas wilayah kehutanan/ pertanian/perkebunan. Nama - nama daerah. Batas sungai dan pantai.
Unsur - unsur penting menyusun peta dasar untuk kepentingan geomorfologi atau geologi antara lain :
1. Keselarasan unsur - unsur peta dasar dengan materi pokok.
2. Memilih unsur - unsur peta yang mudah dimengerti.
3. Memilih unsur - unsur peta secara umum seperti garis atau titik dan tampilan peta yang akan dijadikan acuan.
4. Membatasi unsur - unsur peta dasar sampai batas minimum, ter- gantung pada tingkat kesulitan dari unsur pokok. Maksud penyusunan peta dasar sebelum melaksanakan kegiatan tertentu merupakan langkah persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan, sehingga peta dasar merupakan peta rencana kegiatan yang telah tersusun untuk memudahkan kegiatan yang akan dilakukan dan menghemat biaya.
Biasanya yang digunakan sebagai peta dasar untuk suatu kegiatan adalah peta topografi yang sebenarnya hanya memberikan informasi secara umum, seperti titik ketinggian, garis ketinggian (kontur), nama sungai dan nama daerah, sehingga memerlukan analisis agar dapat dijadikan peta dasar. Sebagai contoh kerapatan garis kontur mencerminkan lereng yang terjal, maka dugaan sementara terhadap lereng yang Biasanya yang digunakan sebagai peta dasar untuk suatu kegiatan adalah peta topografi yang sebenarnya hanya memberikan informasi secara umum, seperti titik ketinggian, garis ketinggian (kontur), nama sungai dan nama daerah, sehingga memerlukan analisis agar dapat dijadikan peta dasar. Sebagai contoh kerapatan garis kontur mencerminkan lereng yang terjal, maka dugaan sementara terhadap lereng yang
Analisis terhadap peta topografi tersebut sangat bermanfaat untuk kegiatan penelitian geologi, geologi teknik, pengembangan wilayah atau penggunaan lahan, sehingga pada saat kegiatan penelitian di lapangan akan lebih terarah kepada hasil analisis peta topografi tersebut.
2.1.3 Peta bertema ( thematic map)
Peta bertema adalah peta yang mengandung informasi - informasi tujuan tertentu untuk maksud tertentu yang dibutuhkan oleh pemakai tertentu pula. Kandungan informasi tersebut merupakan hasil dari suatu kegiatan penelitian tertentu dengan harapan pemakai peta dapat mengambil keputusan dan kesimpulan terhadap kegiatan penelitian yang dilakukannya.
Sebagai contoh peta geologi memberikan informasi tentang sebaran batuan secara lateral dengan batas - batas yang jelas, struktur geologi, posisi temuan fosil, bahan galian atau aspek - aspek geologi lainnya. Penggunaan peta geologi yang telah tersusun dengan baik dapat dibaca oleh pengguna yang berhubungan dengan informasi - informasi geologi sebagai landasan kerja yang sedang ditekuninya, misalnya eksplorasi minyak bumi, geologi teknik, pengembangan wilayah dan tataruang.
2.2 Pemahaman peta geomorfologi
Peta geomorfologi telah banyak dibuat oleh berbagai lembaga di dunia dan memiliki perbedaan terhadap tinjauan aspek - aspek geomorfologi yang digambarkan pada peta geomorfologi, sehingga aspek - aspek geomorfologi yang digambarkan pada peta menggunakan simbol - simbol warna dan pola hitam putih disertai arsiran, tergantung pada kepentingan pembuatan peta didalam menetapkan aspek - aspek geomorfologi yang dipetakan.
Secara garis besar peta geomorfologi dapat dibedakan menjadi tiga jenis peta, yaitu :
a. Peta geomorfologi analitik.
b. Peta geomorfologi sintetik.
c. Petaa geomorfologi pragmatik.
2.2.1 Peta geomorfologi analitik
Secara garis besar kandungan informasi dari peta geomorfologi analitik cenderung memberikan informasi aspek - aspek geomorfologi di suatu daerah yang cukup luas, sehingga sifat peta geomorfologi analitik bersifat peta tinjau (reconnissance) dengan skala peta 1 : 50.000 sampai 1 : 500.000.
Pada peta geomorfologi analitik tercermin satuan geomorfologi yang sangat luas dan belum memberikan informasi yang rinci, namun sudah dapat dimanfaatkan sebagai dasar (landasan) penelitian lebih lanjut. Analisis bentanglahan yang sangat luas dan komponen - komponen geomorfologi yang besar merupakan ciri dari peta geomorfologi analitik. Misalnya bentanglahan (landscape) atau mintakat (zone) Bandung berdasarkan fisiografi Van Bemmelen (1949) terdiri dari sistem lahan (land system) rangkaian gunungapi (volcanous) dan sistem lahan ( land system) struktural, sehingga memerlukan penguraian yang lebih rinci. Peta geomorfologi analitik sangat berperan untuk digunakan sebagai bahan analisis yang bersifat regional dalam ukuran propinsi, pulau atau negara.
