Substansi Sidang AFML
A. Substansi Sidang AFML
Ada banyak rekomendasi yang dihasilkan hingga forum AFML terakhir pada tahun 2015 yang lalu. Secara efekif sidang AFML merumuskan rekomendasinya untuk buruh migran sejak forum AFML yang ke-4. Seidaknya, terdapat 93
poin rekomendasi dari sidang AFML ke-4 hingga ke-8 tahun 2015. Berikut substansi rekomendasi yang disepakai dalam forum AFML ke empat hingga
ke delapan:
Tabel 3.1 : Substansi Kesepakatan Rekomendasi
Forum Substansi Kesepakatan Rekomendasi Keterangan
AFML 3 Enhancing Awareness and Informaion Services to - Protect the Rights of Migrant Workers
AFML 4 The paricipants agreed to recommend concrete Fokus pada serangkaian tahun
acions to promote and protect the rights of migrant program perlindungan 2011
workers in the sending, transit, and receiving countries, BMI yang sensiif gender which shall be gender sensiive, implemented in close
dan secara parisipaif cooperaion among triparite partners and civil society
melibatkan aktor civil organisaions, and applied to all migrant workers.
society dan swasta.
AFML 5 The paricipants agreed to recommend concrete acions Fokus pada serangkaian tahun
to promote and protect the rights of migrant workers program yang 2012
in ASEAN Member States towards efecive recruitment mendukung efekivitas pracices and regulaions, which shall be in line with
prakik dan regulasi internaional instruments that have been raiied
rekrutmen yang sejalan by ASEAN Member States, rights based and gender
dengan instrumen responsive, implemented in close cooperaion among
internasional. triparite partners and civil society organisaions, and applied to all migrant workers.
Forum Substansi Kesepakatan Rekomendasi Keterangan
AFML 6 The paricipants recommended concrete acions to Fokus pada rekomendasi tahun
promote and protect the rights of migrant workers serangkaian program 2013
in ASEAN Member States, facilitate the formulaion berbagi data dan of evidence based migraion policies through labour
mekanisme pengaduan migraion data sharing and adequate complaint
kasus dan keluhan. mechanisms and grievance handling mechanisms.
AFML 7 The paricipants agreed to recommend the following Fokus pada serangkaian tahun
concrete measures to promote and protect the rights program perlindungan 2014
and address the speciic vulnerabiliies of men and dan airmasi kepada women migrant workers in the region paricularly in
kelompok buruh migran relaion to fulillment of the commitments of ASEAN
yang rentan (termasuk Member States.
hak-hak ketenagakerjaan seperi gaji dan kondisi
kerja). AFML 8 The paricipants agreed to recommend the following
Fokus pada rekomendasi tahun
acions to promote and protect the rights of migrant mengenai program 2015
workers to occupaional safety and health (OSH) perlindungan BMI dalam paricularly in relaion to fulillment of the commitments konteks pemenuhan of ASEAN Member State.
hak hak Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
(Sumber: Rekomendasi AFML 4-9)
Forum ini seiap tahun mempertemukan aktor dari elemen negara (state), swasta/ asosiasi pengusaha (privat), dan civil society (serikat buruh dan CSO). Seiap tahun terdapat pembahasan terhadap rekomendasi yang disepakai dan juga evaluasi terhadap implementasi rekomendasi di seiap negara. Namun dinamika perubahan tema dalam forum AFML selama ini memang cukup inggi. Ada beberapa tema dalam AFML yang membahas isu yang khusus namun juga ada beberapa substansi rekomendasi dengan cakupan yang umum.
Untuk mempermudah pembagian substansi poin rekomendasi perlu kategorisasi berdasarkan permasalahan isu tata kelola buruh migran. Menguip laporan Progress of the implementaion of Recommendaions adopted at the 3rd – 6th ASEAN Forum on Migrant Labour meeings: Background paper to the seventh AFML, dari puluhan rekomendasi AFML kemudian dibagi dalam enam sub tema yang berkaitan dengan isu perlindungan hak-hak buruh migran. Kelima sub tema tersebut adalah:
a. Sharing informasi, disemenasi, dan kampanye publik berkaitan dengan informasi migrasi yang aman ke luar negeri – mencakup biaya penempatan
dari seiap tahap, kondisi kerja, dan informasi negara penerima – dan menciptakan persepsi posiif dari buruh migran.
b. Pengumpulan, sharing dan analisis data buruh migran antara negara pengirim dan penerima.
c. Pemulangan dan reintegrasi, termasuk alternaif pekerjaan yang berkelanjutan bagi buruh migran.
d. Akses terhadap fasilitas keluhan dan pengaduan di negara asal dan negara tujuan.
e. Kerjasama, pertukaran informasi, dan koordinasi sinergis semua stakeholders di negara asal dan negara penerima.
f. Regulasi proses rekruitmen buruh migran. Rekomendasi tersebut idak semuanya aplikaif dan tepat di lakukan di semua
negara anggota ASEAN. Beberapa rekomendasi ada yang tepat dilakukan di negara asal dan sebagian lain di negara tujuan. Untuk mempermudah pemahaman terhadap klasiikasi substansi rekomendasi AFML, maka pembagian didasarkan pada isu krusial tata kelola buruh migran di Indonesia, yakni:
a. Mekanisme pengaduan/ pelaporan pengaduan kasus (complaint mechnism ) baik di negara asal dan negara penerima dan sistem informasi.
b. Regulasi proses rekrutmen buruh migran dan pengawasan swasta (agencies).
c. Jaminan sosial ( social security) dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
d. Pendidikan (training, kampanye publik) untuk mendukung migrasi yang aman ke luar negeri menciptakan persepsi posiif dari buruh migran.
e. Pengumpulan, sharing dan analisis data buruh migran antara negara pengirim dan penerima.
f. Pemulangan dan reintegrasi, termasuk alternaif pekerjaan yang berkelanjutan bagi buruh migran.
g. Layanan Satu Atap dan Migrants Resource Center. Regulasi dan Instrumen di level internasional (baik bilateral maupun
regional ASEAN) yang mendorong perlindungan buruh migran dan anggota keluarganya.
Indonesia yang termasuk sebagai negara asal sejauh ini memiliki regulasi UU No. 39 tahun 2004 dengan turunannya baik melalui Peraturan Presiden,
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, dan Surat Edaran Kepala BNP2TKI. Ada beberapa rekomendasi dari AFML yang telah diimplementasikan di Indonesia baik dalam ingkat regulasi maupun prakik kebijakan namun idak sedikit pula poin rekomendasi yang belum diadopsi sama sekali. Termasuk sidang AFML ke-8 tahun 2015 yang khusus mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang baru saja disepakai, belum banyak yang bisa dikonirmasi mengenai adopsi rekomendasi ini dalam bentuk kebijakan. Arinya, memang belum ada langkah yang signiikan mengetengahkan kebijakan dan program yang memfasilitasi keselamatan dan kesehatan kerja buruh migran.