Beberapa contoh hambatan dalam pelatihan

9. Beberapa Peserta Menimbulkan Gangguan

• Salah satu jenis gangguannya adalah bila peserta memiliki kecenderungan untuk memotong pembicaraan dengan komentarnya sendiri, atau mengurangi apa yang sedang dilakukan oleh peserta dengan mengarahkan pembicaraan pada topik yang tidak relevan. Biasanya, jika secara diplomasi anda menunjukkan apa yang sedang terjadi, masalahnya akan terobati. Tetapi, jika interupsi terjadi secara terus-menerus, diskusi yang emosional, beberapa ukuran lain mungkin dibutuhkan. Mengusulkan ketenangan sejenak mungkin sudah cukup untuk menyejukkan kembali suasana; sehingga anda dapat meminta peserta untuk berbicara pelan-pelan. Sebuah teknik yang klasik adalah menggunakan beberapa objek, seperti uang logam, yang dijalankan dari satu pembicara ke pembicara lain, dan hanya orang yang memegang uang logam itu yang diijinkan untuk berbicara.

• Sebuah jenis interupsi lain adalah peserta berdiri untuk ke kamar kecil, mengambil air minum, dan lain-lain, dimana, tergantung pada situasi, dapat sangat mengganggu.

Dengan menjadwalkan istirahat pada sesi atau pelatihan tersebut, akan mengurangi masalah ini, kecuali bila interupsinya disebabkan oleh rasa bosan atau ketidakpuasan

10. Harapan-harapan yang Salah

Ada dua kemungkinan terjadi dalam "Harapan yang Salah", yaitu Peserta salah tafsir terhadap fasilitator dan kedua adalah Fasilitator salah tafsir terhadap peserta pelatihan. • Peserta Salah Tafsir Tentang Fasilitator:

o Diasumsikan bahwa dalam perencanaan, anda sudah memahami fungsi anda dan apa yang diharapkan oleh peserta terhadap fasilitator, tetapi selalu ada

kemungkinan kesalahan komunikasi di dalam prosedur. Pada saat fasilitator baru bertemu dan berkumpul dengan peserta dalam pelatihan, salah satu hal pertama yang harus anda lakukan adalah menjelaskan dengan baik apa peranan anda dan apa yang akan anda lakukan. Diharapkan kesalahan konsepsi pada pihak peserta atau pihak anda akan diperjelas pada saat ini, tapi tidak selamanya demikian. Harapan- harapan yang salah dapat tetap bertahan.

o Cobalah melihat tanda-tanda adanya harapan-harapan yang salah. Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada anda tidak sesuai dengan keahlian

anda ? Apakah peserta selalu melihat kepada fasilitator untuk minta persetujuan ? Apakah peserta bimbang dan ragu-ragu memberikan saran atau berpartisipasi ? Apakah peserta kelihatan bingung atau ragu-ragu pada apa yang dilakukan oleh fasilitator ? Apakah kelihatannya fasilitator dan peserta pelatihan lain berjalan ke arah yang berlainan ? Jika ada tanda-tanda bahwa peserta mengharapkan sesuatu yang lain dari apa yang sedang diterimanya, anda harus segera mengungkapkan kecurigaan anda secara terbuka sehingga peserta dapat menjelaskan apa yang ada dipikiran mereka. Diharapkan agar peserta mau menerima sesuatu yang lain dari apa yang mereka harapkan sebelumnya, atau fasilitator dapat memodifikasi rencananya, atau keduanya.

• Fasilitator Salah Tafsir Tentang Peserta. Setelah bekerja dengan peserta pelatihan beberapa saat, mungkin fasilitator menjadi sadar bahwa fasilitator benar-benar tidak mengetahui apa yang sedang dikerjakan. Pada saat semacam ini, terdapat tiga pilihan: o Anda membutuhkan informasi yang lebih banyak tentang peserta pelatihan untuk

meneruskan fasilitasi dalam sesi atau pelatihan tersebut. Mungkin peserta pelatihan mempunyai berbagai masalah lain dari yang anda harapkan, tapi anda perlu tahu lebih banyak tentang hal ini sebelum anda membuat rencana yang sesuai. Terbukalah tentang situasinya, karena mencari informasi yang dibutuhkan akan memerlukan waktu khusus di luar agenda, atau menunda pertemuan sampai anda selesai mempersiapkan bahan yang sesuai. Mengambil waktu khusus untuk mengumpulkan informasi tidak selalu mengurangi tujuan pelatihan. Kadang-kadang peserta dapat menerima manfaat menurut pengertiannya sendiri dengan mendefinisikan dirinya bagi pihak luar yang objektif

