Daya Tarik Atraksi Wisata

2. Karena atraksi wisata itu harus disajikan di hadapan wisatawan, maka cara penyajiannya harus tepat. Atraksi wisata boleh dikatakan berhasil kalau menimbulkan kesan kepada wisatawan, sehingga ia merasa puas. Kepuasan itu tidak hanya tergantung kepada keadaan atraksi wisata itu sendiri, akan tetapi juga kepada caranya menyuguhkan atau mempresentasikan di hadapan wisatawan. 3. Obyek wisata terintegrasi dengan syarat-syarat pariwisata lainnya, yaitu jasa pelayanan, transportasi dan aktualisasi. Dengan membangun obyek wisata saja wisataan belum berdatangan. Obyek wisata itu harus diintegrasikan dengan syarat-syarat pariwisata lainnya, yaitu jasa pelayanan, transportasi dan aktualisasi. 4. Dapat menahan wisatawan di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama. Tujuan pembangunan pariwisata adalah tidak hanya mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, akan tetapi juga untuk menahan mereka selama mungkin. Dengan asumsi bahwa akan semakin besar keuntungan yang diharapkan dari kehadiran mereka, yakni dengan semakin lamanya wisatawan dapat bertahan di suatu obyek wisata maka akan semakin bertambah pula perputaran uang yang terjadi. Penilaian daya tarik memang bisa dilakukan dengan model intuitif seseorang yang punya pengalaman dalam hal perencanaan pariwisata, tetapi hal ini sangat subyektif dan tidak terukur. Metode yang lebih baik adalah dengan mengadakan evaluasi dari beberapa data, informasi individu, dan prosedur evaluasi yang sistimatik. Survei yang dilakukan pada calon pengunjung dan pengunjung potensial merupakan sebuah metode yang dapat dipergunakan untuk memberikan asumsi untuk sebuah korelasi antara penyediaan atraksi supply dan kebutuhan demand pola perjalanan wisata mereka.

2.2.3 Konsep Pengembangan Atraksi Wisata

Walaupun semua komponen sistem pariwisata mempunyai fungsi dan peran masing masing, atraksi merupakan daya tarik utamanya Clare A. Gunn, 1988. Sesungguhnya, penempatan atraksi yang menarik, menempatkan obyek wisata tidak hanya mampu menyediakan berbagai hal bagi wisatawan untuk melihat dan melakukan sesuatu, tetapi juga menawarkan daya tarik suatu perjalanan wisata. Atraksi wisata adalah refleksi dari minat pasar, dimana harapan pribadi dan sosial dari perjalanan wisatawan dapat direalisir. Dari semua faktor yang mempengaruhi pariwisata, atraksi wisata punya peran terbesar. Dari awal sejarahnya hingga informasi sekarang, atraksi dapat membuktikan adanya kebijakan dan perencanaan berharga untuk pengembangan wisata. Arah pengembangan atraksi adalah suatu hal yang harus dipikirkan secara matang, karena arah pengembangan atraksi punya fungsi untuk keseluruhan arah pengembangan sistem pariwisata. Penempatan atraksi dan pengembangannya sangat berpengaruh juga terhadap seluruh proses pengembangan wilayah. Manuel Boud-Bovy and Fred Lawson 1977, mengemukakan bahwa dalam menganalisis atraksi wisata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Riset pasar market research, meliputi: luas cakupan area, kependudukan dan kondisi sosial ekonomi, kompetitor sejenis disekitar, proyeksi pengunjung tahunan, musiman, dan saat puncak, faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan wisata di masa datang. 2. Pengamatan lokasi site investigation, meliputi: jarak pencapaian dari dan ke lokasi, lingkungan sekitar, ketersediaan infrastruktur, pengembangan lingkungan sekitar, kendala dan biaya, dampak lingkungan dan sosial ekonomi. 3. Program, meliputi: penetapan waktu alternatif obyek wisata, persyaratan kebutuhan fasilitas, estimasi biaya modal dan operasional, manajemen pengelolaan dan keuangan. 4. Perencanaan fisik, meliputi: traffic, sirkulasi dan menejemen transportasi pada saat puncak keramaian terjadi, diversifikasi atraksi wisata dan even-even kegiatan yang lebih variatif.

2.3 Penawaran Supply Atraksi Wisata

Modal kepariwisataan sering disebut sumber kepariwisataan. Suatu daerah atau tempat dapat menjadi tujuan wisata kalau kondisinya sedemikian rupa sehingga ada yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata. Apa yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan Wahab, 1992. Modal kepariwisataan berpotensi untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata, dimana atraksi wisata sudah tentu harus komplementer dengan motif perjalanan wisata. Sehingga untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah harus berpedoman dengan apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi wisata yang menarik kedatangan wisatawan secara garis besar ada tiga, yaitu