Motif Kekerasan

2. Motif Kekerasan

Ada tiga motif yang melatari terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan muncul dilatari oleh dorongan biologis, psikologis, dan ekonomi. Ketiga motif tersebut akan dibahas secara rinci seperti di bawah ini.

2.1 Motif Biologis

Motif biologis mengacu kepada tujuan pemuasan hasrat biologis laki-laki kepada perempuan. Laki-laki melakukan kekerasan kepada perempuan karena ingin memuaskan hasrat biologis semata. Tokoh Sanjaya melakukan poligami dan mengakibatkan kekerasan psikologis terhadap Intan karena ingin memuaskan hasratnya untuk menikahi perempuan yang lebih muda dan cantik. Meskipun Motif biologis mengacu kepada tujuan pemuasan hasrat biologis laki-laki kepada perempuan. Laki-laki melakukan kekerasan kepada perempuan karena ingin memuaskan hasrat biologis semata. Tokoh Sanjaya melakukan poligami dan mengakibatkan kekerasan psikologis terhadap Intan karena ingin memuaskan hasratnya untuk menikahi perempuan yang lebih muda dan cantik. Meskipun

Tokoh lelaki yang memperkosa Talita, yang utama jelas dilatari oleh pemuasan nafsu birahi lelaki yang brutal dan tidak terkontrol. Perkosaan yang mengakibatkan depresi pada pihak perempuan tersebut tanpa perencanaan sebelumnya. Apa yang dialami oleh Talia memang murni korban pemuasan nafsu biologis lelaki. Lelaki pemerkosa tersebut sudah sangat sering melakukan pemerkosaan. Diungkapkan oleh tokoh lelaki itu sendiri bahwa ia telah memperkosa 99 perempuan. Ucapan lelaki tersebut merupakan strategi pemerkosa untuk melemahkan keberanian perempuan untuk melakukan pemberontakan. Lelaki tersebut akhirnya berhasil ditangkap dan diadili.

2.2 Motif Psikologis

Lelaki melakukan kekerasan kepada perempuan juga didorong oleh keinginan yang menuju ke arah pemuasan psikologis. Lelaki melakukan kekerasan bisa didorong oleh perasaan cemburu, kecewa, atau karena gengsi.

Tokoh Andra dalam Gara-gara Cinta (RCTI,2008) melakukan keerasan fisik kepada Tika lebih didorong oleh perasaan kecewa karena Tika tidak mau menjadi pacarnya. Tika lebih mencintai Andes dari pada Andra. Andra sering memaksakan kehendak dengan berbuat kasar kepada Tika agar perempuan tersebut mau menerima cintanya. Namun, tindakan lelaki tersebut justru membuat Tika tambah membencinya. Lelaki tersebut akhirnya mengalami perkembangan karakter. Andra berubah menjadi penyabar dan tidak pernah melakukan kekerasan kepada Tika. Sebaliknya, Andra rela berkorban demi Tika. Andra rela melepaskan Tika demi kebahagiaan perempuan tersebut.

Tokoh Andes juga memiliki latar belakang yang bersifat psikologis ketiga meninggalkan Tika di hari pertunangannya dengan perempuan tersebut. Andes merasa dibohongi oleh Tika, karena ia mengira Tika tidak mencintainya. Kegagalan penyatuan cinta antara Andes dan Andra dengan Tika tampaknya menunjukkan sikap pengarang terhadap pergaulan dan perkawinan. Wong cilik tidak bisa bergaul apalagi menikah dengan masyarakat kelas atas, terpandang dan kaya. Di akhir cerita, Tika, Tokoh Andes juga memiliki latar belakang yang bersifat psikologis ketiga meninggalkan Tika di hari pertunangannya dengan perempuan tersebut. Andes merasa dibohongi oleh Tika, karena ia mengira Tika tidak mencintainya. Kegagalan penyatuan cinta antara Andes dan Andra dengan Tika tampaknya menunjukkan sikap pengarang terhadap pergaulan dan perkawinan. Wong cilik tidak bisa bergaul apalagi menikah dengan masyarakat kelas atas, terpandang dan kaya. Di akhir cerita, Tika,

Tokoh Firman dalam Cahaya (RCTI,2008), meninggalkan Cahaya, ingin menceraikannya yang menimbulkan kekacauan pikiran Cahaya, karena tidak ingin membuat Cahaya menderita. Secara sekilas apa yang dilakukan tokoh Firman merupkan kekerasan, karena dampaknya memang membuat tokoh Cahaya bingung dan tertekan. Namun sebenarnya tindakan Firman tersebut untuk menghindarkan Cahaya dari musibah yang menimpa dirinya.

