Te stin g D isa in S is tem

6.10 Te stin g D isa in S is tem

Sebagaiman a pada testing kebu tuhan, pa da t esting disain sistem juga mempunyai dua pertanyaan d asar, yaitu:

Apakah s olusi merupaka n pilihan yang b enar? Dapa tkah disain dicapai dengan leb ih sede rhana? Apak ah merupakan pendek atan alte rnatif y ang terbaik? Apak ah merupakan car a tercepat un tuk m elakukan pekerjaa n?

Apakah s olusi m emenuhi kebutuhan? Apakah semua kebutuhan telah dicakup dalam disain? Apakah merupakan disain kerja?

A pasaja sumber dan resiko dari kegagalan? Sekali lagi metode testing yang dominan digunakan adalah review formal. Untuk melakukan

tes fase disain secara efektif, review disain harus direncanakan dan dilakukan sepanjang tes fase disain secara efektif, review disain harus direncanakan dan dilakukan sepanjang

Simulasi dan model. Kompetisi disain. Kebutuha n dan disain test cases berba sis disain .

6.10.1 Testing dis ain men gguna ka n analisa al tern atif

Proses disain secara inheren terdiri dari alternatif-alternatif. Hal yang sanga t penting perlu diperhatikan, adala h testing harus d ilakuka n untuk konfir masi bahwa pe ndeka tan yang dipilih o leh pendisain merupakan alternatif yang tepat. Pada softw are , analisa terhadap alternatif yang ada sangat jarang dilakukan. Revie w disain berkonsen trasi pada p ertanyaan apakah disain akan bekerja, dan kemudian pendisain a kan secara cepat terfokus pada pendekatan-pendekatan te rtentu. Alternatif-alternatif harus direview di awal proses disain. Sehingga dibutuhkan waktu satu atau dua minggu untuk mel akukan review disain tingkat tinggi setelah fase disain dimulai. Perencanaan review harus berkonsentrasi pada alternatif-alternatif dan cara-cara mengevaluasi dan mem bandingkannya. Pendisain harus mendeskripsikan alternatif-alternatif yang mereka pertimbangkan namun dito lak dan alasan yang mendasar terhadap alternatif yang dipilih. Review dibagi menjadi dua bag ian. Pertama, pereview mende By Hendranet ngarkan alternatif-alternatif disain yang dipertimbangkan oleh pendisain, dan menelaah keunggulan-keunggulan dan kekurangan-kekurangan tiap alte rnatif. Terdapat sesi istirahat antara bag ian pertama dan bagian kedua, dimana tiap pereview diminta untuk mengevaluasi alternatif-alternatif disain yang ada, bilamana terdapat alte rnatif yang belum dipertimbangkan. Pada pertemuan kedua dari tim review, al ternatif- alternatif yang telah dievaluasi dan disain keseluruhan d ipertimbangkan lagi. Teknik lainnya adalah menggunakan konsep kompetisi disa in, yang akan didiskusikan pada sub bab berikutnya. Kor eksi terhadap pendekatan yang salah tidak dapat dilakukan kemudian tanpa memulai dari awa l. Hal ini menjadikan p ermasalahan menjadi sederhana, yaitu memulai dengan benar dari awal atau hidup dengan penuh konsekuensi. Tak ada review formal lainnya yang sangat men dasar seperti review disain ting kat tinggi, dan dari keseluruhan fase testing merupakan hal yang sangatlah fundamental.

