menggunakan berbagai tehnik penilaian. Analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai
intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna mementukan apakah harga saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum
Halim,2005:21. Analisis fundamental digunakan untuk memilih saham yang terbaik, sedangkan analisis teknikal digunakan untuk menentukan saat yang tepat
untuk membeli atau menjual saham Sinaga,2011:14. Menurut Fakhruddin dan Sopian 2001:55, analisis fundamental adalah teknik
yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yanga akan datang dengan cara :
1. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa mendatang.
2. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham.
2.4.6 Teori Keynes Investasi terhadap Sektor Ekonomi
Analisa Pendapatan Nasional mempunyai 3 pendekatan model perekonomian yaitu:
1. Perekonomian 2 sektor Rumah Tangga dan Badan Usaha
Y = C + I
2. Perekonomian 3 sektor Rumah Tangga, Badan Usaha, Pemerintah
Y = C + I + G
Universitas Sumatera Utara
Jumlah dari C, I dan G mencerminkan pembelian barang dan jasa oleh konsumsi rumah tangga, badan usaha dan pemerintah. Untuk menentukan
pembelian barang dan jasa domestik, harus diketahui ekspor bersih atau net export yaitu dengan mengurangkan Impor dan menambahkan Ekspor.
3. Perekonomian 4 sektor Rumah Tangga, Badan Usaha, Pemerintah, Perdagangan Internasional
2.4.7 Pengaruh Harga Saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham :
1. Nilai tukar rupiah
Nilai tukar Rupiah atau disebut juga Kurs Rupiah adalah perbandingan nilai atau harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain
2. Suku bunga
Suku bunga merupakan harga atas dana yang dipinjam Reelly and Brown, 1997
3. Inflasi
Inflasi adalah peningkatan secara umum dari harga-harga barang dan jasa, yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat, atau pengurangan daya beli
dari mata uang negara tersebut
4. Infrastruktur
Banyak negara di dunia, mengundang investor guna berpartisipasi
Universitas Sumatera Utara
menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi
tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif
pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis, Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia
usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
5. Pemerintah
Pengeluaran pemerintah disini adalah meliputi semua pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah sebagai salah satu
pelaku ekonomi yang memiliki tujuan untuk mendukung kegiatan roda perekonomian agar berjalan lebih baik dan bersemangat. Peran pemerintah
seperti dikemukakan oleh Keynes sering kali diperlukan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.
Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika investasi
dilambangkan dengan huruf I dan tingkat bunga dilambangkan dengan huruf i,
maka secara umum fungsi permintaan akan investasi dapat dituliskan :
I = Investasi
I
=
Investasi otonom
Universitas Sumatera Utara
i = Tingkat bunga
p = proporsi I terhadap i
Permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Dengan logika ekonomi hal ini sangat mudah dipahami. Apabila tingkat bunga tinggi,
orang akan lebih senang menyimpan uangnya di bank daripada menginvestasikannya, sebab hasil harapan expected return yang akan diperoleh
dari bunga bank lebih besar daripada hasil harapan yang akan diterima dari penanaman modal, akibatnya permintaan akan investasi berkurang. Tingginya
bunga mencerminkan pula mahalnya kredit, sehingga mengurangi gairah investasi dikalangan pengusaha. Hal sebaliknya terjadi jika tingkat bunga rendah.
Metode perhitungan indeks harga saham :
Indeks Harga Saham Individu
Secara sederhana rumus untuk menghitung indeks harga saham adalah berikut ini.
IHS= H
t
H
o
x 100
HIS = Indeks harga saham H
t
= Harga pada waktu yang berlaku H
o
= Harga pada waktu dasar
Indeks Harga Saham Gabungan
Universitas Sumatera Utara
Situasi pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mengetahui indeks harga saham gabungan. Untuk perhitungan indeks harga saham gabungan ini, caranya
hampir sama dengan menghitung indeks harga saham individual, tetapi harus menjumlahkan seluruh harga saham yang tercatat. Rumus untuk menghitung
indeks harga saham gabungan IHSG adalah sebagai berikut.
IHSG = ∑Ht∑Ho x 100
∑Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku ∑Ho= Total harga semua saham pada waktu dasar
Kedua cara di atas dalam menentukan baik indeks harga saham individual maupun indeks harga saham gabungan merupakan cara yang sederhana tertimbang.
Indeks tertimbang merupakan indeks yang mempertimbangkan faktor-faktor yang akan mempengaruhi naik turunya angka indeks tersebut. Besar kecilnya bobot
tergantung dari besarnya pngaruh dari perubahan harga saham tersebut mempengaruhi keseluruhan harga sahan yang ada. Saham yang berperan kecil
dalam mempengaruhi pasar akan diberi bobot kecil.
2.4.8 Resiko Saham
Seperti yang kita ketahui dalam perdagangan saham ada istilah high risk- high return, saham yang berpotensi memberikan keuntungan yang tinggi memiliki
resiko kerugian yang besar pula. Pemegang saham dan calon investor perlu
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan hal ini. Risk atau resiko dalam perdagangan saham dapat diartikan sebagai kemungkinan return aktual berbeda dengan return yang diharapkan
Tandelilin,2001:7. Resiko yang ada pada pasar modal pada umumnya terbagi dua, yaitu resiko sistematik systematic risk dan resiko tidak sistematik
unsystematic risk. Resiko sistematik systematic risk sering dikatakan sebagai resiko pasar
karena dipengaruhi keadaan pasar dan kondisi ekonomi yang sedang terjadi. Resiko ini merupakan resiko yang pasti ada di setiap perusahaan yang ada di pasar
modal. Sedangkan resiko tidak sistematik unsystematic risk lebih cenderung berhubungan dengan keadaan dan kinerja perusahaan itu sendiri atau perusahaan-
perusahaan lain yang berada pada sektor sejenis. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian resiko sistematik yang berhubungan dengan indikator Beta.
Resiko Sistematik
Resiko sistematik yang disebut juga resiko pasar karena mempengaruhi semua perusahaan disebabkan oleh perubahan yang terjadi di pasar. Perubahan-
perubahan yang terjadi di pasar ini diluar dari keadaan perusahaan itu sendiri, biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, kondisi perekonomian di masa
itu, inflasi, perubahan tingkat suku bunga, perubahan nilai tukar mata uang, sistem perpajakan yang diberlakukan pemerintah, siklus bisnis, kebijakan pemerintah,
dan faktor makro lainnya. Dikatakan sistematik karena resiko ini adalah resiko yang saling berhubungan yang menimbulkan dampak yang berkesinambungan
dan diluar kendali bank perusahaan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Indikator Beta
Beta adalah koefisien pergerakan harga saham terhadap harga pasar. Beta merupakan tingkat sensitif saham terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam pasar. Resiko sistematik adalah bagian dari pasar keseluruhan saham, kondisi pasar ini yang akan menjadi indikator berubahnya harga saham
perusahaan-perusahaan yang ada. Yang merupakan ukuran keadaan keseluruhan harga saham di Indonesia merupakan harga saham IHSG. Pertama, kita perlu
mencari return pasar dan return saham setiap perusahaan kemudian meregreskan keduanya sehing diperoleh nilai Beta. Rumus mencari return pasar adalah sebagai
berikut :
R mt =
IHSG t-1 IHSGt – IHSG t-1
Dimana, Rmt = return pasar bulan t
IHSGt = harga saham bulan t IHSGt-1 = harga saham bulan sebelumnya
Kemudian kita masukkan dalam model indeks tunggal. Menurut William Sharpe, cara menghitung resiko saham adalah dengan menggunakan model indeks
tunggal. Model indeks tunggal mengaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks pasar Tandelilin,2001:68. Secara matematis model indeks tunggal
adalah sebagai berikut :
Ri = αi + βi Rm + ei
Universitas Sumatera Utara
Dimana : Ri = return sekuritas i
Rm = return indeks pasar αi = bagian return sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
βi = ukuran kepekaan return saham i terhadap perubahan return pasar ei = tingkat kesalahan residual
Beta saham dapat dihitung dengan meregresikan secara time-series return saham
perusahaan per bulan dengan return pasar IHSG. 2.4.9
Kerangka Konseptual GAMBAR 2.2.
Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor aspek fundamental keuangan perusahaan dan resiko sistematik yang ada di pasar terhadap harga
saham perusahaan tersebut. Saham perusahaan yang dianalisis adalah saham perusahaan perbankan yang dominan di Indeks LQ 45 tahun 2008-2012. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Harga saham perbankan di Indonesia, sedangkan variabel bebasnya adalah aspek fundamental yang berupa ROA, ROE,
DER, EPS, PER dan suku bunga antar bank JIBOR serta BI Rate.
2.4.10 Hipotesis