Simbol warna digunakan untuk aspek geomorfologi yang jelas dan memiliki arti penting di dalam peta tersebut, seperti aspek morfogenetik didalam pemetaan geomorfologi, sehingga aspek tersebut disimbolkan dengan warna. Menurut Verstappen Simbol warna digunakan untuk aspek geomorfologi yang jelas dan memiliki arti penting di dalam peta tersebut, seperti aspek morfogenetik didalam pemetaan geomorfologi, sehingga aspek tersebut disimbolkan dengan warna. Menurut Verstappen
Warna - warna tertentu yang direkomendasikan untuk dijadikan simbol satuan geomorfologi berdasarkan aspek genetik adalah sebagai berikut :
KELAS GENETIK SIMBOL WARNA Bentuklahan asal struktural
Ungu / violet Bentuklahan asal gunungapi
Merah
Bentuklahan asal denudasional
Coklat
Bentuklahan asal laut (marine)
Hijau
Bentuklahan asal sungai (fluvial)
Biru tua
Bentuklahan asal glasial (es) Biru muda Bentuklahan asal aeolian (angin)
Kuning
Bentuklahan asal karst (gamping) Jingga (orange)
Morfografi dan morfometri yang tercermin pada peta topografi dinyatakan oleh lambang garis atau huruf yang telah baku dan dicetak de - ngan warna hitam atau abu - abu berupa bayangan. Lithologi digambarkan dalam bentuk simbo; gambar lithologi dengan warna bayangan abu - abu, sehingga informasi morfografi, morfometri dan lithologi (batuan) tampak pada peta dengan warna yang tidak menonjol. Pemilihan warna yang tepat dapat memberikan informasi yang lebih banyak dengan tidak mengabaikan simbol warna yang digunakan oleh satuan bentuklahan pada suatu daerah berdasarkan morfogenetik.
Morfokhronologi menggunakan simbol huruf atau angka dengan menggunakan warna hitam, tetapi simbol untuk morfokhronologi dapat dihilangkan. Verstappen (1970) menyebutkan bahwa penggunaan simbol untuk morfokhronologi tidak perlu menggunakan simbol garis, karena biaya untuk pembuatan peta akan menjadi mahal dan umur bentuklahan harus diketahui dengan benar. Morfometri yang penting dari ciri roman muka bumi dapat ditampilkan dengan simbol garis hitam, sedangkan simbol garis berwarna dianjurkan untuk penggambaran simbol morfodinamik (proses aktif), misalnya simbol garis berwarna merah untuk proses erosi dan warna biru untuk banjir atau sedimentasi.
Tabel 1. Aspek utama peta geomorfologi analitik
ASPEK UTAMA
KRITERIA PEMETAAN
Bentuk permukaan Aspek yang digambarkan dari morfologi suatu 1. Morfografi
daerah, seperti dataran, perbukitan atau pegunugan
2. Morfometri Nilai aspek geomorfologi daerah, seperti kemiringan lereng, titi ketinggian , panjang lereng dan kekerasan relief.
ASPEK UTAMA
KRITERIA PEMETAAN
Bentuk permukaan 1. Morfografi
Aspek yang digambarkan dari morfologi suatu daerah, seperti dataran, perbukitan atau pegunungan.
2. Morfometri Nilai aspek geomorfologi daerah, seperti kemiringan lereng, titik ketinggian, panjang lereng dan kekasaran relief.
3. Morfogenesis (asal
- usul
bentuklahan dan proses terjadinya bentuklahan).
3.1. Morfostruktur pasif. Lithologi / jenis batuan dan struktur batuan dihubungkan dengan proses pengikisan, seperti cuesta, hogback dan kubah.
3.2. Morfostruktur aktif. Aktivitas proses endogen seperti vulaknisma, patahan dan lipatan, seperti gunungapi, pegunungan antiklin, lereng patahan.
3.3. Morfodinamik Proses eksogen yang berhubungan dengan gerakan angin, air atau es, seperti gumuk pasir, dataran fluvial, sedimentasi atau gurun.
dan Waktu proses terjadinya suatu bentuklahan, absolut).
4. Morfokhronologi
(nisbi
misalnya " Villafranchian" untuk umur glasial tua dan "Monasterian" untuk dataran pantai muda.
5.Morfo aransemen Hubungan antara perubahan bentuklahan dengan proses yang sedang berlangsung.
