maupun riil. Sementara harga saham mempunyai pergerakan yang searah dengan stock return, sehingga secara tidak langsung kontraksi moneter berkorelasi negatif
dengan harga saham. Hasil kajian Kohn dan Sack 2003 secara langsung membuktikan bahwa kontraksi moneter secara signifikan berdampak pada
penurunan harga saham. Selain mempengaruhi harga saham, kebijakan moneter juga dipercayai dapat berdampak pada volatilitas di pasar saham. Volatilitas
merupakan salah satu faktor penting yang diperhatikan oleh para investor dalam menentukan portofolio investasinya. Bomfim 2003 dengan menggunakan
pengumuman hasil rapat FOMC sebagai indikator policy surprise menemukan hubungan yang positif antara pre-announcement dan announcement dengan
volatilitas pasar saham. Sementara, Chen et al 1999 tidak menemukan hubungan yang signifikan ketika menggunakan discount rate sebagai proksi kebijakan
moneter.
2.3.6 Kebijakan Moneter dan Pasar Keuangan
Tugas bank sentral dalam menjalankan kebijakan moneter terkait erat dengan pasar keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya, bank sentral secara
signifikan mampumempengaruhi aktivitas pasar keuangan melalui dua jalur utama Carmichael and Harper, 1995. Pertama, bank sentral mempunyai otoritas untuk
membuat regulasi yang berpengaruh terhadap institusi di pasar keuangan, khususnya perbankan. Selain itu, bank sentral juga mempunyai otoritas untuk
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi bahkan mengatur tingkat suku bunga melalui insrumen kebijakan moneternya. Suku bunga kebijakan moneter ini akan mempengaruhi suku bunga
perbankan baik jangka pendek maupun jangka panjang yang selanjutnya mempengaruhi return dari berbagai portofolio pasar keuangan seperti saham dan
obligasi. Kedua, bank sentral dapat melakukan transaksi langsung di pasar keuangan open market operation yang dapat mempengaruhi likuiditas pasar
keuangan. Dengan transaksi ini, bank sentral dapat mempengaruhi harga instrumen pasar
keuangan. Secara teoritis, kebijakan moneter yang dilaksanakan oleh bank sentral dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu pendekatan kuantitas quantity
targeting dan pendekatan harga price targeting. Bank sentral yang mengadopsi pendekatan kuantitas akan menggunakan besaran uang beredar seperti uang
primer base moneyM0 dan broad money M2 sebagai target operationalnya. Instrumen kebijakan moneter yang lazim digunakan oleh bank sentral untuk
mempengaruhi besaran uang beredar tersebut antara lain: giro wajib minimum GWM, operasi pasar terbuka OPT, dan kebijakan diskonto discount rate
policy. Sedangkan bank sentral yang mengadopsi pendekatan harga menggunakan suku bunga jangka pendek sebagai target operasionalnya. Kedua
pendekatan kebijakan moneter tersebut mempunyai dampak yang searah pada pasar keuangan. Beberapa artikel mencoba menjelaskan keterkaitan antara
kebijakan moneter dan pasar keuangan melalui jalur transmisi kebijakan moneter.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil sebuah simposium mengenai transmisi kebijakan moneter, Mishkin 1995 mengidentifikasi empat jalur utama bagaimana kebijakan moneter
mempengaruhi aktivitas ekonomi, yaitu jalur suku bunga interest rate channel, jalur nilai tukar exchange rate channel, jalur harga aset asset price channel,
dan jalur kredit credit channel yang diuraikan menjadi bank lending channel dan balance sheet channel. Dari berbagai jalur transmisi tersebut dapat dilihat secara
jelas bahwa setiap jalur transmisi kebijakan moneter akan melalui dan memanfaatkan pasar keuangan. Jalur suku bunga dan jalur kredit terutama akan
memanfaatkan perbankan dan pasar uang, sementara jalur nilai tukar memanfaatkan pasar valas, dan jalur harga aset memanfaatkan pasar modal. Hal
ini membuktikan pentingnya peran pasar keuangan dalam mentransmisikan kebijakan moneter.
2.3.7 Kebijakan Moneter , Suku Bunga dan Portofolio Bank