Komponen Evaluasi dan Indikator

3. Komponen Evaluasi dan Indikator

Secara umum, M&E program pelatihan mencakup lima komponen utama, yaitu: (1) konteks, (2) input, (3) proses, (4) output, dan (5) outcome.

• M&E komponen konteks pada dasarnya mempertanyakan apakah program pelatihan sesuai dengan landasan kebijakan program/proyek, tantangan masa datang, dan kondisi

lingkungan

Komponen konteks mencakup indikator yang mempertanyakan apakah program pelatihan sesuai dengan: (a) landasan kebijakan program/proyek yang berlaku, (b) kondisi sosiologis dan fakta target group program/proyek, (c) tantangan kedepan bagi peserta pelatihan, (d) aspirasi target group program/proyek, (d) daya dukung target group terhadap program/proyek

Indikator-indikator tersebut seharusnya menjadi landasan program/proyek dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan M&E, yang dipertanyakan adalah: apakah visi, misi, dan tujuan serta sasaran yang dirumuskan telah sesuai dengan indikator-indikator eksternal tersebut di atas.

• M&E komponen input pada dasarnya mempertanyakan apakah input-input pelatihan siap untuk digunakan. Siap berarti mencakup keberadaan, kuantitas maupun kualitasnya. Komponen input mencakup indikator antara lain: (a) kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu, (b) sumberdaya manusia (staf), (c) sumber daya selebihnya (dana, peralatan, perlengkapan, bahan), (d) harapan prestasi tinggi, (e) fokus pada pelanggan, (f) manajemen, terdiri dari tugas, rencana, program, regulasi (ketentuan-ketentuan, limitasi, prosedur kerja, dan sebagainya). Input mana yang dicermati dalam M&E tergantung sasaran yang ingin dicapai dan program yang dilaksanakan.

Idealnya indikator-indikator input tersebut telah siap sehingga proses pendidikan yang diprogramkan dapat berjalan dengan baik. Di dalam pelaksanaan M&E dipertanyakan apakah sumberdaya manusia (pelaih/fasilitator, tata usaha, peserta/pembelajar), berbagai rancangan pembelajaran sebagai aplikasi kurikulum, berbagai sarana pendukung kegiatan pelatihan yang diperlukan, anggaran, dan sebagainya telah disusun atau diadakan sesuai kebutuhan.

• M&E komponen proses pada dasarnya mempertanyakan apakah proses pengolahan input telah sesuai dengan yang seharusnya. Artinya apakah proses tersebut telah sesuai dengan prinsip yang diyakini atau terbukti baik.

Komponen proses dalam penyelenggaraan pelatihan sebagai contoh antara lain indikator: (a) proses belajar mengajar yang efektif, (b) kepemimpinan penyelenggara, (c) penciptaan lingkungan pelatihan yang nyaman dan tertib, (d) pengelolaan tenaga trainer/fasilitator yang efektif, (e) pemilikan budaya mutu, (f) kerjasama tim kerja yang kuat, (g) kemandirian, (h) partisipasi yang tinggi dari peserta dan institusinya, (h) keterbukaan, (i) kemauan untuk

TPS-ToF/TRAINING-1/SR-FEB-162007 177 TPS-ToF/TRAINING-1/SR-FEB-162007 177

Idealnya indikator-indikator dalam komponen proses tersebut berjalan sesuai dengan prinsip dan konsep yang dijadikan landasan berpikir. Oleh karena itu, dalam M&E dipertanyakan apakah proses-proses yang terkait dengan program yang diajukan telah berjalan seperti prinsip yang melandasi pembelajaran orang dewasa yang partisipatif

• M&E komponen output pada dasarnya mempertanyakan apakah sasaran yang ingin dicapai pada suatu program tertentu telah tercapai. Dengan demikian untuk komponen output, M&E baru dapat dilakukan pada saat program sudah selesai dan kegiatannya merupakan evaluasi.

Komponen output selalu mengenai kinerja pembelajar, karena pelatihan pada dasarnya fokus pada keberhasilan peserta. Artinya apapun program yang diajukan, wujud outputnya harus berbentuk kinerja peserta atau yang biasa disebut hasil belajar. Hasil belajar dapat bersifat peningkatan kualitas kerja, perbaikan dalam pelayanan, dan sebagainya. Juga dapat bersifat tidak langsung terkait dengan materi pelatihan, misalnya harga diri, kejujuran, kerjasama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi, dan sebagainya. Juga sangat mungkin ada output yang bersifat antara, misalnya intensitas kehadiran peserta, intensitas dan antusiame proses belajar mengajar, dan sebagainya. Namun hasil antara tersebut harus benar-benar sebagai wahana untuk mewujudkan hasil belajar.

• M&E komponen outcome pada dasarnya mempertanyakan dampak dari program pelatihan. Dampak biasanya muncul setelah output terjadi beberapa lama. Dampak dapat terjadi pada pembelajar (lulusan), misalnya meningkatnya permintaan dan intensitas memfasilitasi pelatihan serupa. Dampak juga dapat mengenai program/proyek, misalnya peningkatan popularitas program/proyek, tingkat kepercayaan kepada program/proyek, perbaikan pelayanan pemda kepada publik, dan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN PROGRAM ACARA CHATZONE(Studi Terhadap Manajemen Program Acara di Stasiun Televisi Lokal Agropolitan Televisi Kota Batu)

0 39 2

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur

10 166 162

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Pembangunan Sistem Informasi di PT Fijayatex Bersaudara Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

5 51 1

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1

Sistem Pemasaran Dan Pemesanan Barang Dengan Metode Customer Relationship Management Berbasis Web Pada PT.Yoshindo Indoensia Technology Jakarta

11 68 215

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80