Sikap Tokoh Perempuan dalam Menghadapi Kekerasan

3. Sikap Tokoh Perempuan dalam Menghadapi Kekerasan

Para tokoh menunjukkan sikap yang berbeda dalam menghadapi kekerasan yang menimpanya. Ada yang bersikap menyerah apa adanya, ada yang melawan, dan ada yang berusaha mandiri. Ketiga sikap tersebut akan dibahas secara rinci di berikut ini.

3.1 Menyerah

Tokoh Intan dalam Munajah Cinta (RCTI,2008) hanya pasrah menerima nasibnya setelah mengetahui suaminya menikah lagi dengan perempuan lain yang lebih muda. Tidak ada tindakan melawan dengan pergi dari rumah ataupun minta cerai dari suaminya. Yang dilakukannya jutru mengamuk kepada istri muda suaminya. Tindakannya itulah yang dijadikan alasan oleh isri muda suaminya dan suaminya untuk memfonisnya bahwa ia menderita gangguan jiwa yang Tokoh Intan dalam Munajah Cinta (RCTI,2008) hanya pasrah menerima nasibnya setelah mengetahui suaminya menikah lagi dengan perempuan lain yang lebih muda. Tidak ada tindakan melawan dengan pergi dari rumah ataupun minta cerai dari suaminya. Yang dilakukannya jutru mengamuk kepada istri muda suaminya. Tindakannya itulah yang dijadikan alasan oleh isri muda suaminya dan suaminya untuk memfonisnya bahwa ia menderita gangguan jiwa yang

Kepasrahan yang berlebihan dilakukan oleh tokoh Kumairah dalam sinetron yang sama, Munajah Cinta . Perempuan tersebut justru menghendaki suaminya melakukan poligami. Tokoh tersebut memang mempunyai alasan logis atas tindakan tersebut. Alasan utama yang dirahasiakanya adalah ingin membahagiakan suaminya. Kumairah menderita tumor rahim dan diperkirakan tidak bisa mempunyai anak. Karena penyakit tersebut, ia tidak bisa melayani kebutuhan biologis suaminya secara maksimal. Ia juga tidak ingin mengecewakan suaminya, karena ia beranggapan bahwa anak merupakan faktor penting bagi kebahagiaan rumah tangga.

Kumairah juga memiliki alasan kemanusiaan atas kerelaannya untuk dimadu. Ia ingin menolong perempuan yang menjadi korban kekerasan. Kumairah menerima bahkan memaksa suaminya untuk menikahi Maimunah, karena perempuan tersebut merupakan korban perkosaan tokoh bernama Bakri. Begitu juga, Kumairah menerima dengan iklas di saat Elena memaksa minta dinikahi suaminya, Atar, karena mengaku telah mengandung anak Atar. Tampak bahwa pengarang menginginkan sosok perempuan yang narima dan utama dalam cerita ini. Menerima kekurangannya sebagai perempuan. Utama, dalam arti memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi, penyabar, pemaaf, dan penyayang. Namun, sosok yang dituntut dan digambarkan pengarang lewat tokoh Kumairah terlalu sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna.

Meskipun melakukan perlawanan, sikap menyerah juga tampak dominan pada tokoh utama Suci dalam sinetron Suci (SCTV,2008). Meskipun Suci melakukan berbagai usaha untuk tidak dimadu, namun akhirnya ia menerima menjadi istri kedua Dennis. Suci juga rela melakukan kawin kontrak dengan Martin juga karena alasan kemanusiaan. Suci dituntut untuk menyelamatkan keluarga mertuanya. Justru kepasrahan itulah yang memang diinginkan oleh pengarang. Pengarang sangat memihak kepada laki-laki. Sikap tersebut tampak dari sikap Martin yang tidak mau memaafkan Tania yang telah melakukan kesalahan. Perempuan yang telah Meskipun melakukan perlawanan, sikap menyerah juga tampak dominan pada tokoh utama Suci dalam sinetron Suci (SCTV,2008). Meskipun Suci melakukan berbagai usaha untuk tidak dimadu, namun akhirnya ia menerima menjadi istri kedua Dennis. Suci juga rela melakukan kawin kontrak dengan Martin juga karena alasan kemanusiaan. Suci dituntut untuk menyelamatkan keluarga mertuanya. Justru kepasrahan itulah yang memang diinginkan oleh pengarang. Pengarang sangat memihak kepada laki-laki. Sikap tersebut tampak dari sikap Martin yang tidak mau memaafkan Tania yang telah melakukan kesalahan. Perempuan yang telah

