Masalah Akibat Keberagaman Budaya

Bagian 6 Masalah Akibat Keberagaman Budaya

Mengatur serta mengurus sejumlah orang yang sama ciri-ciri, kehendak, dan adat istiadatnya tentunya lebih mudah daripada mengurus dan mengatur sejumlah orang yang semuanya berbeda-beda mengenai hal-hal tersebut. Gagasan yang menarik diangkat untuk mengatasi/ mengikis kesalah pahaman dan membangun benteng saling pengertian adalah dengan multikulturalisme dan sikap toleransi serta empati antar budaya (Kusumohamidjojo, 2000).

1. Multikulturalisme Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia. Ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan mengenai penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, kebiasaan, budaya, dan politik yang mereka anut. Didalam multikulturalisme masyarakat diminta untuk melihat dan menyikapi perbedaan, multikulturalisme juga mengajak masyarakat untuk melihat keragaman budaya di dalam kacamata kesederajatan maksudnya tidak ada budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain. Didalam multikulturalisme juga tidak boleh ada diskriminasi terhadap suatu komunitas suku bangsa tertentu karena hal itu akan menjadi benih perpecahan dan konflik. Semua suku bangsa harus diperlakukan sama dan dilibatkan dalam berbagai aspek kebangsaan baik sosial, politik, hukum, maupun pertahanan dan keamanan. Hanya dengan cara yang demikianlah seluruh potensi suku bangsa akan bahu-membahu membangun perdapan bangsanya yang lebih baik.

2. Toleransi dan empati Sikap toleransi berarti sikap yang rela menghargai dan menerima perbedaan dengan orang atau kelompok lain. sedangkan Empati adalah keadaan dimana mental yang membuat seseorang mengidentifikasi atau merasa dirinya ada dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang/kelompok lain. Sikap toleran dan empati ini sangat penting untuk ditumbuh kembangkan di 2. Toleransi dan empati Sikap toleransi berarti sikap yang rela menghargai dan menerima perbedaan dengan orang atau kelompok lain. sedangkan Empati adalah keadaan dimana mental yang membuat seseorang mengidentifikasi atau merasa dirinya ada dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang/kelompok lain. Sikap toleran dan empati ini sangat penting untuk ditumbuh kembangkan di

Keberagaman budaya merupakan tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat Indonesia. Namun apabila tidak dikelola dan ditangani dengan baik maka keberagaman budaya akan dapat mendorong timbulnya persaingan dan pertentangan sosial. Sebagai peluang, keragaman budaya jika dibina dan diarahkan secara tepat, maka akan menjadi suatu kekuatan atau potensi dalam melaksanakan pembangunan bangsa dan Negara Indonesia. Masalah yang paling menonjol dari keberagaman budaya ini adalah konflik pertentangan sosial.

Kita harus menyadari bahwa kehidupan masyarkat Indonesia sangat majemuk dalam suku bangsa dan budaya. Keberagaman suku bangsa dan budaya itu akan berdampak negatif, berupa timbulnya pertentangan antar budaya, jika tidak benar- benar ditangani secara tepat. Kehidupan bangsa Indonesia yang beragam suku bangsa dan budaya, kadang-kadang diwarnai oleh konflik antar budaya. Hal itu terbukti dari timbulnya berbagai kerusakan sosial dalam lingkungan masyarakat.

Perubahan nilai-nilai budaya akibat pengaruh globalisasi ternyata telah memicu timbulnya konflik sosial budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Jakarta sebagai ibu kota Negara seringkali diwarnai oleh peristiwa kerusuhan sosial, seperti peristiwa Tanjung Priuk dan prasasti. Konflik sosial tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan harta yang cukup banyak. Warga masyarakat yang tidak berdosa banyak yang menjadi korban amuk massa. Konflik sosial akibat keberagaman budaya mempunyai dampak negatif yang amat luas dan kompleks. Pada era reformasi sekarang ini, dampak negatif akibat keberagaman social budaya, antara lain sebagai berikut :

a. Menimbulkan krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan yangsulit diatasi menyebabkan naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok serta rendahnya daya beli masyarakat.

b. Menimbulkan konflik antar elite dan golongan politik.

c. Menimbulkan konflik antar suku bangsa, antar golongan, atau antar kelas sosial, sehingga menyebabkan timbulnya perilaku anarkisme, terorisme, sekularisme, primordialisme, separalisme, dan sebagainya.

d. Menimbulkan perubahan sosial dan budaya yang terlalu cepat, sehingga terjadi perubahan nilai dan norma sosial.