Orthogonal Array Testing Banyak aplikasi yang mempunyai domain masukan relatif terbatas, yaitu jumlah parameter

3.3.7 Orthogonal Array Testing Banyak aplikasi yang mempunyai domain masukan relatif terbatas, yaitu jumlah parameter

masukan yang kecil dan nilai dari tiap parameter terhubung secara jelas. Bilamana jumlah parameter masukan ini sangat kecil (seperti, tiga masukan parameter yang masing-masing mempunyai tiga nilai diskrit), memungkinkan untuk melakukan testing secara komplit ( exhaustive testing ) terhadap domain masukan. Namun bila jumlah nilai masukan meningkat dan jumlah nilai diskrit untuk tiap item data juga meningkat, maka testing secara komplit menjadi tidak mungkin dilaksanakan. Exhaustive testing adalah tes yang mencakup setiap kemungkinan input dan kondisi inisial. Merupakan k onsep yang penting sebagai acuan untuk suatu kondisi yang ideal, namun tak By Hendranet pernah dilakukan dalam praktek, karena volume test cases yang sangat besar. Untuk mengilustrasikan perbedaan antara pendekatan orthogonal array testing dengan yang lebih konvensional “sa tu masukan pada satu waktu”, diasumsikan suatu sistem yang mempunyai tiga masukan yaitu X, Y dan Z. Tiap masukan ini mempunyai tiga nilai diskrit

yang diasosiasikan terhadapnya. Jadi akan ada 3 3 = 27 test cases . Phadke [PHA97] memberikan sudut pandang geometris dari test cases yang mungkin, diasosiasikan dengan

X,Y dan Z.seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.24 Sudut pandang geometris dari test casses.

Berdasarkan gambar 3.24, satu masukan pada satu waktu akan bervariasi secara sequensial se panjang tia p axis mas ukan. Hasil yan g diharapkan akan berada dalam cakupan tertentu se cara re latif terhadap d oma in ma suka n (direpresentasikan oleh kubus sebelah kiri dalam

gam ba r 3.24). Bilamana d ila kukan o rth ogonal a rra y testing , akan dibuat suatu L9 orthogonal arra y d ari test ca ses . L9 orthogo nal ar ray mempunyai suatu “sifat keseimbangan” [PHA97], yaitu te st case s (yang re esentas pr ika n dalam ti tik hitam pada gambar) yang didiskritkan

secara uniform sepanjang domain te s, yang dii lus trasikan pada kubus sebelah kanan dalam gam ba r 3.24. Cakupan tes terhadap domain masu kan akan lebih komplit.

Contoh ilustrasi

Untu mengilu k stra sikan p en ggunaan d ari L9 orthogonal array , diberikan fungsi “kirim” dari aplikasi fax. Empat param ete r, P1, P P3, dan P4 dilewatkan pada fungsi “kirim”. Pada tiap 2, para meter ini terdapat 3 nilai diskrit, misal untuk P1 a kan mempunyai nilai:

P1 = 1, kirim sekarang. P1 = 2, kirim satu jam kemudian. P1 = 3, kirim setelah tengah malam.

P2, P3, P4 juga mempunyai nilai 1, 2, 3 sebagaimana terdapat pada nilai P1. Jika strategi testing “satu masu kan pada satu waktu” dipilih maka sekuensial tes (P1, P2, P3, P4) akan dispesifikasikan sebagai berikut : (1, 1, 1, 1), (2, 1, 1, 1), (3, 1, 1, 1),(1, 2, 1, 1), (1,

3, 1 , 1), (1, 1, 2, 1), (1, 1, 3, 1), (1, 1, 1, 2), dan (1, 1, 1, 3). Phadke [PHA97] memberikan pen ilaian terhadap test cases ini sebagai berikut: “Su atu test cases akan hanya berguna bila suatu parameter tes tertentu tidak saling beri nteraksi. Dapat mendeteksi kesalahan logika yang dibuat oleh nilai parameter tunggal By Hendranet seb agai penyebab kegagalan fungsi software , yang biasa disebut mode kesalahan tunggal. Met ode ini tidak dapat mend eteksi kesalahan logika yang menyebabkan kegagalan fungsi bila dua atau lebih parameter dengan nilai tertentu secara simultan, tidak dapat mendeteksi sua tu interaksi. Hal ini merupakan keterbatasan kemmapuan dalam mendeteksi kesalahan”. Ber dasarkan jumlah parameter masukan dan nilai diskrit yang relatif kecil, sebagaimana dise butkan di atas memungkinkan dilakukannya testing secara lengkap. Jum lah tes yang

dibutuhkan adalah 3 4 = 81, besar, tapi dapat dimanajemeni. Semua kesalahan yang dias osiasikan dengan permutasi item data dapat ditemukan, namun usaha yang dibutuhkan

rela tif tinggi. Pendekatan orthogonal array testing memungkinkan untuk mendisain test cases yang memberikan cakupan tes dengan ju mlah test cases yang dapat diterima daripada strategi testing secara komplit.

Test

Parameter tes

cases P1

Suatu L9 orthogonal array testing untuk fungsi “kirim” pada aplikasi fax, sebagaimana diilustrasikan pada gambar 3.24 dan tabel test cases di atas. Phadke [PHA97] memberikan penilaian terhadap hasil tes yang menggunakan L9 orthogonal array testing , sebagai berik ut:

Mendeteksi dan mengis olasi semua mode kesalahan tunggal. Suatu mode kesalahan tungga l merupakan suatu masalah yang konsisten dengan tingkat dari tiap parameter tunggal. Contoh, ji ka semua test cases faktor P1 = 1 menyebabkan suatu kondisi error ,

maka dapat disebut suatu mode kesalahan tunggal. Pada tabel contoh tes di atas, mode

kesalahan tunggal terjadi bila tes 1, 2, dan 3 menghasilkan error . Sehingga penyebab By Hendranet

kesalahan dapat diidentifikasi dan diisolasi (proses logika yang berhubungan dengan kirim sekarang (P1 = 1)). Mend eteksi semua mode kesalahan ganda. Jika timbul masalah yang konsisten bila diberikan suatu tingkat dari dua parameter tertentu secara bersamaan, inilah yang disebut sebagai mode kes alahan ganda. Jadi, mode kesalahan ganda merupakan indikasi ketidakco cokan interaksi antara dua parameter yang berpasangan. Mode kesalahan ba nyak (multi). Untuk mode kesalahan ini juga dapat dideteksi dengan orthogonal array test , nam un tipe orthogonal array testing yang diperlihatkan di atas hanya dapat mema stikan deteksi kesalahan tunggal dan ganda.