Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan

1. Musim penggunaan, yaitu penggunaan sesuai dengan musim liburan kerjasekolah, liburan, dan kebiasaan. 2. Periode waktu luang atau waktu anggaran dari masyarakat berdasarkan gaya hidup, status perkawinan dan budaya. 3. Distribusi geografis kewilayahan dari pengguna dan sumber rekreasi. 4. Tingkat partisipasi dari kelompok masyarakat tertentu atau masyarakat umum untuk aktivitas tertentu. Menurut Mill dan Morrison 1980, ada beberapa variabel sosioekonomi yang mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu: 1. Umur Hubungan antara pariwisata dan umur mempunyai dua komponen, yaitu besarnya waktu luang yang berhubungan dengan tingkatan umur, dan aktivitas yang dilakukan dari masing-masing tingkatan umur tersebut. Besarnya waktu luang berbentuk kurva linier, golongan termuda dan golongan tertua mempunyai proporsi waktu luang yang lebih besar. Terdapat beberapa perbedaan pola antara yang lebih tua-lebih kecil dengan kelompok muda. Ini mungkin disebabkan karena faktor pendapatan, sehingga kelompok muda lebih banyak pilihan dan alternatif dalam berwisata. 2. Pendapatan Pendapatan merupakan faktor penting dalam membentuk permintaan untuk mengadakan perjalanan. Bukan hanya perjalanan itu sendiri yang memakan biaya, namun juga harus mengeluarkan untuk jasa yang didapat di tempat tujuan wisata dan di semua aktivitas yang dilakukan selama mengadakan perjalanan. Secara umum, pendapatan besar berhubungan dengan pendidikan yang lebih tinggi, dengan pekerjaan tertentu dan dengan kelompok umur tertentu. Dapat dicontohkan, misalnya, keluarga yang kedua orang tuanya sama-sama bekerja akan mempengaruhi tingkat pendapatan mereka dan berefek pada permintaan wisata mereka. Namun demikian, disadari bahwa pengeluaran mereka masih dibagi menurut prioritas tertentu. 3. Jenis kelamin Disini terjadi banyak persamaan dibandingkan perbedaan dalam penyediaan waktu luang, baik laki-laki maupun perempuan. Namun ada kecenderungan perempuan lebih banyak melakukan kegiatan budaya cultural activities, sedangkan laki-laki lebih menyukai rekreasi di tempat terbuka outdoor recreation atau olah raga. 4. Pendidikan Hubungan erat antara pendidikan dengan pendapatan telah diuraikan di atas. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tipe dari waktu luang yang digunakan dalam perjalanan yang dipilih. Selain itu, pendidikan bisa merupakan motivasi untuk perjalanan yang diambil, atau dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pandangan seseorang dan memberikan lebih banyak pilihan yang dapat diambil seseorang. Menurut Salah Wahab 1992, faktor-faktor permintaan wisatawan berupa potensi pengembangan dan tingkat kepentinganmanfaat dari atraksi wisata, terdiri dari: 1. Pendapat dan sikap a. Citra daerah tujuan wisata. b. Reaksi wisatawan terhadap produk wisata yang tersedia. c. Publisitas dan periklanan. d. Kesempatan penjualan. e. Layanan produk. f. Penentuan harga. 2. Perilaku dan motivasi berwisata a. Motivasi utama dalam berwisata. b. Pola-pola perjalanan: wisata individual, keluarga, wisata berduaan, rombongan, murah dan mahal, sarana angkutan yang digunakan, jenis akomodasi yang paling digemari, dan lain-lain kebutuhan selama berwisata. c. Tanggapan nyata terhadap produk-produk wisata daerah tujuan. d. Tanggapan langsung wisatawan terhadap harga-harga. e. Tanggapan langsung wisatawan mengenai peranan fungsi pengelolaan. f. Perubahan-perubahan apa yang diharapkan terjadi di kemudian hari.

2.5 Analisis Supply-Demand

Analisis pengembangan atraksi wisata hakekatnya menekankan pada analisis terhadap kondisi pemuasan satisfying antara penyediaan penawaran supply dengan kebutuhan permintaan demand. Perencanaan dan pengembangan kegiatan wisata pada suatu wilayah memang perlu mengusahakan keterpaduan antar dua komponen utama pengembangan yaitu sisi permintaan demand side dan sisi penawaran supply side. Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan yang sangat mendasar, karena pada hakekatnya perencanaan dan pengembangan suatu obyek dan daya tarik wisata tidak lain ditujukkan untuk menarik kunjungan wisatawan ke suatu obyek. Sehingga pengembangan yang akan dilakukan harus memperhatikan dan mendasarkan pada kajian terhadap kesesuaian antara karakteristik sisi penawaran obyek wisata dengan karakteristik sisi permintaan pengunjung. Kesesuaian antara supply dan demand akan berdampak pada kepuasan wisatawan yang pada akhirnya mampu menciptakan nilai jual dan meningkatkan daya saing obyek wisata Cravens, 1997. Oleh karena itu pendekatan pengembangan tidak bisa hanya berangkat dari sisi produk atau sisi penawaran saja product driven, sehingga dengan pendekatan ini produk yang dikembalikan akan dapat diterima dan diapresiasi oleh pasar wisatawan.

2.6 Rangkuman Teori

Berdasarkan uraian di atas, dapat diringkas beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini, yaitu: TABEL II.1 RANGKUMAN TEORI No Item Definisi Keterangan Sumber 1 Wisata pantai Wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam pantai beserta komponen pendukungnya, baik alami maupun buatan atau gabungan keduanya itu Simond 1978 2 Atraksi Wisata Pengembangan obyek fisik yang pada gilirannya dapat menyediakan kebutuhan pasar turis, dimana penempatan, perancangan, dan pengelolaannya harus dapat menumbuhkan kepuasan perjalanan wisatawan Gunn 1988