Upaya ASEAN Dalam Mewujudkan Perlindungan bagi BMI : Masih Terus Berbenah Diri

D. Upaya ASEAN Dalam Mewujudkan Perlindungan bagi BMI : Masih Terus Berbenah Diri

Diingkat ASEAN, telah terbentuk suatu deklarasi perlindungan dan promosi terhadap hak buruh migran yang disebut ASEAN Declaraion on the Protecion

and Promoion of the Rights of Migrant Workers. Deklarasi ini dibuat pada ASEAN Summit ke 12 di Cebu, Filipina 13 Januari 2007. Latar belakang dibentuknya Deklarasi perlindungan buruh migran di ASEAN ini berdasarkan Vieniane Acion Plan, 2004-2010 yang mana dalam salah satu rencana

aksinya adalah membuat deklarasi untuk perlindungan kepada buruh migran di ASEAN. 60

Prinsip-prinsip general yang telah disepakai oleh semua negara anggota ASEAN ada empat bagian yakni:

1. Mempromosikan, pemenuhan martabat kepada buruh migran dan menciptakan iklim yang kondusif sehingga buruh migran merdeka, setara dan aman berdasarkan hukum dan kebijakan dari negara anggota ASEAN;

2. Untuk alasan kemanusiaan, kedua negara wajib bekerjasama untuk menyelesaikan kasus buruh migran meskipun bukan kesalahan buruh migran itu sendiri yang mengakibatkannya menjadi menjadi buruh

migran yang idak berdokumen;

3. Negara pengirim dan penerima wajib bertanggungjawab terhadap pemenuhan hak dasar dan pemenuhan martabat buruh migran meskipun hukum di kedua negara tersebut idak memberikan jaminan

perlindungan;

4. Isi dari deklarasi ini idak bisa diintepretasikan untuk membuat kebijakan kepada buruh migran yang idak berdokumen namun lebih kepada semua hak buruh migran baik yang berdokumen maupun yang idak

harus dilindungi.

60 Lih program area bag 1.1.4.6 Vieniane acion plan

Dalam deklarasi ini juga diatur mengenai kewajiban negara penerima dan negara pengirim serta komitmen dari kedua negara tersebut. Salah satu

komitmen yang disepakai adalah membentuk komite untuk menjalankan deklarasi ini. Komite ini dinamakan “ASEAN Commitee on the Implementaion of the Declaraion on the Protecion and Promoion of the Rights of Migrant Workers (ACMW)”. Ada empat tugas yang diemban oleh komite ASEAN ini yakni:

1. Membuat mekanisme perlindungan dan promosi terhadap hak buruh migran untuk melawan eksploitasi dan perlakuan yang idak sewenang- wenang;

2. Memperkuat perlindungan dan promosi terhadap hak buruh migran dengan cara meningkatkan penataan migrasi kerja di negara anggota ASEAN;

3. Kerjasama regional unutk melawan indak perdagangan manusia di ASEAN

4. Mengembangkan suatu instrumen perlindungan dan promosi terhadap hak buruh migran di ASEAN 61

Sayangnya hingga sampai sekarang, negara-negara di Asia Tenggara belum mencapai kesepakatan mengenai isi instrumen hukum untuk pemajuan dan perlindungan hak BMI. Dengan belum adanya instrumen tersebut maka perlindungan dan pemajuan hak buruh migran baru dapat efekif dijalankan karena adanya kerangka hukum mengikat. Masih lambatnya pembahasan mengenai instrumen ini dikarenakan negara tujuan bekerja BMI yakni

Malaysia dan Singapura, kurang setuju dengan dokumen yang bersifat mengikat.

Upaya perlindungan bagi buruh migran yang dilakukan oleh ASEAN juga melalui Komunitas ASEAN 2015 yang menghasilkan iga pilar yakni : 1) Pilar Poliik keamanan, 2) Pilar Ekonomi, 3) Pilar Sosial budaya. Untuk isu buruh

migran masuk kepada pilar sosial budaya. Sayangnya pilar sosial budaya masih dianggap idak dapat mengimbagi kedua pilar tersebut. misalnya dalam hal

pembentukan pasar tunggal (pilar ekonomi) dimana seiap warga negara anggota ASEAN mempunyai kesempatan untuk bekerja atau membuka usaha di wilayan ASEAN atau dimanapun. Pilar ini mengindikasikan derajat buruh migran di semua negara adalah sama, sederajat dan non diskriminasi. Padahal yang terjadi sebaliknya, masih adanya pengkotak-kotakan dan diskriminasi

di negara tujuan bekerja buruh migran di ASEAN memandang buruh migran yang bekerja di negaranya. Sehingga yang terjadi kasus pelanggaran hak buruh migran masih inggi di ASEAN. Di tahun 2014, data BNP2TKI menyebutkan, Malaysia berada pada peringkat pertama negara tujuan BMI bekerja dengan

61 HRWG, 2011. Pelanggaran Hak- Hak Buruh Migran Indonesia di Negara ASEAN : Studi Terhadap Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam 61 HRWG, 2011. Pelanggaran Hak- Hak Buruh Migran Indonesia di Negara ASEAN : Studi Terhadap Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam

Masih ingginya kekerasan kepada buruh migran, menjadi salah satu pendorong bagi Komisi HAM antar Pemerintah untuk mencetuskan ASEAN

Inter-Governmental Commision on Human Right (AICHR) pada tanggal 23 Oktober 2009. Secara umum, AICHR memiliki empat belas mandat dan fungsi melipui: promosi dan perlindungan HAM (meskipun mandat perlindungan ini sangat terbatas), melakukan langkah kooperaif, dialogis, informaif dan konsultaif, melaksanakan kajian temaik, menyiapkan laporan tahunan serta mendapatkan mandat dan tugas lain berdasarkan hasil pertemuan pra Menlu ASEAN. Salah satu mandat AICHR adalah mengembangkan Deklarasi Tentang Hak Asasi Manusia yang ditandatangi pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke 21 pada 18-19 November 2012 di Kamboja. 62