Tokoh Reno dalam Cinta Bunga (SCTV,2008), banyak menghina, dan mencaci maki Wilda karena didorong oleh hal-hal yang bersifat psikologis. Pertama, Reno memang tidak menyukai Wilda sama sekali. Tabiat jelek Wilda sangat tidak menarik Reno. Kedua, Reno hanya mencintai Bunga. Kehadiran Wilda sangat tidak diinginkan Reno. Begitu juga tokoh Bu Ratih sering mencaci maki Bunga sebagai orang miskin. Kemiskinan bukan merupakan hinaan bagi Bunga. Namun, harga dirinya yang dikaitkan dengan kemiskinan sangat menyinggung perasaan Bunga. Bu Ratih melakukan penghinaan tersebut dengan sengaja, dengan motif agar Bunga tidak kerasan di rumahnya, yang sebenarnya justru rumah Bunga dari pemberian Arman, adik ipar Bu Ratih.

Bakri dalam Munajah Cinta (RCTI,2008), memperkosa Maimunah tidak semata-mata terdorong oleh motif biologis. Bakri sangat mencintai Maimunah. Lelaki tersebut berharap bisa menikahi Maimunah. Ia mau melakukan apa saja yang diminta oleh Maimunah asal perempuan tersebut mau menerima dirinya. Di sisi lain,Maimunah juga berharap Bakri dapat berubah menjadi orang yang baik, dan anaknya bisa mengetahui bahwa ayahnya orang baik-baik. Namun, harapan tersebut tidak terwujud, karena sifat dasar Bakri yang jelek menghalangi tujuan tersebut.

Sebaliknya, karena motif psikologis juga, banyak tokoh laki-laki melakukan pengorbanan demi kebahagiaan perempuan yang dicintainya. Ali dalam sinetron Munajah Cinta (RCTI,2008), pergi meninggalkan Viona karena ia tidak mau melihat Viona menangis di depan jasatnya. Penyakit yang dideritanya dibawa pergi meninggalkan Viona. Begitu juga Satriya dalam Cahaya (RCTI,2008) rela melepaskan Cahaya menikah dengan laki-laki lain untuk kebahagiaan perempuan tersebut. Dennis dalam Suci (SCTV,2008) juga rela berkorban, hidup sendiri, demi Sebaliknya, karena motif psikologis juga, banyak tokoh laki-laki melakukan pengorbanan demi kebahagiaan perempuan yang dicintainya. Ali dalam sinetron Munajah Cinta (RCTI,2008), pergi meninggalkan Viona karena ia tidak mau melihat Viona menangis di depan jasatnya. Penyakit yang dideritanya dibawa pergi meninggalkan Viona. Begitu juga Satriya dalam Cahaya (RCTI,2008) rela melepaskan Cahaya menikah dengan laki-laki lain untuk kebahagiaan perempuan tersebut. Dennis dalam Suci (SCTV,2008) juga rela berkorban, hidup sendiri, demi

2.3 Motif Ekonomi

Hanya satu laki-laki dari 5 sinetron dalam pembahasan yang tega melakukan kekerasan kepada perempuan hanya demi uang. Laki-laki tersebut telah melakukan kekerasan fisik dan psikologis kepada tokoh-tokoh perempuan dalam sinetron Suci demi mendapatkan uang. Uang memang sangat berharga bagi lelaki tersebut. Bahkan uang lebih berharga dari pada nyawa manusia. Lelaki tersebut bernama Marcel.

Marcel selalu melakukan pemerasan disertai kekerasan dalam setiap aksinya. Marcel memang pemuda pengangguran. Pertama-tama, Marcel tega bersandiwara dengan pacarnya sendiri demi uang. Ia tega memeras pacar sendiri demi uang. Karenanya, ia tidak berharga di mata pacarnya sendiri, Amelia. Bagi tokoh lelaki ini, uang di atas segalanya. Pacarnya bahkan harga dirinya sendiri tidak lebih berharga dari pada uang. Pacarnya diberikan untuk menikah dengan lelaki lain. Harga dirinya sebagai laki-laki juga diinjak-injak orang lain hanya karena uang.

Tokoh yang paling menderita karena ulah Marcel adalah Suci. Sebenarnya biang atau otak kejahatan dalam sinetron tersebut justru Amelia. Dilandasi oleh keserakahan untuk memiliki Dennis, perempuan tersebut bekerja sama dengan Marcel untuk menyakiti Suci dan orang-orang yang menghalangi keinginannya.