o Mungkin ada saat-saat dimana anda merasa anda tidak dapat melanjutkan fasilitasi atau fungsi di dalam pelatihan tersebut dan harus mengubah peranan anda secara

drastis. Dalam situasi seperti ini, tidak adil bagi keduanya bila langsung bubar atau berpura-pura bahwa tidak ada pertentangan di dalamnya. Paling baik bila menjelaskan pandangan anda dan apa yang dapat dan tidak dapat anda lakukan dengan peserta pelatihan. Jika dapat dicapai suatu penyesuaian, maka hanya dapat dilakukan melalui diskusi yang jujur dan terbuka.

o Anda mungkin memutuskan untuk tidak mengatakan apapun juga. Kadang-kadang anda akan terkejut oleh apa yang anda dapatkan dalam pelatihan (misalnya, mereka

ternyata lebih tidak teratur dan tidak terstruktur daripada yang anda harapkan), tetapi jika anda dapat melihat sendiri mengapa peserta pelatihan tersebut berbeda dari yang anda harapkan, maka ada sedikit hal yang dapat dibahas di luar waktu yang ditentukan, tentang bagaimana dan mengapa prekonsepsi anda ternyata salah. Modifikasilah rencana anda sesuai dengan situasi baru semampu anda. Situasi ini adalah salah satu yang mungkin akan anda alami cepat atau lambat karena anda tidak akan tahu benar apa yang diharapkan dari peserta pelatihan yang asing bagi anda sampai anda benar-benar bekerja dengannya.

TPS-ToF/TRAINING-1/SR-FEB-162007

11. Bahan Disajikan Terlalu Sederhana / Terlalu Rumit Bagi Peserta

Jika apa yang anda katakan terlalu sederhana bagi peserta pelatihan, maka mereka akan bosan. Jika apa yang anda katakan terlalu rumit, anda akan melihat kebingungan dan pandangan kosong. Sayangnya, pandangan kosong dan rasa bosan tidak dapat dibedakan, jadi tidak selalu mudah untuk mengetahui masalah mana yang anda hadapi.

Cobalah bersifat sensitif terhadap bagaimana tanggapan peserta pelatihan terhadap bahan yang anda gunakan dan bersiaplah untuk menyesuaikannya dengan level mereka. Berikut ini adalah beberapa hal yang akan membantu anda bersiap-siaga menghadapi tingkat pemahaman peserta. • Sebelum melakukan latihan, tanyakan apakah peserta pelatihan sudah pernah

melakukan latihan yang sama, • Mulailah sesi dengan menanyakan pengalaman-pengalaman peserta pelatihan sebelumnya, jika karena satu dan lain hal, anda belum mengetahuinya. • Sekali-sekali berhentilah dan bertanya apakah peserta mengerti apa yang anda lakukan. • Tetapkan istilah yang anda gunakan secara khusus, misalnya "evaluasi" atau "proses

kelompok". • Hindari penggunaan logat tertentu. • Pastikan bahwa setiap orang mengikuti fasilitator. Tanggapan dari beberapa orang yang

sama mungkin berarti bahwa pemahaman anggota peserta lain terlalu jauh di belakang atau terlalu jauh di depan.

• Jika peserta berjalan mengikuti kecepatan anda, umumnya anda dapat melihatnya melalui roman wajah mereka dan melalui tingkat partisipasi mereka. Kepala yang mengangguk-angguk, pernyataan-pernyataan yang menarik, pertanyaan dan komentar, adalah tanda-tanda yang baik.

• Jenis pertanyaan yang diajukan adalah indikator yang terbaik untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka. • Peserta meminta anda mengulangi apa yang baru saja anda katakan, atau bertanya tentang istilah yang anda gunakan, adalah tanda-tanda bahwa anda berada pada tingkat yang terlalu rumit.

• Pertanyaan-pertanyaan yang dimengerti, menunjukkan kesamaan dengan apa yang baru saja anda perkenalkan, atau hal-hal atau istilah-istilah yang belum anda gunakan, adalah tanda bahwa anda berada pada tingkat yang terlalu sederhana.

