45 Angka Indeks Gini terletak antara 0 dan 1. Apabila angka tesebut semakin
mendekati 0 maka berarti semakin rendah tingkat ketimpangannya atau semakin baik pemerataannya, sedangkan sebaliknya apabila semakin dekat ke angka 1 maka
berarti semakin tinggi tingkat ketimpangannya atau semakin buruk tingkat ketimpangannya.
Analisa ekonomi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah keunggulan komparatif sektor sektor basis dan keunggulan kompetitif sektor. Alat
analisa yang digunakan adalah LQ
location quotient
dan Analisis
Shif-Share,
sedangkan untuk melihat ketimpangan antar wilayah menggunakan Indeks Williamson dengan pertimbangan data yang digunakan berasal dari pendapatan
perkapita yang diperoleh dari angka PDRB.
5. Analisis Hierarki pusat-pusat pelayanan
Skalogram
Analisis Skalogram bertujuan untuk menentukan kota-kota yang akan dijadikan sebagai pusat wilayah pembangunan, serta menentukan wilayah yang
dipengaruhi oleh pusat tersebut yang akan menjadikan batasan bagi Wilayah Pembangunan WP. Analisis ini untuk mengidentifikasi hirarki kota dengan cara
mengamati kelengkapan fungsi dan aktifitas yang diwakili oleh keragaman jenis fasilitas yang terdapat pada masing-masing kota.
Skalogram
diperoleh dengan cara membuat suatu tabel yang mengurutkan ketersediaan fasilitas suatu wilayah yang
diidentifikasi sebagai pusat pelayanan. Untuk menguji kelayakan skalogram digunakan persamaan
coefficient of reproducibility COR
sebagai berikut:
T S
T COR
t
Dimana: COR =
Coefficient of Reproducibility
46 T
= jumlah total fasilitas yang diamati tiap wilayah S
= jumlah kesalahan Syarat terpenuhi COR adalah jika nilai COR 0,90
Nie, 1975 : 532
,
6.
Analisis
Indek Sentralitas Marshal
Analisis
Sentralistis Marshall
digunakan untuk menilai kemampuan dan hirarki pusat pelayanan seperti halnya analisis
Skalogram Guttman
. Setelah disusun tabel urutan kota-kota berdasarkan kelengkapan fasilitas yang dimiliki tabel
skalogram
, kemudian dihitung nilai skornya dengan menjumlahkan nilai
Indeks Sentralitas
dari tiap fasilitas yang dimiliki. Persamaan yang digunakan untuk menilai bobot suatu fasilitas adalah sebagai berikut Rondinelli, 1985:
C = t T Dimana: C = bobot dari atribut fungsional suatu fasilitas
t = nilai sentralitas gabungan, dalam hal ini 100
T = jumlah total dari atribut dalam sistem
7. Analisis Titik Henti
Breaking Point
Teori Titik Henti digunakan untuk mengetahui sejauh mana jangkauan pelayanan atau batas wilayah pengaruh pusat-pusat dengan hinterlandnya, dengan
model gravitasi William J. Reilly 1931. Batas wilayah pengaruh diperoleh dari besaran angka wilayah pengaruh atau kekuatan daya tarik yang terjadi. Dalam
perhitungan ini variabel yang digunakan adalah jumlah penduduk dan jarak antar kota-kota. Rumus matematis yang digunakan untuk mengetahui titik henti
wilayah pengaruh dari kota satu dengan kota lainnya adalah
1 Pa
Pb Da b
Sha
Dimana: Sha = skop pengaruh kota wilayah kota terhadap hinterland Pa
= jumlah penduduk kota wilayah A