6.10.2 Memaksa analisa alternatif dengan kompetisi disain

Tek nik ini adalah te knik yang memanfaatkan psikologi manusia, dimana pendisain akan dipaksa untuk melakukan analisa alternatif disain sebelum mengajukan suatu solusi disain, den gan menciptakan kompetisi di antara pendisain. Banyak cara dalam menciptakan Tek nik ini adalah te knik yang memanfaatkan psikologi manusia, dimana pendisain akan dipaksa untuk melakukan analisa alternatif disain sebelum mengajukan suatu solusi disain, den gan menciptakan kompetisi di antara pendisain. Banyak cara dalam menciptakan

6.10.3 Testing disain dengan melakukan tes model

Disa in mempunyai banyak aspek-aspek kritis yang cocok untuk dilakukan testing berd asarka n tes model atau analisa dari simulasi. Teknik dasar terdiri dari pembangunan representa si ya ng disederhanakan atau model dari sifat d isain yang dipilih dan kemudian pengguna an model untu k mengeksplorasi (atau melakukan tes) di sain tersebut. Model menjadikan testing dapat dilakukan di awal dalam fase disain, sebelum pemrograman dimulai, dan memastikan bahwa disain benar (setidaknya berhubungan dengan aspek yang dites). Suatu model digunakan secara ekstensif untuk melakukan tes konfigurasi disain database, sekuensial transaksi, waktu respon, dan antar muka pengguna.

6.10.4 Testing disain menggunakan disain test case berbasis disain

Pada sub bab sebelumnya, telah dibahas disain test case berbasis kebutuhan sebagai teknik das ar untuk membantu validasi kebutuhan dan mengenali kegagalan. Hal yang sama, kes alahan dan kegagalan disain software akan ditemukan dan disain software divalidasi den gan melakukan disain test case berbasis disain di awal. Suatu kasus disebut berbasis

disa in, bila in formasi yang digunakan untuk membentuknya diambil dari dokumentasi disain By Hendranet

software . Test case berbasis disain berfokus pada jalur data dan proses yang ada di dalam struktur soft ware . Antar muka internal, jalur atau proses y ang komplek, skenario kasus yang terjelek, resiko disain, dan lain-lain, dieksplorasi dengan pembuatan test cases khusus dan men ganalisa bagaimana disain dapat menanganinya dan apakah test case telah tepat. Test

cas e yang berbasis kebutuhan dan disain dapat digunakan sebagai dasar bagi review disain, sert a sebagai sumber yang komprehensif untuk testing disain.

6.10.5 Pengukuran testing disai n

Review disain formal membutuhkan ukuran untuk dapat melakukan kuantifikasi hasil tes dan mendefinisikan hasil yang diharapkan dengan jelas. Kuantifikasi testing disain dicapai dengan bermacam-macam ukuran, antara lain (1) dengan menggunakan daftar cek ( check list ) dan kuisioner yang memiliki gradasi nilai, dan (2) dengan pertanyaan apa-jika untuk mengukur kualitas atribut.

6.10.6 Alat bantu testing disain

Alat bantu otomatis untuk mendukung testing disain memainkan peran yang penting di s ejumlah organisasi. Dan seperti halnya testing kebutuhan, teknik utama yang digunakan

a dalah review formal. Alat bantu berupa software yan g secara umum digunakan, antara lain adalah simulator disain (seperti simulator database dan waktu respon), alat bantu menggambarkan dia gram atau lo gika sistem, pengecek konsistensi yang menganalisa tabel keputusan sebagai representasi dari logika disain dan menentukan apakah disain telah komplit dan konsisten, dan peng analisa database yang menganalisa definisi elemen data dan menganalisa tiap data y ang digunakan dan melaporkan dimana data tersebut digunakan. T idak ada satu pun dari alat bantu ini yang dapat digunakan untuk melakukan testing secara langsung. Mereka digunakan untuk mengorganisasikan dan memberi indek pada informasi te ntang sistem yang didisain, sehingga dapat direview dengan lebih dalam dan efektif. S edangkan simulator digunakan untuk menyederhanakan representasi dari model dan untuk eksperimen yang sangat membantu dalam menjawab pertanyaan apakah solusi disain adalah pilihan yang tepat. Semua alat bantu tersebut akan menuntun dalam penentuan apakah disain telah komplit dan memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan.