34 hingga mendekati 1, n adalah tahun proyeksi, dan P
adalah jumlah penduduk pada tahun dasar.
4. Model Proyeksi yang Lain
Selain model proyeksi di atas masih banyak model proyeksi lain yang tentu saja dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Model proyeksi
tersebut antara lain proyeksi dobel eksponensial, proyeksi model logistik dan proyeksi model perbandingan
comparative model
. Untuk kedua model proyeksi yang disebut terdahulu cukup jarang dipergunakan kerena memerlukan perhitungan
yang lebih dan data
time series
yang cukup panjang. Hal ini cukup sulit untuk diterapkan di Indonesia karena lemahnya sistem pendataan dan penyimpanan data,
terutama di daerah-daerah di Indonesia. Sedangkan proyeksi model perbandingan tidak realistis dilakukan karena adanya deviasi yang cukup tinggi antara suatu unit
wilayah dengan unit wilayah di atas atau dibawahnya, serta tidak meratanya tingkat pertumbuhan penduduk dalam suatu wilayah. Proyeksi tersebut dapat diterapkan
apabila laju pertumbuhan relatif merata dan stabil. Model proyeksi lain yang agak berbeda dengan model-model proyeksi di
atas adalah proyeksi
cohort survival methods
. Model proyeksi ini agak unik karena teknis penghitungannya menggunakan matriks. Data yang dibutuhkan juga sangat
detil karena harus dirinci dalam rentang umur tertentu
cohort
dan
time series
. Data- data tersebut meliputi jumlah kelahiran, jumlah kematian, migrasi ke dalam dan
migrasi keluar. Dengan demikian, walaupun model proyeksi ini menghasilkan perhitungan yang cukup akurat, akan tetapi sulit diterapkan di Indonesia karena tidak
tersedianya data yang dibutuhkan Oppenheim, 1980.
35 Metode proyeksi penduduk yang akan dipakai dalam penelitian adalah
metode komponen
cohort survival methods
. Faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk, seandainya tidak ada perubahan luas wilayah adalah kelahiran, kematian,
migrasi masuk imigrasi dan migrasi keluar emigrasi. Metode komponen menggunakan data base berdasarkan
age spesific demographic rates
angka demografi menurut kelompok umur
cohort
untuk memproyeksikan ke masa depan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung
fertility rate
Dalam notasi matriks:
B =
P
1
= B P
…………………………………………..
1 2.
Menghitung
survival rate
Menghitung jumlah yang bertahan hidup pada kelompok umur berikutnya, yaitu dengan mengalikan
survival rate
kepada masing-masing
cohort. Survival rate
= 1-
mortality rate
, b
1
b
2
b
3
b
4
b
…
b
i-3
b
i-2
b
i-1
b
i
i umur
kelompok penduduk
Jml th
1 selama
i umur
kelompok kelahiran
Jml rates
Fertility
P b
b
i i
i