2.4 Industri Pertambangan Emas
Logam emas merupakan logam yang paling mulia, artinya tidak teroksidasi di udara terbuka, hanya dapat larut di dalam larutan akuaregia, dan didalam larutan encer
NaCN. Terdapat dua metode yang dapat diterapkan dalam pengolahan emas, yaitu amalgamasi dan sianidasi. Amalgasi adalah proses ekstraksi emas dengan cara
mencampurkan bijih emas dengan merkuri air raksa, namun cara ini jarang digunakan pada industri karena berisiko terjadinya pencemaran oleh merkuri. Sianidasi
adalah proses pelarutan bijih emas menggunakan larutan sianida. Dalam skala industri, metode sianidasi merupakan yang paling ekonomis dan banyak diterapkan pada
banyak pabrik pengolahan emas di seluruh dunia.
Beberapa mineral pengotor dapat dipisahkan dari butiran emas pada tahap awal pengolahan bijih mineral dressing atau mineral processing yaitu prosesoperasi
dimana bijih diolah dengan mempergunakan sifat fisika kimia sehingga menghasilkan produk yang dapat dijual konsentrat dan produk yang tidak berharga disebut tailing
dengan tidak mengubah sifat fisika dan kimia mineral yang diolah. Produk dari tahap pengolahan bijih disalurkan ke tahap ekstraksi metalurgi yang mencakup tahap
pirometalurgi bekerja pada temperatur 1000
o
C dan tahap hidrometalurgi Sudarsono, 2003.
Dasar-dasar proses hidrometalurgi mencakup pelindian leaching, pemurnian purification dan perolehan produk akhir product recovery logam berharga dari
larutannya. Pelindian adalah proses pelarutan mineral berharga dari suatu bijih sedemikian rupa sehingga logam-logam berharga bisa terlarutkan dalam suatu pelarut.
Pemurnian larutan merupakan tahapan setelah pelindian dengan tujuan untuk membersihkan larutan dari pengotor yang tidak diinginkan yang ikut terlarut pada
proses pelindian. Pengotor dapat dibersihkan dengan cara presipitasi, ekstraksi pelarut, ion exchange dan sementasi. Tahap akhir dari suatu rangkaian ekstraksi hidrometalurgi
adalah perolehan produk akhir, dimana umumnya logam berharga diperoleh dengan cara elektrowinning dari larutannya, sehingga logam mengendapkan di katoda
Sudarsono, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Pada proses pelarutan endapan emas, mineral sulfida seperti pyrit, galena, dan kalkopiri
t juga akan ikut terlarut. Pada proses ini, ion sulfida yang terbentuk akan bereaksi dengan oksigen membentuk sulfat sehingga menyebabkan larutan bersifat
asam dan berpotensi menghasilkan air asam tambang. Hal ini dapat dicegah dengan penambahan garam – garam Timbal atau kapur CaOH
2
sebelum proses sianidasi yang akan mengendapkan ion sulfida. Larutan kemudian dipisahkan dari limbah koloid
sampai diperoleh larutan pregnant yang jernih. Butiran karbon dipakai untuk menangkap logam emas yang telah larut dan kemudian emas diendapkan dengan
penambahan bubuk Zn. Sedangkan logam kompleks lainnya termasuk logam emas yang tidak dapat tertangkap akan terbawa bersama didalam lumpur residu sebagai
tailing Sudarsono, 2003.
2.5 Toksisitas Logam