Tembaga Cu Seng Zn

kalibrasi berupa garis linear. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini diturunkan dengan menggunakan metode Least Square, dimana konsentrasi dinyatakan sebagai x i dan absorbansi dinyatakan sebagai y i .

4.2.1. Tembaga Cu

Pada Lampiran TABEL 3, dicantumkan persentase penyerapan dari zeolit alam aktif dan zeolit alam yang di regenerasi terhadap kandungan logam Cu di dalam air limbah industri pertambangan emas dengan variasi berat zeolit 25 gram; 50 gram; dan 75 gram. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa konsentrasi Cu pada sampel air limbah industri pertambangan emas menurun setelah dilakukan penambahan zeolit alam aktif dan zeolit alam yang telah diregenerasi. Persentase penyerapan dari zeolit alam terhadap kandungan Cu yang paling optimum terjadi pada penambahan zeolit alam dengan dosis 75 gram dengan persentase penyerapan untuk zeolit alam yang mengalami 1 satu kali proses regenerasi yaitu 83,91 dan 2 dua kali proses regenerasi yaitu 81,59. Pada penambahan zeolit alam yang telah diregenerasi dengan dosis di bawah 75 gram di dapat bahwa penyerapan kandungan Cu belum maksimal. Dibandingkan dengan penyerapan zeolit alam aktif yang sebesar 92,14, zeolit alam yang telah mengalami 1 satu dan 2 dua kali proses regenerasi penyerapannya menurun berturut-turut sebesar 8,23 dan 10,55. Menurunnya penyerapan dari zeolit alam yang telah diregenerasi kemungkinan besar terjadi karena tidak semua molekul yang telah teradsorpsi oleh zeolit alam dapat dilepaskan kembali dengan penambahan HCl 15. Namun dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa zeolit alam yang telah diregenerasi sebanyak 2 kali masih dapat digunakan sebagai penyerap logam Cu di dalam air limbah industri pertambangan emas. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Seng Zn

Pada Lampiran TABEL 6, dicantumkan persentase penyerapan dari zeolit alam aktif dan zeolit alam yang di regenerasi terhadap kandungan logam Zn di dalam air limbah industri pertambangan emas dengan variasi berat zeolit 25 gram; 50 gram; dan 75 gram. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa konsentrasi Zn pada sampel air limbah industri pertambangan emas menurun setelah dilakukan penambahan zeolit alam aktif dan zeolit alam yang telah diregenerasi. Persentase penyerapan dari zeolit alam terhadap kandungan Zn yang paling optimum terjadi pada penambahan zeolit alam dengan dosis 75 gram dengan persentase penyerapan untuk zeolit alam yang mengalami 1 satu kali proses regenerasi yaitu 83,28 dan 2 dua kali proses regenerasi yaitu 77,64. Pada penambahan zeolit alam yang telah diregenerasi dengan dosis di bawah 75 gram di dapat bahwa penyerapan kandungan Zn belum maksimal. Dibandingkan dengan penyerapan zeolit alam aktif yang sebesar 93,86, zeolit alam yang telah mengalami 1 satu dan 2 dua kali proses regenerasi penyerapannya menurun berturut-turut sebesar 10,58 dan 16,22. Menurunnya penyerapan dari zeolit alam yang telah diregenerasi kemungkinan besar terjadi karena tidak semua molekul yang telah teradsorpsi oleh zeolit alam dapat dilepaskan kembali dengan penambahan HCl 15. Namun dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa zeolit alam yang telah diregenerasi sebanyak 2 kali masih dapat digunakan sebagai penyerap logam Zn di dalam air limbah industri pertambangan emas. Penelitian sebelumnya juga telah ada yang melakukan tekhnik regenerasi seperti yang telah dilakukan oleh Martini dkk 2009 menunjukkan bahwa regenerasi adsorben surfaktan kationik berpenyangga Zeolit alam jenis Monmorilonit Boyolali sebagai penyerap polutan organik dan logam berat, dimana regenerasi adsorben dilakukan dengan tekhnik pencucian menggunakan H 2 O 2 5, KH 2 PO 4 0,01 M, NaOH 0,1 M, dan Na 2 CO 3 0,28 M, dihasilkan reagen regenerasi yang paling efektif dalam proses regenerasi adalah menggunakan H 2 O 2 5 dengan kapasitas adsorpsi sebesar 30,7, diikuti dengan KH 2 PO 4 0,01 M sebesar 26,8. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Soemantojo menyebutkan bahwa zeolit alam yang diregenerasi setelah Universitas Sumatera Utara mengalami kejenuhan sebagai penyerap NH 3 dalam larutan, dimana tekhnik regenerasi hanya dilakukan dengan pemanasan pada suhu 550 o C selama 1 jam menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi zeolit alam hasil regenerasi mengalami penurunan yang sangat besar. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan