DEPARTEMEN OSEANOGRAFI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017

BAB I PENDAHULUAN

Diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa. Lebih-lebih jika bangsa itu sedang membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan zamannya. Dilihat dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain adalah usaha sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik. Menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi. Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih nikmat. Pembangunan adalah suatu intervensi manusia terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun lingkungan sosial budaya. Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju perkembangan dunia, terjadi pula dinamika masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia di dalam masyarakatnya.

Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata, materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila. Bahwa hakekat pembangunan Nasional adalah pembangunam manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi pembangunan hendaknya menempatkan manusia sebagai pusat intcraksi kcgiatan pcmbangunan spiritual maupun material. Pembangunan yang melihat manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Hal itu berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia. Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa. Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta integritas sosial yang tinggi. Manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dewasa ini kita dihadapkan paling tidak kepada tiga masalah yang saling berkaitan yaitu suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa, dengan latar belakang sosio budaya yang beraneka ragam. Kemajemukan tersebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial, yaitu kesukuan dan Dewasa ini kita dihadapkan paling tidak kepada tiga masalah yang saling berkaitan yaitu suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa, dengan latar belakang sosio budaya yang beraneka ragam. Kemajemukan tersebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial, yaitu kesukuan dan

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai apa itu masyarakat, apa yang dimaksud dengan kebudayaan, bagaimana hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan, kebudayaan seperti apa yang harusnya ada dalam kehidupan bermasyarakat serta bagaimana kebudayaan dalam bermasyarakat bisa berubah arah atau mengalami perubahan. Sehingga dengan menyusun tulisan ini diharapkan bisa terus menjaga dan melestarikan kebudayaan yang sudah menjadi norma dalam kehidupan sehari-hari, dan akhirnya bisa tercipta kehidupan bermasyarakat yang

adil, aman, dan sejahtera.

BAB II ISI

2.1. Masyarakat

Berikut merupakan pengertian dari masyarakat menurut beberapa ahli : • Koentjaraningrat Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

• Selo Soemardjan Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

• Paul B. Horton & C. Hunt Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

• L Gillin dan J.P Gillin Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai

kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. • Emile Durkheim Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota

sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.

• Karl Marx Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah manusia

yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang salingberhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

2.2. Konsep Kebudayaan

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Dalam pengertian sehari-hari, kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian. Akan tetapi apabila istilah kebudayaan diartikan menurut ilmu-ilmu social, kesenian merupakan salah satu saja dari kebudayaan. Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan Bronislaw Malinowski, mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herskovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang super organic karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi kegenerasi tetap hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.

Kata ‘kebudayaan’ berasal dari budhayyah (bahasa sanksekerta) yang merupakan bentuk jamak dari ‘buddhi’, yang berarti budi atau akal. Kebudayaan

diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Adapaun istilah culture yang merupakan bahasa asing, sama artinya dengan kebudayaan yang berasal dari kata latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Sehingga culture dipahami sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Antropolog EV Tylor memberikan definisi kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural- Determinism . Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Ralph Linton , kebudayaan merupakan keseluruhan dari pengetahuan sikap dan pola perilaku manusia yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat. Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanmasyarakat. Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:

a) Kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.

b) Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.

2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.

3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 1. Perbedaan antara masyarakat desa dan masyarakat kota

Masyarakat Desa (Rural Community) Masyarakat Kota (Urban Community)

Warga memiliki hubungan lebih erat Jumlah penduduk tidak menentu Sistem kehidupannya berkelompok atas

Bersifat Individualis

dasar kekeluargaan Pekerjaan lebih bervariasi,lebih sulit

Umumnya hidup mengandalkan alam

mencari pekerjaan Perubahan social terjadi secara cepat,

Golongan orang tua memegang peranan menimbulkan konflik golongan tua dan penting

golongan muda

Hubungan penguasa dan rakyat bersifat Interaksi lebih disebabkan faktor informal

kepentingan daripada pribadi Mengutamakan keperluan utama

Mengutamakan kebutuhan hidup yang kehidupan

bersifat prestise

Kehidupan agama lebih kental Kehidupan agama lebih longgar

2.3. Konsep Nilai dan Sistem Nilai Budaya

Bagian penting dari kebudayaan suatu masyarakat adalah nilai social. Suatu tindakan dianggap sah, dalam arti secara moral diterima, kalau tindakan tersebut harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana tindakan tersebut dilakukan. Dalam sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesalehan beribadah, maka apabila ada orang yang malas beribadah tentu akan menjadi bahan pergunjingan.

Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Horton and Hunt mendefinisikan nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti. Dalam rumusan lain, nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu hal, apakah hal itu pantas atau tidak pantas, penting atau tidak penting, mulia ataukah hina. Sesuatu itu dapat berupa benda, orang, pengalaman, tindakan, dan seterusnya.

Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu:

1. Nilai material, meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani

2. Nilai vital, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas

3. Nilai kerohanian, meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral, dan nilai keagamaan.

Menurut Koentjaraningrat (1981) Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem nilai budaya ini telah melekat dengan kuatnya dalam jiwa setiap anggota masyarakat sehingga sulit diganti atau diubah dalam waktu yang singkat. Sistem budaya ini menyangkut masalah-masalah pokok bagi kehidupan manusia.

Sistem nilai budaya ini berupa abstraksi yang tidak mungkin sama persis untuk setiap kelompok masyarakat. Mungkin saja nilai-nilai itu dapat berbeda atau bahkan bertentangan, hanya saja orientasi nilai budayanya akan bersifat universal.

Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai, menurut C. Kluckhon dalam karyanya variations in value orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:

1) Hakikat hidup manusia. Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrim. Ada yang berusaha untuk memadamkam hidup (nirvana = meniup habis). Ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai sesuatu hal yang baik (mengisi hidup).

2) Hakikat karya manusia. Setiap manusia pada hakikatnya berbeda-beda, di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.

3) Hakikat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda. Ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.

4) Hakikat alam manusia. Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.

5) Hakikat hubungan manusia. Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horisontal maupun secara vertikal kepada tokoh- tokoh. Ada pula yang berpandangan individualist’s (menilai tinggi kekuatan sendiri).

2.4. Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat

Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, karena kekuatan yang harus dihadapi oleh masyarakat dan anggota-anggotanya (misalnya kekuatan alam) yang tidak selalu baik bagi mereka. Ditambah lagi manusia sebagai masyarakat itu sendiri perlu kepuasan baik spiritual maupun material. Apabila manusia sudah dapat mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam serta hidup damai dengan manusia-manusia lainnya, maka akan timbul keinginan untuk menyatakan perasaan dan keinginan yang akan disalurkan seperti kesenian. Jadi, fungsi kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi sebagai berikut:

1. Melindungi diri dari alam

Hasil karya manusia melahirkan tekhnologi yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Dengan tekhnologi, manusia dapat memanfaatkan dan mengolah alam untuk kebutukan hidupnya, sehingga manisia dapat menguasai alam.

2. Mengatur tindakan manusia

Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang kesemuanya itu berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan berlaku dalam pergaulan hidup dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula sebagai

“design for living” artinya kebudayaan adalah garis-garis pokok tentang perikelakuan atau “blue print for behavior”, yang menetapkan peraturan- peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Unsur-unsur normativ yang merupakan bagian dari kebudayaan itu diantaranya adalah:

• Unsur yang menyangkut pertanian, berhubungan dengan hal-hal yang baik dan buruk, menyenangkan dan tidak menyenangkan. Misalnya, perilaku

laki-laki yang memakai anting, kalung, tato, rambut panjang, dan lain sebagainya yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat dan pasti ada yang menilai baik dan buruknya.

• Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan seseorang. • Unsur kepercayaan. Misalnya, harus mengadakan upacara adat pada saat

kelahiran, perkawinan, kematian, dan lain-lain.

3. Sebagai wadah segenap perasaan

Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat mengungkapkan perasaan seseorang dalam masyarakat ataupun untuk memuaskan keinginan, misalnya dengan adanya seni-seni dalam masyarakat.

2.5. Hubungan antara Unsur Kebudayaan dalam Masyarakat

Unsur kebudayaan dan masyarakat memiliki beberapa hubungan, hubungan tersebut antara lain :

1. Peralatan dan perlengkapan hidup hasil karya manusia melahirkan teknologi/budaya salah satu dari hasil teknologi adalah melindungi manusia.

2. Alat-alat produksi Alat-alat yang berfunsi melaksanakan suatu pekerjaan produktif.

3. Senjata Dalam masyarakat tradisyonal maupun masyarakat modern, senjata memiliki fungsi yang berbeda.

4. Wadah Alat atau piranti untuk menampung/menyimpan barang-barang

5. Makanan dan minuman merupakan barang-barang yang dikonsumsi manusia.

6. Pakaian dan perhiasan Bahan pakaian pada zaman dahulu berbeda dengan bahan pakaian zaman sekarang, begitu juga dengan perhiasan.

7. Rumah/tempat berlindung Rumah sebagai tempat berteduh, memiliki model dan bentuk yang berbeda-beda.

8. Alat transportasi untuk melaksanakan aktivitasnya manusia memerlukan alat transportasi yang memadai.

2.6. Dinamika Kebudayaan dalam masyarakat

Kebudayaan lahir karena manusia membutuhkan unsur-unsur kebudayaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Melaluisarana pewarisan budaya, manusia mempelajari kebudayaannya secara turun-temurun. Selanjutnya, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, manusia mulai menggunakan alat-alat teknologi modern untuk mencari makanan. Oleh karena itu, seorang individu harus mempelajari kebudayaan agar mampu beradaptasi dengan lingkungan alam maupun sosial yang selalu mengalami perubahan.

Kebudayaan bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan walaupun gerak perubahannya beraneka ragam seperti ada yang berubah dengan cepat dan ada juga yang berubah secara lambat. Kebudayaan bukan merupakan sesuatu yang diwariskan secara biologis. Kebudayaan merupakan proses belajar sehingga kelangsungan hidup manusia memerlukan proses pewarisan budaya secara turun- temurun.

Perubahan lingkungan sosial dan alam yang menuntut dilakukannya adaptasi oleh individu tersebut merupakan proses dinamika kebudayaan. Pewarisan dan perubahan kebudayaan tersebut dinamakan dinamika kebudayaan.

Pengertian Dinamika kebudayaan adalah proses yang sedang berlangsung sehingga tidak mengenal istilah berasal dari sesuatu atau berakhir di dalam suatu keadaan tertentu. Dinamika kebudayaan adalah suatu proses yang tidak berujung Pengertian Dinamika kebudayaan adalah proses yang sedang berlangsung sehingga tidak mengenal istilah berasal dari sesuatu atau berakhir di dalam suatu keadaan tertentu. Dinamika kebudayaan adalah suatu proses yang tidak berujung

Dinamika kebudayaan berkaitan dengan faktor perubahan yang berasal dari dalam (internal) dan dari luar masyarakat (eksternal). Faktor perubahan kebudayaan yang berasal dari dalam masyarakat adalah penduduk, teknologi, penemuan baru, ekonomi, konflik, dan pemberontakan. Faktor perubahan kebudayaan yang berasal dari luar masyarakat adalah faktor alam dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

1. Faktor Internal

a) Penduduk

Penduduk merupakan faktor penting yang ikut andil dalam menentukan perubahan kebudayaan. Misalnya, pertumbuhan penduduk akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam susunan masyarakat, lembaga- lembaga kemasyarakatan, pengelompokan masyarakat, mata pencaharian, dan sistem perumahan yang kompleks.

b) Teknologi dan Penemuan Baru

Majunya bidang teknologi dan penemuan baru dapat menyebabkan bertambah baiknya berbagai sarana peralatan dan fasilitas kehidupan. Contohnya transportasi di daratan yang dulu menggunakan tenaga binatang kini telah berubah memakai mesin. Kapal layar yang dulu hanya mengandalkan pada angin kini telah berkembang dengan kapal motor dan kapal uap sebagai tenaga penggerak. Berkembangnya kemajuan teknologi ini tidak hanya di bidang transportasi dan komunikasi, tetapi pada bidang-bidang lainnya, seperti bidang pendidikan, organisasi pemerintah, pertanian, dan pertahanan.

c) Ekonomi

Kehidupan ekonomi suatu masyarakat pertama kali ditandai dengan sistem perdagangan tukar-menukar barang. Lambat laun sistem ini berkembang lebih luas, yaitu dengan terbentuknya pasar sebagai tempat berkumpul dan terjadinya interaksi antara konsumen dan produsen. Selanjutnya, berkembang perdagangan dengan alat pembayaran berupa uang. Perkembangan lebih luas lagi hingga terjadi perdagangan antarbangsa atau perdagangan internasional.

Pasar dan pelabuhan merupakan sarana bertemunya berbagai bangsa dan sarana pergaulan antarbangsa yang membawa perubahan pada kebudayaan.

d) Konflik (Pertentangan)

Pertentangan dalam masyarakat mungkin terjadi antara orang dan kelompok atau antara kelompok dan kelompok. Akibatnya, dalam masyarakat terjadi pergeseran nilai kebudayaan.

e) Pemberontakan atau Revolusi

Terjadinya pemberontakan dan perang dalam suatu masyarakat atau bangsa dapat pula mendorong timbulnya perubahan kebudayaan dari bangsa atau masyarakat tersebut. Misalnya, terjadinya revolusi Indonesia pada tahun 1945 saatbangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Revolusi ini memberikan akibat besar, yakni terusirnya penjajah dari bumi Nusantara. Dengan modal kemerdekaan, terjadi perubahan secara besar-besaran, baik dalam lembaga masyarakat maupun dalam struktur masyarakat Indonesia itu sendiri.

2. Faktor Eksternal

Faktor ini dikenal dengan faktor pengubah kebudayaan yang berasal dari luar masyarakat. Faktor ini terdiri atas beberapa hal, antara lain sebagai berikut.

a) Alam

Bentang alam dapat dijadikan salah satu faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan. Hal ini terlihat dari kehidupan manusia di daerah pegunungan yang mengalami bencana alam. Masyarakat yang terkena bencana tersebutkemudian dipindahkan ke daerah dataran rendah yang kehidupannya bersawah. Hal ini akan berakibat terjadinya perubahan pola kebudayaan, yaitu masyarakat tersebut akhirnya harus beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan alam lingkungan yang baru termasuk pola aktivitasnya. Masyarakat pegunungan yang dulunya berladang di kebun, lembah, lereng, dan puncak gunung kini bercocok tanam di daerah persawahan. Dengan contoh di atas faktor alam ikut menentukan perubahan kebudayaan suatu masyarakat.

b) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Kontak yang terjadi antargolongan masyarakat atau antarbangsa dapat menimbulkan pengaruh timbal balik antarmasyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang mengadakan kontak dan komunikasi dengan bangsa lain akan terjadi proses saling memengaruhi yang terjadi melalui berbagai macam cara, antara lain sebagai berikut : - Akulturasi (acculturation) atau kontak kebudayaan, yaitu pertemuan dua

kebudayaan dari dua bangsa yang berbeda sehingga satu sama lain saling memengaruhi sehingga terjadilah perpaduan kebudayaan.