Dalam sinetron Gara-gara Cinta (RCTI,2008), tokoh Tika juga hanya bisa pasrah menerima nasibnya ketika ditelantarkan Andes pada hari pertunangannya. Tika tidak berusaha mencari laki-laki tersebut. Tika juga tidak membalas ketika berulang kali warungnya dirusak oleh anak buah Andra dan Ibunya. Tampak bahwa masyarakat kelas atas, orang kaya yang terpandang khususnya perempuan, dapat melakukan kekerasan berupa tindakan dan hinaan kepada masyarakat kelas bawah. Masyarakat kelas bawah dengan kemiskinanya tidakberdaya, hanya bisa pasrah.

3.2 Melakukan Perlawanan

Beberapa tokoh perempuan melakukan perlawanan ketika mengalami kekerasan. Tokoh Wilda melakukan perlawanan dengan cara-cara yang menyimpang dari norma kesopanan dan kebenaran ketika ditolak dan dihina oleh Reno. Semakin kuat ia melakukan perlawan semakin besar pula ia dihina dan dipermalukan. Memang Wilda menggunakan cara-cara yang licik untuk merebut Reno dari tangan Bunga. Apa yang diperjuangkan oleh Wilda sebenarnya benar. Ia menginginkan harkat dan harga diri perempuan dalam rumah tangga. Ia tidak mau dimadu, apalagi dijadikan istri kedua. Ia ingin menjadi istri satu-satunya Reno. Namun, pandangan Wilda juga terlalu sempit. Seakan-akan di dunia ini hanya ada nama Reno. Demi seorang laki-laki ia menggunakan segala cara untuk mendapatkannya, meskipun dengan cara menyakiti sesama perempuan. Solidaritas antar perempuan sangat kurang dalam cerita ini. Perempuan saling menyakiti untuk memperebutkan laki-laki. Tampak bahwa sinetron ini karangan laki-laki dan sangat bias gender. Perlawanan bagi perempuan tidak ada artinya. Hal tersebut dapat dilihat dari akhir sinetron tersebut. Wilda meninggal di akhir cerita.

Dalam Munajah Cinta , tokoh Maimunah yang semual berkarakter baik, menjadi jahat, khususnya kepada Kumairah, istri pertama Atar, karena ingin mendapatkan Cinta Atar. Tindakan Maimunah tersebut merupakan bentuk perlawanan dari adanya poligami. Ia ingin menguasai Atar sebagai suaminya sendiri, tanpa istri lain. Namun tindakan tersebut sia-sia. Sandiwara Maimunah terbongkar.

Dalam sinetron Suci , tokoh Suci banyak berusaha melakukan perawanan terhadap kekerasan yang menimpa dirinya. Ketika Suci akan dijadikan istri kedua,

Suci menolak dengan keras. Bahkan is bersedia hidup sendiri dengan anaknya dari pada menjadi istri kedua. Namun perlawanan yang dilakukan Suci tersebut sia-sia. Suci dipojokkan oleh alasan kemanusiaan juga. Suci dalam posisi terjepit. Ia harus memilih menjadi istri kedua Dennis untuk menyelamatkan keluarga lelaki tersebut dari rongrongan Amelia. Amelia sebagai istri pertama juga melakukan perlawanan dengan caranya yang tidak manusiawi. Ia justru menyakiti madunya dan berusaha menguasai Dennis. Apa yang dilakukan Amelia, sebenarnya berangkat dari keinginannya untuk tidak berbagi dengan perempuan lain. Tetapi jalan yang diambil Amelia tersebut bukan jalan yang dibenarkan oleh masyarakat. Poligami tersebut akhirnya berakhir. Hal tersebut menunjukkan sikap pengarang yang tidak menyetujui adangnya poligami. Perempuanlah yang selalu berusaha menolak poligami. Sedangkan laki-laki tidak memasalahkan adanya poligami berdasarkan sikap yang ditunjukkan oleh sikap tokoh Dennis dan para orang tua.