• Jika hanya satu orang yang sulit memahami apa yang sedang terjadi, atau bingung tentang satu hal tertentu sementara anggota kelompok lain sudah puas (anda harus mengeceknya dengan kelompok untuk memastikan bahwa kesan anda benar), jangan gunakan waktu terlalu lama untuk menanggapi satu orang ketika sedang berdiskusi kelompok. Jangan mengesampingkannya, tetapi sarankan untuk berbicara lebih lanjut dengan anda pada jam istirahat atau setelah usai pertemuan, karena peserta pelatihan lain sudah siap untuk melanjutkan pembahasan

Dengan cara yang sama jangan tinggalkan peserta pelatihan terlalu jauh di belakang, sementara anda hanya terpaut pada satu atau dua orang peserta yang pengetahunannya lebih jauh ke depan dari pada peserta yang lain. Sarankan agar anggota kembali ke diskusi intinya dimana semua peserta pelatihan dapat ikut berpartisipasi.

12. Ada Peserta Melakukan Sesuatu yang Gila

Ada beberapa sebab mengapa seorang peserta pelatihan dapat menunjukkan emosi yang mendalam dan tidak terkontrol yang muncul secara tiba-tiba, antara lain: • Orang itu mungkin merasa tidak diterima, • Ingin tahu tentang masalah pribadi yang diungkapkan melalui pelatihan, • Diganggu oleh sesuatu yang dinyatakan di dalam pelatihan.

Tidak sama dengan interupsi panjang yang mungkin terjadi dan mengancam pelatihan, orang yang "aneh" tidak dapat dikesampingkan begitu saja, dipuaskan keingintahuannya, atau ditunda sampai pertemuan selesai. Karena emosi yang dinyatakan bersifat keras dan penting, maka akan mengubah seluruh atmosfir pelatihan dan meminta tanggapan secepatnya. Tentu saja masalah yang sebenarnya menimbulkan sikap emosional ini (baik gangguan psikologis yang serius ataupun gangguan sementara) tidak dapat "dipecahkan" di tempat. yang paling dibutuhkan adalah menanggulangi perasaan tersebut secepatnya.

• Yang paling pertama diingat adalah tetap tenang. Jika fasilitatornya santai dan terkontrol, tetapi menunjukkan perhatian yang tulus, maka dibutuhkan waktu untuk menciptakan suasana pelatihan yang mendukung untuk menampung dan mengelola satu pernyataan emosional salah satu peserta, bukannya menangani sesuatu yang "darurat".

• Peserta lain mungkin tidak merasa terancam atau takut oleh keadaan ini, mereka mungkin akan merasa simpati terhadap orang yang bersikap 'aneh' tersebut. Namun, mereka mungkin terlalu malu atau merasa tidak enak untuk menyatakan simpati mereka. Kesadaran akan dukungan dari peserta yang lain mungkin akan berguna bagi orang tersebut, dan akan membiarkan mereka merasa lebih enak.

• Jangan menyatakan simpati dari orang lain secara terbuka, karena hal ini dapat mengakibatkan rasa malu yang lebih dalam, atau ketidaksenangan, tetapi sediakan kesempatan bagi yang lain untuk mengkomunikasikan perhatian mereka kepada individu yang bermasalah. Dengan kata lain, jangan mengambil pimpinan terhadap situasi dan mengesampingkan peserta lain. Anda harus segera menanggapi kebutuhan orang tersebut, dan membiarkan peserta lain ikut membantu. Kadangkala ada satu orang dalam pelatihan, seorang teman, atau seseorang yang memahami kebutuhan orang tersebut, yang akan lebih mampu daripada anda dalam membantu menyelesaikannya. Biarkan mereka melakukannya

• Ini adalah satu situasi dimana perhatian anda akan lebih tertuju pada kebutuhan satu individu daripada dengan seluruh peserta. Peserta pelatihan harus mengerti jika anda keluar dari peranan anda sebagai fasilitator selama "satu menit" dan mengabaikan mereka. Anda dapat mengatakan bahwa "Perhatian saya saat ini tertuju pada Totok Hartono", kemudian alihkanlah perhatian anda khusus padanya.