- Difusi (diffusion), yaitu proses penyebaran kebudayaan yang dilakukan oleh suatu bangsa.

BAB III PENUTUP

Rentangan yang luas dari bumi Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau menyebabkan masyarakatnya hidup secara terpisah, namun bukan berarti tidak ada hubungan sama sekali di antara mereka. Dengan letak geografisnya yang strategis juga ditunjang oleh kekayaan alam yang melimpah banyak menarik minat bangsa- bangsa lain untuk berusaha menguasainya. Tidak heran bahwa dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, banyak diwarnai dengan kunjungan-kunjungan perniagaan sampai pada pendudukan wilayah Indonesia oleh bangsa asing.

Terlepas dari pengaruh baik-buruknya hubungan antara bangsa asing dengan berbagai masyarakat yang ada di Indonesia, bila dilihat dari sisi budaya ternyata bangsa asing itu sangatlah berkontribusi terhadap keadaan politik dan perkembangan budaya-budaya lokal.

Praktek kolonialisme yang ada di Indonesia ternyata telah membangkitkan rasa penderitaan dan nasib yang sama dari berbagai perbedaan, lapisan, dan bentuk masyarakat yang tersebar di Indonesia. Keinginan yang kuat untuk melepaskan diri dari belengggu penjajahan ternyata mampu melucuti seperangkat perbedaan masyarakat, dimana semua fihak mengikrarkan diri sebagai satu kesatuan dibawah nilai-nilai kebangsaan, kewilayahan, dan kebahasaan. Nilai-nilai inilah yang dianggap sebagai cikal-bakal keberadaan kebudayaan bersama : kebudayaan Indonesia.

Namun dalam perkembangannya, tentu tidak lepas dari unsur kepentingan dan juga pengakuan, kebudayaan Indonesia sebagai suatu induk kebudayaan dan konsep kesatuan kemudian menuai berbagai masalah. Agaknya sukar bagi kebudayaan Indonesia untuk bisa mengakomodir segenap aspirasi dari seluruh budaya-budaya lokal yang ada. Perumusan kebudayaan nasional kemudian dinyatakan dalam konsep-konsep yang lebih sederhana yaitu dengan merumuskannya dalam bentuk substansi, orientasi, dan fungsi kebudayaan itu sendiri selain dari perumusan tentang kebudayaan Indonesia sebagai kompleks dari idea dan material tentang keteradaan, keberlangsungan, dan pencarian budaya.

Keteradaan budaya berarti bahwa kebudayaan Indonesia itu sudah terbentuk, dari mulai kesadaran politik untuk membentuk Negara, menetapkan sumber-sumber hukum dan nilai, Pancasila dan UUD 45 sebagai pandangan hidup dan dasar negara, bahasa Indonesia, teknologi yang diambil dari luar, pendidikan, moderenisasi dalam segala lapangan, sistem politik, kesenian seperti musik dengan variasinya yang digandrungi dengan melewati batas agama, suku, daerah, pendidikan dan status sosial, tanpa mempersoalkan asal-usul asal budaya tersebut.

Keberlangsungan budaya berarti bahwa kebudayaan Indonesia itu dalam proses pembentukan yang senantiasa menentukan nilai-nilai yang terbaik sebagai pengaruh dorongan-dorongan perubahan baik dari dalam ataupun dari luar masyarakat. Dalam proses pencarian berarti bahwa kebudayaan Indonesia itu senantiasa berusaha mewujudkan suatu kondisi yang diharapkan dari satu bentuk kehidupan bersama; yaitu dengan memupuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia adalah satu potensi kekuatan dari bangsa yang besar, yanguntuk itu sangat diperlukan kerjasama, semangat kebersamaan, rasa toleransi, emphati yang tinggi yang senantiasa mengacu pada substansi tiga orientasi waktu : masa lalu, masa kini, dan masa depan.