3.3 Mandiri

Kemandirian perempuan tampak pada diri tokoh perempuan dalam kelima sinetron yang dibahas dalam penelitian. Namun, kemandirian tersebut semata-mata hanya untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan akan membiayai diri sendiri merupakan motivasi terbesar bagi perempuan untuk bekerja. Namun, setelah perempuan mendapatkan suami yang bisa menanggung hidupnya, maka perempuan akan berhenti dari pekerjaannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya perempuan masih ingin bergantung dan bersandar kepada laki-laki. Kita perhatikan dalam uraian di bawah ini.

Tokoh Bunga dalam Cinta Bunga (SCTV,2008) semula merupakan perempuan mandiri. Tokoh tersebut berjualan minunan di kaki lima. Perempuan tersebut menjadi tulang punggung keluarga. Ketika mengalami kekerasan, diceraikan Reno, tokoh tersebut kembali mandiri. Namun di saat ia telah kembali ke Reno, Bungapun meninggalkan pekerjaannya dan tidak berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik. Bunga tidak perlu bekerja untuk mencari nafkah. Ia diam di rumah, meskipun anak- anaknya sudah ada yang merawat. Renolah yang harus bekerja untuk mencukupi keluarganya.

Begitu juga tokoh-tokoh perempuan dalam Munajah Cinta . Tokoh Viona, ia bekerja untuk bertahan hidup dengan ibunya di saat ia ditelantarkan oleh ayahnya.

Tokoh Kumairah memang merupakan perempuan mandiri. Di tengah kepasrahannya ia perempuan yang mandiri. Sebelum dan pada saat ia mempunyai suami ia tetap bekerja. Bekerja merupakan tempat untuk melupakan kekerasan yang menimpanya akibat poligami yang menimpanya. Tokoh Maimunah juga mandiri di saat ia berusaha lari dari penderitaan menjadi istri kedua Atar. Ia menjadi pengusaha perempuan sukses yang bisa menguasai Atar. Namun, tampak bahwa kemandirian Maimunah ini tidak disetujui oleh masyarakat. Usaha perempuan tersebut untuk mendapatkan suaminya, justru mendapatkan kecaman sebagai penipu.

Tokoh Suci sejak kecil merpakan perempuan mandiri. Ia sudah dapat bekerja sejak duduk di bangku SD untuk membiayai diri dan sekolahnya. Di saat ia menikah, sewaktu dapat bernaung di bawah lindungan keluarga yang mapan ia berhenti bekerja. Namun di saat ia mendapatkan kekerasan, disia-siakan Dennis, ia memilih pergi dan bekerja. Tampak bahwa bekerja merupakan tuntutan perempuan untuk bangkit dari kekerasan. Namun setelah kekerasan tersebut lewat, perempuan kembali bergantung. Hal tersebut ditunjukkan Suci saat ia menjadi istri Martin. Suci menjadi nyonya besar yang harus diam di rumah dan tidak perlu bekerja.

Dalam sinetron Cahaya, tokoh Cahaya selalu mandiri dalam menghadapi kekerasan. Bekerja menjadi tuntutan bagi tokoh Cahaya. Ia menjadi tulang punggung keluarga. Ayahnya yang pemabuk tidak bekerja. Cahaya juga berhenti bekerja di saat ia sudah mendapatkan sandaran hidup, yakni suami yang dapat mencukupinya. Namun ketika ia ditelantarkan oleh Satriya ia harus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Perempuan tersebut tidak malu bekerja seadanya sesuai dengan pendidikan yang dimiliki.

Keadaan ekonomi yang pas-pasan dari tokoh Tika dalam sinetron Gara-gara Cinta, memaksanya untuk bekerja. Perempuan tersebut bekerja lebih giat ketika warungnya dirusak oleh Andra dan Ibunya. Kemandirian yang diambil oleh Tika memang merupakan tuntutan ekonomi. Namun, tokoh Tika memang perempuan mandiri. Ia tidak mau duduk bermalas-malas ketika Bapak Lisa menanggung hidup dan kuliahnya. Ia tetap bersikeras bekerja sebagai pembantu di rumah Lisa.