• Dalam berbicara dengan orang yang mengalami ledakan emosi, percayalah pada kata hati anda. Bagaimana sikap anda terhadapnya, apa yang anda katakan, atau apa yang

tidak anda katakan adalah respons yang spontan terhadap situasi tersebut. Pada dasarnya, jangan mencoba meminimalkan masalah atau berpura-pura bahwa hal itu tidak serius. Ketahuilah bahwa orang tersebut sedang mengalami goncangan dan terimalah keadaan itu. Doronglah orang tersebut untuk mengeluarkan semua perasaannya sampai ia dapat mulai reda secara alamiah.

• Dalam beberapa contoh pemicu ledakan emosi tersebut biasanya adalah masalah pribadi dan sebagian besar peserta tidak terlibat. Dalam hal ini, peserta harus meneruskan kegiatannya atau beristirahat, jika kejadian tersebut sudah mengakibatkan terganggunya kegiatan. Jika orang yang mengalami masalah itu ingin meninggalkan ruangan, lihat apakah ia menginginkan anda atau seorang lain untuk ikutserta.

• Pada keadaan lain, kejadiannya akan melibatkan seluruh peserta (misalnya, jika ledakan emosi tersebut adalah hasil dari konflik yang tidak terpecahkan di dalam pelatihan, atau

perasaan orang tersebut tidak diterima oleh peserta). Dalam hal ini, orang tersebut tidak boleh ditarik dari pelatihan untuk menanggulangi perasaan tersebut. Kejadiannya dapat dianggap sebagai bagian dari proses di dalam pelatihan. Peranan anda masih tetap memberikan perhatian penuh kepada yang bersangkutan (atau biarkan peserta lain melakukannya, jika hal ini lebih tepat) selama dianggap perlu. Setelah orang tersebut mulai reda, mulailah melibatkan peserta lain dalam pelatihan tersebut, dan dorong peserta tersebut untuk menganggap kejadian ini sebagai sebuah pengalaman pelatihan.

• Pada saat tertentu, sudah waktunya untuk kembali pada fokus pertemuan. Ketika anda menilai bahwa sudah saatnya melakukan hal ini, tanya yang bersangkutan apakah ia

sudah siap untuk melanjutkan pembahasan. Terimalah bahwa apa yang sudah terjadi, telah mempengaruhi pelatihan (artinya jangan bertindak seakan-akan tidak pernah

TPS-ToF/TRAINING-1/SR-FEB-162007

• Jika sikap aneh ini dianggap sebagai masalah pribadi dan ditangani secara terpisah dari peserta pelatihan atau terpisah dari proses pelatihan, para peserta mungkin tidak menghiraukan reaksi mereka sendiri, dan diskusi singkat tentang bagaimana pengaruhnya terhadap pelatihan ini, mungkin dibutuhkan sebelum kembali ke pokok pembicaraan.

13. Arah Diskusi Melenceng

Kondisi ini banyak sekali ditemui dalam pelatihan yang bersifat partisipatif yang disebabkan karena terbukanya peluang bagi setiap peserta untuk terlibat di dalamnya. Bilamana menghadapi "Arah Diskusi Melenceng" tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain: • Mencoba bersama peserta untuk melihat apa yang sudah dicapai dalam diskusi tersebut

dan meminta peserta lain untuk mengingatkan "Apa tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi tersebut".

• Bilamana diskusi dilakukan dalam kelompok besar (seluruh peserta) fasilitator lain dapat mengingatkan untuk kembali kepada fokus atau topik diskusi dan tujuan yang

hendak dicapai.

Menghentikan sementara waktu diskusi yang sedang berlangsung dan melakukan sedikit istirahat untuk mengurangi kebosanan, ketegangan dan memberi peluang kepada peserta untuk berfikir kembali tentang fokus dan tujuan diskusi

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN PROGRAM ACARA CHATZONE(Studi Terhadap Manajemen Program Acara di Stasiun Televisi Lokal Agropolitan Televisi Kota Batu)

0 39 2

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur

10 166 162

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Pembangunan Sistem Informasi di PT Fijayatex Bersaudara Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

5 51 1

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1

Sistem Pemasaran Dan Pemesanan Barang Dengan Metode Customer Relationship Management Berbasis Web Pada PT.Yoshindo Indoensia Technology Jakarta

11 68 215

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80