Sumber : Van Zuidam (1985)
2.2.2 Peta geomorfologi sintetik
Kandungan peta geomorfologi sintetik cenderung memberikan informasi geomorfologi yang bersifat semi rinci (semi detail) dan mulai mengarah pada suatu tujuan tertentu. Skala peta geomorfologi sintetik yang digunakan adalah 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000, sehingga informasi geomorfologi semi rinci dapat ditampilkan di dalam peta geomorfologi sintetik, misalnya unsur - unsur morfografi, morfogenetik, morfometri dan material penyusun.
Pada peta geomorfologi sintetik pengelompokkan lahan dibagi menjadi 4 tingkat yang mencerminkan bagian - bagian lahan semi rinci dari suatu bentangan lahan dari tingkat yang paling kecil sampai tingkat yang paling besar sebagai berikut :
1. Komponen lahan (land component)
2. Satuan lahan (land unit)
3. Bentuklahan (landform)
4. Sistem lahan (land system)
5. Bentanglahan (landscape) Komponen lahan, merupakan bagian terkecil dari suatu bentanglahan yang menekankan kesamaan kelompok atau kelas lahan, membentuk satuan berdasarkan bentuk permukaan lahan sebagai kriteria pengelompokkan. Satuan - satuan lahan yang dibentuk berdasarkan landasan komponen lahan memiliki kesamaan bentuklahan, lithologi (material penyusun), tanah, vegetasi dan proses. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan komponen lahan adalah 1 : 100, biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan khusus seperti keteknikan atau manajemen.
Satuan lahan, mengacu kepada suatu komponen lahan atau sekumpulan komponen lahan yang homogen atau heterogen berdasarkan ciri khusus suatu lahan atau komponen lahan. Tampilan dari satuan lahan menggambarkan ciri eksternal dan internal dari suatu bentuklahan yang dibandingkan dengan satuan lahan sekitarnya pada daerah yang sama. bentuk permukaan (relief), proses dan lithologi merupakan dasar utama pengelompokkan satuan lahan. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan satuan lahan adalah 1:10.000 sampai 1 : 100.000, biasanya digunakan untuk pekerjaan konsultan atau proyek pembangunan.
Bentuklahan, mengacu kepada sekelompok satuan lahan yang homogen atau heterogen dengan ciri satuan lahan atau susunan satuan lahan yang khusus. Suatu
bentuklahan menunjukkan ciri - ciri tampilan luar, seperti bentuk permukaan lahan (morfografi), proses / asal - usul (morfogenetik), nilai dari bentuk permukaan / kemiringan lereng, panjang lereng dan kerapatan pola pengaliran (morfometri) dan material penyusun (lithologi). Skala peta yang digunakan untuk menampilkan bentuklahan adalah 1 : 10.000 sampai 1 : 100.000, biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan proyek pembangunan yang bersifat sangat luas.
Sistem lahan, mengacu kepada bentuklahan dan ciri - ciri perkembangan bentuk permukaan lahan (relief) yang berhubungan berhubungan dengan aspek lingkungan, biasanya dibedakan berdasarkan proses, batuan (lithologi) dan iklim. Suatu sistem lahan menggambarkan pengulangan kemiripan pola bentuklahan yang memiliki kesamaan genetik dibandingkan dengan sistem lahan disekitarnya pada suatu daerah yang sama. Skala yang cocok digunakan untuk menampilkan sistem lahan biasanya lebih besar dari 1 : 250.000 dan digunakan untuk kepentingan peta tinjau suatu proyek pembangunan.
Bentanglahan, merupakan bagian terbesar dari kumpulan sistem lahan, bentuklahan, satuan lahan dan komponen lahan, sehingga membentuk bentangan yang sangat luas dengan ciri memiliki keseragaman relief dan lithologi secara umum. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan bentang lahan adalah 1 : 250.000 atau lebih kecil dan biasanya digunakan sebagai peta tinjau untuk identifikasi suatu kelayakkan lokasi yang akan digunakan suatu proyek atau dijadikan pemandu perencanaan pembangunan.
Sebagai contoh bentanglahan (landscape) atau mintakat (zone) Ban - dung berdasarkan fisiografi Van Bemmelen (1949) terdiri dari sistem lahan rangkaian gunungapi di bagian Utara, dan diuraikan menjadi bentuklahan Gunungapi Tangkuban Perahu dan bentuklahan Gunungapi Tampomas, selanjutnya bentuklahan gunungapi diuraikan menjadi satuan - satuan lahan (land units) , yaitu puncak gunungapi, lereng atas gunungapi, lereng tengah gunungapai dan lereng kaki gunungapi.